Minggu, 11 Januari 2015

Jelang Lulus, Santri Tremas Dibimbing Masuk Perguruan Tinggi

Pacitan, Pondok Pesantren Tegal

Alumni Pondok Tremas Pacitan yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Attarmasi se-Nusantara (Format Nusantara) menggelar kegiatan sosialisasi kampus bagi santri kelas III Madrasah Aliyah Salafiyah Mu’adalah Pondok Tremas Pacitan, Sabtu malam (23/4). Kegiatan ini digelar sebagai bentuk perhatian para alumni kepada adik-adiknya yang akan melanjutkan pendidikan ke berbagai perguruan tinggi.

Jelang Lulus, Santri Tremas Dibimbing Masuk Perguruan Tinggi (Sumber Gambar : Nu Online)
Jelang Lulus, Santri Tremas Dibimbing Masuk Perguruan Tinggi (Sumber Gambar : Nu Online)

Jelang Lulus, Santri Tremas Dibimbing Masuk Perguruan Tinggi

“Kendala yang lumrah dihadapi santri lulusan pesantren yang hendak mendaftar di perguruan tinggi itu biasanya mereka masih merasa canggung dan kurangnya mereka dalam mendapat informasi seputar dunia kampus, sehingga sosialisasi ini sangat penting dilakukan,” ujar Hilmy Zulfikar, pengurus Format Nusantara yang tercatat sebagai mahasiswa IAIN Surakarta.

Dikatakan Hilmi, melalui sosialisasi ini, para santri diharap dapat lebih giat dalam belajar dan semakin termotivasi untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Peluang lulusan pesantren untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi saat ini terbuka lebar, sebab pemerintah melalui Kementerian Agama RI telah mengeluarkan Peraturan Menteri Agama (PMA) nomor 18 tahun 2014 tentang Satuan Pendidikan Mu’adalah pada Pondok Pesantren, yang mengatur tentang kesetaraan lulusan pesantren dengan lulusan sekolah umum.

Pondok Pesantren Tegal

Pada sosialisasi yang dikemas dalam bentuk tanya jawab ini, para santri dengan antusias mendengarkan paparan seputar profil universitas, tata cara mengikuti tes seleksi penerimaan mahasiswa baru (PMB), gambaran dunia perkuliahan yang dilakoni mahasiswa, seperti bagaimana cara mendapatkan beasiswa, biaya kuliah, tempat kost, biaya hidup, sampai kegiatan ekstra di kampus.

Sementara itu, Wahid salah seorang santri mengaku senang bisa mengikuti kegiatan sosialisasi kampus yang digelar oleh kakak alumninya. Menurutnya, sosialisasi seperti ini penting dilakukan agar para santri benar-benar dapat mengetahui kampus mana saja yang layak dijadikan sebagai tempat untuk menimba ilmu.

Pondok Pesantren Tegal

“Kegiatan ini menurut kami bagus ya. Jadi kami bisa lebih selektif lagi dalam memilih universitas yang sesuai dengan basis lulusan pesantren,” katanya.

Selain sosialisasi, Format Nusantara juga menggelar kegiatan diskusi antar kampus dengan pokok bahasan mengenai program kerja selama setahun ke depan. Di antaranya, penertiban data alumni, pertemuan dan diskusi berkala, serta penguatan jaringan antaralumni.

Kegiatan ini dihadiri oleh para mahasiswa perwakilan beberapa perguruan tinggi ternama, seperti UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UII Yogyakarta, UIN Sunan Ampel Surabaya, IAIN Surakarta, STAIN Salatiga, UIN Walisongo Semarang, IAIN Purwokerto dan Ma’had Aly Attarmasi.

Format Nusantara didirikan pada tahun 2014 lalu, merupakan wadah silaturrahim bagi alumni Pondok Tremas Pacitan yang sedang menuntut ilmu di berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Format Nusantara memiliki peran yang strategis dalam rangka turut mengenalkan dunia pesantren di lingkungan kampus. (Zaenal Faizin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Pesantren, Anti Hoax, Makam Pondok Pesantren Tegal

Rabu, 07 Januari 2015

Rais Aam PBNU: Islam Nusantara, Solusi Peradaban Dunia

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal ? ? ?

Rais Am PBNU KH A Mutofa Bisri berpendapat, di Nusantara Islam dikembangkan dan dipelihara melalui jaringan para ulama Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja) yang mendalam ilmunya sekaligus terlibat secara intens dalam kehidupan masyarakat di lingkungan masing-masing.

Maka masyarakat muslim yang terbentuk adalah masyarakat muslim yang dekat dengan bimbingan para ulama sehingga peri hidupnya lebih mencerminkan ajaran Islam yang berintikan rahmat. “Islam Nusantara adalah solusi untuk peradaban,” kata kiai penyair yang akrab disapa Gus Mus ini.

