Minggu, 29 Mei 2016

Ansor Jombang Fasilitasi Pelajar Masuk PTN Ternama

Jombang, Pondok Pesantren Tegal

Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Jombang, Jawa Timur sejak bulan Februari ini telah membuka pendaftaran program Bimbingan Belajar Pasca Ujian Nasional (BPUN) 2016 untuk para siswa. Peserta program ini biasa diistilahkan dengan “santri kilat” (sanlat) sukses masuk perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia.

Beberapa perguruan tinggi negeri tersebut di antaranya Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Indonesia (UI) Depok, Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, dan perguruan tinggi negeri lainnya yang sudah menjadi target penyelenggara.

Ansor Jombang Fasilitasi Pelajar Masuk PTN Ternama (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor Jombang Fasilitasi Pelajar Masuk PTN Ternama (Sumber Gambar : Nu Online)

Ansor Jombang Fasilitasi Pelajar Masuk PTN Ternama

PC GP Ansor Jombang menggelar program ini setiap tahun sekali, hingga selama ini tak sedikit mahasiswa melalui program rutin itu tak sedikit mahasiswa tersebar luas ke berbagai perguruan tinggi negeri ternama.

Pondok Pesantren Tegal

Sementara itu, untuk cara mendaftarnya dilakukan melalui via online di alamat http://mataair.or.id sampai batas waktu yang telah ditentukan, (30 Maret) mendatang. Menurut laporan panitia penyelenggara, sampai saat ini beberapa siswa sudah mulai mendaftarkan diri. Tidak hanya untuk pelajar asal Jombang, seperti pada tahun-tahun sebelumnya dari luar daerah Jombang juga turut mengikuti program ini.

Pondok Pesantren Tegal

“Tiga cara dalam pendaftaran ini. Satu daftar via online http://mataair.or.id pada menu pendaftaran BPUN 2016 kemudian pilih menu kota dan klik kolom daftar di kolom Kota/Kabupaten Jombang. Isi formulir yang tersedia secara online. Ke dua cetak email balasan sebagai bukti pendaftaran dan yang ke tiga setelah mendaftar wajib hubungi panitia di nomor 08155031245 atau 081359155887,” kata H Zulfikar Damam Ikhwanto, Ketua PC GP Ansor Jombang kepada Pondok Pesantren Tegal saat dihubungi, Senin (22/2).

Sedangkan untuk kuota peserta dan sistem dalam program ini, Ketua PC GP Ansor Jombang menjelaskan akan diambil 60 peserta dari semua jumlah peserta melalui hasil seleksi. Dan hal ini hanya untuk dua jurusan, yaitu 30 dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan 30 peserta dari jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). “Seleksi peserta pada tanggal 3 April, untuk tempat disesuaikan panitia daerah,” ujarnya.

Gus Antok, demikian ia disapa, menambahkan, pelaksanaan BPUN akan dimulai dari tanggal 23 April–25 Mei 2016 mendatang di tempat yang disesuaikan panitia daerah. sementara untuk fasilitas peserta di antaranya tryout SBMPTN 2016, modul terpadu, waktu pembelajaran 5hari atau setiap minggu, gratis biaya bimbingan belajar, konsultasi akademik, movation training, capacity building dan uotbond. (Syamsul Arifin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Kajian Islam, Pahlawan Pondok Pesantren Tegal

Tradisi Menulis Kalangan Pesantren Perlu Ditingkatkan

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Ilmu dan pemikiran yang dimiliki oleh para kiai dan ulama pesantren seharusnya lebih banyak didokumentasikan dalam bentuk tulisan yang bisa dilacak lintas generasi.

“Para kiai adalah orang yang murah hati untuk membagikan ilmunya, tetapi waktunya kan terbatas dan tak semua orang memiliki waktu. Karena itu penulisan pemikiran menjadi sangat penting,” tandas Mohammad Sobary dalam acara launching Majalah Mata Air di Jakarta, Kamis malam.

Tradisi Menulis Kalangan Pesantren Perlu Ditingkatkan (Sumber Gambar : Nu Online)
Tradisi Menulis Kalangan Pesantren Perlu Ditingkatkan (Sumber Gambar : Nu Online)

Tradisi Menulis Kalangan Pesantren Perlu Ditingkatkan

Menurutnya jika tradisi menulis ini memiliki akar yang kuat, maka jejak pemikiran para ulama dan kiai NU akan terlacak sampai masa yang panjang. “Jika ini bisa dilakukan, maka akan banyak menteri-menteri yang datang dari NU,” imbuhnya.

Dikatakannya bahwa kiai NU lebih banyak menjalani kesalehan pribadi dengan menjalankan ritual-ritual keagamaan, namun ini akhirnya menjadi kemewahan pribadi dan menjadi kemubadziran sosial.

