Sabtu, 30 Juli 2016

Menko Kemaritiman: Muslimat Strategis Hadapi Bonus Demografi

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman? Luhut Binsar Panjaitan menilai Muslimat Nahdlatul Ulama memiliki peran strategis untuk turut menyukseskan program pembangunan Tanah Air. Ia berharap dalam mengadapi tantangan bonus demografi organisasi perempuan NU ini perlu memperhatikan kualitas pendidikan anak-anak Indonesia.

Luhut menyampaikan hal itu pada sesi diskusi Kongres Ke-17 Muslimat NU di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Jumat (25/11). Ia didampingi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa.

Menko Kemaritiman: Muslimat Strategis Hadapi Bonus Demografi (Sumber Gambar : Nu Online)
Menko Kemaritiman: Muslimat Strategis Hadapi Bonus Demografi (Sumber Gambar : Nu Online)

Menko Kemaritiman: Muslimat Strategis Hadapi Bonus Demografi

“Saya ini anak dari seorang ayah yang supir bus dan ibu yang tidak tamat SD, tapi saya sekarang berdiri di sini. Saya yakin apabila ibu-ibu sekalian mendidik anak-anak dengan benar, ibu-ibu bisa melahirkan generasi yang lebih hebat dari saya,” ujarnya.

Ia juga menyarankan agar jumlah anak di Indonesia dapat dikendalikan. Hal ini dinilai penting dengan pertimbangan daya tampung Indonesia. "Sebab kalau tidak, jika pertumbuhan anak masih seperti sekarang, 2050 kita akan memiliki penduduk 350 juta," tuturnya.

Pondok Pesantren Tegal

Luhut juga menilai Muslimat NU yang tersebar di berbagai daerah di seluruh Indonesia adalah pilar pemersatu bangsa. Melalui kepemimpinan Khofifah ia berharap Indonesia dapat berkembang lebih maju.

Menteri Perindustrian dan Perdagangan era Presiden KH Abdurrahman Wahid ini dalam kesempatan itu juga menjelaskan peta keamanan dan perekonomian global. Menurutnya, negara-negara maju saat ini tengah menghadapi tantangan yang berat.

Pondok Pesantren Tegal

Indonesia, katanya, masih relatif aman meski kerja keras mesti terus ditingkatkan. Ekonomi negara-negara maju tumbuh sekitar 2,3 persen sementara negara-negara berkembang seperti Indonesia sanggup 6,5 persen. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Meme Islam, Daerah, Internasional Pondok Pesantren Tegal

Selasa, 26 Juli 2016

Sarbumusi NU Terus Dorong Hubungan Industrial yang Kondusif

Jakarta,? Pondok Pesantren Tegal

Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) merupakan Badan Otonom Nahdlatul Ulama (NU) yang menangani persoalan perburuhan. Sarbumusi tepat beruisa 61 tahun pada Selasa (27/9) sejak berdiri 27 September 1955 di pabrik gula Tulangan, Sidoarjo, Jawa Timur. Sejauh mana upayanya untuk buruh? Adakah hanya oganisasi sekadar, tanpa harakah atau gerakan?

Presiden Dewan Pimpinan Pusat Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Nahdlatul Ulama (DPP K Sarbumusi NU), Syaiful Bahri Anshori, di Jakarta, Selasa (27/9) menegaskan bahwa menjadi Serikat Buruh yang Representatif, Bebas, Independen dan Rahmatan lil-Alamin untuk Mewujudkan Hubungan Industrial yang Harmonis dan Berkeadilan, merupakan visi organisasi dipimpinnya.

Sarbumusi NU Terus Dorong Hubungan Industrial yang Kondusif (Sumber Gambar : Nu Online)
Sarbumusi NU Terus Dorong Hubungan Industrial yang Kondusif (Sumber Gambar : Nu Online)

Sarbumusi NU Terus Dorong Hubungan Industrial yang Kondusif

"Sarbumusi selalu mendorong terciptanya hubungan industrial yang kondusif ? dan sesuai dengan perundang-undangan berlaku di negara Indonesia ini. Kekuatan Sarbumusi tidak hanya terletak pada historis organisasinya saja," ujar Syaiful didampingi Sekretaris Jenderal Eko Darwanto.