Rais Aam PBNU: Islam Nusantara, Solusi Peradaban Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)
Rais Aam PBNU: Islam Nusantara, Solusi Peradaban Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)

Rais Aam PBNU: Islam Nusantara, Solusi Peradaban Dunia

Lebih lanjut pengasuh Pondok Pesantren Leteh Rembang ini menerangkan,? Islam Nusantara yang telah memiliki wajah yang mencolok, sekaligus meneguhkan nilai-nilai harmoni sosial dan toleransi dalam kehidupan masyarakatnya.

Pondok Pesantren Tegal

Hal itu menurutnya, karena para ulama Aswaja memberikan bimbingan dengan ilmunya yang mendalam, dan kontekstual, serta mengedepankan kebersamaan dan persatuan masyarakat/bangsa secara keseluruhan.

Pondok Pesantren Tegal

Ia katakan, Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 serta bersendikan Bhinneka Tunggal Ika, secara nyata merupakan konsep yang mencerminkan pemahaman Islam ahlus sunnah wal jama’ah yang berintikan rahmat.

“NU didirikan untuk memelihara kebersamaan para ulama Aswaja di Nusantara dalam membimbing umatnya,” tutur budayawan ini.

Apa yang Harus Dilakukan Pemerintah?

Dalam makalahnya di acara Diskusi Panel bertema Indonesias Role In Addressing Global Islamist Extremism? yang diselenggarakan oleh Jakarta Foreign Correspondents Club (JFCC) di Jakarta, Kamis (28/5), Gus Mus menyampaikan langkah penanganan masalah ekstremisme keagamaan kepada? pemerintah.

Ia memaparkan, pemerintah perlu memahami bahwa Islam Nusantara yang teduh yang telah menjadi wajah Indonesia, sungguh telah sesuai dengan ajaran dan contoh Pemimpin Agung Muhammad SAW. Bahwa pemahaman agama dalam keberagamaan (harmoni sosial dan toleransi) seperti yang ada di Indonesia selama ini, saat ini sangat diperlukan oleh dunia yang penuh kemelut ini.

“Pemerintah perlu juga kokohnya sistem nilai Islam Nusantara, mengingat mayoritas warganya beragama Islam dan wajib dijaga dari ancaman propaganda ekstremisme,” tuturnya.

Hal berikut yang perlu dilakukan pemerintah adalah menyadari bahwa Indonesia dapat memainkan peran amat penting dalam upaya perdamaian dunia dengan menawarkan nilai-nilai Islam Nusantara sebagai model untuk umat Islam di seluruh dunia.

Dituturkannya, Nahdlatul Ulama telah dan akan terus bergerak mendakwahkan nilai-nilai Islam Aswaja demi perdamaian dunia. NU juga mengupayakan konsolidasi para ulama Aswaja seluruh dunia serta menjalin kerja sama dengan berbagai pihak secara Internasional.

“Di Tanah Air, jelas Nahdlatul Ulama tak henti-hentinya berjuang membimbing umat dan menjaga keselamatan negara. Di kancah Internasional, Nahdlatul Ulama tidak menunggu pihak mana pun untuk mengambil langkah-langkah strategis,” paparnya dalam diskusi di depan awak media asing tersebut.

Di akhir presentasinya Gus Mus membeberkan pengembangan organisasi dan kerjasama yang telah dilakukan NU. Yakni menginisiasi terbentuknya perkumpulan ulama ahlussunnah wal jama’ah di Afghanistas yang kemudian menamakan dirinya sebagai “Nahdlatul Ulama Afghanistan” dan bersepakat memegangi prinsip-prinsip tawassuth (moderat), tasaamuh (toleran), tawaazun (berimbang/obyektif), i’tidal (adil), dan musyaarakah (kebersamaan dalam masyarakat), persis dengan NU.

“Kerja sama juga telah dirintis bersama Universitas Wina, Austria, di bawah kepemimpinan Prof Dr RĂ¼diger Lohker, untuk membangun suatu pusat penelitian terapan (applied research) dalam rangka strategi menghadapi ekstremisme agama,” pungkas dia.

Panelis lain dalam acara tersebut adalah Dekan Fakultas Sains Islam Universitas Al Azhar Mesir, Prof. Dr. Abdel-Moneem Fouad, mantan rektor UIN Syarif Hidayatullah Prof? Dr Azyumardi Azra, dan guru besar studi Islam University of? Venna? Prof. Dr. Rudiger Lohlker. (Ichwan/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Santri, Nahdlatul, Anti Hoax Pondok Pesantren Tegal