Kamis, 27 Oktober 2016

Bersama Anak Yatim, Pengurus PBNU Peringati Maulid Rasullulah

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama membaca Barjanji di Masjid An-Nahdlah PBNU Jakarta, Senin (28/12). Pada kesempatan ini pengurus PBNU juga menghadirkan puluhan anak yatim di Jakarta.

Bersama Anak Yatim, Pengurus PBNU Peringati Maulid Rasullulah (Sumber Gambar : Nu Online)
Bersama Anak Yatim, Pengurus PBNU Peringati Maulid Rasullulah (Sumber Gambar : Nu Online)

Bersama Anak Yatim, Pengurus PBNU Peringati Maulid Rasullulah

Tampak sejumlah Ketua PBNU seperti Marsudi Syuhud, Muhammad Nuh, Mochammad Maksum Machfoedz, Abdul Manan Ghani, Aizzuddin Abdurrahman, Sulton Fatoni, dan Sekretaris Jenderal PBNU Helmi Faisal Zaini serta jajaran pengurus teras PBNU lainnya hadir meramaikan kegiatan kali ini.

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan, tentang masalah maulid seorang sahabat bernama Kaab bin Zuhair memuji Rasulullah SAW dengan perkataan sanjungan. Rasulullah tidak marah. Bahkan sebaliknya, nabi memberikan selimut lurik-luriknya di mana dalam bahasa Arab dinamakan burdah.

Pondok Pesantren Tegal

"Kalau tidak percaya datang ke Kota Istanbul Turki, masuk museum Topkapi di sana masih ada jubah Rasullullah yang pernah diberikan kepada Ka’ab, dan beberapa peninggalan seperti mangkok, gelas bekas nabi," kata Kang Said.

Pondok Pesantren Tegal

Karenanya NU percaya bahwa memuji-muji Nabi Muhammad itu sunah taqririyah, perilaku seseorang yang dibenarkan nabi, bukanlah bidah. "Rasulullah memang tidak melakukannya sendiri, tetapi ketika ada yang melakukannya diberi legitimasi," sambungnya.

Kang Said mengajak warga NU untuk meramaikan maulid serta meneladani Rasullulah. Beliau seseorang yang memperhatikan umat tanpa memandang derajat. Nabi MuhammadSAW adalah pemimpin yang tidak mementingkan dirinya sendiri. Beliau wafat tidak meninggalkan harta dan kekayaan tetapi meninggalkan keteladanan.

"Yang mengatakan maulid bidah, silakan. Namun, kita jalani saja sendiri," kata Kiai Said yang juga dosen pascasarjana Islam Nusantara STAINU Jakarta.

Usai Barzanjian, Kang Said memotong tumpeng nasi dan menyerahkan santunan secara simbolis kepada beberapa anak yatim. (Faridur Rohman/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Makam Pondok Pesantren Tegal

Minggu, 23 Oktober 2016

Menulis Itu Seperti Memasak

Bandar Lampung, Pondok Pesantren Tegal. Saat ditanya terkait penulisan dan perkembangan media sosial pada Forum Dialog Literasi Media Sosial Berbasis Islam Wasathiyyah di Hotel Novotel Bandar Lampung, Sabtu (16/10), Direktur Pondok Pesantren Tegal Savic Ali mengibaratkan sebuah tulisan seperti sebuah makanan.

"Ada makanan yang sehat tapi nggak enak. Ada juga makanan enak tapi nggak sehat. Begitu juga sebuah tulisan. Ada yang sebenarnya menarik isinya tapi tidak dikemas dengan baik. Ada tulisan yang isinya sebenarnya biasa saja tapi karena dikemas dengan baik maka jadi menarik," terangnya.

Menulis Itu Seperti Memasak (Sumber Gambar : Nu Online)
Menulis Itu Seperti Memasak (Sumber Gambar : Nu Online)

Menulis Itu Seperti Memasak

Savic menambahkan bahwa dalam menulis diperlukan tahapan-tahapan seperti memasak diantaranya mengumpulkan bahan, meracik bumbu dan memasaknya. "Menulis juga harus mampu mempertimbangkan bahan-bahannya dan melihat sisi aktualitas apa yang sedang menjadi permasalahan hangat ditengah-tengah masyarakat," tambahnya.

