Kamis, 29 Oktober 2009

Wahyu Saputro-Khotimatus Saadah Pimpin Pelajar NU Kudus

Kudus, Pondok Pesantren Tegal

Konferensi Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Kudus telah menetapkan ketua baru masa khidmah 2016-2018.

Wahyu Saputro-Khotimatus Saadah Pimpin Pelajar NU Kudus (Sumber Gambar : Nu Online)
Wahyu Saputro-Khotimatus Saadah Pimpin Pelajar NU Kudus (Sumber Gambar : Nu Online)

Wahyu Saputro-Khotimatus Saadah Pimpin Pelajar NU Kudus

Pada sidang pemilihan secara terpisah di aula SMK NU Maarif, Sabtu (13/8) itu, M Wahyu Saputro terpilih menjadi ketua IPNU Kudus dan Khotimatus Saadah sebagai ketua IPPNU.

?

Dalam pemilihan yang dipimpin PW IPNU-IPPNU Jawa Tengah, M Wahyu Saputro memperoleh 53 suara mengungguli calon lain M Tausiul Ilma yang memperoleh 51 suara dan Saiful Huda (Bae) yang meraih hanya 2 suara. Sementara Khotimatus Saadah meraih 69 suara lebih unggul dari dua calon lain Nurul Afifah (23 suara) dan Asri Awaliyah (9 suara).

?

Pondok Pesantren Tegal

Setelah terpilih, keduanya menyatakan kesediaannya mengemban amanah badan otonom NU beranggotakan para pelajar ini tiga tahun mendatang. Kendati tidak menyangka mendapat kepercayaan, Wahyu Saputro menegaskan kesiapannya memimpin pelajar NU Kudus.

"Ini adalah sebuah amanah yang harus dijalankan, semoga mendapat ridha dari Allah SWT," ujarnya.

?

Pondok Pesantren Tegal

Kader terbaik dari Kecamatan Jati ini akan berusaha memperbaiki sistem pendirian komisariat di madrasah, sekolah dan pesantren guna menyiapkan kader sejak dini. Di samping itu, Wahyu juga akan membenahi sistem kaderisasi dari tingkatan cabang, anak cabang, ranting, hingga komisariat.

?

"Kita akan menginventarisir kader-kader di madrasah-sekolah dan pesantren untuk dijadikan cikal bakal pendirian komisariat," katanya.

?

Langkah lainnya, imbuh pria yang biasa disapa Yoyok ini, akan melakukan pendekatan kepada kepala madrasah/sekolah terutama wakil kepala kesiswaan dalam rangka mewujudkan pendirian komisariat.

?

"IPNU akan bersinergi LP Maarif, kepala madrasah/sekolah NU. Tanpa kekuatan sinergis tidak bisa berjalan program-program IPNU-IPPNU," ujarnya menyadari.

?

Senada dengan Yoyok, Khotimatus Saadah menyatakan siap mengemban amanah dan akan menjalin kerja sama dalam mengembangkan organisasi dengan visi keterpelajaran. "Doakan saja semoga kami amanah menjalankan mandat konferensi," ujarnya singkat.

?

Untuk melengkapi kepengurusan, ketua terpilih dibantu tim formatur yang terdiri dari ketua terpilih, ketua lama, dan 9 ketua Pimpinan Anak Cabang se-Kudus. (Qomaru Adib/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Meme Islam Pondok Pesantren Tegal

Senin, 19 Oktober 2009

Ini Kriteria Pakaian Serupa Pakaian Lawan Jenis (Tasyabbuh) dalam Syariat Islam

Islam memang tidak menjelaskan secara detail bagaimana model pakaian Islam. Tidak ada aturan khusus di dalam Islam terkait kesunahan memakai pakaian tertentu. Urusan pakaian ini diserahkan kepada tradisi dan lokalitas masyarakat. Hanya saja, Islam memberikan panduan umum berpakaian yang harus dipatuhi.

Di antara panduan umum tersebut adalah pakaian yang digunakan tertutup, tidak transparan, tidak terbuka, dan tidak menyerupai lawan jenis. Apapun bentuk pakaiannya, kalau selaras dengan panduan umum ini, pakaian itu sudah termasuk pakaian islami.

Ini Kriteria Pakaian Serupa Pakaian Lawan Jenis (Tasyabbuh) dalam Syariat Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Kriteria Pakaian Serupa Pakaian Lawan Jenis (Tasyabbuh) dalam Syariat Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Kriteria Pakaian Serupa Pakaian Lawan Jenis (Tasyabbuh) dalam Syariat Islam

Salah satu aturan umum berpakaian ialah tidak menyerupai lawan jenis. Pembahasan ini tampaknya perlu diperjelas untuk mengetahui batasan menyerupai lawan jenis. Misalnya, kapan pakaian yang kita gunakan dikategorikan sebagai pakaian yang menyerupai lawan jenis: apa standarnya?

Pondok Pesantren Tegal

Batasan menyerupai lawan jenis ini sudah dijelaskan Sayyid Abdurrahman Ba’lawi dalam Bughyatul Mustarsyidin. Batasannya adalah:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Pondok Pesantren Tegal

Artinya, “Berhias dengan sesuatu yang dikhususkan untuk lawan jenis, atau secara umum di daerah tersebut hiasan itu dikhususkan untuk lawan jenis.”

Batasan menyerupai lawan jenis menurut Sayyid Abdurrahman adalah menggunakan pakaian atau hiasan yang lazim digunakan oleh lawan jenis. Bila ada laki-laki yang menggunakan model pakaian perempuan sehingga orang yang melihat laki-laki tersebut menyangka kalau dia perempuan, maka itu sudah termasuk kategori menyerupai lawan jenis.

