Demikian diutarakan Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal Kementerian Pariwisata Republik Indonesia Riyanto Sofyan dalam pembukaan Seminar Internasional bertajuk "The Role of Islamic Higher Education on Development of Halal System and Sharia Tourism in Indonesia" di Auditorium I UIN Walisongo Semarang, Kamis (31/3).
Pengembangan Produk Halal dan Wisata Syariah Perlu Digarap Lebih Serius (Sumber Gambar : Nu Online) |
Pengembangan Produk Halal dan Wisata Syariah Perlu Digarap Lebih Serius
Dalam seminar yang diselenggarakan Program Pascasarjana UIN Walisongo ini, Riyanto menyatakan bahwa bisnis dalam kaitannya dengan produk halal dan wisata syariah memiliki potensi yang besar. "GDP (Gross Domestic Product) dari negara-negara yang tergabung dalam OKI (Organisasi Kerjasama Islam) saja sebesar 9,8 triliyun dolar," ungkapnya.?Dengan pendapatan sebesar itu, lanjut Riyanto, produk halal dan wisata syariah saat ini tidak hanya menjadi perhatian bagi negara-negara mayoritas berpenduduk muslim, tetapi juga negara-negara seperti Jepang, Thailand, Korea Selatan, dan beberapa negara Eropa. Negara-negara ini saling bersaing dan berebut menggarap pasar. Tentunya hal tersebut menjadi tantangan bagi pemerintah Indonesia. "Kami masih minim promosi. Karena itu inisiasi seminar internasional Pascasarjana UIN Walisongo sangat kami apresiasi," imbuhnya.?
Menurut Direktur Pascasarjana UIN Walisongo, Ahmad Rofiq pemerintah memang telah menerbitkan Undang-undang No. 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal, tetapi UU ini belum memiliki peraturan yang mengatur lebih teknis seperti Peraturan Pemerintah atau hingga terbentuknya badan tertentu. Sehingga perlu berkontribusi dalam pengembangan produk halal dan juga wisata syariah. "Perguruan tinggi perlu mendorong bagaimana caranya agar masyarakat memiliki kesadaran akan pentingnya produk halal dan wisata yang syari. Ini butuh keseriusan," tutur Guru Besar bidang Hukum Islam ini.?
Dalam kesempatan yang sama Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan UIN Walisongo, Imam Taufiq menyatakan, beberapa program studi di UIN Walisongo sangat potensial untuk melahirkan kajian dan penelitian yang tepat guna untuk mendukung produk halal dan wisata syariah. "Prodi-prodi seperti Kimia, Gizi dan Kesehatan misalnya, tentu akan tepat dalam persoalan ini," terangnya saat membuka acara seminar. Hal ini selaras dengan visi UIN Walisongo yang berpedoman pada paradigma kesatuan ilmu (unity of sciences) untuk kemanusiaan dan peradaban.?
Pondok Pesantren Tegal
Sementara itu hadir sebagai pembicara dalam seminar internasional Pascasarjana UIN Walisongo ini adalah Irwandi Jaswir dari International Islamic University Malaysia (IIUM Malaysia), Asrorun Niam Sholeh (MUI) Lukmanul Hakim (Direktur LPPOM MUI-President of World Halal Food Council), dan Achmad Gunaryo selaku Kepala Biro Hukum dan Kerjasama Luar Negeri Kementerian Agama. (Red-Zunus)?Dari Nu Online: nu.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar