Rabu, 27 April 2016

GP Ansor dan PMII Kota Mataram Santuni Anak Yatim

Mataram, Pondok Pesantren Tegal. Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor dan PMII Cabang Kota Mataram Santuni anak Yatim sekaligus gelar buka bersama dengan tema "Membumikan Islam Nusantara” di Aula Kantor PWNU NTB Jl Pendidikan No 6 Kota Mataram Sabtu (11/7).

GP Ansor dan PMII Kota Mataram Santuni Anak Yatim (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor dan PMII Kota Mataram Santuni Anak Yatim (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor dan PMII Kota Mataram Santuni Anak Yatim

Selain kegiatan di atas, pada malamnya di lanjutkan dengan Nuzulul Quran usai sholat Isa dan tarawih berjamaah. Hadir Ketua PCNU Kota Mataram H Fairus Zabadi sebagai penceramah di ? dampingi Ketua DPRD Mataram H Didik Sumardi.

Hasan Basri Ketua PC GP Ansor Kota Mataram dalam sambutannya mengatakan baru kali ini pihaknya menggandeng PMII secara langsung dalam sebuah kegiatan.

Pondok Pesantren Tegal

"Tujuan kami adalah mempererat hubungan PMII dengan Banom-Banom NU khusunya dengan ? Ansor Mataram,” tamba Hasan.

Ansor Mataram, lanjut Hasan, saat ini ? sudah membentuk PAC se ? Kota Mataram. "Saat ini di 6 (enam) Kecamatan se-Mataram sudah terbentuk Pimpinan Anak Cabang, dan yang hadir membawa anak yatim ? sekarang adalah PAC GP Ansor selaparang," tambahnya.

Pondok Pesantren Tegal

Hasan menyinggung tentang tema kegiatan yang diangkatnya yaitu Islam Nusantara yang telah menjadi pembicaraan hangat di Indonesia bahkan di dunia internasional. "Maka wajib bagi kita selaku generasi NU memahami dan mengamalkan Islam Nusantara yang mengedepankan Islam ramah, moderat, toleran dan amar ma’ruf nahi mungkar," terangnya

Ketua Cabang PMII Kota Mataram Suparman dalam sambutanya pada muktamar NU mendatang ? PMII diminta kembali ke banom dan itu menjadi fokus pihaknya. "Isu ini PMII kembali ke NU akan kami kaji akhir ramadhan secara internal," katanya

Dr TGH Muallif, MPd Kepala Kementerian Agama Kabupaten Lombok Utara hadir sebagi penceramah menjelang berbuka puasa. Menurutnya, Puasa yang di lakukan umat Islam begitu hebat.

Dia pun berpesan agar anak-anak NU tetap percaya diri di manpun berada agar tetap mengakui dirinya NU. "Dimanapun kita berada mari kita tunjukkan ke-NU-an kita,” pinta Ketua LDNU NTB ini.?

Saat ini, lanjutnya, Islam Nusantara menggema di kalangan NU, masyarakat Indonesia, dan dunia. Mengingat NKRI adalah negara majemuk yang mayoritas Muslim namum penuh dengan kedamaian.?

"Kedamaian di tengah kemajemukan inilah yang dibawa Islam Nusantara,” jelasnya.

Dia pun meyakini, Islam Nusantara akan mendapat sambutan dan diterima oleh bangsa-bangsa di dunia. "Buktinya, saat ini di Negara luar sudah mulai mendiskusikan Islam Nusantara yang diusung oleh NU,” jelasnya. (Hadi/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Habib, Daerah Pondok Pesantren Tegal

Minggu, 24 April 2016

Menristek Dikti Ingatkan Kader NU Kuasai Iptek

Semarang, Pondok Pesantren Tegal. Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Prof Dr Muhammad Nasir mendorong kader Nahdlatul Ulama dalam memasuki usia pendidikan untuk menguasai dan ? meningkatkan kemampuan pada bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek).

Menristek Dikti Ingatkan Kader NU Kuasai Iptek (Sumber Gambar : Nu Online)
Menristek Dikti Ingatkan Kader NU Kuasai Iptek (Sumber Gambar : Nu Online)

Menristek Dikti Ingatkan Kader NU Kuasai Iptek

"Kader muda khususnya Pagar Nusa jangan sampai ketinggalan Iptek. Dengan Iptek, kita bisa menguasai segalanya," ujarnya saat memberikan sambutan dalam acara Apel Akbar Pagar Nusa di lapangan Simpang Lima Semarang Jawa Tengah, Ahad (29/3) lalu.

