Senin, 28 Mei 2012

Soal Awal Puasa, Tarekat Naqsyabandiyah Gersempal: Ikuti NU dan Pemerintah!

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Tarekat Naqsyabandiyah Mudzhariyah atau dikenal dengan Naqsyabandiyah Gersempal, melalui organisasinya Silaturahim Ikhwan Akhawat dan Simpatisan Thariqat An-Naqsyabandiyah (Sitqon) mengimbau kepada umat Islam Indonesia, khususnya jamaah tarekat Naqsyabandiyah Mudzhariyah, untuk menentukan 1 Ramadhan 1436 H sesuai dengan hasil keputusan pemerintah dan NU.

Soal Awal Puasa, Tarekat Naqsyabandiyah Gersempal: Ikuti NU dan Pemerintah! (Sumber Gambar : Nu Online)
Soal Awal Puasa, Tarekat Naqsyabandiyah Gersempal: Ikuti NU dan Pemerintah! (Sumber Gambar : Nu Online)

Soal Awal Puasa, Tarekat Naqsyabandiyah Gersempal: Ikuti NU dan Pemerintah!

Dedi Haryono yang mengatasnamakan Pengurus Sitqon Pusat mengatakan bahwa pihaknya menyerukan jamaah tarekat Naqsyabandiyah Mudzhariyah untuk mengawali dan mengakhiri puasa Ramadhan berdasarkan ruyatul hilal. Imbauan ini Dedi kutip dari Humas Sitqon H M Sahibudin, sebagaimana siaran pers yang diterima Pondok Pesantren Tegal, Selasa (16/6).

Sementara Wakil Ketua II Sitqon KH Abd. Ghafur Mughist mengatakan, dari hasil perhitungan tim hisabnya, Selasa hari ini, hilal atau bulan sabit tidak tampak karena ijtima terjadi pukul 21.00 WIB.

Pondok Pesantren Tegal

“Adapun pada hari Rabu waktu maghrib, hilal kira-kira 10 derajat. Alhasil, kemungkinan hari Rabu malam Kamis bulan Syaban sudah genap 30 hari sehingga awal puasa kemungkinan jatuh pada hari Kamis tanggal 18 Juni 2015. Tetapi keputusan akhir diimbau tetap mengikuti hasil keputusan pemerintah dan NU,” ujarnya.

Pondok Pesantren Tegal

Dalam situs resminya, www.naqsyabandiyah-gersempal.org, tarekat Naqsyabandiyah Mudzhariyah juga memuat pernyataan lengkap Sitqon tentang penetapan permulaan Ramadhan itu.

Dalam situs tersebut,? disampaikan, “Mengimbau kepada seluruh ikhwan akhawat di seluruh Indonesia untuk mengikuti keputusan pemerintah dan Nahdatul Ulama.” (Mahbib Khoiron)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Nahdlatul Ulama Pondok Pesantren Tegal

Minggu, 20 Mei 2012

Jika RUU KPK Disetujui, Koruptor Bernyanyi, Rakyat Menangis

Way Kanan, Pondok Pesantren Tegal. Wakil Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung, Widyo Kuncoro menilai, Revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (RUU KPK) tidak sejalan dengan asa masyarakat yang menginginkan bangsa Indonesia bebas dari korupsi.

"Dalam sejumlah survei, KPK masih dipercaya dan menjadi tumpuan masyarakat dalam pemberantasan korupsi dibanding lembaga? lain. Survei M Qodari juga menyatakan kepercayaan masyarakat terhadap kejaksaan dan kepolisian sangat rendah. Masyarakat masih lebih mempercayai KPK sebagai ujung tombak pemberantasan korupsi. Jadi wajar jika rakyat harus bersatu menolak RUU KPK karena melemahkan lembaga anti rasuah itu," ujarnya di Blambangan Umpu, Jumat (9/10).

