Minggu, 30 Agustus 2009

IPNU-IPPNU Jakarta Pusat Dilantik

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kota Administrasi Jakarta Pusat mengadakan pelantikan pengurus masa khidmat 2012-2014 bertempat di gedung walikota Jakarta Pusat, Senin pagi, 18 Juni 2012.

Hadir dalam acara tersebut Walikota Jakarta Pusat H Saefulloh yang memberikan sambutan sekaligus nasehat kepada para pengurus IPNU-IPPNU yang baru saja dilantik agar IPNU-IPPNU benar-benar menjadi organisasi pembelajaran (learning organization). 

IPNU-IPPNU Jakarta Pusat Dilantik (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Jakarta Pusat Dilantik (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Jakarta Pusat Dilantik

Sebagai organisasi yang menjadi wadah berhimpunnya para pelajar, IPNU-IPPNU Jakarta Pusat dituntut untuk senantiasa mengupgrade diri dan metode pengkaderannya sesuai dengan kondisi zaman sekarang ini. Agar para pelajar NU memiliki completing tool (kelengkapan peralatan) untuk berkompetisi dengan para kaum pelajar lainnya. Para pelajar NU kini tak boleh terstigma lagi sebagai kaum pelajar sarungan yang hanya pandai mengaji. Tapi lebih dari itu para pelajar NU harus bisa menjadi sarjana ekonomi yang pandai mengaji, sarjana tehnik yang juga pandai mengaji. Anak IPNU juga harus ada yang menjadi pengusaha yang paham ilmu agama, IPNU sekarang ini yang juga kelak harus menjadi gubernur yang dekat dengan para ulama dan berlandaskan faham ahlussunnah wal jama’ah.

Pondok Pesantren Tegal

Sambutan kedua disampaikan oleh.KH Amar Ahmad selaku ketua tanfidziyah PCNU Jakarta Pusat. Ia menyampaikan bahwa IPNU Jakarta Pusat harus menjadi standarisasi dan tolak ukur bagi cabang-cabang IPNU lainnya di Indonesia karena bagaimana tidak bahwa Jakarta Pusat merupakan sentral dari segala aktifitas negara. Menjadi anak IPNU di Jakarta Pusat tentu mempunyai tantangan tersendiri yang tidak dihadapi IPNU lainnya. Di Jakarta Pusat tidak ada pesantren yang biasanya menjadi basis IPNU selayaknya di Jawa Timur. Di Jakarta Pusat tidak ada Ma’arif atau sekolah-sekolah NU lainnya. Yang ada di Jakarta Pusat hanyalah SMA-SMA unggulan yang notabene memiliki kultur pelajar yang cenderung hedonis. Namun demikian justru itulah yang menjadi tantangan yang harus dihadapi untuk dapat mengenalakan Islam ala NU di tingkatan terendah yakni kalangan pelajar agar mereka memahami betul apa makna Islam yang rahmatan lil alamin.

Pelantikan Pengurus IPNU Jakarta Pusat ini dikukuhkan langsung oleh para pengurus Pimpinan Pusat baik IPNU dan IPPNU. Ahmad Rayhan selaku wakil ketua PP IPNU membacakan naskah pelantikan yang diikuti oleh 30 pengurus PC.IPNU Jakarta Pusat masa khidmat 2012-2014.  Begitu pula Margareth Aliyatul Maimunah selaku ketua umum PP IPPNU melantik langsung para pengurus PC IPPNU Jakarta Pusat yang tampak rapi dengan jas IPPNU dibalut kerudung putih.Friyadi Maulana yang terpilih menjadi ketua PC IPNU Jakarta pusat pada konferensi cabang IPNU Jakarta pusat bulan Mei lalu menggantikan Muhammad Said mengatakan

“Ber-IPNU artinya adalah berkhidmat, berkhidmat adalah mengabdi, mengabdi kepada NU, kepada para kyai, mengabdi kepada bangsa dan agama,” ujarnya setelah beberapa saat dilantik. 

Pondok Pesantren Tegal

Acara yang dirangkaikan dengan dialog pelajar ini mengambil tema peningkatan wawasan demokrasi di kalangan pelajar Jakarta. Tema ini dirasakan sangat penting mengingat mata pelajaran tentang demokrasi yang diajarkan di sekolah dirasakan sangat minim sehingga ada dua paradigma yang menjadi pola pikir para pelajar saat ini ketika berbicara tentang demokrasi. 