Terkait dengan platform tulisan diinternet, founder islami.co ini mengajak kepada segenap praktisi media untuk mengisi konten dunia maya dengan platform yang mudah diakses seperti website dengan berbagai jenis domain.

Pondok Pesantren Tegal

Ia juga mengajak kepada netizen untuk bersindikasi dalam mengisi konten-konten positif didunia maya. "Silahkan saling berbagi konten baik itu tulisan berita, artikel dan sejenisnya untuk lebih menyiarkan konten sejuk didunia maya dan tentunya mencantumkan sumber aslinya," ajaknya.

Disamping untuk mewarnai dunia maya dengan konten positif, sindikasi dan kerjasama ini dilakukan sebagai upaya antisipasi jika ada informasi penting di website hilang karena website tersebut mati. Jika sudah menyebar lanjutnya, maka informasi penting tersebut masih dapat diakses di situs lainnya.

Pada kesempatan tersebut Savic juga memaparkan kondisi bagaimana saat ini internet menjadi media yang sangat praktis untuk menyebarkan ide dan syiar. Dengan kreativitas simpel dan murah siapapun saat ini dapat menyebarkan informasi dengan mudah.

Pondok Pesantren Tegal

"Kalau kita ngadakan pengajian, kita harus mengumpulkan orang dengan melakukan persiapan tempat, biaya, waktu dan lain sebagainya. Namun melalui media dunia maya kita dapat menggelar pengajian yang jumlah penontonnya malah bisa lebih banyak," ujarnya.

Metode dakwah via online inilah menurutnya yang digunakan oleh sebagian kelompok konservatif dalam menyebarkan pemikiran-pemikirannya. "Saat ini 20 video di you tube dikuasai oleh kelompok ultra konservatif," katanya selain website keagamaan pun masih dikuasai oleh kelompok ini.

Oleh karenanya Ia mengajak netizen khususnya para kiai dan tokoh agama untuk mewarnai dunia maya saat ini dengan konten positif. "Silahkan para kiai memberikan pencerahan melalui dunia maya. Biar yang muda mengolah dan mempublikasikannya," pungkasnya. (Muhammad Faizin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Nusantara Pondok Pesantren Tegal

Kamis, 20 Oktober 2016

Rombongan NTB Apresiasi Kesiapan Panitia

Surabaya Pondok Pesantren Tegal. Rombongan peserta muktamar asal NTB yang tiba di Bandara Juanda Surabaya Jawa Timur pada Sabtu, 31 Juli mengagumi kesiapan Panitia Muktamar ke-33 NU.

Rombongan NTB Apresiasi Kesiapan Panitia (Sumber Gambar : Nu Online)
Rombongan NTB Apresiasi Kesiapan Panitia (Sumber Gambar : Nu Online)

Rombongan NTB Apresiasi Kesiapan Panitia

"Ini mengagumkan, fasilitasnya bagus, nyaman serta panitianya ramah," kata Akhdiansyah Alias Yonqi koordinator rombongan kepada Pondok Pesantren Tegal sesaat transit  VIP Room.

"Saya merinding, hebat sekali panitianya," tambahnya.

Pondok Pesantren Tegal

Seperti  pantauan Pondok Pesantren Tegal, begitu tiba di ruang tunggu bandara Juanda, panitia dengan memakai atribut logo muktamar langsung menyambut para peserta dan mengarahkan untuk registerasi awal agar melaporkan jumlah rombongan. 

