Rabu, 21 Oktober 2015

Warga Tagih Janji Gubernur Jateng soal Penambangan Watu Putih

Rembang, Pondok Pesantren Tegal. Sudah lebih dari  sepekan lalu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengunjungi warga Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, yang menggelar aksi penolakan rencana penambangan Gunung Watu Putih di Rembang untuk bahan baku pembuatan semen.

Dalam kunjungannya, Gubernur meminta warga menunjuk perwakilan yang dipercaya untuk duduk bersama pihak PT Semen Indonesia sebagai penambang dan Pemerintah Kabupaten Rembang serta Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Warga Tagih Janji Gubernur Jateng soal Penambangan Watu Putih (Sumber Gambar : Nu Online)
Warga Tagih Janji Gubernur Jateng soal Penambangan Watu Putih (Sumber Gambar : Nu Online)

Warga Tagih Janji Gubernur Jateng soal Penambangan Watu Putih

Joko Supriyanto yang dipilih sebagai wakil warga menjelaskan, pihaknya telah mengirimkan surat kesiapan untuk berembuk kepada Gubernur pada (30/6) dengan pihak-pihak terkait. "Namun hingga saat ini belum mendapatkan balasan. Padahal janji Pak Ganjar kami diminta menyipakan perwakilan dengan batas waktu satu minggu,” ujarnya.

Pondok Pesantren Tegal

Ia mengaku telah menyiapkan pakar dari kalangan akademisi untuk memberikan masukan dan kajian pada forum berembuk nanti. Pria yang akrab disapa Joko itu juga mempersoalkan belum dibalasnya surat kesiapan berembuk yang telah dikirimkan kepada Gubernur Jawa Tengah.

"Kenapa surat kami belum mendapatkan balasan apakan memang pak Gubernur ada jadwal lain, atau memang lupa ataukah ingkar janji,” tegasnya.

Pondok Pesantren Tegal

Hingga saat ini, para peserta aksi masih meyakini bahwa penolakan pendirian pabrik semen dan penambangan Gunung Watu Putih merupakan harga mati bagi sebagian warga Desa Tegaldowo. Bulan puasa tak membuat para peserta aksi surut dan berjanji akan terus memprotes hingga tuntukan mereka dikabulkan. (Ahmad Asmui/Mahbib)

Foto: Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat berkunjung ke warga Tegaldowo yang menjalankan aksi

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Pendidikan, Habib Pondok Pesantren Tegal

Rabu, 14 Oktober 2015

Lantunkan Madah, 10.000 Pramuka Santri Target Rekor Muri

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Perkemahan Pramuka Santri Nusantara (PPSN) ke-IV akan dilangsungkan di Bumi Perkemahan Tambang Ulang, kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, pada 1-7 Juni 2015. Pihak panitia mengagendakan pemecahan rekor MURI dengan konfigurasi pelantunan madah oleh 10.000 santri.

Lantunkan Madah, 10.000 Pramuka Santri Target Rekor Muri (Sumber Gambar : Nu Online)
Lantunkan Madah, 10.000 Pramuka Santri Target Rekor Muri (Sumber Gambar : Nu Online)

Lantunkan Madah, 10.000 Pramuka Santri Target Rekor Muri

"Koordinasi dengan Pemprov Kalimantan Selatan dan pihak terkait sudah kami lakukan," jelas Direktur PD Pontren Kemenag Dr Mohsen saat memimpin rapat perdana kegiatan ini di ruang rapat Sekjend Kemenag, Senin (20/4).

Menurut Koordinator bidang perkemahan dan kegiatan PPSN Mardhani Zuhri, madihin secara bahasa artinya pujian dengan puisi yang menghibur.

Pondok Pesantren Tegal

“Kesenian madihin ini belum pernah ditampilkan dengan jumlah peserta sebanyak itu. Kita akan bekerja keras menyukseskannya," kata Mardani yang juga Andalan Nasional Kwarnas Gerakan Pramuka.

Pondok Pesantren Tegal

Kegiatan PPSN merupakan agenda tiga tahun sekali yang perdananya diadakan pada 2006 di Cibubur, Jakarta, pada 2006. PPSN kedua digelar di Jatinangor, Bandung pada 2009. Sementara ketiganya di Batam, Kepri, pada 2012. Sedangkan kali ini PPSN ditempatkan di Kalimantan Selatan.

"Pesantren punya peran strategis sebelum dan sesudah kemerdekaan. Saya minta kepada kakak-kakak Pramuka yang terlibat di kepanitiaan untuk fokus menyukseskan kegiatan ini," ujar Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Dr Adhyaksa Dault.

Bagi lingkungan pesantren, gerakan Pramuka sangat familiar mengingat aspek historis sejarah pembentukan gerakan-gerakan kepanduan oleh kalangan muslim saat perjuangan kemerdekaan.

