Minggu, 20 Juli 2014

Semangat NU Care Bantu Pesantren Tahfidh di Bogor

Bogor, Pondok Pesantren Tegal

Mendung yang menggantung di langit Pondok Pesantren Annur di Jalan Cibeureum Gang Menteng, Kampung Nyalindung, Desa Sukamantri Kecamata Tamansari, Bogor Jawa Barat sejak sebelum shalat Jumat (24/30) berubah jadi hujan. Selama dan beberapa saat setelah pelaksanaan shalat, hujan masih turun, hingga perlahan berubah gerimis.

Semangat NU Care Bantu Pesantren Tahfidh di Bogor (Sumber Gambar : Nu Online)
Semangat NU Care Bantu Pesantren Tahfidh di Bogor (Sumber Gambar : Nu Online)

Semangat NU Care Bantu Pesantren Tahfidh di Bogor

Suasana basah dan dingin mengantar jamaah shalat Jumat terutama penduduk sekitar meninggalkan masjid di kompleks pesantren. Keadaan menjadi hangat saat beberapa santri menabuh rebana, membawakan musik hadrah. Sementara para santri lainnya mendendangkan shalawat.

Setelah sajian musik hadrah dan shalawat, Ustadz Fathurrohman, salah satu pengajar di pesantren tersebut, mengumumkan bahwa siang itu Pondok Pesantren Annur kedatangan tamu.

Pondok Pesantren Tegal

Kepada para tamu, Ustadz Fathurrohman menjelaskan Pondok Pesantren Annur merupakan pesantren tahfidh Al-Qur’an. Dirintis pada tahun 2007, semula pesantren itu hanya memiliki delapan santri. Berdiri di atas lahan seluas 1, 8 hektar, Pesantren Annur dibangun atas cita-cita H Amran yang ingin mewadahi para yatim dan dhuafa untuk menghafal Al-Quran.

Pondok Pesantren Tegal

“Perkembangan berikutnya, dilihat dari hasil yang cukup memuaskan terbukti dengan hafalan yang baik, masyarakat mulai tertarik untuk menitipkan anak mereka menghafal Al-Quran di sini,” kata Ustadz Fathurrohman.

Saat ini ada 125 santri di Pesantren Annur. Para santri yang berada pada rentang usia SMP-SMA, berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka belajar secara gratis di pesantren tersebut, baik untuk makan, tempat tinggal, maupun biaya pendidikan. Sementara alumninya banyak yang meneruskan belajar maupun mengabdikan diri di berbagai tempat termasuk luar negeri seperti Qatar dan Turki. ?

Para tamu yakni tim NU Care LAZISNU siang itu datang ke pondok pesantren Annur untuk menyerahkan bantuan berupa beras seberat 1,5 ton.

“Setelah saya bertemu dengan dan berbicara dengan para pengasuh dan ustadz di Pesantren Annur, saya dipenuhi pikiran apa yang bisa kami (NU Care) lakukan. Adalah? tanggung jawab kita untuk saling berbagi. Kalau ada sedikit yang kami salurkan sekarang, ini adalah apresiasi dan penghormatan kepada para santri di sini,” kata Samsul.

Menurutnya, suasana menyenangkan dan melegakan di pondok pesantren sebagai tempat belajar harus selalu diciptakan. Karenanya ia berharap akan ada banyak hal yang bisa dilakukan dalam waktu ke depan untuk pesantren tersebut.

“Apa yang kurang di sini dan bisa kita tambahkan untuk perbaikan, akan kita diskusikan. Semuanya untuk meningkatkan semangat dan konsentrasi para santri di sini,” harapnya. (Kendi Setiawan/Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Ulama, News, Kyai Pondok Pesantren Tegal

Jumat, 04 Juli 2014

Amal Perbuatan Perspektif Kitab Al-Hikam

"Jika Tuhan hendak menampakkan Karunia-Nya kepadamu, maka Dia ciptakan amal dan kemudian dinisbatkannya kepadamu.” (Al-Hikam - Ibn Athaillah)

Seringkali kita terpesona dengan cara Allah menuntun kita membuka jalan menuju ladang amal kebaikan. Dibentangkannya kesempatan untuk kita menunaikan janji, mengabdi dan mengamalkan apa yang telah Tuhan ajarkan sebelumnya kepada kita.

Amal Perbuatan Perspektif Kitab Al-Hikam (Sumber Gambar : Nu Online)
Amal Perbuatan Perspektif Kitab Al-Hikam (Sumber Gambar : Nu Online)

Amal Perbuatan Perspektif Kitab Al-Hikam

Tuhan bekerja dengan cara-Nya, lantas semua kesuksesan itu dinisbatkan kepada kita. Seolah-olah itu semua hasil kerja keras dan perjuangan kita. Sebenarnya itu hanyalah Karunia-Nya kepada kita karena Dia-lah yang menciptakan amal untuk kemudian kita turut mengerjakannya.

Maka pada setiap amal pekerjaan kita, niatkanlah sebagai bentuk pengabdian kita untuk-Nya. Mengapa demikian? Amal itu bermula dari-Nya dan kita kembalikan hanya kepada-Nya. Dia-lah yang Awal dan Dia pula yang Akhir. Inilah teologi amal.

Ibn Athaillah: "Di antara tanda keberhasilan pada akhir perjuangan adalah berserah diri kepada Allah sejak permulaan.”

Pondok Pesantren Tegal

Cara kita menyambungkan niat kita dengan Allah sebelum melakukan aktivitas menentukan nilai keberhasilan. Segala amal perbuatan tergantung niat. Begitu pesan Nabi dalam Hadits shahih.?

Begitu niat sudah kita pasang efeknya dahsyat karena semua gerak panca indera mengikuti niat tersebut. Hati dan pikiran menjadi fokus. Begitu hebatnya nilai sebuah niat, langsung tercatat sebagai sebuah kebajikan meskipun kelak tak jadi dilaksanakan

Pondok Pesantren Tegal

Ibn Athaillah: "Janganlah cita-citamu tertuju pada selain Allah. Harapan seseorang tak akan dapat melampaui yang Maha Pemurah".?

Pasang niat yang baik di awal, dan tujukan semua akhir kepada-Nya. Karena Dia-lah yang Maha Pemurah. Seberapa pun besar harapan yang kita tujukan padanya, semua akan berada dalam jangkauan rahmat-Nya. Rahmat-Nya meliputi semuanya. Maka janganlah berputus asa baik di awal perbuatan, di tengah maupun di akhir karena sudah kita letakkan harapan di Tangan-Nya

"Siapa yang tidak mensyukuri nikmat, berarti menginginkan hilangnya. Dan siapa yang mensyukurinya, berarti telah secara kuat mengikatnya." Ibn Athaillah kembali mengajarkan kita bahwa sebaiknya kita ikat nikmat pemberian Allah itu dengan rasa syukur.

Pemberian Allah yang kita ikat dengan rasa syukur, akan semakin kuat nilainya, dan terus bertambah. Sebaliknya, kufur nikmat akan menghapusnya. Komplit sudah amalan kita jika niat sudah mantap di awal, tujuan amal hanya kepada Allah dan syukur mengikat nikmat di akhir.

Nadirsyah Hosen, Pengasuh Pondok Pesantren Mahad Aly Raudhatul Muhibbin, Caringin Bogor Pimpinan KH M. Luqman Hakim.

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Ahlussunnah, Humor Islam Pondok Pesantren Tegal