Minggu, 23 Februari 2014

Teguhkan Tradisi NU, PMII Diba’an di Masjid Agung Jombang

Jombang, Pondok Pesantren Tegal. Untuk menjaga tradisi NU, Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jombang menggelar shalawat dhiba’ di Masjid Agung Baitul Mu’minin Jombang, Ahad (28/9).

Masjid yang terletak di depan alun-alun kota santri ini menjadi pilihan karena dinilai sebagai pusat melakukan syi’ar keagamaan. Berada di sentral perkotaan dan berhadapan dengan pendapa bupati.

Teguhkan Tradisi NU, PMII Diba’an di Masjid Agung Jombang (Sumber Gambar : Nu Online)
Teguhkan Tradisi NU, PMII Diba’an di Masjid Agung Jombang (Sumber Gambar : Nu Online)

Teguhkan Tradisi NU, PMII Diba’an di Masjid Agung Jombang

Kegiatan ini akan dilaksanakan rutin setiap setengah bulan sekali berdasarkan kerja sama PMII dengan pengurus masjid. “Kami sudah mendapat kepercayaan untuk mengisi kegiatan di sini,” ungkap Mahmudi Ketua PMII Jombang.

Pondok Pesantren Tegal

Tentu, kata dia, hal ini menjadi kebanggaan bagi PMII. Selain kepercayaan, ini bisa menjadi ruang bagi kader untuk mengimplementasikan nilai-nilai yang sudah dipelajari. “Disamping belajar dan mengaktualiasasikan pengetahuan di kampus, PMII tidak akan melupakan masjid sebagai basis berdakwah,” ujar ketua yang akrab disapa Modiy ini.

Pondok Pesantren Tegal

Sementara menurut Rizki Puji Astutik koordinator kegiatan, sebagai generasi yang mempertahankan nilai-nilai Aswaja, selayaknyalah meneguhkan dan menjaga tradisi yang ada di NU. “Kami berharap kader PMII selalu mengingat Rasulullah dengan membiasakan bershalawat seperti ini, sehingga juga mau dan mampu meneladani beliau,” jelas sekretaris bidang keputrian ini.

Antusiasme peserta cukup tinggi mengikuti kegiatan ini. Bahkan dalam permulaan saja, sudah hampir seratus mahasiswa yang hadir.  “Sebenarnya masih banyak yang mau mengikuti kegiatan ini, tapi tidak dapat izin dari pondoknya,” pungkas Rizki. “Selain itu, banyak yang konfirmasi bertepatan dengan jadwal kuliah,” lanjutnya.

Kegiatan ini diikuti anggota dan kader PMII baik putra maupun putri dari enam komisariat yang ada di kampus se-Kabupaten Jombang. Mulai dari Komisariat Darul Ulum-Undar, Hasyim Asy’ari-Unhasy, Wahab Hasbullah-Unwaha, Umar Tamim-Unipdu, Ya’qub Husein-STIT-UW dan Pattimura-STKIP-STIE PGRI Jombang. (Romza/Abdullah Alawi)

    

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Olahraga Pondok Pesantren Tegal

Rabu, 12 Februari 2014

Pemkab Jombang Cairkan Anggaran 4,3 Miliar untuk Guru Ngaji

Jombang,Pondok Pesantren Tegal. Pemerintah kabupaten Jombang mencairkan anggaran sebesar Rp 4,3 miliar untuk guru ngaji. Anggaran itu diperuntukkan bagi 8610 guru yang mengajar di 1722 Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) yang tersebar di 21 kecamatan.

Pemkab Jombang Cairkan Anggaran 4,3 Miliar untuk Guru Ngaji (Sumber Gambar : Nu Online)
Pemkab Jombang Cairkan Anggaran 4,3 Miliar untuk Guru Ngaji (Sumber Gambar : Nu Online)

Pemkab Jombang Cairkan Anggaran 4,3 Miliar untuk Guru Ngaji

Kabag Kesra pemkab Jombang, Muhamad Bisri mengatakan, setiap tahun pemerintah mengalokasikan anggaran untuk guru TPQ. Untuk tahun ini dikatakannya, sebanyak 1.722 lembaga yang mendapatkan bantuan.

"Setiap lembaga mendapatkan alokasi sebesar Rp 2.500.000 untuk 5 guru ngaji. Jadi masing masing guru mendapatkan bantuan sebesar Rp 500 ribu setiap tahunnya," bebernya ketika ditemui di kantornya, Kamis( 4/12).

Pondok Pesantren Tegal

Pencairan bantuan untuk guru TPQ ini, dikatakan Bisri, langsung dikirim ke rekening masing masing lembaga. "Dari total TPQ yang terdaftar sebanyak 1.722 lembaga, sampai hari ini yang belum tanda tangan untuk pencairan tinggal 37 lembaga," tandasnya mengatakan.

Pondok Pesantren Tegal

Di samping pemberian intensif bagi guru TPQ, pemkab juga mengucurkan anggaran untuk para penghafal Alquran atau hafidz. Total anggaran untuk hufadz ini sebesar Rp 967 juta. "Hufadz yang mendapatkan sebanyak 320 orang. Setiap desa satu orang, ditambah koordinator sebanyak 14 orang," imbuhnya.

Diakuinya, pemerintah belum bisa memberikan keseluruhan penghafal Al Quran, karena jumlahnya yang cukup banyak.  Dan untuk mendapatkan bantuan itu, para hufadz diwajibkan mengikuti seleksi karena nantinya mereka mendapat tugas membantu imam masjid dan musholla di masing masing desa.

"Masing masing hufadz mendapatkan semacam honor sebesar Rp 3 juta setiap tahun sedangkan coordinator yang membawahi dua kecamatan mendapatkan Rp 3,5 juta," bebernya.

Masih menurut Bisri, tugas hafidz di masing-masing desa diantaranya, membina guru TPQ dan imam masjid dan musala serta ikut meramaikan masjid dengan acara semaan Al Quran. "Semoga dana insentif itu semakin menambah semangat para hafidz dalam membumikan Al Quran di masing-masing desa, dan meramaikan kegiatan di masjid dan musholla," pungkasnya. (Muslim Abdurrahman/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Doa Pondok Pesantren Tegal