Karena itu, suburnya gerakan Pramuka di lingkungan pesantren memiliki sejarah panjang dan dasar serta fondasi yang kuat, ujar Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI Kamaruddin Amin. (Red. Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Budaya, Kajian, Makam Pondok Pesantren Tegal

Kamis, 08 Oktober 2015

Debut Perempuan Berjilbab di Lintasan Atletik Olimpiade

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Sarah Attar menjadi perempuan pertama Arab Saudi yang turut bersaing dalam atletik Olimpiade. Dia turun pada nomor lari 800 meter putri dengan mengenakan jilbab berwarna putih.

"Ini pengalaman yang menakjubkan," kata Attar kepada wartawan seperti dikutip Reuters.

Debut Perempuan Berjilbab di Lintasan Atletik Olimpiade (Sumber Gambar : Nu Online)
Debut Perempuan Berjilbab di Lintasan Atletik Olimpiade (Sumber Gambar : Nu Online)

Debut Perempuan Berjilbab di Lintasan Atletik Olimpiade

Attar memiliki dua kewarganegaraan yaitu AS dan Arab Saudi, serta tengah berkuliah di Universitas Pepperdine, Los Angeles.

Pondok Pesantren Tegal

"Adalah kehormatan sangat besar bisa tampil di sini mewakili kaum perempuan Arab Saudi. Ini momen bersejarah. Saya berharap ini akan menciptakan perbedaan. Ini adalah langkah besar ke depan. Ini sungguh pengalaman yang menakjubkan."

Pondok Pesantren Tegal

Dalam tayangan televisi, kendati langsung terseok ke urutan paling belakang pada babak penyisihan lari 800m putri itu dan finish jauh di belakang lawan-lawannya, ribuan penonton di Olympic Stadium, London, berdiri dan tak henti bertepuk tangan menyemangati dan menghormati Attar.

Sebelum Attar tampil, rekan senegaranya yang juga mengenakan jilbab, Wojdan Ali Seraj Abdulrahim Shaherkani, turun pada cabang judo.

Kendati kedua atlet putri Saudi ini langsung gagal pada debut mereka ini, keduanya dianggap sebagai pahlawan, baik oleh sejumlah kalangan di negerinya, maupun dunia.

Redaktur: Mukafi Niam

Sumber: Antara

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Lomba, Internasional, Aswaja Pondok Pesantren Tegal

Rabu, 07 Oktober 2015

Bagi-Bagi Buku, Komunitas Sajubu Dongkrak Minat Baca

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Komunitas 1 Juta Buku untuk Anak-Anak Indonesia (Sajubu) Jakarta, menyebarkan bacaan bermutu di Hotel Pandanaran, Semarang (17/2). Dengan buku-buku berbobot, Sajubu Jakarta bersama lembaga Sciena Madani Semarang mencoba mewarnai perpustakaan, taman baca dan komunitas buku.

Bagi-Bagi Buku, Komunitas Sajubu Dongkrak Minat Baca (Sumber Gambar : Nu Online)
Bagi-Bagi Buku, Komunitas Sajubu Dongkrak Minat Baca (Sumber Gambar : Nu Online)

Bagi-Bagi Buku, Komunitas Sajubu Dongkrak Minat Baca

Faisaldy Pratama dari Sajubu Jakarta mengatakan, melalui komunitas ini pihak Sajubu ingin berpartisipasi menyebarkan virus gerakan gemar membaca.

“Melalui tebar buku, kami hanya bisa berharap setiap aktivitas di manapun tempatnya baik di perpustakaan, taman baca, maupun tempat-tempat umum dijumpai banyak orang yang asyik menikmati buku bacaan,” lanjutnya.

Pondok Pesantren Tegal

Sementara Lukni Maulana dari Sciena Madani menyatakan pihaknya kecewa dengan sistem pendidikan. Pasalnya, minat baca masyarakat masih lemah oleh sebab sistem pembelajaran tidak menanamkan membaca sebagai bentuk kebutuhan.

Pondok Pesantren Tegal

Lukni menyayangkan anak-anak lebih suka bermain di dunia maya dan tempat hiburan, baik melalui TV, mall maupun fasilitas permainan gatget di rumah.

Seharusnya perkembangan teknologi membawa dampak pada peningkatan minat baca. Seperti program Kementerian Pendidikan yang berkeinginan mengeluarkan buku elektronik berupa E-Sabak. Namun, pemangku dunia pendidikan cenderung apatis. Masyarakat cenderung menjadi konsumen, hanya menjadi penikmat teknologi yang berkembang pada umumnya.?

