Sabtu, 26 Maret 2016

Khofifah: Koperasi Muslimat NU Jadi Modal Kesejahteraan Rakyat

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal - Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Hj Khofifah Indar Parawansa berharap aktivitas Koperasi Muslimat NU Inkopan meingkatkan kesejahteraan masyarakat. Inkopan diminta kesiapannya untuk menggerakan perekonomian masyarakat.

“Koperasi Muslimat NU harus bisa memodali masyarakat yang ingin mengawali usahanya,” kata Hj Khofifah di hadapan peserta pendidikan kewirausahaan sejak pagi hingga petang di Hotel Bintang, Jakarta Pusat, Kamis (19/5).

Khofifah: Koperasi Muslimat NU Jadi Modal Kesejahteraan Rakyat (Sumber Gambar : Nu Online)
Khofifah: Koperasi Muslimat NU Jadi Modal Kesejahteraan Rakyat (Sumber Gambar : Nu Online)

Khofifah: Koperasi Muslimat NU Jadi Modal Kesejahteraan Rakyat

Kongres Muslimat NU pada 1979, lanjut Hj Khofifah, sudah mengingatkan kita untuk mengadakan koperasi. Saya sendiri sejak akhir 1990-an keliling Indonesia untuk menyadarkan pengurus Muslimat NU akan pentingnya koperasi.

“Koperasi ini dapat menyelamatkan mereka yang membutuhkan modal dari jeratan rentenir. Mereka yang ingin membeli bibit dan pupuk. Mereka yang ingin melaut dan mencari ikan dengan membutuhkan solar dan cadangan makanan yang memadai. Kita mesti membebaskan mereka dari jeratan rentenir melalui koperasi,” tegas Hj Khofifah.

Pondok Pesantren Tegal

Pondok Pesantren Tegal

Menurutnya, Al-Quran sudah menjelaskan bahwa riba adalah haram, zina haram, dan judi haram. Tetapi bagaimana kita bisa menyelematkan umat dari yang haram? Masalah ini membutuhkan penanganan khusus, rancangan matang sistematis, dan gerakan ekonomi terorganisasi.

Ia mengakui bahwa sebuah gerakan ekonomi misalnya tidak harus dikaitkan dengan Muslimat NU.

“Secara individu kalau bisnis jalan, maka ia akan menyejahterakan umat. Ustadzah dan Muslimat NU tidak perlu meminta sekian persen. Cukup jadi amal jariyah Muslimat NU,” kata Khofifah saat mendorong pemasaran produk Susu Kambing Kurma Madu Indonesia (SKKMI) yang akan meluncur bulan depan di pasaran.

“Saya minta tim ini mengikhlaskan produk. Jangan sampai, belum apa-apa organisasi sudah memberatkan. Kita berharap individu kelak berkontribusi buat organisasi. Organisasi cukup memediasi dan memfasilitasi jamaah,” tutup Hj Khofifah yang kini diamanahi sebagai Menteri Sosial RI. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal IMNU, Nahdlatul Pondok Pesantren Tegal

Rabu, 23 Maret 2016

Stok Aktivis Bahtsul Masail Menurun, PBNU Gelar Pendidikan Istinbathul Ahkam

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal - Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU) menggelar pendidikan istinbathul ahkam (proses pengambilan keputusan dalam hukum Islam) di Pondok Pesantren An-Nawawi Tanara, Serang, Banten. Selama dua hari, Rabu-Kamis (8-9/2), pengurus harian LBM PBNU menjelaskan teknik-teknik musyawarah, teknik menghadapi masalah, dan juga cara membuat rekomendasi ala NU.

Tampak hadir sebagai narasumber di pesantren asuhan Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin ini adalah pengurus harian LBM PBNU seperti KH Abdul Moqhsith Ghozali, KH Solahuddin Al-Ayubi, KH Mahbub Ma’afi, dan KH Sarmidi Husna. Selain pria, tampak juga peserta pendidikan dari kalangan wanita.