Secara teori dan realita para pelajar berbeda dalam memahami demokrasi. Mereka beranggapan bahwa demokrasi identik dengan politik, dan politik identik dengan transaksi kepentingan, berbagi kekuasaan dan lainnya. Hal inilah yang dibantah dalam pemaparan narasumber pada dialog tersebut yakni Idy Muzayyad, mantan ketua umum PP IPNU 2006-2009 dan juga Dani Setiawan, Koalisi Anti Hutang. 

Mereka menjelaskan sebagai kalangan pelajar IPNU dituntut memahami dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan berdemokrasi. Karena para pelajarlah yang seharusnya menjadi agent of controlling dan agent of change apalagi melihat perjalanan sejarah demokrasi bangsa Indonesia yang selalu dipelopori oleh para kalangan pelajar. 

Idy Muzayyad menambahkan kader IPNU di Jakarta senantiasa dapat memainkan peran pentingnya sebagai etalase IPNU yang ada di ibukota dengan membuka berbagai akses dan jaringan serta mencitrakan IPNU sebagai organisasi pelajar modern yang siap mewarisi tonggak estafet kepemimpinan bangsa. 

Redaktur: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Bahtsul Masail, Ubudiyah Pondok Pesantren Tegal

Kamis, 27 Agustus 2009

Mendikbud Minta Akademisi Jadi Teladan Masyarakat

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhammad Nuh meminta kalangan akademisi untuk meningkatkan kualitas pendidikannya dan menjadi teladan bagi masyarakat luas dengan tidak melakukan korupsi.

Mendikbud Minta Akademisi Jadi Teladan Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)
Mendikbud Minta Akademisi Jadi Teladan Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)

Mendikbud Minta Akademisi Jadi Teladan Masyarakat

"Orang-orang terdidik mbok ya jangan korupsi. Wong sudah sekolah tinggi-tinggi, masak sih harus korupsi. Kan tidak pantas," kata Nuh usai mengikuti rapat koordinasi tentang pasokan gas di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian Jakarta, Rabu.

Menurut Nuh, saat ini korupsi sudah menjadi merasuki hampir semua kalangan, termasuk kalangan perguruan tinggi yang seharusnya menjadi teladan perilaku baik.

Pondok Pesantren Tegal

Menyusul pernyataan Ketua DPR Marzuki Alie yang menyebut banyak koruptor adalah alumni perguruan tinggi negeri, Nuh tidak sepenuhnya sependapat dengan pernyataan Ketua DPR tersebut.

Pondok Pesantren Tegal

"Memang ada yang menyebut bahwa alumni universitas A, universitas B, universitas C jagoan dalam hal korupsi. Tentu tidak sepenuhnya benar, dan tidak selamanya seperti itu," katanya.

Sebelumnya dalam diskusi bertajuk Masa Depan Pendidikan Tinggi di Indonesia di Universitas Indonesia, Depok, Senin (7/5), Ketua DPR RI Marzuki Alie mengatakan bahwa koruptor di Indonesia didominasi alumni Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada (UGM).

"Saat ini korupsi kan orang-orang pintar lulusan universitas dari UI, Gadjah Mada, ICMI, dan semuanya terlibatlah (korupsi). Ini fakta," ujarnya.

Kesemuanya itu, lanjut Marzuki Alie, disebabkan oleh pendidikan masa lalu. Karananya masalah itu harus segera diperbaiki. Pada kesempatan itu, Marzuki menyinggung rendahnya kualitas pendidikan perguruan tinggi Indonesia.

"Kebanyakan perguruan tinggi negeri ngurusin proyek saja," sindir Marzuki Alie.

Karena itu, Rancangan Undang-undang Perguruan Tinggi diharapkap dapat mengatasi minimnya fasilitas pendidikan dan kurang berprestasinya perguruan tinggi Indonesia di tingkat internasional.

"Pendidikan mahal! Salah kalau dibilang murah, makanya alokasi 20 persen jangan dialokasikan ke 19 kementerian yang kurang bermanfaat," usulnya.

"Perguruan tinggi harus tahu kebutuhan lingkungannya, makanya harus disiapkan agar mahasiswa bisa match dengan lingkungannya," tambah Marzuki.

Penulis : Sudarto Murtaufiq

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Nusantara, RMI NU, Tokoh Pondok Pesantren Tegal

Rabu, 12 Agustus 2009

Mengangkat tangan dan Mengusap Muka ketika Berdo’a

Pada dasarnya mengangkat tangan ketika berdo’a dan dan mengusap wajah sesudahnya bukanlah sekedar tradisi yang tanpa dasa. Keduanya merupakan sunnah Rasulullah saw. sebagaimana termaktub dalam salah satu haditsnya yang diceritakan oleh Ibn Abbas:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?  ? (? ? ?)

Apabila engkau memohon kepada Allah, maka bermohonlah dengan bagian dalam kedua telapak tanganmu, dan jangan dengan bagian luarnya. Dan ketika kamu telah usai, maka usaplah mukamu dengan keduanya.

Mengangkat tangan dan Mengusap Muka ketika Berdo’a (Sumber Gambar : Nu Online)
Mengangkat tangan dan Mengusap Muka ketika Berdo’a (Sumber Gambar : Nu Online)

Mengangkat tangan dan Mengusap Muka ketika Berdo’a

Demikian pula keterangan para ulama dari beberapa kitab. Bahkan mereka menganjurkan ketika semakin penting permintaan agar semakin tinggi pula mengangkat tangan. Adapun ukuran mengangkat tangan adalah setinggi kedua belah bahu. Dalam I’anatut Thaibin Juz Dua diterangkan:

? ? ? ? ? ? ? ? ?

Dan diwaktu berdoa disunnahkan mengangkat kedua tangannya yang suci setinggi kedua bahu, dan disunnahkan pula menyapu muka dengan keduanya setelah berdo’a.

Pondok Pesantren Tegal

Keterangan ini ditambahi oleh keterangan Syaikh Muhammad bin Sulaiman al-Kurdy dalam Al-Hawasyil Madaniyyah  dengan sangat singkat.

? ? ? ? ? ? ? ?

Pondok Pesantren Tegal

Batas maksimal mengangkat tangan adalah setinggi kedua bahu, kecuali apabila keadaan sudah amat kritis, maka ketika itu bolehlah melewati tinggi kedua bahu.

 Akan tetapi, di masa sekarang ini banyak kelompok yang meragukan dan menyangsikan sunnah Rasulullah saw ini. mereka meanyakan kembali tentang keabsahannya. Sungguh hal ini bukanlah sesuatu yang baru karena dulu telah disinggung oleh pengarang kitab al-Futuhatur rabbaniyyah:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Sang pengarang telah berkata bahwa “telah ada hadits-hadits yang tak terbatas banyaknya mengenai mengangkat tangan ke langit ketika berdo’a, barang siapa menganggap itu tidak ada, maka ia telah keliru.

Red. Ulil H.  

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal AlaSantri, Ulama Pondok Pesantren Tegal

Sabtu, 08 Agustus 2009

32.379 Desa Masuk Kategori Tertinggal

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Sebanyak 32.379 dari 70.611 desa yang tersebar di Indonesia diidentifikasi masuk dalam kategori desa tertinggal, sembilan di antaranya adalah kelurahan yang ada di wilayah Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta.

"Ini baru hasil identifikasi kami, belum diverifikasi," kata Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertingal Safullah Yusuf di sela-sela seminar tentang strategi pembangunan desa yang digelar kementeriannya di Jakata, Selasa (12/5).

Dari sembilan kelurahan di DKI yang teridentifikasi tertinggal, enam di antaranya berada di Kabupaten Kepulauan Seribu dan dua lainnya adalah Kelurahan Manggarai dan Manggarai Selatan di Kodya Jakarta Selatan, serta Kelurahan  Cipayung di Kodya Jakarta Timur.

32.379 Desa Masuk Kategori Tertinggal (Sumber Gambar : Nu Online)
32.379 Desa Masuk Kategori Tertinggal (Sumber Gambar : Nu Online)

32.379 Desa Masuk Kategori Tertinggal

Dikatakan, data tersebut bisa saja berubah setelah dilakukan verifikasi. Saat ini baru desa-desa  di Kalteng, Sumut, Sumsel, Bengkulu, Kepri, DIY, Sulsel, Sultra, Gorontalo, Sulbar yang telah selesai diverifikasi, katanya.

Kementerian PDT kini mengubah sasaran pendataan kawasan tertinggal dari sebelumnya mengambil ukuran setingkat kabupaten menjadi tingkat desa karena faktanya ada juga desa atau kelurahan tertinggal di kabupaten atau kotamadya yang relatif maju.

Pada pendataan kabupaten tertinggal, dari 400-an kabupaten/kota, tercatat 199 kabupaten di antaranya masuk kategori tertinggal, sedangkan kawasan kota dianggap sebagai daerah yang relatif maju karena, untuk memperoleh status kota, suatu daerah harus memenuhi persyaraan tertentu.

Pondok Pesantren Tegal

Untuk menentukan suatu desa dikategorikan tertinggal atau relatif maju, Kementerian PDT menggunakan sejumlah variabel, seperti kondisi jalan utama desa, lapangan usaha mayoritas penduduk, fasilitas pendidikan, kesehatan, tenaga kesehatan, sarana komunikasi, kepadatan penduduk perkilometer persegi, sumber air minum/masak penduduk, sumber bahan bakar penduduk, persentasi rumah tangga pengguna listrik dan persentase rumah tangga pertanian.

Sementara untuk desa atau kelurahan yang ada di perkotaan,  varibel-variabl, seperti sanitasi dan pembuangan sampah juga dimasukkan. "Variabel-variabel itu diberi skor. Yang tidak mencapai skor minimum masuk kategori tertinggal," kata Saifullah Yusuf yang biasa dipanggil Gus Ipul.

Untuk menangani desa-desa tertinggal tersebut, Kementerian PDT memperkirakan kebutuhan dana sebesar Rp20 triliun per tahun. Namun dikatakan, anggaran yang dimiliki pemerintah sangat terbatas sehingga realisasinya belum tentu angkanya mencapai jumlah tersebut.

"Karena itu perlu disusun prioritas dan pemaduan program antara pemerintah pusat, propinsi, dan kabupaten/kota sehingga dana pemerintah yang terbatas itu bisa tepat sasaran," Gus Ipul.  (nam/ant)

Pondok Pesantren Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Sunnah, Kajian Islam, Pesantren Pondok Pesantren Tegal

Kamis, 06 Agustus 2009

Himpunan Pengusaha Muda Berbagi Tips Wirausaha dengan Komunitas Mata Air Jepara

Jepara, Pondok Pesantren Tegal - Sekretaris Himpunan Pengusaha Muda (Hipmu) Kabupaten Jepara Abdul Kholik menyampaikan pemahaman serta tips berwirausaha kepada anggota Mata Air Jepara. Kegiatan yang dilaksanakan, Ahad (10/4) ini diikuti oleh pengurus dan anggota Mata Air perwakilan dari angkatan pertama 2011 hingga terakhir 2015.

Pengusaha sukses sekaligus pemilik Caffe De Java ini mengatakan bahwa untuk menjadi wirausaha muda perlu mengerti berbagai cara. “Kita tidak boleh berpikiran lurus. Jika sekarang berkuliah di prodi pendidikan, belum tentu kita nanti menjadi guru. Perlu cara kreatif untuk survive di masa sekarang,” katanya.

Himpunan Pengusaha Muda Berbagi Tips Wirausaha dengan Komunitas Mata Air Jepara (Sumber Gambar : Nu Online)
Himpunan Pengusaha Muda Berbagi Tips Wirausaha dengan Komunitas Mata Air Jepara (Sumber Gambar : Nu Online)

Himpunan Pengusaha Muda Berbagi Tips Wirausaha dengan Komunitas Mata Air Jepara

Selain itu, restu dari orang tua juga sangat menentukan keberhasilan setiap usaha yang kita bangun. “Sebelum berusaha kita harus dahulukan untuk meminta restu kepada orang tua, dan fokus pada pekerjaan yang ada saat ini,” jelas alumni Sospol UGM ini.

Untuk memperluas usaha juga mesti sejalan dengan ikhtiar kita dalam menjalin sebuah jaringan. “Memperluas pertemanan itu sangat penting untuk menguatkan usaha kita, yang tidak kalah penting adalah bersedekah,” tambahnya.

Pondok Pesantren Tegal

Pembina Mata Air Kabupaten Jepara Adib Khoiruzzaman menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pembinaan Mata Air kepada alumninya agar memiliki keterampilan yang mumpuni.

“Kita tidak hanya mengantarkan mereka ke perguruan tinggi negeri favorit, namun juga membekali mereka untuk dapat menjadi manusia mandiri yang membawa manfaat untuk lingkungan masyarakat,” pungkasnya. (Rif’ul Mazid Maulana/Alhafiz K)

Pondok Pesantren Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Nahdlatul Ulama Pondok Pesantren Tegal