Di masa awal berdiri, Sarbumusi pernah mengalami masa kejayaan dengan anggota mencapai 2 juta orang sehingga mampu menjadi pesaing kuat Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI) organisasi buruh milik Partai Komunis Indonesia (PKI) ketika itu.

"Pembelaan dan advokasi perselisihan hubungan industrial, pendampingan dalam pembuatan perjanjian kerja bersama, advokasi serta mendorong regulasi ketenagakerjaan yang memberikan keadilan dan kesejahteraaan buruh adalah langkah-langkah kami tempuh hingga kini," imbuh Syaiful lagi.

Pondok Pesantren Tegal

Wakil Presiden DPP K Sarbumusi Sukitman Sudjatmiko, menyebutkan masih terdapat problematika perburuhan dialami di Indonesia. "Persoalan perburuhan masih berada diseputar hak-hak normatif yang terus dilanggar oleh pengusaha. Sehingga dibutuhkan regulasi yang jelas dan berpihak kepada kaum buruh, sebagaimana pemerintah Thailand atau Jepang yang memberikan perlindungan bagi petaninya," ujar?

Berkaitan dengan problemtika buruh, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, Jumat (23/9) saat mengukuhkan Pengurus DPP K Sarbumusi NU masa khdimat 2016-2021, di lantai 8 Gedung PBNU, Jakarta Pusat, meminta Sarbumusi harus terus melakukan harakah untuk mengangkat harkat dan martabat kaum buruh NU khususnya, Indonesia umumnya. (Gatot Arifianto/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal

Pondok Pesantren Tegal Tokoh, Olahraga Pondok Pesantren Tegal

Senin, 25 Juli 2016

Ini Penyebab Kecewa Ketika Jadi Pengurus NU

Banyuwangi, Pondok Pesantren Tegal. Sekretaris PCNU Banyuwangi Guntur Al-Badri mengingatkan agar ketika seseorang telah resmi menjadi pengurus NU jangan sampai salah niat. Menurut dia, mengurus NU harus dengan niat ikhlas karena Allah semata. ?

“Ikhlaskan seluruh pengabdian kita hanya untuk Allah SWT guna mensyiarkan ajaran Islam Ahlussunnah wal-Jama’ah. Hanya itu, bukan yang lain!" tegasnya pada pelantikan Ranting NU se-Kecamatan Banyuwangi di Gedung Islamic Center, Ahad (23/7) yang dirangkai dengan acara halal bihalal.

Ini Penyebab Kecewa Ketika Jadi Pengurus NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Penyebab Kecewa Ketika Jadi Pengurus NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Penyebab Kecewa Ketika Jadi Pengurus NU

Pasalnya ketika salah niatan diawal, lanjutnya, tak lain yang didapatkan hanya kekecewaan dan sakit hati belaka.

"Banyak sekali fakta lapangan, ketika dilantik hanya bermotivasi ingin menjadi, gubernur, bupati, legislatif, kepala dinas, kepala kelurahan, dan lain sebagainya. Ini keliru. Karena ketika tidak tercapai, saya tegaskan pasti akan berbuah kekecewaan dan saling menyalahkan," ulas aktivis yang berproses mulai di IPNU.

Guntur juga mengajak ketika menjadi pengurus NU, harus mensyiarkan dakwah Islam yang berideologi Ahlussunnah wal-Jama’ah.

Pondok Pesantren Tegal

"Ideologi tersebut dapat disyiarkan melalui lailatul ijtima. Sebuah perkumpulan yang dihelat dalam waktu satu bulan sekali. Seperti misalkan di Pengurus Cabang sendiri sudah banyak yang telah dilakukan untuk hal ini, mulai dari Pendidikan Kader Penggerak (PKP) NU sampai pelatihan-pelatihan," papar Guntur.

Dengan demikia, lanjutnya, ajaran dan implementasi Islam Ahlussunnah wal-Jama’ah ini dapat tersyiarkan dengan massif di tengah-tengah tantangan yang kerap kali datang.

Sementara Rais Syuriah MWCNU Kecamatan Banyuwangi KH Ahmad Shiddiq berharap pengurus yang resmi dilantik ini diberikan kemudahan.

"Harapan saya ketika usai dilantik harus berjuang dengan maksimal. Bukan malah usai dilantik leha-leha tanpa perjuangan," kata pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwari Kertosari, Kecamatan Banyuwangi.

Pondok Pesantren Tegal

Di sela-sela acara, LAZISNU kecamatan tersebut memberikan santunan kepada lima anak yatim piatu dan lima orang lansia.?

"Hasil santunan ini merupakan bagian dari hasil kinerja pengurus LAZISNU dalam melaksanakan koin bakti NU setiap periode," ungkap Haikal Kafili. (M. Sholeh Kurniawan/Abdullah Alawi)





Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal IMNU, Pemurnian Aqidah Pondok Pesantren Tegal

Harlah Ke-84, Jadikan GP Ansor sebagai Banom Bermartabat

Jombang, Pondok Pesantren Tegal. Dalam hitungan hijriyah, Gerakan Pemuda Ansor telah berumur 84 tahun. Salah satu Badan Otonom (Banom) di jamiyah Nahdlatul Ulama (NU) ini dilahirkan 10 Muharram tepatnya tahun 1353 Hijriyah. Usia yang tidak lagi muda ini hendaknya dapat memacu semua elemen di dalamnya untuk terus berkhidmat bagi NU, bangsa dan masyarakat.

"Para aktivis Gerakan Pemuda Ansor hendaknya dapat menjadikan momentum hari lahir ini sebagai sarana untuk semakin memantapkan diri untuk menjadi bagian dari organisasi sosial kepemudaan dan keagamaan yang mandiri," kata Ketua PC GP Ansor Jombang Jawa Timur, H Zulfikar Damam Ikhwanto kepada Pondok Pesantren Tegal, Sabtu (24/10).

Harlah Ke-84, Jadikan GP Ansor sebagai Banom Bermartabat (Sumber Gambar : Nu Online)
Harlah Ke-84, Jadikan GP Ansor sebagai Banom Bermartabat (Sumber Gambar : Nu Online)

Harlah Ke-84, Jadikan GP Ansor sebagai Banom Bermartabat

Bentuk kemandirian itu dalam pandangan Gus Antok, sapaan akrabnya, adalah dengan berupaya menggali potensi ekonomi setiap warga dan peluang yang ada di wilayah masing-masing untuk bisa memiliki badan usaha yang menghasilkan. "Karena tanpa kemandirian secara ekonomi, sangat sulit Ansor bisa memiliki ketegasan dalam sikap," ungkapnya.

Pondok Pesantren Tegal

Sejumlah kader yang telah berhasil dalam membangun ekonomi sebisa mungkin dapat dihimpun sehingga menjadi jaringan yang kuat. "Kalau selama ini para kader hanya berkutat dengan ekonomi secara parsial, sudah waktunya bisa dihimpun dalam jaringan sehingga menjadi kekuatan ekonomi yang tangguh," terangnya.

Pondok Pesantren Tegal

"Yang dibutuhkan adalah kekuatan dan kemampuan untuk menyapa dan meyakinkan simpul ekonomi tersebut sehingga menjadi jaringan ekonomi yang tertata dengan manajerial yang amanah," tandasnya.

Bila kemampuan ekonomi ini bisa digarap dengan baik, maka unsur manfaat akan bisa dirasakan oleh warga dan anggota di berbagai level masyarakat. "Kita yakin, para warga dan fungsionaris Ansor adalah mereka yang berkutat dengan ekonomi kelas menengah dan kecil," katanya. Bila mampu mengentas potensi ekonomi tersebut, maka dengan sendirinya bisa menyelesaikan kesenjangan ekonomi yang ada di akar rumput, lanjutnya.