Stok Aktivis Bahtsul Masail Menurun, PBNU Gelar Pendidikan Istinbathul Ahkam (Sumber Gambar : Nu Online)
Stok Aktivis Bahtsul Masail Menurun, PBNU Gelar Pendidikan Istinbathul Ahkam (Sumber Gambar : Nu Online)

Stok Aktivis Bahtsul Masail Menurun, PBNU Gelar Pendidikan Istinbathul Ahkam

Menurut Sekretaris LBM PBNU Kiai Sarmidi, pendidikan istinbathul ahkam dalam bahtsul masail diadakan mengingat kondisi SDM bahtsul masail yang sudah mulai berkurang. Sementara pesantren-pesantren yang memproduksi santri dengan kompetensi berbahtsul masail juga mulai berkurang.

Pondok Pesantren Tegal

“Sangat urgen untuk melakukan pelatihan istinbathul ahkam dalam bahtsul masail di PCNU atau pesantren-pesantren yang kegiatan bahtsul masailnya kurang maksimal.”

Pendidikan seperti ini, kata Kiai Sarmidi, merupakan upaya regenerasi dan kaderisasi pelaksanaan bahtsul masail guna menjaga eksistensi bahtsul masail.

“Pendidikan ini merupakan program utama LBM PBNU,” katanya. (Alhafiz K)Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal

Pondok Pesantren Tegal Doa Pondok Pesantren Tegal

Selasa, 15 Maret 2016

IPPNU Jamah Kalangan Pelajar Sekolah Umum

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PP IPPNU) akan memasuki kalangan pelajar putri di sekolah umum. Dengan program khusus IPPNU, mereka secara aktif dapat mengembangkan kepekaan terhadap lingkungan sosial.

Perihal itu disampaikan Sekretaris Umum PP IPPNU Wildatus Sururoh kepada Pondok Pesantren Tegal per telepon, Senin (11/3) petang.

IPPNU Jamah Kalangan Pelajar Sekolah Umum (Sumber Gambar : Nu Online)
IPPNU Jamah Kalangan Pelajar Sekolah Umum (Sumber Gambar : Nu Online)

IPPNU Jamah Kalangan Pelajar Sekolah Umum

“Kita tengah merumuskan program-program yang melibatkan pelajar putri di sekolah umum. Dengan program itu, kita akan menjadikan IPPNU sebagai organisasi yang trendi. Nggak ngetren kalau pelajar nggak ikut IPPNU,” kata Wildatus Sururoh.

Rumusan itu dalam waktu dekat dibukukan oleh PP IPPNU. Setelah didistribusikan, seluruh pengurus wilayah dan cabang IPPNU dapat menjadikannya sebagai panduan untuk menyapa para pelajar di sekolah umum di daerahnya masing-masing, imbuh Wildatus.

Pondok Pesantren Tegal

Menurut Wildatus Sururoh, garapan pelajar putri di sekolah umum tidak mengabaikan tanggung jawab IPPNU terhadap santri-santri pondok dan sekolah keagamaan. Garapan pelajar putri di sekolah umum, lebih kepada pelebaran sayap IPPNU.

Program khusus IPPNU itu dikemas untuk para pelajar putri di sekolah umum. Program itu dirancang sesuai dengan kondisi sosial dan kejiwaan pelajar sekolah umum. Dengan program itu, kita berharap IPPNU diterima oleh mereka, tambah Wildatus Sururoh.

Program khusus diharapkan mengerakkan pelajar-pelajar umum. Dengan itu, IPPNU akan menjadi kiblat utama bagi gerakan pelajar di Indonesia, tutup Wildatus Sururoh.

