Jumat, 29 Mei 2015

Jihad Pagi Bahas Manisnya Ibadah

Pringsewu, Pondok Pesantren Tegal. Sebagai salah satu cara Allah memberikan rahmat-Nya kepada seluruh ciptaan-Nya adalah dengan memberikan tugas atau kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap makhluq-Nya. Dengan kewajiban-kewajiban yang diberikan ini banyak makhluq seperti manusia merasa berat untuk melakukannya.

Padahal jika kewajiban itu dilakukan orang yang beriman dan diberi rahmat-Nya, maka kewajiban itu tidak akan menjadi beban berat. Sebaliknya, kewajiban yang dilakukannya akan berubah menjadi sebuah kenikmatan yang luar biasa.

Jihad Pagi Bahas Manisnya Ibadah (Sumber Gambar : Nu Online)
Jihad Pagi Bahas Manisnya Ibadah (Sumber Gambar : Nu Online)

Jihad Pagi Bahas Manisnya Ibadah

Demikian penjelasan KH Sujadi Saddad ketika menjadi pemateri tafsir Al-Quran pada Kegiatan Jihad Pagi (Ngaji Ahad Pagi) yang rutin dilaksanakan di Gedung NU, Ahad (8/11). Dalam Jihad Pagi yang dimulai tepat pada pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul 07.00 WIB ini, ia menjelaskan tafsir lafadz Ar-Rahman dan Ar-Rahim.

Pondok Pesantren Tegal

Lebih lanjut Abah Sujadi menjelaskan bahwa dengan sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim, Allah SWT menyimpan sesuatu yang belum kita ketahui. "Kewajiban-kewajiban kita selaku makhluq-Nya seperti beribadah tidak berarti memberatkan dan mempersulit kita. Allah akan mempermudah kepada semua yang telah diciptakan-Nya," tegasnya.

Abah Sujadi mencontohkan hal ini dengan bentuk pendidikan orang tua kepada anak-anaknya. "Cara orang tua mendidik anaknya terkadang terkesan membebani anak. Dengan bentuk aturan yang ketat, orang tua tidak bosan-bosan mengingatkan bahkan terkadang memarahinya dan memberi hukuman kepada anaknya," katanya.

Pondok Pesantren Tegal

Namun di balik semua itu, ada hal yang terkadang jarang diketahui oleh anak-anaknya. "Membuat peraturan, mengingatkan, memarahi dan pemberian hukuman merupakan wujud kasih sayang orang tua kepada putra-putrinya," lanjut Mustasyar PCNU Pringsewu ini.

Di akhir Jihad Pagi itu, Abah Sujadi memberikan ijazah berupa dzikir agar hati tenang dan jiwa lapang dalam mengarungi kehidupan di dunia. "Baca ayat Al-Quran surat Al-Fajri ayat 27 dan 28 sebanyak 101 kali. Yang 100 dibaca biasa dan yang 101 dibaca sambil menyilangkan kedua tangan di dada," jelasnya. (Muhammad Faizin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal AlaNu Pondok Pesantren Tegal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar