Senin, 14 Oktober 2013

Gerhana dan Pengembangan Sains dalam Islam

Gerhana merupakan fenomena alam yang rutin terjadi. Tidak seperti gerhana bulan yang sering terjadi, gerhana matahari yang lebih jarang terjadi mendapat perhatian luas dari masyarakat Indonesia. Apalagi ada sejarah kelam ketika terjadi gerhana matahari total di Indonesia pada 1983 di mana para penduduk diperintahkan tinggal dalam rumah oleh penguasa Orde Baru karena kekhawatiran adanya kebutaan pada mata akibat menatap matahari secara langsung. Padahal gerhana matahari total merupakan fenomena langka yang bisa dipelajari dalam berbagai aspek. 

Belajar dari pengalaman masa lalu tersebut, gerhana matahari total yang melewati Indonesia pada 9 Maret 2016 ini disosialisasikan lebih baik kepada masyarakat sebagai sebuah peristiwa alam yang jarang terjadi dan patut sambut dengan baik, sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan, bahkan dipromosikan sebagai salah satu atraksi wisata pada daerah-daerah yang dilintasinya.  

Gerhana dan Pengembangan Sains dalam Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Gerhana dan Pengembangan Sains dalam Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Gerhana dan Pengembangan Sains dalam Islam

Bagi umat Islam, gerhana matahari bukan sekedar fenomena alam, tetapi sebuah bukti akan kebesaran Allah dalam mengatur jagat raya yang tersistem dengan baik. Karena itu, Rasulullah mengajar umat Islam untuk melaksanakan shalat sunnah ketika terjadi gerhana, baik gerhana matahari atau gerhana bulan. Sebelum kedatangan Islam atau menurut kepercayaan suku-suku tertentu, gerhana dimaknai sebagai peristiwa mistik, seperti adanya raksasa yang marah sehingga memakan matahari atau bulan. Karena itu, ada sesuatu yang harus dikorbankan untuk meredaan kemarahan tersebut. Islam, menentang kepercayaan dan mitos tersebut dengan memberikan penjelasan secara rasional.  

Karena gerhana tidak datang setiap saat, maka diperlukan kemampuan untuk memprediksi, kapan hal itu akan datang. Di sinilah peran ilmu pengetahuan sangat penting dalam mendukung pelaksanaan ibadah shalat gerhana. Ini juga menunjukkan bahwa dalam beribadah diperlukan dukungan sains. Sesungguhnya, Al-Qur’an dan hadits secara tegas mengajak umat manusia untuk membaca dan berpikir guna mempelajari alam. Dalam konteks ilmu sosial, perintah kepada manusia untuk menjad khalifah di bumi mensyaratkan kemampuan untuk mengelola kehidupan di seluruh alam. Semuanya akan berjalan dengan baik jika para pemimpin memiliki ilmu pengetahuan yang dibutuhkan. Ilmu pemerintahan, ilmu sosial, ilmu ekonomi, dan lainnya. 

Umat Islam pernah berjaya dalam pengembangan ilmu pengetahuan pada abad pertengahan. Banyak ilmuwan-ilmuwan Muslim yang menjadi penemu berbagai kemajuan yang menjadi dasar ilmu pengetahuan yang berkembang saat ini seperti Aljabar, Avicenna, Albirruni, dan lainnya. Sayangnya, umat Islam saat ini disibukkan dengan “urusan-urusan kecil” seperti pertentangan urusan amaliyah yang sifatnya khilafiyah dan perebutan kekuasaan dengan menggunakan jargon-jargon agama. Kawasan yang dulu menjadi pusat peradaban Islam seperti Irak, Suriah, dan Mesir, kini menghadapi masalah kemanusiaan yang berat. Boro-boro memikirkan pengembangan ilmu pengetahuan, untuk memikirkan keselamatan diri sendiri saja sulit

Di sisi lain, di belahan dunia lain yang hidup dengan damai, ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat. Seluruh komponen masyarakat, baik pemerintah maupun swasta, didorong untuk mengembangkan pengetahuan. Ada kesadaran bersama bahwa kemajuan sebuah bangsa ditentukan oleh pengetahuan yang dimilikinya. Lembaga-lembaga riset didanai secara besar-besaran untuk menghasilkan pengetahuan atau penemuan baru. Dengan demikian negara-negara Muslim, kini semakin tertinggal ketika kapasitas persaingan antarbangsa didasarkan pada kepemilikan ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi yang mampu dilakukannya. 

Pondok Pesantren Tegal

Masyarakat juga semakin mempercayai sains sebagai panduan dalam berperilaku. Jika ada pertentangan antara sains dan agama, maka sains lah yang dimenangkannya. Ini tentu menjadi persoalan serius bagi seluruh agama, bukan hanya Islam. Nilai-nilai dalam kitab suci kini dipertanyakan. 

Pondok Pesantren Tegal

Ada ajaran agama yang sifatnya dogmatis seperti pelaksanaan shalat lima waktu dan berapa rakaat jumlahnya, tetapi ada persoalan-persoalan yang membutuhkan jawaban. Masyarakat yang semakin terdidik membutuhkan argumentasi dan alasan rasional kepada suatu hal dilakukan seperti bentuk pemerintahan apa yang paling baik. Para ulama, jika tidak mampu merumuskan jawaban yang baik, akan ditinggalkan oleh umatnya. Saat umat dan bangsa lain sudah berhasil mencapai bulan dan menargetkan diri mencapai planet Mars, umat Islam masih disibukkan diri dalam metode melihat bulan sebagai kriteria penentuan awal puasa dan Idul Fitri. Ini merupakan salah satu contoh kecilnya.

Pengembangan ilmu pengetahuan telah memberi kemudahan hidup bagi manusia. Tapi ada tantangannya, ketika banyak riset kini dilakukan untuk kepentingan bisnis guna meraih keuntungan. Saat keuntungan komersial menjadi panduan utama, bisa saja mengorbankan hal-hal lain seperti nilai kemanusiaan. Ilmu pengetahuan yang tidak dipandu nilai-nilai moral kemanusiaan, memiliki potensi melenceng dari tujuan awalnya untuk mensejahteraan manusia. 

Sesungguhnya tantangan keberadaan agama terbesar bukanlah misi dari agama lain yang ingin merebut umat, tetapi agama baru berupa “sains” yang bergerak jauh di luar nilai-nilai moral dan kemanusiaan. Tanpa panduan, suatu saat, sains bisa menghancurkan umat manusia sendiri. Menjadi tugas bersama seluruh umat Islam untuk meningkatkan kemampuannya menguasai ilmu pengetahuan dan memasukkan nilai-nilai pengetahuan dengan nilai moral kemanusiaan. (Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Fragmen Pondok Pesantren Tegal

Sabtu, 12 Oktober 2013

Radikalisme Gunakan Dalil Kitab Suci untuk Legalkan Gerakan

Yogyakarta, Pondok Pesantren Tegal

Perdamaian adalah syarat mutlak bagi suatu bangsa untuk hidup makmur dan sejahtera. Dalam hidup bersama yang damai, terbuka kesempatan luas bagi suatu bangsa untuk berkembang membangun diri dan mencapai tujuan bersama. Situasi damai suatu bangsa membutuhkan relasi yang berkeadilan dalam berbagai aspek kehidupan dan mendasarkan diri pada relasi penuh kasih.

Radikalisme Gunakan Dalil Kitab Suci untuk Legalkan Gerakan (Sumber Gambar : Nu Online)
Radikalisme Gunakan Dalil Kitab Suci untuk Legalkan Gerakan (Sumber Gambar : Nu Online)

Radikalisme Gunakan Dalil Kitab Suci untuk Legalkan Gerakan

Pengasuh Pondok Pesantren as-Salafiyah Mlangi, Gus Irwan Masduqi di Yogyakarta, Ahad (31/1/2016) menyatakan, gerakan radikalisme memakai dalil kitab suci sebagai legitimasi gerakan untuk membenarkan ideologi mereka. Masalah tafsir kitab suci juga memberi pengaruh cukup besar terhadap umat dalam memahami Islam.

"Jika perbedaan ini dijadikan sebagai dasar perpecahan bahkan menjadi dasar untuk melakukan kekerasan, tidaklah tepat. Rahmatan lil alamin tidaklah hanya kepada sesama umat muslim saja, melainkan kepada setiap orang, juga terhadap binatang dan tumbuh tumbuhan," ujar Gus Irwan pada acara bertajuk ‘Kenduri Kebangsaan: Islam Pelopor Perdamaian Indonesia-Yogya Istimewa Menolak Radikalisme’.