Kendati demikian, persoalan umat serta merta tidaklah selesai. "Karena jaringan ekonomi yang akan dibangun juga harus menjunjung tinggi akhlakul karimah," pesannya. Karenanya, pendekatan simultan dengan mendorong kemandirian ekonomi yang di dalamnya juga diimbangi dengan perilaku terpuji, menjadi syarat yang tidak dapat ditinggalkan.

Gus Antok mengingatkan bahwa pada Muktamar Ke-9 NU di Banyuwangi, yakni 10 Muharram 1353 H yang bertepatan dengan 24 April 1934, ANO diterima dan disahkan sebagai bagian (departemen) pemuda NU dengan pengurus antara lain: Ketua HM Thohir Bakri, Wakil Ketua Abdullah Oebayd; Sekretaris H. Achmad Barawi dan Abdus Salam.

Tanggal 24 April memang kemudian dikenal sebagai tanggal kelahiran GP Ansor. "Namun  mengingatkan bahwa tanggal 10 Muharram sebagai bagian tidak terpisahkan dari perjalanan Ansor juga sangatlah penting," pungkasnya. (Ibnu Nawawi/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Pesantren, Aswaja Pondok Pesantren Tegal

Sabtu, 23 Juli 2016

Aswaja Fi’il Harmony Tutup Hari Santri Kota Tasik

Tasikmalaya,Pondok Pesantren Tegal

Grup Band Aswaja Fi’il Harmony menjadi penampilan penutup peringatan Hari Santri di Kota Tasikmalaya. Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut itu dipuncaki dengan pengajian budaya bersama Ketua PCNU KH Didi Hudaya Buchori dan KH Aminudin.

Aswaja Fi’il Harmony Tutup Hari Santri Kota Tasik (Sumber Gambar : Nu Online)
Aswaja Fi’il Harmony Tutup Hari Santri Kota Tasik (Sumber Gambar : Nu Online)

Aswaja Fi’il Harmony Tutup Hari Santri Kota Tasik

Kegiatan dilaksanakan di Lapangan Dadaha pada Sabtu (22/10) tersebut dihadiri ribuan santri dari berbagai pesantren. Bukan hanya santri yang hadir, warga masyarakat kompleks Dadaha pun berbondong-bondong menyaksikan acara terrebut.

Menurut Ketua Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama (Lesbumi) NU Kota Tasikmalaya Aan Ahmad Farhan, suatu kebanggaan bagi band Aswaja Fi’il Harmony.

Pondok Pesantren Tegal

Ia menambahkan, penampilan band binaan Lesbumi tersebut, bukan hanya sebagai ajang menghibur, tapi ini juga sebagai ajang promosi kepada pesantren yang ada di Kota Tasikamalaya.

“Ini merupakan langkah awal kita untuk roadshow ke tiap pesantren yang ada di Kota Tasikmalaya. Kalau dulu Lesbumi roadshow ke tiap kecamatan sekarang Lesbumi akan roadshow ke pesantren untuk menyapa para santri lewat syair-syair shalawat,” jelasnya. (Agum Gumilar/Abdullah Alawi)

Pondok Pesantren Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Kajian Pondok Pesantren Tegal

Sabtu, 02 Juli 2016

Lakukan Penyegaran, Aswaja NU Center Jatim Kuatkan Kelembagaan

Surabaya, Pondok Pesantren Tegal - Kepengurusan Aswaja Center PWNU Jatim menyelenggarakan rapat bersama sekaligus melakukan evaluasi terhadap program yang selama ini dilaksanakan. Sejumlah nama dan program baru diluncurkan sebagai jawaban atas tantangan yang kian kompleks.

"Kita ingin melakukan penguatan Ahlus Sunnah wal Jamaah sesuai yang digariskan Hadratus Syekh KH Hasyim Asyari," kata KH Abdurrahman Navis, Sabtu (3/9). Direktur PW Aswaja NU Center Jatim ini kemudian menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Islam Aswaja adalah tidak melakukan tatharruf tasyaddudi yakni yang terlalu keras atau ekstrem seperti kalangan fundamentalis.