Nasir juga mengingatkan kader NU yang tidak bisa mengenyam pendidikan lebih tinggi akibat kurang mampu. Pemerintah, katanya, sekarang telah menjamin seluas-luasnya untuk warga agar meningkatkan kualitas pendidikannya.

Pondok Pesantren Tegal

"Kita tidak bisa tinggal diam terhadap permasalahan pendidikan terutama Iptek sehingga betul-betul menjadi bangsa yang merdeka," tandasnya di hadapan ribuan pesilat Pagar Nusa.

Pondok Pesantren Tegal

Apalagi akhir 2015, lanjutnya, bangsa Indonesia akan menghadapi pasar bebas ASEAN. Dimana negara Singapura telah menjalin kerjasama dengan Amerika sehingga secara otomotis akan menjadi pasar bebas dunia.

"Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan momen tersebut guna meningkatkan penguasaan Iptek sehingga menjadi bangsa yang maju," tegas Nasir.

Selain Menristek Dikti, turut memberikan sambutan Panglima TNI Jenderal Moeldoko yang diwakili oleh Asisten Teritorial Mayjen TNI Ngk GD Sugiartha G, SH. Hadir juga Wakil Ketua Umum PBNU H Asad Said Ali, Ketua Umum PP PSNU Pagar Nusa Gus Aizzudin Abdurrahman, Ketua PWNU Jateng Abu Hafsin, dan pengurus wilayah PSNU Pagar Nusa se-Indonesia. (Qomarul Adib/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Sholawat, Budaya Pondok Pesantren Tegal

Jumat, 22 April 2016

Kloter Perdana Jemaah Haji Indonesia Tiba di Makkah

Makkah, Pondok Pesantren Tegal?



Sebanyak 387 jemaah haji Indonesia tiba di Kota Makkah, setelah melakukan perjalanan hampir 6 jam. Rombongan jemaah kloter pertama asal Medan (MES 01) ini ? tiba di hotel Rabawi Mina (608) ? dan hotel Royal Makkah (609) yang terletak di kawasan Syisyah Raudha, Ahad (6/8) dini hari.?

Sebelumnya, para jemaah berhenti di Jumum (check point), untuk menjalani pemeriksaan dokumen yang dilakukan Muassasah Asia Tenggara.?

Kloter Perdana Jemaah Haji Indonesia Tiba di Makkah (Sumber Gambar : Nu Online)
Kloter Perdana Jemaah Haji Indonesia Tiba di Makkah (Sumber Gambar : Nu Online)

Kloter Perdana Jemaah Haji Indonesia Tiba di Makkah

MES 01 berangkat dari Madinah dengan sembilan bus pada Sabtu sore pukul 17.00. Setibanya di Makkah, jemaah disambut Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Ahmad Dumyathi Bashori, Pensosbud KJRI Umar Badarsah dan pihak Muasasah al Muthawif.?

Kehadiran jemaah juga disambut makanan selamat datang. Makanan ini menjadi layanan tambahan yang diberikan kepada jemaah, di luar 25 kali makan yang akan mereka dapatkan selama di Makkah.?

Pondok Pesantren Tegal

Selanjutnya jemaah dipersilakan untuk beristirahat selama kurang lebih dua jam. “Namun bila jemaah haji ada yang ingin langsung umrah, pihaknya telah menyiapkan Bus Shalawat yang sudah siap mengantar ke Masjidil Haram untuk beribadah umrah,” ujar Kadaker Makkah Nasrullah Jasam sebagaimana dilaporkan Kemenag.go.id.

Menurut Nasrullah, seluruh petugas haji Daker Makkah siap menerima kehadiran tamu-tamu Allah dan memberikan pelayanan kepada mereka. Kedatangan MES 01 sekaligus menandai dimulainya program layanan kepada jemaah, baik pada aspek transportasi, katering, pemondokan, bahkan bimbingan ibadah.?

Nasrullah menambahkan, Daker Makkah akan terus kedatangan jemaah haji dari Madinah. Berdasarkan jadwal yang telah dibuat, setidaknya ada 13 kloter yang akan tiba ke Makkah sepanjang hari Ahad ini.

Selain dari Madinah, Makkah juga nantinya akan menerima kedatangan jemaah dari Jeddah. Mereka adalah jemaah haji Indonesia yang diberangkatkan pada gelombang kedua, ? sejak 12 - 26 Agustus 2017 yang akan datang.?