Pondok Pesantren Tegal

Penulis: Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Nahdlatul Pondok Pesantren Tegal

Sabtu, 12 Maret 2016

PWNU Sulsel Bicarakan Nalar Fiqih NU di Lailatul Ijtima’

Makassar, Pondok Pesantren Tegal. Para kiai NU Sulawesi Selatan mengawali pertemuan lailatul ijtima’ dengan pembacaan kitab Barzanji dan sholawatan di kediaman Wakil Katib NU Sulsel Kiai Muammar Bakry, Kamis (2/4). Pada forum ini, mereka juga mengulas tradisi berfiqih di kalangan NU yang akan dibahas di Muktamar NU Agustus mendatang.

PWNU Sulsel Bicarakan Nalar Fiqih NU di Lailatul Ijtima’ (Sumber Gambar : Nu Online)
PWNU Sulsel Bicarakan Nalar Fiqih NU di Lailatul Ijtima’ (Sumber Gambar : Nu Online)

PWNU Sulsel Bicarakan Nalar Fiqih NU di Lailatul Ijtima’

Rais Syuriyah PWNU Sulsel Anregurutta KH M Sanusi Baco banyak menyinggung persoalan fiqih khususnya metode ijtihad di kalangan NU. “Dalam lingkungan NU, dikenal bahtsul masail sebuah forum penting yang membahas persoalan kekinian yang terjadi di tengah masyarakat,” kata Gurutta Sanusi.

Di sisi lain dalam tradisi berfiqih NU juga dikenal metode taufiq, kata Gurutta Sanusi. Metode ini merujuk pada upaya praktik mencari titik temu dari dua atau lebih sebuah dalil yang bertentangan terhadap permasalahan tertentu.

Pondok Pesantren Tegal

“Sehingga tradisi fiqih NU lebih moderat,” kata Gurutta Sanusi di hadapan puluhan hadirin lailatul ijtima’.

Tampak hadir dalam pertemuan ini Kakanwil Agama Sulsel H Abdul Wahid Thahir yang juga Ketua PCNU Makassar, Wakil Rais Syuriyah NU Sulsel KH Bakry Kadir, Katib Syuriah NU Sulsel KH Ruslan, Wakil Ketua NU Sulsel Arfah Shiddiq, Sekretaris NU Sulsel Arfin Hamid, dan ratusan jamaah MWCNU Tallo. (Andy M Idris/Alhafiz K)

Pondok Pesantren Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Budaya Pondok Pesantren Tegal

Senin, 07 Maret 2016

NU dan WWF Luncurkan Buku Tentang Perubahan Iklim

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Dalam KTT Perubahan Iklim baru-baru ini di Cancun, Meksiko yang menghasilkan Cancun Agreement, secara jelas disebutkan bahwa kegiatan adaptasi harus mendapatkan prioritas yang sama dengan mitigasi.

Bersamaan dengan komitmen mitigasi Indonesia yang disebutkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yaitu menurunkan 26 % emisi Gas Rumah Kaca dari business as usual hingga 2020, Indonesia diharapkan dapat juga menghasilkan strategi Adaptasi Nasional Perubahan Iklim.

NU dan WWF Luncurkan Buku Tentang Perubahan Iklim (Sumber Gambar : Nu Online)
NU dan WWF Luncurkan Buku Tentang Perubahan Iklim (Sumber Gambar : Nu Online)

NU dan WWF Luncurkan Buku Tentang Perubahan Iklim

Mendukung kesepakatan dan komitmen pemerintah RI tersebut, WWF Indonesia dan Nahdlatul Ulama (NU) sepakat menandatangani Memorandum of Understanding sekaligus meluncurkan buku “Jalan Terbaik Masyarakat dalam Menghadapi Perubahan Iklim: Perspektif Islam dalam Adaptasi Perubahan Iklim hari ini.

Pondok Pesantren Tegal

“MoU ini menggabungkan dua nilai kekuatan masing-masing organisasi, yaitu konservasi lingkungan hidup, dan pendekatan religius dan budaya dalam rangka menjaga kelestarian planet bumi yang kita huni,” ungkap Dr Efransjah, CEO WWF-Indonesia.