Lakukan Penyegaran, Aswaja NU Center Jatim Kuatkan Kelembagaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Lakukan Penyegaran, Aswaja NU Center Jatim Kuatkan Kelembagaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Lakukan Penyegaran, Aswaja NU Center Jatim Kuatkan Kelembagaan

"Demikian juga Aswaja bukanlah kelompok yang tatharruf tasahhuli atau kalangan yang cenderung memudahkan syariat seperti kalangan liberal," ungkapnya.? Dan tentu Aswaja juga bukan kelompok Syiah dan sejenisnya, lanjut dosen UIN Sunan Ampel Surabaya ini.

Menurut Wakil Ketua PWNU Jatim tersebut, inilah yang kemudian dikenal sebagai fikrah nahdliyah yakni kerangka berpikir yang didasarkan pada ajaran Aswaja yang dijadikan landasan berpikir NU untuk menentukan arah perjuangan.

Pondok Pesantren Tegal

Secara lebih rinci, Pengasuh Pesantren Nurul Huda Surabaya ini mengemukakan bahwa dalam merespon persoalan, baik yang berkenaan dengan masalah keagamaan maupun kemasyarakatan, NU memiliki manhaj Aswaja dengan ciri khas. "Dalam bidang aqidah atau teologi, mengikuti manhaj dan pemikiran Abu Hasan Al-Asyari dan Abu Mansur Al-Maturidi," jelasnya.

Pondok Pesantren Tegal

Sedangkan dalam bidang fiqih bermazhab kepada salah satu Al-Madzahibil Arbaah yakni Imam Hanafi, Maliki, Syafii dan Hanbali. "Dan untuk bidang tasawuf, mengikuti Imam Al-Junaid Al-Baghdadi dan Abu Hamid Al-Ghazali," katanya di aula PWNU Jatim.

Untuk dapat menjabarkan fikrah nahdliyah tersebut, PW Aswaja NU Center telah membentuk sejumlah divisi. Pertama adalah uswah atau usaha sosialisasi Aswaja yang merupakan usaha menyosialisasikan dan menyebarkan paham Aswaja NU lewat media cetak, elektronik, pengajian, lailatul ijtima, khatbah Jumat, dan sebagainya.

"Demikian juga ada biswah yakni bimbingan dan solusi Ahlussunnah wal Jamaah," katanya. Divisi ini menfasilitasi pengurus Syuriyah NU secara berkala untuk membimbing dan memberikan solusi kepada masyarakat tentang paham Aswaja, baik secara langsung, melalui telpon ataupun media lain, jelasnya.

Yang ketiga adalah divisi dakwah yakni daurah kader Ahlussunnah wal Jamaah yang mengadakan pelatihan kader Aswaja secara berkala untuk mencetak kader loyal.

"Selanjutnya adalah kiswah atau kajian Islam Ahlussunnah wal Jamaah," ungkapnya. Dalam praktiknya, divisi ini melakukan kajian Islam Aswaja ditinjau dari berbagai disiplin ilmu dalam bentuk halaqah, seminar atau forum ilmiah lain dengan menghadirkan nara sumber dari berbagai ahli, terangnya.

Dan yang terakhir adalah makwah, yakni maktabah Ahlussunnah wal Jamaah dengan membuka perpustakaan di kantor PWNU untuk menyediakan kitab dan buku bacaan tentang Aswaja.

Kelima divisi ini telah dilakukan penyegaran personil. "Ini demi kian meningkatkan khidmah kita dalam memasyaratkan Aswaja," tandas Kiai Navis.

Sejumlah darah baru hadir pada koordinasi ini. Ada perwakilan dari UIN Sunan Ampel, Unesa, Keluarga Mahasiswa NU (KMNU) Unair, ITS serta kampus? lain. "Diharapkan kehadiran para aktivis kampus ini akan kian menyebarkan Aswaja An-Nahdliyah di seluruh lapisan masyarakat," pintanya. (Ibnu Nawawi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Kajian Sunnah Pondok Pesantren Tegal