Minggu, 23 November 2008

LAZISNU: Lembaga Amil Zakat Mutlak Harus Terbuka

Semarang, Pondok Pesantren Tegal

Sekretaris Pengurus Pusat LAZISNU Adna Khoirotul A’yun menekankan perlunya membangun sistem akuntansi yang bagus dengan prinsip keterbukaan. Dengan laporan keuangan yang transparan, kata dia, LAZISNU akan dipercaya masyarakat.

Ia menyampaikan hal itu saat memberi materi dalam Pendidikan dan Latihan (Diklat) Kaderisasi Amil Zakat yang digelar Pengurus Wilayah LAZISNU Jawa Tengah di kantor PWNU Jateng, Jalan Dr Cipto Mangunkusumo 180 Semarang, akhir pekan (14/2) kemarin.

LAZISNU: Lembaga Amil Zakat Mutlak Harus Terbuka (Sumber Gambar : Nu Online)
LAZISNU: Lembaga Amil Zakat Mutlak Harus Terbuka (Sumber Gambar : Nu Online)

LAZISNU: Lembaga Amil Zakat Mutlak Harus Terbuka

Terbuka yang dia maksud adalah terbuka selebar-lebarnya. Yaitu bisa dilihat siapapun, kapanpun, dan di manapun. Laporan keuangan tersaji di situs internet dan berjalan real time. Sehingga, siapapun yang berkepentingan bisa langsung membuka melalui jaringan internet untuk mengetahui kondisi keuangan LAZISNU.

Pondok Pesantren Tegal

“Sebuah lembaga amil zakat mutlak harus menerapkan manajemen terbuka. Laporan keuangannya harus bisa diakses siapa saja, kapan saja, dari mana saja,” jelasnya dalam pelatihan bagi kader amil zakat profesional ini.

Pengurus Pusat LAZISNU, kata dia, telah membentuk manajemen eksekutif yang diberi nama NU-Care. Dengan Surat Keputusan (SK) Ketua LAZISNU, NU-Care dipimpin oleh seorang direktur yang tugasnya menjalankan program-program LAZISNU.

Pondok Pesantren Tegal

Profesionalitas Amil

Narasumber lain dalam diklat kali ini adalah Slamat Surachmat, Manajer Operasional LAZIS Baiturrahman yang juga sekretaris jenderal Forum Zakat Jawa Tengah, dan Ketua LAZISNU Jateng sendiri H Muhammad Mahsun.

Slamet Surachmat menyatakan, perilaku atau perbuatan amil zakat itulah yang merupakan produk lembaga amil zakat (LAZ). Karena LAZ adalah “bisnis kepercayaan” maka hal pertama yang harus “dijual” ke masyarakat adalah akhlak amilnya. Yaitu orang yang amanah, yang di dalamnya mengandung pengertian orang militan, jujur, cerdas. ?

“Amil adalah mujahid. Maka satu-satunya cara menjadi amil yang baik adalah punya modal jiwa amanah, bisa dipercaya,” tuturnya.

Ia pun mengutip sebuah hadits Rasulullah dari Imam Ahmad, “Sebaik-baik profesi adalah amil, jika dia ikhlas”. Serta hadits dari Imam Thabrani, “Amil yang bekerja lalu dia mengambil dan memberi dengan benar adalah seperti mujahid di jalan Allah sampai ia pulang kepada keluarganya”.

Selain itu ia mengajarkan pembentukan kepribadian amil, dari aspek penampilan, perilaku profesional ketika menerima tamu, mendatangi muzakki (wajib zakat), serta bagaimana menyapa mustahiq.

“Performance seorang amil harus benar-benar dibina. Kita harus tampil bagus dengan style yang sesuai profesi kita. Termasuk harus menguasai public speaking,” tuturnya seraya mengajak peserta praktik langsung walau secara singkat.

Adapun Ketua LAZISNU Jateng H Muhammad Mahsun mengajak peserta untuk serius bergiat di LAZISNU sebagai jalan untuk mengbdikan diri kepada masyarakat. “Mari kita serius bekerja untuk umat melalui LAZISNU ini. Jadikan ini profesi pilihan dalam karir pengabdian Anda kepada Allah karena zakat itu rukun Islam perintahnya datang langsung dari Allah,” tuturnya.? (Ichwan/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Budaya, Hikmah, Sholawat Pondok Pesantren Tegal

Senin, 17 November 2008

Konsolidasi Organisasi, MWCNU Singajaya Buka Bersama ke Tiap Ranting

Garut, Pondok Pesantren Tegal?



Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Singajaya Kabupaten Garut memanfaatkan bulan Ramadhan untuk melakukan konsolidasi organisasi dengan berbuka puasa bersama ke tiap Ranting.

Ranting pertama yang didatangi MWCNU SIngajaya adlaah Sukamulya pada 2 Ramadhan 1438 H. Selanjutnya tanggal 5, Ranting Pancasura, tanggal 8 Ranting Ciudian, tanggal 11 Ranting Karang Agung, tanggal 14 Ranting Singajaya Kaum, tanggal 17 Ranting Cigintung, tanggal 20 Ranting ? Mekartani, tanggal 23 Ranting Sukawangi Leles, tanggal 26 Ranting Girimukti.

Konsolidasi Organisasi, MWCNU Singajaya Buka Bersama ke Tiap Ranting (Sumber Gambar : Nu Online)
Konsolidasi Organisasi, MWCNU Singajaya Buka Bersama ke Tiap Ranting (Sumber Gambar : Nu Online)

Konsolidasi Organisasi, MWCNU Singajaya Buka Bersama ke Tiap Ranting

Ketua MWC NU Singajaya KH Agus menerangkan bahwa kegiatan tersebu untuk membumikan nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal-Jamaah di akar rumput agar pemahaman masyarakat tidak terbawa arus radikal.

Selain itu MWC NU Singajaya memiliki misi untuk menjalankan visi PCNU Garut periode 2015-2020 yaitu "Menjamiyahkan Jamaah dan Menahdlahkan Nahdliyyin".

Pondok Pesantren Tegal

"Dengan berkembangnya paham radikal melalui media serta propaganda isu SARA, maka kami selaku pengurus memiliki kewajiban untuk menjaga pemahaman warga NU di tingkat akar rumput agar perasaan masyarakat akan kecintaan pada NKRI dan ulama tetap terjaga," tandasnya.

Sekretaris MWC NU Singajaya, Endang, menambahkan, kegiatan tesebut untuk mempererat ukhuwah islamiyah agar jalinan silaturahmi antarpengurus dan warga NU Singajaya tetap terjaga dan saling memiliki akan keberadaan organisasi yang didirikan para ulama Nusantara. (Muhammad Salim/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal AlaSantri, Pendidikan Pondok Pesantren Tegal

Pondok Pesantren Tegal