Sementara itu Pengasuh Ponpes Raudhatut Thalibien KH Mustofa Bisri tidak sepakat dengan pendapat Kang Sobary kalau para kiai tidak memiliki tradisi menuliskan pemikirannya.

Mustasyar PBNU ini mencontohkan KH Bisri, kakeknya, meskipun setiap hari mengajar 39 kitab, setiap malam masih sempat menulis. Demikian juga para sesepuh NU seperti KH Hasyim Asy’ari juga suka menulis diwan atau puisi sampai dengan KH Ali Ma’sum, mantan rais aam PBNU. “KH Hamid Pasuruan itu juga sastrawan, tapi tertutup oleh kewaliannya,” paparnya.

Pondok Pesantren Tegal

Menurutnya permasalahan turunnya tradisi penulisan dikalangan NU terjadi ketika muncul teknologi speaker yang menyebabkan aktifitas para kiai lebih banyak tersita untuk berdakwah secara oral.

Namun demikian, tradisi penulisan belakangan ini mulai berkembang lagi. Diberbagai pesantren saat ini banyak anak-anak muda yang sudah mampu menulis dengan bagus. Ia juga mencontohkan Pesantren Lirboyo saat ini telah memiliki penerbitan majalah yang dikelola secara bagus dan terbit secara rutin dengan nama Miskat. “Jangan sampai yang di Jakarta kalah sama santri di daerah,” tandasnya memberi semangat. (mkf)

Pondok Pesantren Tegal



Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Tegal, Ulama Pondok Pesantren Tegal

Senin, 16 Mei 2016

Saat Wajah Sayyidina Ali Diludahi

Di masa perang Khandaq, umat Islam pernah ditantang duel Amr bin Abd Wad al-Amiri, dedengkot musyrikin Quraisy yang sangat ditakuti. Nabi bertanya kepada para sahabat tentang siapa yang akan memenuhi tantangan ini.

Para sahabat terlihat gentar. Nyali mereka surut. Dalam situasi ini Sayyidina Ali bin Abi Thalib maju, menyanggupi ajakan duel Amr bin Abd Wad. Melihat Ali yang masih terlalu muda, Nabi lantas mengulangi tawarannya kepada para sahabat. Hingga tiga kali, memang hanya Ali yang menyatakan berani melawan jawara Quraisy itu.

Saat Wajah Sayyidina Ali Diludahi (Sumber Gambar : Nu Online)
Saat Wajah Sayyidina Ali Diludahi (Sumber Gambar : Nu Online)

Saat Wajah Sayyidina Ali Diludahi

Amr bin Abd Wad menanggapinya dengan tertawa mengejek. Namun faktanya, selama perkelahian nasib mujur tetap ada di tangan Ali. Usai paha kekarnya disabet pedang, Amr bin Abd Wad pun tumbang ke tanah. Kemenagan Ali sudah di depan mata. Hanya dengan sedikit gerakan saja, nyawa musuh dipastikan melayang.

Dalam situasi terpojok Amr bin Abd Wad masih menyempatkan diri membrontak. Tiba-tiba ia meludahi wajah sepupu Rasulullah itu. Menaggapi hinaan ini, Ali justru kian pasif. Ali menyingkir dan mengurungkan niat membunuh hingga beberapa saat.

Pondok Pesantren Tegal

Pondok Pesantren Tegal

”Saat dia meludahi wajahku, aku marah. Aku tidak ingin membunuhnya lantaran amarahku. Aku tunggu sampai lenyap kemarahanku dan membunuhnya semata karena Allah SWT,” kata Ali menjawab kegelisahan sebagian sahabat atas sikapnya.

Meskipun Amr bin Abd Wad akhirnya gugur di tangan Ali, proses peperangan ini memberikan beberapa pelajaran. Perjuangan dan pembelaan Islam harus didasarkan pada ketulusan iman, bukan kebencian dan kemarahan. Sahabat Rasulullah yang kelak menjadi khalifah keempat ini juga menjernihkan bahwa spirit ketuhanan adalah satu-satunya landasan, mengalahan nafsu keinginan di balik ego pribadi dan golongan. (Mahbib Khoiron)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Bahtsul Masail, Lomba, RMI NU Pondok Pesantren Tegal

Senin, 09 Mei 2016

Ribuan Nahdliyin Semarakkan Maron Bershalawat

Probolinggo, Pondok Pesantren Tegal. Ribuan Nahdliyin yang ada di Kecamatan Maron dan sekitarnya Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Selasa (1/12) malam meramaikan kegiatan “Maron Bershalawat) yang digelar oleh Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Kraksaan bekerja sama dengan Majelis Al Khair wal Barokah Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Kecamatan Pajarakan, Probolinggo.