Efransjah menambahkan, “Kami yakin jaringan pesantren, sekolah dan kelengkapan organisasi NU lainnya akan mampu menjadi komponen penting dalam usaha konsisten kami menumbuhkan dan meningkatkan kepedulian masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati Indonesia. Tentunya kami juga berharap seluruhwarga NU akan merasakan manfaat dari kegiatan bersama yang nantinya akan dilakukan oleh WWF-Indonesia dan NU.”

Pondok Pesantren Tegal

“Peluncuran buku merupakan salah satu bentuk perhatian dan keseriusan NU terhadap masalah lingkungan, pelanggulangan bencana dan perubahan iklim, serta masalah kemanusiaan sebagai implikasi dari kerusakan lingkungan. NU telah membentuk lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklilm (LPBI-NU) sebagai pealaksana kebijakan dan program NU dalam bidang tersebut,” jelas KH Said Aqil Siradj.

Dalam proses disseminasinya, buku ini dapat menjadi referensi bagi para kiai, santri maupun ummat NU, khususnya dalam menghadapi dampak perubahan Iklim. Kang Said menekankan, “Selain memberikan gambaran tentang bagaimana Islam memandang isu-isu lingkungan dan perubahan iklim, serta sekelumit contoh aksi nyata adaptasi perubahan iklim.”

Tentang keterkaitan adaptasi perubahan iklim dan perspektif agama, Ir Avianto Muhtadi, ketua LPBI NU mengatakan, “Memang tidak selamanya ‘pintu agama’ mampu memainkan parannya, namun paling tidak apabila jalur-jalur ilmu pengetahuan dan kesepakatan bersama menghadapi hambatan, maka pendekatan agama dapat menjadi alat untuk mempengaruhi jiwa setiap individu agar tidak merusak lingkungan dan justru melestarikannya. Daya tahan ini lebih dibutuhkan masyarakat dan ekosistem untuk menghadapi variabilitas iklim yang tak menentu serta mengingkatknya kemungkinan kejadian iklim ekstrim.” (mkf)Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Sejarah, Hadits, Nasional Pondok Pesantren Tegal

Jumat, 04 Maret 2016

Santika FM, Radio Kebanggaan Warga NU Temanggung

Temanggung, Pondok Pesantren Tegal

Warga NU Temanggung, Jawa Tengah secara resmi sejak 18 April 2014 sudah memiliki media radio yang kini bernama Radio Santika FM. Radio itu mengudara pada channel 96,4 FM. Sebenarnya sebelum tanggal itu, sambil menunggu proses perizinan turun, radio tersebut sudah mulai siaran sejak akhir 2013 meski waktu itu masih siaran dalam jangkauan terbatas, hanya meliputi sekitar Temanggung kota saja.

Santika FM, Radio Kebanggaan Warga NU Temanggung (Sumber Gambar : Nu Online)
Santika FM, Radio Kebanggaan Warga NU Temanggung (Sumber Gambar : Nu Online)

Santika FM, Radio Kebanggaan Warga NU Temanggung

Latar belakang berdirinya Radio ini, menurut Faiz Syauqi, bagian divisi program dan redaksi Santika FM, bermula dari ide kalangan anak muda NU yang tergabung dalam komunitas yang dinamai KM9 Temanggung ? yang punya inisiatif memiliki sebuah media yang dapat dijadikan sebagai forum berkumpul dan sekaligus dapat disiarkan secara luas, dan akhirnya pilihanya adalah memiliki radio. Pada awalnya radio ini merupakan radio komunitas sebelum menjadi radio niaga seperti sekarang.