“Kalau masyarakat ingin maju, membaca harus menjadi kebutuhan dan kebiasaan. Sebab, negara akan maju ketika masyarakatnya memiliki minat baca yang tinggi dan dilanjutkan dengan buah karya berupa tulisan dan hasil-hasil penelitian,” tuturnya. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal AlaNu Pondok Pesantren Tegal

Selasa, 06 Oktober 2015

Tentang Hukum Kepiting

Assalamu’alaikum wr wb. Punten, kalau memakan kepiting itu halal apa haram? Mohon jawabanya. Juddin.

Wa’alaikumsalam wa rahamatullah wa barakatuh.

Saudara Juddin yang kami hormati. Pada dasarnya mengisi perut dengan makanan halal dan baik adalah perintah Allah swt kepada semua manusia, bukan hanya ditujukan kepada umat Islam semata. Hal ini menunjukkan pentingnya umat manusia agar lebih selektif dalam memilah dan memilih serta menentukan makanan yang akan menjadikan peredaran darah dalam tubuhnya berjalan normal.

Perintah Allah ini dapat dilihat dalam Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 172. Makanan halal dan baik disini tentunya meliputi cara memperoleh dan mendapatkannya disamping juga yang tidak kalah penting adalah materi (jenis) dari makanan itu sendiri, sebagaimana pertanyaan yang disampaikan oleh saudara Juddin ini.

Tentang Hukum Kepiting (Sumber Gambar : Nu Online)
Tentang Hukum Kepiting (Sumber Gambar : Nu Online)

Tentang Hukum Kepiting

Adapun jawaban dari hukum memakan kepiting masih terdapat perbedaan pendapat diantara para ulama’. Ada yang berpendapat bahwa memakan kepiting hukumnya haram sementara yang lain menyatakan halal. Perbedaan seperti ini sangat wajar dan sering terjadi di kalangan para ulama dalam menyikapi suatu masalah mengingat cara menganalisa dan pengambilan kesimpulan yang tidak sama.

Para ulama yang menyatakan bahwa kepiting tidak boleh dimakan (haram) berasumsi bahwa hewan ini bisa hidup di dua alam (laut dan darat). Sementara ulama yang berpendapat bahwa kepiting halal untuk dikonsumsi berhujjah bahwa hewan ini tidak dapat hidup di darat. Ia hanya bisa hidup di air (laut) saja.

Pondok Pesantren Tegal

Selain itu ada qaul dhaif yang bersumber dari al-Halimi sebagaimana diceritakan oleh al-Baghawi yang berpendapat bahwa hewan ini tetap dihukumi halal, meskipun bisa hidup di dua alam. Masing-masing dari kedua pendapat ini tentunya telah melalui uji materi serta lapangan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Referensi yang kami jadikan rujukan adalah kitab al-Maj’mu’ Syarah al-Muhaddzab:

Pondok Pesantren Tegal

 ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

Artinya: Dari bagian ini (hewan yang dapat hidup di dua tempat), asy-Syekh Abu Hamid dan imam al-Haramain memasukkan katak dan ketam (jenis kepiting). Dua hewan tersebut diharamkan menurut ketetapan madzhab yang shahih (benar). Mayoritas ulama juga mengacu pada pendapat ini. Ada pendapat dhaif yang diceritakan oleh al-Baghawi bersumber dari al-Halimi yang mengatakan bahwa kedua hewan ini halal.

Saudaran penanya yang dimuliakan Allah, Perbedaan pendapat diantara para ulama sebagaimana penjelasan diatas kiranya semakin menjadikan umat maupun masyarakat Islam Indonesia semakin dewasa dalam menghargai keanekaragaman yang ada, sehingga slogan Islam rahmatan li al-‘alamin benar-benar dapat membumi di negeri ini, bukan hanya semboyan yang hinggap di awan belaka. Wallahu a’lam. (Maftukhan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Sunnah, Cerita Pondok Pesantren Tegal

Jumat, 02 Oktober 2015

Membangun Semangat Kebersamaan dalam Kehidupan Berbangsa

Dalam konsep fiqih rasa kebersamaan ini dituangkan dalam teori maslahah ammah. Artinya bahwa kepentingan bersama dan kebutuhan khalayak harus diutamakan di atas segala macam kepentingan baik individu maupun golongan. Sehingga terciptalah tatanan kehidupan yang kondusif.



Jika demikian adanya, maka syari'at akan menemukan makna haqiqinya sebagai sebuah jalan 'syara'a' yang menuntun kehidupan ummat.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? (? ?) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Membangun Semangat Kebersamaan dalam Kehidupan Berbangsa (Sumber Gambar : Nu Online)
Membangun Semangat Kebersamaan dalam Kehidupan Berbangsa (Sumber Gambar : Nu Online)

Membangun Semangat Kebersamaan dalam Kehidupan Berbangsa

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Marilah kita tingkatkan kwalitas ketaqwaan kita dengan menjauhi segala larangan-Nya dan kita tambahi ketaatan kita dengan menjalankan berbagai perintah-Nya. Sesungguhnya diantara perintah itu adalah mengutamakan kebersamaan dan kepentingan bersama mengalahkan kepentingan pribadi dan golongan.