Kegiatan yang dipusatkan di lapangan parkir Pasar Baru Maron Kabupaten Probolinggo ini diikuti oleh sekitar 5.000 orang jamaah dari Majelis Al Khair wal Barokah, pengurus GP Ansor dari tingkat cabang, pimpinan anak cabang, ranting dan warga masyarakat.

Ribuan Nahdliyin Semarakkan Maron Bershalawat (Sumber Gambar : Nu Online)
Ribuan Nahdliyin Semarakkan Maron Bershalawat (Sumber Gambar : Nu Online)

Ribuan Nahdliyin Semarakkan Maron Bershalawat

Sejumlah ulama dan habaibpun juga turut hadir dalam Maron Bershalawat ini. Seperti, Ketua PC GP Ansor Kota Kraksaan Taufiq, jajaran pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong KH. Moch. Hasan Syaiful Islam , Gus Hasan Maulana, Gus Hasan Ahsan Malik, Gus Hasan Qomaruzzaman, Gus Ebied, KH. Hasan Nauval, KH. Ainul Yaqien, KH. Nawawi Maksum (Bondowoso) serta tokoh masyarakat se-Kecamatan Maron.

Pondok Pesantren Tegal

Ketua panitia Bahrianto mengatakan Maron Bershalawat digelar dengan tujuan untuk memelihara nilai dan tradisi Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) An-Nahdliyah. “Setidaknya kegiatan ini mengajak masyarakat agar membiasakan diri membaca shalawat dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk rasa cinta kita kepada Rasulullah,” katanya.

Pondok Pesantren Tegal

Kegiatan ini diisi dengan pembacaan shalawat Nabi Muhammad SAW dengan diiringi hadrah Majelis Al Khair wal Barokah dan diakhiri dengan ceramah agama denga tema penguatan? faham Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) untuk menangkal faham lain oleh KH Moch. Hasan Syaiful Islam.

“Kita harus berupaya selalu membentengi diri kita dan keluarga agar senantiasa tetap berpegang teguh kepada aqidah Ahlussunnah wal Jamaah di tengah maraknya paham-paham lain di luar NU,” ujarnya.

Sedangkan Ketua PC GP Ansor Kota Kraksaan Taufiq mengharapkan agar melalui kegiatan ini para generasi muda NU supaya senantiasa terus menerus memelihara tradisi NU yang semakin hari semakin berat tantangannya menghadapi faham lain yang masuk ke Indonesia saat ini. (Syamsul Akbar/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Cerita, Aswaja, Fragmen Pondok Pesantren Tegal

Sabtu, 07 Mei 2016

Mensos Ajak NU Entaskan Kemiskinan dengan Teknologi Informasi

Cirebon, Pondok Pesantren Tegal - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh komponen PBNU untuk mengentaskan kemiskinan dengan menggunakan teknologi informasi yang kini berkembang pesat.

Demikian disampaikan Khofifah saat memberika sambutan pada acara pebukaan Rapat Pleno PBNU 2016 di Pesantre Khas Kempek Cirebon (24/7).

Mensos Ajak NU Entaskan Kemiskinan dengan Teknologi Informasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Mensos Ajak NU Entaskan Kemiskinan dengan Teknologi Informasi (Sumber Gambar : Nu Online)

Mensos Ajak NU Entaskan Kemiskinan dengan Teknologi Informasi

Menteri yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU ini menjelaskan, kemiskinan pedesaan tertinggi di Indonesia berada di Jawa Timur sedangkan keduanya di Jawa Tengah. Ia berpendapat, sebagian besar warga miskin ini merupakan warga NU.

Pondok Pesantren Tegal

Khofifah menjelaskan, saat ini pemerintah sedang mengembangkan sistem pemberian subsidi kepada masyarakat secara tunai, salah satunya dengan aplikasi e-warung. Untuk bantuan beras miskin, sebagian sudah dalam bentuk nontunai. Ke depan seluruh bantuan beras miskin, tidak disalurkan secara tunai sehingga berbagai masalah yang ada saat ini tidak lagi terjadi.

"Nantinya, masyarakat tidak lagi mengeluh soal adanya besar yang mengandung kutu. Mereka bisa membeli sendiri sesuai dengan pilihannya," katanya.

Pondok Pesantren Tegal

Ia menegaskan, Kementerian Sosial merupakan pihak yang terlibat dalam proses pembuatan e-warung ini. Karena itu, ia mengajak PBNU untuk menyiapkan diri agar masyarakat siap dengan berb,agai sistem yang sudah nontunai ini.

"Jadi, dakwahnya PBNU bukan lagi dakwah bil lisan atau bil hal, tetapi juga bil IT," tandasnya. (Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal AlaSantri, Jadwal Kajian, Pondok Pesantren Pondok Pesantren Tegal