Pada perkembangan selanjutnya, tambah Faiz Syauqi, terutama setelah dilaunching dan mendapat izin resmi mengudara pada 18 April 2014, misi radio Santika tidak hanya untuk wadah bersosialisasi dan berkumpul belaka, namun juga untuk syiar paham Islam ala ahlussunah wal jamaah dan sekaligus sebagai perimbangangan serta konter informasi dari NU di tengah tengah massifnya informasi yang disebarkan berbagai kelompok dan golongan yang begitu beragam.

"Jadi kami memainkan dua peran sekaligus, peran ke dalam dan ke luar. Peran ke dalam dengan menyajikan siaran edukatif yang bisa menambah pengetahuan keislaman pendengar semua khususnya warga nahdliyyin. Dan peran keluar ialah sebagai media penyeimbang NU untuk ikut mewarnai gencarnya arus informasi dari pelbagai pihak," ujar Faiz kepada Pondok Pesantren Tegal di studio Radio Santika yang bertempat di gedung PCNU Jl. Jend Sudirman Temanggung , Ahad (21/2/2016).

Perihal nama radio

Pondok Pesantren Tegal

Tentang penamaan radio, pada awalnya banyak muncul masukan agar namanya langsung berlabel atau beridentitas NU misalnya radio Aswaja NU. Tapi setelah mempertimbangkan kelangsungn radio ke depan dalam jangka panjang agar potensi iklan lebih luas memperolehnya, maka dipilih nama yang lebih memasyarakat dan familiar di telinga publik, dengan tetap menjaga visi ke-NU-an secara substansial program siarannya. Akhirnya disepakati nama radio Santika FM. Nama Santika sendiri merupakan akronim dari suara nawa kartika.

Pondok Pesantren Tegal

Selain program siaran musik untuk menarik banyak pendengar, Radio ini memiliki dua program unggulan dalam konten siarannya. Pertama kajian kitab kuning setiap sore dengan memakai kitab yang bervariatif ? tiap-tiap harinya mulai kitab fikih hingga tasawuf dan dibacakan oleh para Kiai sebagai narasembernya yang secara umum dari anggota LBMNU Temanggung. Siaran kajian kitab salaf tersebut selama seminggu penuh, jadualnya pukul 17.00-17.30.?

Program unggulan berikutnya, dan ini yang paling diminati pendengar, ? yaitu acara aswaja menjawab, merupakan program interaktif dimana radio ini menampung pelbagai pertanyaan dari pendengar seputar masalah fikih dalam segala aspeknya mulai ubudiyah, hukum waris hingga fikih keseharian. Program Aswaja menjawab ini diampu dan dijawab oleh Gus Yahya Sekretaris LBMNU.

"Dalam sehari tidak kurang ada enam pertanyaan dari pendengar. Sekarang sudah sampai episode ke-490 pertanyaan yang sudah terjawab. Padahal program ini baru berjalan sekitar tiga bulan terakhir ini. Iklan yang minta untuk mensponsori di acara aswaja menjawab ini belum ada yang bisa masuk karena sengaja ditarif mahal berhubung pendengar program ini banyak sekali, bahkan yang ikut bertanya dalam program ini tidak hanya masyarakat daerah Temanggung, tetapi juga dari beberapa daerah sekitar Temanggung seperti Wonosobo dan daerah Njambu Semarang", kata faiz syauqi.

Kumpulan dari hasil jawaban-jawaban pertanyaan pendengar di acara aswaja menjawab tersebut, tutur Faiz, ? yang kini sudah hampir mencapai 500 jawaban, bekerjasama dengan LTN Temanggung rencananya akan dijadikan buku dan diluncurkan pada saat ulang tahun radio Santika FM bulan April depan.

Selain program siaran di atas, radio Santika FM juga menyiarkan secara live pengajian yang dihelat setiap hari Ahad pagi yang bertempat digedung PCNU Temanggung. Pengajian yang disiarkan secara langsung tersebut menurut Faiz, juga sangat disukai pendengar. (M Haromain/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Hikmah, Pertandingan Pondok Pesantren Tegal