“Secara bersamaan, jemaah Indonesia dari Madinah dan Jeddah akan masuk Kota Makkah pada 12 sampai 20 Agustus. Waktu ini menjadi masa puncak kedatangan jemaah haji di Makkah,” tandasnya. (Red: Abdullah Alawi)

Pondok Pesantren Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Sunnah, Khutbah Pondok Pesantren Tegal

Sabtu, 09 April 2016

Sikap NU terhadap Perubahan UUD 1945

I.Mukadimah

Dalam sistem politik demokratis seperti sekarang ini, penyelenggaraan negara serta pemerintahan dipegang oleh organisasi politik atau partai politik, baik yang duduk di lembaga legislatif maupun eksekutif. Semua aspirasi politik disalurkan melalui organisasi politik yang ada. Sementara organisasi kemasyarakatan seperti NU memfokuskan diri pada pengembangan pendidikan dakwah dan peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

Sikap NU terhadap Perubahan UUD 1945 (Sumber Gambar : Nu Online)
Sikap NU terhadap Perubahan UUD 1945 (Sumber Gambar : Nu Online)

Sikap NU terhadap Perubahan UUD 1945

Tetapi dalam kenyataannya dewasa ini banyak kalangan rakyat yang menyampaikan bebagai aspirasinya, terutama mengenai kesejahteraan dan keamanan mereka kepada NU. Padahal semestinya aspirasi tersebut disampaikan kepada partai politik atau wakil mereka yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pengaduan dan aspirasi yang diamanatkan ke NU semakin banyak, sehingga tidak mungkin NU menghindar atau berdiam diri. Di sisi lain NU meihat kondisi kehidupan bermasyarakat dan bernegara banyak mengalami kemerosotan. Sebagai salah satu pendiri bangsa ini dan sebagai rasa tanggung jawab untuk ikut mengamankan negara, maka NU mulai melakukan kajian serius terhadap berbagai kondisi yang dialami bangsa ini.

Dalam kajian tersebut ditemukan ada tiga persoalan mendasar yang dihadapi bangsa ini, yaitu semakin tidak jelasnya sistem politik ketatanegaraaan kita, semakin tidak terarahnya kebijakan ekonomi nasional dan semakin hilangnya orientasi kebudayaan nasional. Hal itu terjadi tidak lain karena bangsa ini telah terlalu jauh meninggalkan cita-cita pendiri bangsa ini, sehingga telah jauh menyimpang dari Khittah yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa. Oleh karena itu dalam Munas NU di Cirebon 2012, NU mengajak pada seluruh bangsa ini agar kembali ke khittah bangsa ini yaitu Kembali ke Khittah Indonesia 1945, yang mencerminkan cita-cita luhur bangsa ini.

Pondok Pesantren Tegal

II. Prinsip Dasar NU

Untuk memperbaiki negeri ini, kita perlu menelaah persoalan fundamental negara ini yaitu UUD 1945. Konstitusi ini telah diamandemen sedemikian rupa sehingga melahirkan sistem yang tidak sesuai dengan cita-cita awal. Hal itu terjadi karena amandemen UUD 1945 dilakukan dengan tergesa-gesa dan dilaksanakan tanpa kecermatan serta tanpa memperhatikan falsafah, citaa-cita serta prinsip-prinsip dasar negara.

Pondok Pesantren Tegal

Kembali ke Khittah 1945 ini tidak berarti menolak segala bentuk perubahan terhadap UUD 1945. Demikian juga tidak mensakralkan hasil amandemen yang sudah dilakukan. Sesuai dengan amanat pasal 37 UUD itu perlu disempurnakan. NU sangat menghormati hasil amandemen, misalnya mengenai pembatasan masa jabatan presiden dan sebagainya. Tetapi Amandemen Kelima yang direncanakan haruslah berani melakukan amandemen atau meninjau kembali terhadap hasil amandemen yang telah dilakukan yang jelas-jelas merugikan kepentingan rakyat dan bangsa serta merendahkan kedaulataan negara Republik Indonesia.?

Khittah Indonesai 1945 merupakan keseluruhan cita-cita bangsa ini yang berproses sejak zaman Kebangkitan Nasional yang kemudian dirumuskan menjadi dasar Negara Pancasila, dicetuskan melalui Proklamasi Kemerdekaan, dirumuskan menjadi Pembukaan UUD serta dirinci ke dalam batang tubuh UUD 1945 secara tuntas dan menyeluruh. Dengan demikian Penyempurnaan UUD 1945 haruslah:

Pertama: sesuai dengan semangat Proklamasi, yaitu cita-cita dan semangat untuk membentuk negara Republik Indonesia merdeka dan berdaulat.

Kedua: sesuai dengan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, yang mengedepankan prinsip Ketuhanan, kemanusiaan, kesatuan/persatuan, permusyawaratan serta keadilan.?