Pondok Pesantren Tegal

Di luar peserta resmi terdapat sekitar 200 orang generasi muda NU dari NTB telah berangkat dengan menggunakan bus yang berangkat Jum’at kemarin. (Hadi/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Nusantara, Quote, Tokoh Pondok Pesantren Tegal

Selasa, 18 Oktober 2016

Guru Madrasah di Sumedang Berlatih Keterampilan Bahasa Indonesia

Sumedang, Pondok Pesantren Tegal - Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat menggelar penyuluhan Bahasa Indonesia yang diikuti guru Bahasa Indonesia tingkat MI, MTs, dan MA se-Kabupaten Sumedang di Hotel Puri Khatulistiwa Jatinangor. Penyuluhan yang berlangsung selama dua hari Rabu-Kamis (23-24/3) bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kebahasaan dan menunjang profesionalitas guru.

Penyuluhan ini dibuka oleh Kepala Kementerian Agama Kabupaten Sumedang H Hasen. Ia menyambut baik kegiatan yang diprakarsai oleh Balai Bahasa Jawa Barat ini. Sebelum membuka acara, ia menuturkan tentang pentingnya siswa di zaman sekarang menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Guru Madrasah di Sumedang Berlatih Keterampilan Bahasa Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Guru Madrasah di Sumedang Berlatih Keterampilan Bahasa Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Guru Madrasah di Sumedang Berlatih Keterampilan Bahasa Indonesia

"Saat ini kesadaran siswa dalam menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar sudah mulai berkurang. Banyak siswa dalam berkomunikasi lebih suka menggunakan bahasa asing yang kurang jelas. Dengan adanya penyuluhan kebahasaan seperti ini diharapkan guru-guru di madrasah dapat termotivasi kembali untuk menerapkan disiplin ilmu Bahasa Indonesia kepada anak didiknya," kata H Hasen.

Penyuluhan ini dipandu oleh dua orang pemateri, Kepala Balai Bahasa Jawa Barat Muhammad Abdul Khak dan staf di balai bahasa Umi Kulsum. Umi kulsum menjadi narasumber di hari pertama dengan materi ejaan Bahasa Indonesia dan bentuk pilihan kata. Sedangkan Muhammad Abdul Khak memberikan materi di hari kedua tentang kebijakan bahasa dan kalimat efektif.

Pondok Pesantren Tegal

Para peserta yang merupakan guru MI, MTs, dan MA merasa puas dengan adanya kegiatan tersebut. Sebagaimana dituturkan oleh salah seorang peserta yang bernama Lilis Lia Rosnia yang menjabat sebagai Ketua MGMP Bahasa Indonesia tingkat MTs.

"Kami sebagai peserta merasa puas dengan adanya kegiatan penyuluhan kebahasaan ini. Mengingat ilmu dalam berbahasa itu dinamis, kami mengharapkan kegiatan seperti ini dilaksanakan secara berkala dan continue," tutur Lilis. (Ayi Abdul Kohar/Alhafiz K)

Pondok Pesantren Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Pahlawan, Warta, Kajian Sunnah Pondok Pesantren Tegal

Sabtu, 15 Oktober 2016

NU Dituntut Tingkatkan Kualitas Layanan pada Umat

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Peran-peran yang diberikan oleh NU kepada jamaah dan ummat saat ini tak cukup hanya memberikan wacana dan mauidhoh hasanah, tetapi harus memberikan pelayanan yang bagus kepada ummat.

Demikian dikatakan oleh Wakil Rais Aam PBNU KH Tolhah Hasan dalam silaturrahmi dengan Gus Mus dan rombongannya yang mewakili Majma’ al-Buhuust an-Nahdliyah atau forum kajian ke-NU-an melakukan silaturrahmi dengan PBNU, Selasa.

NU Dituntut Tingkatkan Kualitas Layanan pada Umat (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Dituntut Tingkatkan Kualitas Layanan pada Umat (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Dituntut Tingkatkan Kualitas Layanan pada Umat

“NU perlu terlibat aktif dalam pelayanan pendidikan, kesehatan dan memberantas kemiskinan yang telah menyebabkan Indonesia terpuruk dalam Human Development Index,” tuturnya.