Pondok Pesantren Tegal

Jama'ah Jum'ah Rahimakumullah

Sudah menjadi mafhum bagi masyarakat kita bahwa carut marut kondisi bangsa ini bersifat kompleks. Meski demikian (tanpa bermaksud menyederhanakan masalah) jika dirunut maka akan bermuara pada menipisnya rasa kebersmaaan. Satu rasa satu bangsa seiman dan se-Tuhan.

Dalam konsep fiqih rasa kebersamaan ini dituangkan dalam teori maslahah ammah. Artinya bahwa kepentingan bersama dan kebutuhan khalayak harus diutamakan di atas segala macam kepentingan baik individu maupun golongan. Sehingga terciptalah tatanan kehidupan yang kondusif. Jika demikian adanya, maka syari'at akan menemukan makna haqiqinya sebagai sebuah jalan 'syara'a' yang menuntun kehidupan ummat. Sebagaimana termaktub dalam surat al-Anbiya' bahwasannya perwujudan syariah yang diwahyukan kepada Rasulullah saw merupakan rahmat bagi alam semesta.

? ? ? ? ?.

Pondok Pesantren Tegal

"Kami mengutus Anda hanya bertujuan memberi rahmat bagi alam semesta". (QS. Al-Anbiya': 107)

Jama'ah Jum'ah yang Berbahagia

Sebagai sebuah bangsa yang bernegara lengkap dengan pemerintahan sudah selayaknya jika kepentingan bersama menjadi dasar dan pijakan pengambilan keputusan para elit negeri. Baik keputusan yang berifat aksi maupun reaksi.

Namun seringkali kebersamaan ini hanya menjadi stempel belaka yang tidak merujuk sama sekali pada kenyataan, bahkan lebih dekat pada kepentingan hawa nafsu dan kesewenang-wenangan. Dalam suasana pembangunan yang dinamis dewasa ini, selalu ditemukan istilah kepentingan umum. Walaupun seringkali batasan 'kepentingan umum' ini menjadi tidak jelas dan tidak sesuai dengan pengertian yang sesungguhnya. Kepentingan umum akhirnya berkembang dalam perspektif yang beragam; ada kepentingan umum menurut versi pengambil keputusan (umara), atau kepentingan umum menurut "selera" sebagian kecil kelompok masyarakat, dan kepentingan umum yang dipersepsi oleh masyarakat. Inilah yang dilarang oleh al-Qur'an, sebagaimana himabuannya dalam surat as-Shad ayat 26

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

"Maka tegakkanlah hukum di antara manusia secara benar dan janganlah Anda mengikuti hawa nafsu, yang akan menjerumuskan Anda pada kesesatan, jauh dari jalan Allah." (QS. Shad: 26)

Jika sudah demikian keberadaannya, maka berbagai kerusakan akan menjadi penunggu setia bangsa ini. Bangsa yang senang memutuskan segala macam kebijakan berdasar pada kepentingan hawa nafsu, pribadi dan atau kelompok.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

"Andaikan kebenaran mengikuti keinginan mereka, niscaya langit, bumi dan segala isinya akan binasa/rusak/hancur." (QS. al-Mu'minun: 71)

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

Meski demikian tidak lantas segala macam 'kepentingan bersama' dapat dijalankan. Ada rambu-rambu yang harus ditaati demi menghindari kemudharatan. Diantaranya kepentingan bersama haruslah selaras dengan tujuan syariat, yaitu terpeliharanya lima hak dan jaminan dasar manusia (al-ushul al-khamsah), yang meliputi: keselamatan keyakinan agama, keselamatan jiwa (dan kehormatan), keselamatan akal, keselamatan keluarga dan keturunan, dan keselamatan hak milik. Maka jikalau kepentingan bersama itu telah melabrak lima dasar syariah itu, hendaklah segera ditinjau kembali.

Rambu selanjutnya adalah bahwa 'kepentingan bersama' itu harus benar-benar mnecakup semua golongan yang berbeda-beda apalagi di Indonesia yang sangat beragam baik agama, ras, suku maupun adatnya. Maka dalam hal ini prinsip syura, berembug atau musyawarah menjadi sangat strategis.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya: "... dan orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan mereka dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di internal mereka sendiri." (QS. Al-Syura: 38)

Demikianlah khotbah singkay kali ini, semoga hal singkat ini dapat menjadi bahan renungan yang mendalam, baik bagi penentu kebijakan maupun penganut kebijakan.

? ? ? ? ? ? ?, ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ?.

Khutbah II

? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ! ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Redaktur: Ulil Hadrawy. Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Warta Pondok Pesantren Tegal