Ketiga: sejalan dengan amanah Mukadimah UUD 1945. Yang menentang segala bentuk penjajahan, amanat tentang peran negara dan tugas pemerintah dalam melindungi dan mensejahterakan segenap warga negara.

Keempat: dilaksanakan dengan penuh ketelitian dan kecermatan.

Kelima: mempertimbangkan aspirasi, tatanilai dan tradisi bangsa ini.

Hasil amandemen UUD 1945 yang tidak sesuai dengan prinsip ini harus diamandemen kembali, agar negara ini tidak terjerumus dalam kesulitan bahkan krisis serta kehilangan identitas seperti yang terjadi sekarang ini. Karena itu NU menegaskan bahwa bentuk NKRI harus tetap dipertahankan, karena ini sesuai dengan keputusan Muktamar NU 1984 di Situbondo bahwa NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 adalah bentuk final perjuangan bangsa Indonesia.

III. Langkah Strategis.

Untuk meneguhkan eksistensi NKRI ini, ada beberapa langkah strategis yang perlu dijalankan yaitu:?

Pertama, perlu memperkuat kembali sistem presidensil, agar sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan presiden bisa mengendalikan haluan negara dan bisa menjalankan pemerintah secara efektif. Sementara dalam UUD kita sistem Presidensil sudah kabur bahkan telah mengarah pada sistem Parlementer, ketika DPR banyak memegang wewenang eksekutif. Dengan demikian pemerintahan jadi mandek dan tidak efektif dalam melaksanakan pembangunan.

Kedua, sebagai upaya menegakkan NKRI, maka prinsip negara kesatuan harus dipertegas, karena itu otonomi daerah yang dilaksanakan hampir tanpa batas itu telah mengarah pada sistem federal. Kecenderungan ini perlu segara dihentikan. ?

Ketiga, dalam upaya memperkuat kedaulatan rakyat, maka status Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai lembaga tertinggi negara harus dipulihkan kembali. Karena itu amandemen UUD 1945 yang menempatkan MPR sebagai lembaga tinggi negara yang setara dengan lembaga tinggi negara yang lain harus diamandemen ulang. Keberadaan utusan daerah dan utusan golongan dalam MPR perlu dipulihkan kembali. Dengan demikian MPR benar-benar ? mencerminkan kedaulatan rakyat sebagai pemegang tertinggi kedaulatan negara.

Keempat, dalam rangka memperkuat sistem presidensil, maka perlu dilakukan penyederhanaan partai. Dalam rangka itu pula NU mengusulkan agar pemilihan kepala daerah (Pilkada) langsung perlu ditunda dan dikembalikan pada DPRD. Pilkada langsung telah sedemikian luas mengakibatkan konflik sosial, secara teknis sangat merepotkan yang mengganggu kinerja pemerintah daerah serta mengakibatkan pemborosan anggaran negara.

Kelima, dalam upaya memulihkan kedaulatan negara dan kesejahteraan rakyat, maka amandemen Pasal 33 UUD 1945, dengan penambahan pasal 4 dan 5, telah membuka peluang swasta asing mengelola kekayaan negara, telah mengakibatkan hilangnya kedaulatan negara. Karena itu pasal tersebut harus diamandemen kembali dengan memperkuat posisi negara dalam pemilikan serta mengelola kekayaan negara untuk ditasarufkan bagi kepentingan rakyat dan bangsa sendiri.

Keenam, Berbagai undang-undang yang diturunkan dari Pasal 33 tersebut terutama dalam UU Migas, Minerba dan UU Pangan yang jelas-jelas merugikan rakyat dan negara harus ditinjau ulang kalau perlu segera dibatalkan.

Ketujuh, munculnya berbagai undang-undang di bidang kebudayaan misalnya Undang-Undang tentang Pendidikan Nasional yang tidak lagi mengutamakan pendidikan moral dan karakter dan undang-undang Penyiaran yang telah melanggar kerahasiaan seseorang dan mengancam keamanan negara perlu segera direvisi, karena semuanya tidak sesuai dengan falsafah hidup bangsa ini yang menjunjung kebersamaan. ? ?

IV. Penutup

Usulan NU pada bangsa Indonesia agar Kembali ke Khittah Indonesia 1945 ini semata ditujukan untuk membangun bangsa ini sebagaimana cita-cita dan semangat awalnya, yaitu semangat 1945 yang murni dan ikhlas untuk membentuk suatu negara Indonesia yang merdeka, berdaulat menuju masyarakat yang adil dan makmur dengan segala daya upaya yang dilakukan untuk mencapai cita-cita tersebut.

