Jumat, 13 Desember 2013

ICIS Banyak Bantu Diplomasi Luar Negeri RI

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Keberadaan International Conference of Islamic Scholars (ICIS) yang merupakan tempat berkumpulnya para ulama dunia yang dikoordinasikan oleh NU telah banyak membantu diplomasi luar negeri pemerintah Indonesia.

Ketua Umum PBNU yang sekaligus sekjen ICIS KH Hasyim Muzadi baru-baru ini menuturkan bahwa selama ini, pemerintah mengalami kesulitan untuk menghubungi para ulama berpengaruh di berbagai negera.

“Para dubes kesulitan untuk melakukan kontak dengan para ulama secara langsung yang menjadi key person, paling-paling hanya dalam acara seremonial,” tuturnya baru-baru ini.

ICIS Banyak Bantu Diplomasi Luar Negeri RI (Sumber Gambar : Nu Online)
ICIS Banyak Bantu Diplomasi Luar Negeri RI (Sumber Gambar : Nu Online)

ICIS Banyak Bantu Diplomasi Luar Negeri RI

Disinilah peran ulama menjadi penting. Jaringan para ulama ini memudahkan para diplomat karena mereka bisa menjadi mediator untuk mendiskusikan berbagai permasalahan yang menyangkut ummat.

Keberadaan ICIS juga penting menyangkut hubungan dengan dunia Barat. Kiai Hasyim menjelaskan selama ini Indonesia merupakan negera dengan penduduk mayoritas muslim sehingga dipersepsikan para diplomatnya faham tentang Islam, padahal tidak semuanya demikian.

“Di Barat, para dubes tak selalu bisa menjelaskan tentang Islam, sementara negera Barat menganggap mereka sebagai wakil Islam. Disinilah peran ulama untuk mendampinginya,” tandasnya.

Pondok Pesantren Tegal

Ditambahkannya keberadaan ICIS juga mengisi kekosongan upaya diplomasi peope to people atau second track diplomacy. Selama ini keberadaan Organisasi Konferensi Islam (OKI) dalam pengambilan keputusannya lebih banyak diwarnai kepentingan politik masing-masing negera yang mungkin berbeda-beda sementara para ulama tak ada yang lain kecuali untuk ummat.

“Barat hanya bisa menguasai negara sebagai institusi. Para ulama sebagai pemimpin ummat tidak bisa dipengaruhi,” paparnya.

Pondok Pesantren Tegal

Dengan peran strategis yang saat ini belum bisa digantikan oleh fihak lain, Kiai Hasyim mengungkapkan kini banyak fihak yang memberikan apresiasi terhadap keberadaan ICIS dan mencoba mengajak bekerjasama dalam berbagai bidang.

Kiai Hasyim yang juga salah satu presiden World Conference on Religions for Peace (WCRP) menjelaskan ICIS akan menyelenggarakan konferensi internasional yang ke III pada tahun 2008 dengan tema Agama sebagai Resolusi Konflik. Setelah itu, diharapkan kegiatan terus berkembang diberbagai negera dengan bidang-bidang yang digarapnya. (mkf)



Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Ahlussunnah Pondok Pesantren Tegal

Minggu, 01 Desember 2013

PMII NTB dan Lakpesdam Mataram Bahas Pilkada Serentak

Mataram, Pondok Pesantren Tegal. Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Nusa Tenggara Barat (NTB) membahas Pilkada serentak di daerah itu dengan mengundang berragam aktivis pemuda dan mahasiswa.Salah satu yang disoroti adalah sisi penyelenggaraan pilkada yang kadang mengganggu.  

PMII NTB dan Lakpesdam Mataram Bahas Pilkada Serentak (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII NTB dan Lakpesdam Mataram Bahas Pilkada Serentak (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII NTB dan Lakpesdam Mataram Bahas Pilkada Serentak

"PKC PMII NTB bersama Lakpesdam NU Mataram dan Program Peduli menggelar Focus Group Discussion (FGD) mengangkat tema "Inklusi Sosial Sebagai Strategi Menjaga Keberagaman Dan Perdamaian", bertempat di Kedai Jln Pemuda Gomong Kota Mataram, Jumat (5/1) malam kata Ketua PKC PMII NTB Syamsul Rahman.

Syamsul Rahman mengatakan, kegiatan ini menjadi sebuah wadah untuk memelihara keberagaman antar-OKP di NTB.

Kegiatan ini, lanjutnya, untuk menjawab persoalan kita hari ini menjelang Pilkada serentak 2018 yang sering kali membuat keberagaman kita terganggu.

Pondok Pesantren Tegal

Diharapakan kegiatan seperti ini tetap dilaksanakan sebagai wadah silaturrahim antar-OKP serta wadah untuk mendiskusikan persoalan-persoalan yang bisa mengganggu bangsa, terutama kerukunan dan keragaman masyarakat NTB

Pondok Pesantren Tegal

Ketua Lakpesdam NU Kota Mataram, Muhamad Jayadi sekaligus fasilitator FGD antar OKP tersebut memaparkan bahwa aktivis mahasiswa dalam membahas isu kebangsaan sangat mudah untuk bersatu, tetapi dalam ranah politik sangat tidak bisa menyatu.

"Aktivis mahasiswa sering terpecah belah ketika membahas isu politik identitas dan juga sering melontarkan ujaran kebencian dan kata-kata provokatif," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Sekertaris Jenderal Pengurus Besar PB PMII, Sabolah menyampaikan, isu keberagaman sudah tuntas dibahas di semua OKP yang ada di Indonesia ini.

"Kita harus ikut berpartisipasi dalam mengkawal kebijakan pemerintah. Saya melihat pemerintah dan masyarakat mempunyai perbedaan dalam melihat permasalahn kebijakan yang ditetapkan pemerintah.

Menurut aktivis PMII asal NTB ini, setiap OKP baik di pusat sampai daerah memiliki kesamaan dalam merawat keberagaman.

"Banyak sekali isu yang sering dimainkan di tingkat bawah untuk mengkampanyekan bahwa OKP sering dianggap kaki tangan pemangku kebijakan oleh para elit politik yang punya kepentingan," pungkasnya

Sejumlah pimpinan OKP tanpak hadir dalam kegiatan tersebut, Pemuda Ahmadiyah NTB, perwakilan HMI Mataram, Ketua Cabang PMKRI Mataram, Ketua KMHDI NTB dan Mataram, Ketua HIKMABUDHI, Ketua HIMMAH NW Mataram, PW IPNU-IPPNU NTB, Ketua IMM NTB, Duta Damai Mataram serta puluhan kader PMII NTB. (Hadi/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Pahlawan Pondok Pesantren Tegal