Jumat, 25 November 2016

Solahul Am Notobuwono Pimpin Pagar Nusa Jombang

Jombang, Pondok Pesantren Tegal. Forum konferensi Pagar Nusa di GOR pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Ahad (30/11), mengamanahkan Solahul Am Notobuwono untuk memimpin Pagar Nusa Jombang 2014-2019. Selepas terpilih, a bertekad mengarahkan institusinya pada sejumlah program eksternal dan internal.

Solahul Am Notobuwono Pimpin Pagar Nusa Jombang (Sumber Gambar : Nu Online)
Solahul Am Notobuwono Pimpin Pagar Nusa Jombang (Sumber Gambar : Nu Online)

Solahul Am Notobuwono Pimpin Pagar Nusa Jombang

Dalam sambutannya, ia menyebutkan antara lain penerapan kembali kurikulum pendidikan pendekar nahdliyin. “Sesuai intruksi pimpinan pusat, seluruh institusi Pagar Nusa harus merevitalisasi kurikulum pendidikan di kita,” jelasnya.

Ia juga menyerukan agar setiap pendekar Pagar Nusa melakukan pendampingan sosial kemasyarakatan di samping pengamanan pesantren dan kiai sebagai basis NU.

Pondok Pesantren Tegal

“Pagar Nusa sebagai garda terdepan benteng pengamanan jam’iyah nahdliyin dan NKRI, juga tidak boleh melupakan pesantren. Ini merupakan rekomendasi dari pusat ke daerah,” ungkapnya.

Pondok Pesantren Tegal

Sementara Wakil Sekretaris PCNU Jombang Ahmad Samsul Rijal, mendorong Pagar Nusa untuk menguatkan kelembagaan menghadapi tantangan yang makin kompleks.  

“Sebagaimana NU yang saat ini terus memperkuat perangkat kelembagaannya, Pagar Nusa sebagai bagian dari NU juga harus demikian,” kata Rijal. (Muslim Abdurrahman-Romza/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Pondok Pesantren Pondok Pesantren Tegal

Kamis, 24 November 2016

Terima Kunjungan PBNU, Panglima TNI Siap Sukseskan Peringatan Hari Santri

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal - Rombongan PBNU dan Panitia Hari Santri diterima Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di Kantor Panglima TNI, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (13/10) pagi. Rombongan PBNU ini menyampaikan rencana kegiatan Hari Santri 2016 mulai dari Kirab Resolusi Jihad, Festival Film, 1 Miliar Sholawat Nariyah, dan sejumlah kegiatan hari santri lainnya.

Pada kesempatan pertemuan ini, Panglima TNI menyatakan berkenan hadir bersama Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dalam acara pembacaan 1 Miliar Sholawat Nariyah di Pesantren Lirboyo Kabupaten Kediri pada Jumat malam, 21 Oktober 2016.

Terima Kunjungan PBNU, Panglima TNI Siap Sukseskan Peringatan Hari Santri (Sumber Gambar : Nu Online)
Terima Kunjungan PBNU, Panglima TNI Siap Sukseskan Peringatan Hari Santri (Sumber Gambar : Nu Online)

Terima Kunjungan PBNU, Panglima TNI Siap Sukseskan Peringatan Hari Santri

Jenderal Gatot berharap kegiatan sholawat dan doa bersama ini bisa bermanfaat dengan baik untuk mendoakan Indonesia.

Pondok Pesantren Tegal

Ia juga akan menginstruksikan kepada prajurit TNI di daerah untuk ikut menyuskseskan acara ini.

Sedangkan untuk Kirab Resolusi Jihad, Panglima juga akan memerintahkan prajurit TNI untuk ikut serta dalam Kirab Resolusi Jihad. Menurutnya, perihal Kirab Resolusi Jihad, wajib hukumnya bagi TNI ikut serta. Karena Resolusi Jihad inilah salah satu pilar utama dalam memertahankan kemerdekaan Indonesia.