Menggunakan pakaian lawan jenis dalam Islam tidak boleh. Sebab itu, sebaiknya masing-masing orang menggunakan pakaian yang sesuai dengan dirinya. Tujuan dari aturan ini tentu untuk menjaga fitrah manusia. Laki-laki sebaiknya bergaya sebagaimana laki-laki pada umumnya, begitu pula perempuan. Wallahu a’lam. (Hengki Ferdiansyah)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Hikmah, Pertandingan Pondok Pesantren Tegal

Jumat, 16 Oktober 2009

Tingkatkan Perekonomian, Ansor Temanggung Produksi Kopi Bubuk

Temanggung, Pondok Pesantren Tegal

Sudah jamak diketahui bahwa Kabupaten Temanggung Jawa Tengah merupakan salah satu daerah sentra penghasil tembakau dengan mutu kualitas tinggi. Namun, taukah anda jika Temanggung juga mempunyai hasil pertanian lainnya yang tidak kalah potensialnya, yakni tanaman kopi. Beragam variasi kopi terutama jenis robusta banyak ditemui di Kecamatan Kandangan, Gemawang, Candiroto dan Wonoboyo.

Melihat potensi ini, pengurus GP PC ANSOR Temanggung berinisiatif memproduksi kopi hitam bubuk dengan merek "Lintang 9".  

Tingkatkan Perekonomian, Ansor Temanggung Produksi Kopi Bubuk (Sumber Gambar : Nu Online)
Tingkatkan Perekonomian, Ansor Temanggung Produksi Kopi Bubuk (Sumber Gambar : Nu Online)

Tingkatkan Perekonomian, Ansor Temanggung Produksi Kopi Bubuk

"Kopi Temanggung, diproduksi oleh KSU, Ansoruna. Kopi ini dijual dalam kemasan 100 gram dan tujuan memproduksi kopi ini adalah untuk meningkatkan kemajuan perekonomian di kalangan sahabat ANSOR Kabupaten Temanggung,"  kata pengurus PC ANSOR Temanggung, Muhammad Mujib.

Untuk  memperkenalkan potensi mengembangkan produk kopi, pada Sabtu (21/5) akhir pekan lalu digelar festival kopi di balai Desa Menggoro Kecamatan Tembarak, Temanggung. Festival ini bekerja sama dengan mahasiswa KKN STAINU Temanggung.



Pondok Pesantren Tegal



"Festival ini juga turut mengundang UKM-UKM lain yg ada di daerah Menggoro," kata Ketua panitia kegiatan, Ahmad Khudori.

Pondok Pesantren Tegal





Selain demonstrasi cara membuat kopi oleh para barista, festival ini juga dimeriahkan lomba mancing, pentas seni dari berbagai sekolah se-Kecamatan Tembarak, saresehan kewirausahaan dan pagelaran wayang orang dari Bengkel Kreasi Universitas Negeri Tidar Magelang.( M. Haromain/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Pesantren Pondok Pesantren Tegal

Jumat, 09 Oktober 2009

Tatkala Kena Teror PKI, Pemerintah Berlindung ke Pesantren

Bandung, Pondok Pesantren Tegal

Tidak benar bahwa NU sepanjang periode 1948-1965 tatkala melawan pemberotakan Partai Komunis Indonesia (PKI) semata-mata karena perintah TNI. Sebab, secara spontan warga NU kalau tidak melawan, para kiai juga akan dibunuh oleh PKI.

Demikian disampaikan Wakil Sekretaris PBNU H Abdul Mun’im saat membedah bukunya yang berujudul “Benturan NU-PKI 1948-1965” yang digelar Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Selasa (26/1) siang.

Tatkala Kena Teror PKI, Pemerintah Berlindung ke Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Tatkala Kena Teror PKI, Pemerintah Berlindung ke Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Tatkala Kena Teror PKI, Pemerintah Berlindung ke Pesantren

Mun’im menerangkan, ada pembalikan sejarah yang ditujukan kepada NU sebagaimana tuduhan yang dibuat sebuah majalah nasional. Padahal, katanya, peristiwa 1965 merupakan puncak dari seluruh konflik horizontal yang sudah dimulai sejak tahun 50-an dan 60-an oleh PKI. Yang terlibat melawan pemberontakan PKI tidak hanya NU, tetapi juga pemerintah, seluruh partai dan elemen di masyarakat secara bersama-sama.

Pondok Pesantren Tegal

Menurut Mun’im, selain itu ada fakta menarik dalam masa pergolakan itu. Pada tahun 60-an banyak staf kantor-kantor pemerintah yang mengungsi ke pesantren karena tak tahan dengan teror dari PKI. Di antaranya, kantor Kodam Diponegoro, pemerintah daerah Kabupaten Pekalongan, pemerintahan Lasem, pemerintahan kecamatan di Kabupaten Klaten.

Pondok Pesantren Tegal

“Justru yang melindungi pemerintah adalah pesantren karena pemerintah mendapatkan teror dari PKI,” ungkap Mun’im.

Perihal peristiwa 1965, Mun’im mengingatkan kepada masyarakat Indonesia untuk tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang ingin memperkeruh kerukunan bangsa, terutama pihak asing. “Kita jangan sampai dihadapkan, diajak untuk perang,” terangnya.

“Kita harus mewaspadai kepentingan asing. Apalagi sekarang kita sedang berhadapan dengan alat baru, yakni radikalisme. Itu yang harus kita waspadai,” ajaknya di hadapan ratusan mahasiswa yang memenuhi aula Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jawa Barat. (M. Zidni Nafi’/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Meme Islam, Hadits, Ubudiyah Pondok Pesantren Tegal