Sedemikian buruknya indeks pembangunan manusia di Indonesia sehingga saat ini posisinya lebih rendah dari Vietnam dan Kamboja yang sebelumnya merupakan negara miskin. “Kita punya andil turunnya kualitas pembangunan Indonesia,” tutur mantan Menag era Gus Dur ini.

Kiai Tolhah juga berharap agar Rabithah Maahid Islamiyah (RMI) sebagai lembaga di bawah NU yang membidani pendidikan pesantren menaruh perhatian terhadap keberadaan pesantren di Indonesia Timur yang saat ini kondisinya masih sangat kekurangan.

“Di Indonesia Timur, Ponpes jangan dibayangkan seperti di Jawa Tengah. Mestinya RMI yang memiliki garapan ini,” katanya.

Pondok Pesantren Tegal

Untuk masalah intelektualitas dan wacana, Kiai Tolhah berpendapat bahwa NU sebenarnya sudah cukup berhasil dalam bidang ini. Dua kali penyelenggaraan International Conference of Islamic Scholars (ICIS) yang menghadirkan pada ulama dan illmuwan tingkat dunia merupakan buktinya. (mkf)

Pondok Pesantren Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Nusantara, Olahraga, Internasional Pondok Pesantren Tegal

Sabtu, 08 Oktober 2016

Pelajar NU di Depok Belajar Jadi Wartawan

Depok, Pondok Pesantren Tegal. Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Depok bersama Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kota Depok menggelar pelatihan jurnalistik yang diikuti sekitar 100 pelajar dari 30 SMA sederajat di Depok.

Pelajar NU di Depok Belajar Jadi Wartawan (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU di Depok Belajar Jadi Wartawan (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU di Depok Belajar Jadi Wartawan

Kegiatan tersebut digelar selama dua hari Sabtu-Ahad, 25-26 Mei di Pondok Pesantren Al-Hamidiyah, Jalan Raya Sawangan, Pancoranmas, Depok dan pusat perbelanjaan Depok Town Square (Detos).

Seluruh pelajar diberikan bekal pelatihan teori dasar jurnalistik dihari pertama oleh para wartawan dari media lokal maupun nasional. Sementara pada hari kedua, para pelajar akan melakukan praktik meliput Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Detos.

Pondok Pesantren Tegal

Pelatihan dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok Herry Pansila. Ia mengatakan, pelatihan jurnalistik menjadikan motivasi dan inspirasi terhadap teman-teman sebayanya melalui tulisan mereka. Lewat tulisan, kata Herry seseorang bisa lebih optimistis menatap masa depan.

"Siswa bisa memulai mengoptimalkan tulisan jurnalistiknya, lebih optimis menatap masa depan. Punya semangat hidup lewat memperkaya tulisan. Ini menyerap pelajaran yang terintegrasi ada Bahasa Indonesia. Matematika, dan sosial. Banyak manfaatnya," tegasnya 

Pondok Pesantren Tegal

Herry menambahkan, peran jurnalis sebagai fungsi kontrol dan informasi mampu menjadi jembatan antara publik dan stakeholder. Menurutnya, banyak cerita yang tak terungkap tanpa adanya wartawan.

"Saya lihat di televisi, ada siswa miskin butuh bantuan biaya sekolah sehingga ini menyadarkan pemerintah, lalu ada juga salah satu kepala sekolah dia pulang ke rumah menjadi pemulung. Ini cerita kepahlawanan yang memberikan motivasi hidup, dan diungkap oleh jurnalis," tegasnya.

Sementara itu Ketua PWI Kota Depok Ashari mengatakan materi jurnalistik yang diberikan seputar latihan dasar seperti bagaimana menentukan Lead, Angle, teknik wawancara dan menulis berita. Selain itu, kata dia, acara tersebut dapat membentuk karakter kebangsaan sesuai dengan tema yang diusung.

"Di sini kami coba memberi sumbangsih kecil kami kepada generasi bangsa, khususnya di tingkat pelajar SMA," tandasnya. 

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Yudhi Permana

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Pesantren Pondok Pesantren Tegal