“Atas fatwa Resolusi Jihad inilah, santri, kiai dan rakyat bersatu melawan penjajah. Jika tidak ada santri dan kiai pada saat itu (perang 10 November 1945), saya tidak tahu lagi bagaimana nasib bangsa ini. Karena saat itu TNI baru lahir dan masih lelah setelah berperang merebut kemerdekaan," kata Panglima TNI. (Red Alhafiz K)

Pondok Pesantren Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Pesantren, Nasional, RMI NU Pondok Pesantren Tegal

Inilah Kunci-kunci Keberhasilan dalam Pendidikan

Mojokerto, Pondok Pesantren Tegal?

Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto dirintis dan dikembangkan oleh KH Asep Saifuddin Chalim pada 2006 lalu. Jauh sebelumnya Amanatul Umah berdiri di Siwalankerto Surabaya. Di tengah Konferensi Pergunu Jawa Timur di pesantren itu, Ahad (6/8) ini, panitia menyediakan waktu membedah Amanatul Ummah. Kiai Asep langsung yang bertindak sebagai narasumber tunggal.

Ada dua hal yang menjadi rahasia Amanatul Ummah selama ini, yaitu guru yang baik dan sistem yang kompetitif. "Banyak tertulis di beberapa tembok pesantren, jadilah guru yang baik atau tidak sama sekali," tegas Kiai Alumnus Ponpes Al-Khoziny Buduran, Sidoarjo ini.

Inilah Kunci-kunci Keberhasilan dalam Pendidikan (Sumber Gambar : Nu Online)
Inilah Kunci-kunci Keberhasilan dalam Pendidikan (Sumber Gambar : Nu Online)

Inilah Kunci-kunci Keberhasilan dalam Pendidikan

Selain itu, para peserta didik atau santri selalu diajarkan dan mempraktekkan kitab "Talim Mutaalim". "Para santri harus dimotivasi agar bersungguh atau jejeg dalam belajar," terang Kiai yang juga menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Pergunu tersebut.

Kedua, menurut Kiai Asep para santri tidak boleh makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang.?

Kiai kelahiran Cirebon ini, mengutip karya Imam Ghozali dalam kitab "Ihya Ulumuddin" kenyang itu bisa menghilangkan kecerdasan. Ibarat padi yang terendam banjir pastinya akan rusak, itulah perumpamaan otak yang terlalu banyak menerima makanan.

Pondok Pesantren Tegal

Ketiga, para santri tidak boleh terlepas dari wudhu. Setiap batal wudhu santri diharuskan langsung berwudhu. "Ilmu itu cahaya, cahaya tidak akan masuk bila diri kita tertutup oleh hitamnya dosa. Maka dari itu, bersihkan diri sebelum belajar," ungkapnya.

Keempat, membaca Al-Quran dengan melihat Al-Qurannya.?

Pondok Pesantren Tegal

"Ada waktunya, 15 menit setelah azan subuh sampai iqamat, 15 menit harus baca Al-Quran," pesannya.

Kelima, tidak boleh bermaksiat, karena maksiat itu beban bagi seorang yang mencari ilmu. Keenam, melaksanakan shalat malam.?

"Di sini setiap anak wajib shalat malam," tuturnya.?

Ketujuh, tidak boleh jajan di luar. Menurut Kiai Asep, dalam kitab kuning ada penjelasan bahwa makanan di luar lebih mendekati najis dan kotornya.?

"Jajan di luar itu kan terbuka, banyak orang yang melihatnya, lalu ingin, namun tidak bisa membeli karena tidak punya uang. Kalau makanan terkondisikan seperti itu, hilang barakahnya," urai Kiai Asep. (Rof Maulana/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Anti Hoax, Lomba, Khutbah Pondok Pesantren Tegal

Kamis, 03 November 2016

STAIDA Nganjuk Gelar Wisuda Perdana

Nganjuk, Pondok Pesantren Tegal. Sekolah Tinggi Agama Islam Darussalam (STAIDA) Krempyang Tanjunganom menggelar wisuda perdana bagi 162 mahasiswanya. Acara yang digelar Selasa (10/6) ini dihadiri wakil bupati Nganjuk KH Abdul Wahid Badrus, forpimda dan para undangan dari kepala sekolah SLTA sekitar. Juga tampak Ketua Tanfidziyah PCNU Nganjuk KH Hamam Ghozali, yang juga pengasuh Pesantren Krempyang, dan sekretaris Drs. H Hasyim Afandi, MAg.

Saat memberikan sambutan, ketua PCNU Nganjuk yang akrab disapa Gus Hamam ini berharap banyak terhadap kualitas wisudawan. 

STAIDA Nganjuk Gelar Wisuda Perdana (Sumber Gambar : Nu Online)
STAIDA Nganjuk Gelar Wisuda Perdana (Sumber Gambar : Nu Online)

STAIDA Nganjuk Gelar Wisuda Perdana

“Karena mereka inilah yang akan menjadi tanda kejayaan dan kebangkitan Islam di Nganjuk,” ujarnya.

Pondok Pesantren Tegal

Meski begitu, lanjutnya, para wisudawan tetap diminta hidup secara sederhana. “Jika diberi lebih, tentu akan semakin bersyukur,” katanya. Pria berkacamata ini juga berharap ke depan STAIDA semakin istiqamah untuk mengabdikan diri dalam dunia pendidikan.

Pondok Pesantren Tegal

Sedangkan wakil bupati Nganjuk yang biasa disapa Gus Wahid memberikan apresiasi positif atas perjalanan STAIDA. “Sebagai kampus kebanggaan warga Nganjuk, saya berharap STAIDA menunjukkan semangat kompetitifnya di tengah semakin banyaknya kampus yang mulai berdiri,” ujarnya.

Kegiatan yang dikemas secara sederhana di lapangan pondok Krempyang ini diisi dengan orasi ilmiah dari Prof Dr Ahmad Zahro, MA. Guru besar UIN Sunan Ampel Surabaya tersebut memaparkan pentingnya pendidikan bagi aspek ‘irfani. “Aspek ini sampai sekarang belum digarap oleh dunia pendidikan secara optimal untuk menandingi dominasi aspek bayani yang dikembangkan dunia Barat,” ujarnya.

Akibatnya adalah saat ini sulit ditemukan sarjana yang ahli dalam ilmu masyarakat dan ilmu agama secara seimbang. “Padahal, jika kita jujur, para kiai di pesantren sudah sejak dulu melaksanakan pendidikan bagi aspek ‘irfani ini, cuma tidak dipelajari secara akademis,” imbuhnya.  

Sehingga sudah sewajarnya jika pemerintah sangat berterima kasih kepada masyarakat dalam mengelola pendidikan. Terutama dari kalangan pesantren. “Berdasar data, kampus negeri di Indonesia hanya 92 buah, sedangkan kampus swasta lebih dari 3.000 kampus,” ujarnya.

Acara ini ditutup dengan sambutan koordinator Kopertais Wilayah IV Surabaya yang diwakili Prof Dr Ali Mudhofir, MAg. Guru besar pendidikan bahasa Arab ini juga menyampaikan terima kasihnya atas usaha serius dari kalangan pesantren dalam memajukan dunia pendidikan Islam. “Baik melalui madrasah yang sudah ada selama ini hingga perguruan tinggi yang sudah berdiri di mana-mana,” pungkasnya.

Ditemui usai acara, ketua STAIDA Burhanuddin Ubaidillah Lc MA berpesan kepada para wisudawan agar gelar yang disandang akan semakin memantapkan langkah dalam berpartisipasi di tengah masyarakat. 

“Karena upacara wisuda hari ini hanya tonggak sejarah, mengingat hakikat wisuda adalah pengabdian kepada masyarakat,” ujarnya.

Sebagai sebuah perguruan tinggi, STAIDA saat ini sudah memiliki dua program studi. Yaitu manajemen pendidikan Islam atau MPI dan Ahwalul Syakhsiyah atau AS. “Keduanya tahun kemarin sudah memperoleh status terakreditasi dari BAN-PT Jakarta,” katanya.

STAIDA sudah berdiri sejak 2009. Salah satu kelebihan kampus ini adalah berlokasi di Pondok Krempyang, salah satu pesantren tertua dan terbesar di Nganjuk. “Para dosen di sini juga rata-rata masih muda, sehingga sangat membantu dalam mentransformasikan sains dan nilai yang dimiliki kepada para mahasiswa,” imbuhnya. (abu jauhar/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Hikmah, Cerita, Syariah Pondok Pesantren Tegal