Ia mengungkapkan, di Yogyakarta saat ini banyak mengalir aliran dana untuk mendukung gerakan ISIS. Dana tersebut didistribusikan untuk mendoktrin paham radikal guna merekrut massa. Irwan juga menuturkan, Suriah beserta konfliknya sebenarnya bukanlah konflik agama, namun akhirnya memakai dalil agama sebagai alatnya. Jihad pada awalnya adalah untuk membela diri dari ancaman. Menolong orang miskin, memerangi kemiskinan, menolong orang lain itu juga termasuk Jihad.?

Di Yogya, lanjutnya, sudah bertebaran spanduk maupun baliho yang menyatakan bahwa Syiah bukan Islam. Setelah hal tersebut ditelisik ternyata sumber dananya berasal dari Arab Saudi yang tujuannya untuk mengadu domba aliran Syiah yang ada di Indonesia.

Pondok Pesantren Tegal

Islam masuk di Indonesia, imbuhnya, tidak melalui perang, melainkan melalui jalur budaya. Hal tersebut berbeda dengan Islam Wahabi yang menghancurkan situs-situs peninggalan peradaban nenek moyang.

"Kalau aliran Wahabi yang masuk di Indonesia maka Borobudur sudah lama hilang. Tapi marilah kita menjadikan Islam yang ada di Jogja ini sebagai Islam yang ramah, santun, menghargai budaya dan bukan Islam yang pemarah," ujar Wakil Sekretaris PP Lakpesdam NU itu. (Gatot Arifianto/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal

Pondok Pesantren Tegal Fragmen Pondok Pesantren Tegal

Selasa, 08 Oktober 2013

Kiai Tolhah Hasan: IPNU Harus Mampu Jawab Tantangan Saat Ini

Malang, Pondok Pesantren Tegal

Menteri Agama era Presiden Abdurahman Wahid, KH Muhammad Tolhah Hasan berpesan, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) harus mampu menjawab segala macam tantangan yang berkembang saat ini. Salah satu caranya adalah dengan mendesain dan melaksanakan program kerja yang menekankan pada kreativitas, inovasi, karya dan memiliki karakter yang kuat.

“Program kerja jangka panjang tidak boleh luput. Sumber daya manusia yang berkualitas sudah sangat banyak, termasuk alumni yang tersebar di berbagai bidang. Ini harus benar-benar dimanfaatkan secara cerdas,” jelasnya saat membuka Rakerwil IPNU Jatim di Aula Pondok Pesantren Teknologi Ma’arif Singosari, Malang, Jawa Timur, Sabtu (30/1).

Kiai Tolhah Hasan: IPNU Harus Mampu Jawab Tantangan Saat Ini (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Tolhah Hasan: IPNU Harus Mampu Jawab Tantangan Saat Ini (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Tolhah Hasan: IPNU Harus Mampu Jawab Tantangan Saat Ini

Salah satu pendiri Universitas Islam Malang (Unisma) ini juga berpesan pada pengurus IPNU, masa depan NU ditentukan oleh komitmen dan militansi dalam berproses di IPNU. Ia kemudian mencontohkan, salah satu kader sukses IPNU yang cukup membanggakan yakni Abdullah Azwar Anas. Menurutnya, mantan Ketua umum Pimpinan Pusat IPNU tersebut telah berhasil membuktikan bahwa menempa diri dengan sebaik-baiknya merupakan sebuah keharusan.

Pondok Pesantren Tegal

“Dia (Azwar Anas, red) menjadi bupati terpilih dua periode bahkan baru-baru ini mendapatkan penghargaan dunia karena berhasil mengembangkan potensi wisata di Banyuwangi. Ke depan kita optimis ada yang seperti itu. Meski mengabdi pada umat bisa dengan apa saja tidak harus terjun di politik,” tegas penulis buku “Islam dalam Perspektif Sosio Kultural” ini.

Rakerwil kali ini mengangkat tema “Meningkatkan Sinergitas Menuju Tata Kelola Organisasi Berintegritas”. Ketua PW IPNU Jatim Haikal Atiq Zamzami mengatakan, IPNU tengah menghadapi tantangan yang cukup berat, yakni problem radikalisasi dan narkoba yang menimpa generasi muda. Apalagi dewasa ini? kedua masalah tersebut telah banyak menyasar pelajar, santri dan mahasiswa. Maka, menurutnya, gerakan yang sinergis, inovatif, dan mampu cepat berdaptasi dengan perubahan adalah hal yang tak bisa ditawar. (Lukman Hakim El Baqeer/Mahbib)

Pondok Pesantren Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Kyai, Amalan Pondok Pesantren Tegal

Senin, 07 Oktober 2013

Pascasarjana STAINU Jakarta Adakan Anjangsana Islam Nusantara di 13 Kota

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal?