Jika RUU KPK Disetujui, Koruptor Bernyanyi, Rakyat Menangis (Sumber Gambar : Nu Online)
Jika RUU KPK Disetujui, Koruptor Bernyanyi, Rakyat Menangis (Sumber Gambar : Nu Online)

Jika RUU KPK Disetujui, Koruptor Bernyanyi, Rakyat Menangis

Menurut dia, pembatasan usia KPK 12 tahun tidak bisa dipahami sebagai upaya mempercepat pemberantasan korupsi dalam tempo sesingkat-singkatnya. "Sebagai rakyat, kami jelas tidak merasa tidak diwakili dengan Dewan Perwakilan Rakyat yang menghendaki RUU KPK. Kami sebagai rakyat menginginkan KPK diperkuat," paparnya.

Pondok Pesantren Tegal

Widyo menegaskan, dalam RUU KPK banyak hal-hal yang membuat masyarakat pesimistis tentang kelanjutan pemberantasan korupsi. "Kami sangat tidak setuju termasuk hak dalam melakukan penyadapan dan penyitaan yang harus mendapat persetujuan pengadilan dulu. Dengan hal semacam itu, koruptor nantinya pasti akan bermain dicelah-celah aturan-aturan itu dengan segala macam cara mereka," tuturnya lagi.

Pondok Pesantren Tegal

Terkait dengan persoalan pembatasan penanganan perkara dengan kerugian negara Rp50 miliar dari sebelumnya Rp1 miliar, Widyo menegaskan korupsi jelas ukurannya, tidak hanya sekedar jumlah.

Untuk diketahui, sejak tahun 2004 hingga semester I tahun 2015, KPK berhasil menghelat penyelidikan 705 perkara, penyidikan 427 perkara, penuntutan 350 perkara, inkrah (berkekuatan hukum tetap) 297 perkara, dan eksekusi 313 perkara.

Inisiator revisi UU KPK tercatat 45 anggota DPR, dengan rincian 15 orang dari Fraksi PDIP, 11 orang dari Nasional Demokrat, sembilan orang dari Golkar, lima orang dari Partai Persatuan Pembangunan, tiga orang dari Hanura, dan dua orang dari Partai Kebangkitan Bangsa.

"Jika revisi ini disetujui, koruptor bernyanyi dan rakyat menangis," demikian Widyo Kuncoro. (Syuhud Tsaqafi/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Jadwal Kajian Pondok Pesantren Tegal

Kamis, 10 Mei 2012

Aktivitas Gunung Berapi Kaitannya dengan Transit Bulan

Pada hari Ahad, 2 Februari 2014 sekira pukul 14.30 WIB lalu, diinformasikan kepada warga sekitar Gunung Kelud agar mengosongkan rumahnya dalam radius ± 5 Km, yang dinyatakan status waspada oleh Pusdalops Tagana Kabupaten Kediri.

Rabu, 12 Februari 2014, status Gunung Kelud naik dari waspada ke siaga level 3. Kamis, 13 Februari 2014, status Gunung Kelud ditetapkan naik dari level siaga menjadi awas level 4.

Aktivitas Gunung Berapi Kaitannya dengan Transit Bulan (Sumber Gambar : Nu Online)
Aktivitas Gunung Berapi Kaitannya dengan Transit Bulan (Sumber Gambar : Nu Online)

Aktivitas Gunung Berapi Kaitannya dengan Transit Bulan

Kamis, 13 Februari 2014, pukul 22.15 WIB semalam, terdengar gemuruh Gunung Kelud dari sekitar Kediri Malang dan Blitar. Setelah beberapa jam dinyatakan awas dengan level 4, Gunung kelud meletus pada pukul 22:50 WIB.

Aktifitas gempa tektonik maupun gempa vulkanik biasanya beriringan dengan saat konjungsi maupun purnama bulan. Adapun purnama bulan pada bulan Robi’ul Akhir ini bertepatan dengan tanggal 15 Pebruari 2014 pukul 05:55:46 itu berarti gunung Kelud meletus 32 jam 5 menit 46 detik sebelum saat purnama.

