Sabtu, 29 Oktober 2011

Yenny Wahid: Indonesia “Surganya” Kaum Muslimin

Jepara, Pondok Pesantren Tegal. Yenny Wahid, putri kedua pasangan Abdurrahman Wahid dan Sinta Nuriyah ini mengaku sudah mengunjungi lebih dari 50 negara. Dari kunjungan ke berbagai negara itu, ia merasa lega tatkala sudah kembali ke tanah air.?

“Kalau saya sudah kembali ke Indonesia nikmatnya sungguh luar biasa,” akunya dalam Maulid dan Tausiyah di Pesantren At-Taqiy, Desa Kalipucang Kulon Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara, Selasa (17/5) malam.?

Di Indonesia, kata alumnus Universitas Harvard, Boston itu, warga bisa sekolah hingga ke jenjang tertinggi. Yenny merasa prihatin dengan apa yang terjadi di Nigeria. Di sana anak-anak kesulitan sekolah. Alih-alih mereka malah diculik oleh Bokoharam dan dijadikan budak seks.?

Yenny Wahid: Indonesia “Surganya” Kaum Muslimin (Sumber Gambar : Nu Online)
Yenny Wahid: Indonesia “Surganya” Kaum Muslimin (Sumber Gambar : Nu Online)

Yenny Wahid: Indonesia “Surganya” Kaum Muslimin

“Ironis pula yang terjadi di Afganistan. Anak-anak yang hendak sekolah harus berhadapan dengan tentara Taliban. Di China kondisinya juga demikian. Ingin sembahyang dilarang oleh Polisi negara tersebut,” kata perempuan bernama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid ini.?

Yenny menegaskan bahwa Indonesia merupakan "surga" bagi kaum muslimin. Selain bisa sekolah sampai S3, seorang ibu bisa leluasa pergi ke pasar naik motor sendiri tanpa harus ditemani seorang lelaki.?

“Di Saudi nyetir saja dilarang. Nyoblos juga tidak boleh. Sehingga hak-hak perempuan sangat didiskriminasi,” tegasnya pada hadirin yang memadati kompleks pesantren asuhan KH Nur Cholis.?

Pondok Pesantren Tegal

Yenny menambahkan kondisi yang sudah baik itu harus terus dijaga. “Mari kita perkuat iman dan Islam kita jangan sampai rapuh,” imbuhnya.?

Sementara itu, Sinta Nuriyah menekankan kepada hadirin akan pentingnya menuntut ilmu. Menurut istri almarhum Gus Dur ini, dengan ilmu pengetahuan seseorang akan bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.?

Sebab itu, ia sangat mengagumi RA Kartini. Karena menurutnya perempuan asli Jepara ini berhasil mengangkat harkat dan derajat kaum wanita. (Syaiful Mustaqim/Zunus)?

Pondok Pesantren Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Quote, Daerah Pondok Pesantren Tegal

Kamis, 20 Oktober 2011

Tidak Tepat, Tasawuf Diterjemahkan Mistisisme

Semarang, Pondok Pesantren Tegal. Tasawuf adalah adab atau moralitas yang mengatur kehidupan manusia dengan manusia, dengan alam dan dengan Tuhan. Jadi tidak tepat jika tasawuf diterjemahkan oleh para pengamat menjadi "mistisisme".

Tidak Tepat, Tasawuf Diterjemahkan Mistisisme (Sumber Gambar : Nu Online)
Tidak Tepat, Tasawuf Diterjemahkan Mistisisme (Sumber Gambar : Nu Online)

Tidak Tepat, Tasawuf Diterjemahkan Mistisisme

“Penerjemahan tasawuf sebagai mistisisme dalam kamus atau kajian-kajian tasawuf adalah kurang tepat,” kata Ketua Umum Mahasiswa Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah (MATAN) H Hamdani Mu’in dalam Café Sufi MATAN Komisariat IAIN Walisongo Semarang yang bertempat di Masjid Al-Fithroh Kampus II IAIN Walisongo Semarang pada Kamis (29/11) lalu. 

“Dalam anggapan masyarakat umum mistisisme itu urusannya dengan dukun atau paranormal,” tambahnya. 

Pondok Pesantren Tegal

KH M. Masroni, Sekretaris Umum Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah, dalam Café Sufi yang kali ini bertema “Mereduksi Mistisisme Thariqah” kesempatan itu menjelaskan, thariqah yang merupakan praktik bertasawuf adalah sebuah jalan yang dilalui seseorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Pondok Pesantren Tegal

Thariqah oleh sebagian orang juga disebut prakti mistis. Ini juga tidak benar. “Thariqah itu mengajarkan disiplin dalam berbagai hal, baik dengan sesama manusia maupun dengan Allah,” kata pengasuh Pondok Pesantren Sunan Gunung Djati, Ba’alawi Gunungpati, Semarang itu.

Tariqah juga tidak identik dengan kejumudan. “Bilamana ada orang yang mengatakan thariqah itu menyebabkan kejumudan, maka hal itu tidak benar dan ahistoris. Ini dapat dilihat bahwa para pejuang dan pahlawan bangsa dan negara adalah orang yang mengikuti thariqah dengan cara yang benar,” jelasnya.