Langkah kembali ke Khitah Indonesia ini merupakan sebuah perjuangan besar dan berjangka panjang. Untuk mewujudkan agenda ini diperlukan adanya ? cita-cita yang tinggi serta nafas perjuangan yang panjang agar bisa mengemban amanah ini. Sebagai organisasi pengusul NU akan selalu mengawal cita-cita besar ini bersama dengan elemen bangsa yang lain yang sejalan dengan cita-cita besar ini. Semoga Allah meridhoinya dan rakyat mendukungnya. Amin.

?

Jakarta 1 November 2012.

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Hadits Pondok Pesantren Tegal

Senin, 04 April 2016

Gus Dur Kembali Menerima Hadiah Internasional

Jakarta, NU-Online
Pepatah mengatakan bahwa seorang nabi tidak pernah dihormati di negeri sendiri, hanya orang asing yang mampu menghargainya. Kelihatan pepatah itu pas dengan pengalaman Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang selama ini telah mengantungi lusinan penghargaan dari luar negeri sejak dari penghargaan berupa hadiah-hadiah kemanusiaan, hingga  beberapa gelar doktor honoris dari berbagai universitas bergengsi baik di Asia, Eropa maupun Amerika. Tetapi tidak satupun gelar baik akademik maupun kultural diperoleh dari dalam negeri, padahal prestasi dan kontribusi Mantan Ketua Umum PBNU dan Presiden RI ke 4 ini  sangat besar, tetapi dilupakan begitu saja oleh bangsa ini bahkan diremehkan.

Bersamaan dengan ulang tahun yang ke 63 ini Gus Dur mendapatkan kado istimewa, yakni menerima kunjungan Presiden Korea-Indonesia Friendship Association dari Korea Selatan, Hwang Hak Soo. Bersama rekannya, Hwang, dia kemarin tampak berada di antara sejumlah pembesuk. Kehadiran tokoh dari Korea Selatan itu untuk menyampaikan Piagam Penghargaan Perdamaian Dunia (World Peace Prize Award) pada Gus Dur dari lembaga nirlaba yang berkedudukan di Amerika Serikat dan Korea Selatan, World Peace Prize Awarding Council (WPPAC). 

Gus Dur dinilai layak menerima Hadiah Perdamaian Dunia karena dalam berbagai kegiatan nasional maupun internasional, dia senantiasa membawa pesan perdamaian antar pemeluk agama. Chief Judge, Dr Lester Wolff dan Chairman Judge, Dr. Han Min Su, tokoh yang mensponsor pemberian piagam itu menyatakan bahwa selama ini Gus Dur berperan aktif dalam mengkampanyekan pluralisme, anti-terorisme dan perlindungan terhadap hak-hak kelompok minoritas. Karena itu Gus Dur layak disejajarkan dengan beberapa tokoh-tokoh dunia yang pernah menerima hadiah ini antara lain presiden Ronald Reagan (AS), Husni Mubarak (Mesir), Yitzhak Rabin (Israel), Annette Lu (Taiwan)  dan Meles Zenawi (Ethiopia).

Ternyata penghargaan yang diberikan terhadap Gus Dur dalam ulang tahunnya ini tidak hanya itu, sebab selain menerima Hadiah Perdamaian Dunia, Hwang Hak Soo juga menyampaikan berita akan dinobatkannya Gus Dur sebagai presiden pertama World Headquarters of Non-Violence Peace Movement (Markas Dunia untuk Gerakan Perdamaian dan Anti-Kekerasan). “Untuk jabatan bergengsi itu, Gus Dur bersaing ketat dengan tokoh perdamaian dunia lainnya, seperti  Jimmy Carter (AS) dan Nelson Mandela (Afsel),” kata Hwang.

Sementara pemberian penghargaan dan penobatan sebagai presiden pertama lembaga itu akan dilaksanakan di Seoul, Korea Selatan, Rabu 20 Agustus 2003. Menurut rencana Gus Dur akan menghadiri acara tersebut. Tetapi kehadiran Gus Dur ini sangat tergantung pada kondisi kesehatan, sebab hingga saat ini masih berbaring di rumah sakit, baru Rabu besok diperkirakan akan diperkenankan pulang. Tentu saja penghargaan dan kehormatan itu tidak hanya membanggakan bagi masyarakat NU, tetapi juga bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan yang bisa menghormati jasa-jasa para pelopor yang memberi nama harum pada negara yanag sedang terpuruk ini. (MDZ dari berbagai sumber).

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Ulama, Habib Pondok Pesantren Tegal

Gus Dur Kembali Menerima Hadiah Internasional (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Dur Kembali Menerima Hadiah Internasional (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Dur Kembali Menerima Hadiah Internasional