Pondok Pesantren Tegal

Gunung Kelud meletus beberapa saat (9 menit) setelah bulan transit di atas langit. Saat transit bulan adalah saat dimana posisi bulan berada pada posisi paling vertikal pada hari tersebut.

Pondok Pesantren Tegal

Pada hari tersebut, Kamis, 13 Pebruari 2014 Bulan transit di atas langit Malang dan sekitarnya pada pukul 22:41 WIB, sembilan menit kemudian yakni pukul 22:50 WIB gunung Kelud meletus.

Posisi bulan saat transit pukul 22:41 WIB berada di azimut 00° 11’ Altitude 68° 50’ dihitung dari lokasi Gunung Kelud yang mana koordinatnya 112° 18’ 28” bujur timur, 7° 55’ 48” lintang selatan.

Adakah korelasinya antara aktivitas gunung meletus dengan fase-fase bulan maupun Transit bulan? Secara ilmiah saat ini belum ditemukan korelasinya akan tetapi bisa jadi aktivitas vulkanik yang meningkat pada level tertentu sebelum meletus, dengan adanya gaya gravitasi bulan yang lebih dominan saat transit yang tentunya sedikit banyak akan menarik magma gunung berapi sehingga memicu gunung berapi yang kondisinya sudah di ujung tanduk untuk meletus.

Jawaban selebihnya, Wallohu a’lam.



Ibnu Zahid Abdo el-Moeid, Dewan Pakar Lajnah Falakiyah NU Gresik

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Pahlawan, Berita Pondok Pesantren Tegal

Rabu, 09 Mei 2012

Budaya Tepat Waktu Harus Dimulai dari Pendidikan

Bandar Lampung, Pondok Pesantren Tegal. Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki kebiasaan tidak tepat waktu. Dampaknya pada etos kerja dan produktivitas masyarakat sangat jelas. Jika dibiarkan, sikap tersebut menjadi bagian dari budaya nasional.

Menurut Ketua Pimpinan Wilayah Lembaga Pendidikan Maarif NU, Drs. Suyoto MR, M.Ag, untuk menekan, bahkan menghilangkan budaya tidak baik tersebut, harus dimulai dari dunia pendidikan.

Budaya Tepat Waktu Harus Dimulai dari Pendidikan (Sumber Gambar : Nu Online)
Budaya Tepat Waktu Harus Dimulai dari Pendidikan (Sumber Gambar : Nu Online)

Budaya Tepat Waktu Harus Dimulai dari Pendidikan

“Budaya tepat waktu wajib dipupuk, terutama pada siswa didik yang nantinya diharapkan akan terbawa sampai dewasa atau dunia kerja yang profesional,” ujarnya di Bandar Lampung kepada Pondok Pesantren Tegal, Rabu (17/10) .    

Pondok Pesantren Tegal

Untuk menekan budaya tidak tepat waktu, Maarif NU Lampung menerapkan program bel otomatis di madrasah-madrasah di bawah naungan Maarif Lampung.

Pondok Pesantren Tegal

Program tersebut dilaksanakan atas kerjasama Maarif Lampung dengan Teknindo, sebuah perusahaan pemegang hak cipta dan paten Bel Otomatis Sekolah/Madrasah di Indonesia. Teknindo adalah perusahaan yang dipimpin Juliana Pengestu, lulusan Maarif kelahiran1980, di Banyumas, Jawa Tengah.

Selain itu, menurut Suyoto, program ini merupakan tindak lajut dari rekomendasi Munas-Konbes NU di Cirebon 14-19 September lalu di bidang pendidikan, tentang pendidikan  karakter.

“Dengan pemasangan bel otomatis, diharapkan mutu pendidikan madrasah lebih maju.”  

Penerapan bel tepat waktu dimulai dari jam belajar di madrasah, bel masuk, ganti pelajaran, istirahat dan pulang dibuat otomatis sehingga kedisiplinan murid atau santri, guru dan staf madrasah berjalan dengan baik.

 

Penulis: Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Makam, Pemurnian Aqidah, Aswaja Pondok Pesantren Tegal