Khazanah Islam Nusantara berupaya terus digali oleh STAINU Jakarta melalui kegiatan Anjangsana Islam Nusantara.

Kegiatan tersebut akan berlangsung selama 6 hari pada Senin-Sabtu (23-28/1) di 13 kota/kabupaten yang tersebar di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Pascasarjana STAINU Jakarta Adakan Anjangsana Islam Nusantara di 13 Kota (Sumber Gambar : Nu Online)
Pascasarjana STAINU Jakarta Adakan Anjangsana Islam Nusantara di 13 Kota (Sumber Gambar : Nu Online)

Pascasarjana STAINU Jakarta Adakan Anjangsana Islam Nusantara di 13 Kota

Ketua Pelaksana kegiatan Muhammad Ulinnuha menjelaskan, Anjangsana ini mempunyai peran penting untuk menggali kekayaan pemikiran, ritus, artefak, tradisi maupun karya manuskrip Islam.

Lewat Anjangsana ini, khazanah bisa digali dari ulama-ulama yang sudah meninggal dan keturunan-keturunan yang masih hidup.?

Pondok Pesantren Tegal

Selain itu, kegiatan yang diikuti oleh para akademisi Islam Nusantara STAINU Jakarta itu memiliki tujuan untuk mengokohkan sanad keilmuan sekaligus memperluas wawasan kebangsaan di tengah merebaknya aksi radikalisme.

Ke-13 kota/kabupaten yang menjadi tujuan Anjangsana ini adalah Jakarta, Purwakarta, Cirebon, Pekalongan, Kaliwungu Kendal, Semarang, Demak, Rembang, Sarang, Surabaya, Mojokerto, Jombang, dan Yogyakarta.?

Sebelum berangkat pada Senin (23/1), Tim Anjangsana terlebih dahulu mengunjungi Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di Ciganjur Jakarta Selatan. Kemudian Senin tim meluncur ke Kabupaten Purwakarta berziarah ke makam Syeh KH Muhammad Yusuf (guru Syekh Nawawi Banten) sekaligus menemui Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal

Pondok Pesantren Tegal Cerita, RMI NU Pondok Pesantren Tegal

Minggu, 06 Oktober 2013

IPNU-IPPNU NTB Berikan Sembako untuk Yatim dan Lansia

Mataram, Pondok Pesantren Tegal

Pimpinan Wilayah IPNU-IPPNU NTB membagikan paket sembako kepada anak yatim dan lansia di Kelurahan Jempong Kota Mataram Jumat (01/07) sore.?

IPNU-IPPNU NTB Berikan Sembako untuk Yatim dan Lansia (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU NTB Berikan Sembako untuk Yatim dan Lansia (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU NTB Berikan Sembako untuk Yatim dan Lansia

Yatim dan lansia yang dapat sembako serta uang ini merupakan warga Kota Mataram yang berada di lingkungan Sekretariat PW IPNU NTB di Jalan P No 44 Perumahan Elit Kota Mataram.

"Kami berbagi kepada yatim dan lansia ini agar dirasakan ada manfaat dengan keberadaan sekretariat kami," kata Syamsul Hadi, Ketua PW IPNU NTB di sela-sela acara kepada Pondok Pesantren Tegal.

Sebelumnya di beberapa titik, lanjut Hadi, banom milik NU ini telah menyantuni anak yatim saat safari, dengan tujuan syiar IPNU-IPPNU di masyarakat umum. Namun warga sekitar tidak kalah penting untuk diperhatikan.

Pondok Pesantren Tegal

Sementara Bq. Maisarah, ketua IPPNU NTB menyebutkan indahnya berbagi.



Pondok Pesantren Tegal



"Ayyadul ulya khoirum min yadussufla, tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah," katanya.

Jika hari ini hanya puluhan orang yang menerima santunan, harapan utama berikutnya tentunya mudah-mudahan bisa berbagi kepada orang yang lebih banyak.?

"IPNU-IPPNU NTB salah satu tempat kami belajar, yaitu belajar berjuang dan bertakwa. IPNU-IPPNU salah satunya mengajarkan kami untuk bisa menjadi insan yang bermanfaat untuk orang lain," katanya (Muslim/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Berita, Pesantren Pondok Pesantren Tegal