Lebih lanjut, Masroni menjelaskan, thariqah itu sudah ada pada zaman Rasulullah. Ini dapat dibuktikan dengan jalan beliau mendekatkan diri pada Tuhan dengan cara menyepi di Gua Hira’, beristighfar ratusan kali setelah salat dan lain sebagainya. “Jadi itu bukan bid’ah, tapi sunnah nabi,” tambahnya.

Meskipun sederhana, diskusi ini berjalan aktif yang ditandai dengan banyaknya peserta yang bertanya kepada narasumber. Menurut Aufal Chima, salah satu panitia, acara tersebut memang didesain berupa diskusi agar peserta lebih aktif dan bisa bertanya langsung ke narasumber. Peserta diskusi terdiri dari mahasiswa berbagai fakultas di IAIN Walisongo Semarang, Unwahas, Udinus dan beberapa kampus yang berada di sekitar Semarang.

“Rencananya acara seperti ini akan kami gelar setiap sebulan sekali agar pemahaman teman-teman tentang tasawwuf tidak hanya dalam angan, tapi juga berpengaruh dalam tindakan,” tutur Abdul Ghofur, Ketua MATAN Komisariat IAIN Walisongo Semarang.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Muhammad Akmaluddin

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Doa Pondok Pesantren Tegal

Jumat, 07 Oktober 2011

Sarasehan Kaum Santri Untuk Kedigdayaan NKRI

Jember, Pondok Pesantren Tegal - Kendati Hari Santri Nasional? (HSN) sudah terlewati hampir, tapi masyarakat untuk memperingati momentum tersebut masih sangat besar. Hal ini misalnya bisa dilihat dari kegiatan yang dilakukan oleh Pengurus Cabang Rabithah Ma’ahid Islamiyyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Kabupaten Jember. Dalam rangka menyemarakkan? HSN, organisasi yang menjadi wadah pesantren-pesantren NU tersebut menggelar Sarasehan Ilmiah Kaum Santri? di aula Universitas Islam Jember (UIJ), Ahad? (20/11). Sarasehan yang mengambil tema “Manifesto Santri Untuk Kedigdayaan NKRI” tersebut dipandu Ketua LTN NU Surabaya Rijal Mumazziq.

Dalam sambutannya, ketua panitia, Khoirus Sholihin mengatakan bahwa kaum santri telah menjadi salah satu komponen penting bagi bangsa Indonesia sejak pra-kemerdekaan hingga kini, sehingga keberadaan santri harus mampu menjawab dan mengatasi segala bentuk permasalahan di berbagai bidang, dengan pendekatan khas NU yang rahmatan lil-alamin dan mengedepankan kebersamaan.

“Peran santri sangat ditunggu bangsa ini. Yaitu peran yang tidak hanya sebatas gerakan dan seruan moral, tapi juga peran di bidang pemberdayaan ekonomi umat dan sebagainya. Terhadap persoalan yang ada, bagaimana santri bisa memberikan solusi dengan mengedepankan kepentingan bangsa, bukan ego pribadi atau ego sektoral,” ujarnya.

Dalam? acara sarasehan tersebut, secara spontanitas juga dibentuk Indonesian Santri Club (ISC). Menurut Ketua PC RMI Jember ? KH Ahmad Junaidi Ghazali, klub santri tersebut akan terus dihidupkan untuk menyikapi kondisi-kondisi bangsa terkini sebagai sumbangsih dalam mengatasi persoalan? yang terjadi.

Sarasehan Kaum Santri Untuk Kedigdayaan NKRI (Sumber Gambar : Nu Online)
Sarasehan Kaum Santri Untuk Kedigdayaan NKRI (Sumber Gambar : Nu Online)

Sarasehan Kaum Santri Untuk Kedigdayaan NKRI

“Indonesian Santri Club (ISC) ini akan menjadi agenda rutin sekaligus sebagai maskot PC RMINU Jember, guna merespon isu-isu aktual baik di lingkup lokal, nasional, hingga global, dengan mengundang tokoh dan pakar di bidangnya masing-masing,” jelasnya.

Sementara itu, Rijal berharap agar sarasehan tersebut dapat menggugah kemandirian santri di bidang pemikiran, ekonomi dan politik kebangsaan, sebagaimana tergambar dalam tiga pilar organisasi embrio NU, yakni Tashwirul Afkar, Nahdlatut Tujjar dan Nahdlatul Wathan.

“Karena dengan kemandirian tersebut, saya yakin bangsa ini akan menjadi bangsa yang kuat, berdaulat, berkeadilan, makmur, digdaya dan bebas dari segala bentuk penjajahan,” cetusnya.

Pondok Pesantren Tegal

Sarasehan tersebut dihadiri oleh perwakilan pondok pesantren, Assosiaisi Para Lora dan Gus (Asparagus)? dan beberapa organisasi kemahasiswaan. ? (aryudi a. razaq/abdullah alawi)



Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal

Pondok Pesantren Tegal Daerah Pondok Pesantren Tegal