Jumat, 17 November 2006

Bagaimana Kerja Saraf Kita saat Berbuka Puasa?

Oleh Badrul Munir



Saat berbuka puasa, kita terasa nikmat menyantap hidangan berbuka. Mengapa? Karena Allah memberi indra pengecap yakni lidah. Para ahli saraf berpendapat, terdapat jutaan sel pengecap di lidah manusia dan yang unik setiap sel bertugas menangkap setiap rasa secara "khusus" dari ratusan rasa yang ada. Itulah yang menerangkan kenapa ibu-ibu bisa memberi komentar kurang garam atau kurang merica setelah mencicipi makanan.

Bagaimana Kerja Saraf Kita saat Berbuka Puasa? (Sumber Gambar : Nu Online)
Bagaimana Kerja Saraf Kita saat Berbuka Puasa? (Sumber Gambar : Nu Online)

Bagaimana Kerja Saraf Kita saat Berbuka Puasa?

Di area lidah ada lokasi tersendiri untuk rasa yang berbeda, seperti rasa manis dirasakan lidah depan, rasa pahit dirasakan lidah belakang dan lainnya. Dan yang menakjubkan, area untuk rasa manis paling luas di seluruh lidah.

Itulah mengapa saat berbuka disunnahkan makanan manis seperti kurma, selain agar cepat dimetabolisme menjadi tenaga, juga agar memberikan "kenikmatan lebih" bagi yang berpuasa, dan satu salah kemurahan dari Allah SWT kepada hamba-Nya yang sedang puasa.

Pondok Pesantren Tegal

Selain lidah, indra pengecapan dibantu oleh indra pembau yang ada di rongga hidung. Ada jutaan sel khusus yang bertugas menangkap seluruh bau yang ada, bahkan masih banyak sel pembau yang tersisa yang disiapkan Allah yang belum dipakai manusia. Keduanya (indra pengecap dan pembau) bekerja sama menyalurkan impuls ke otak agar saat menyantap makanan berbuka terasa lebih nikmat.

Namun setelah beberapa suap makanan atau mendekati keyang, indra pengecap dan pembau menurunkan sinyal ke otak dan ini disebut "feed back mechanism", ditandai dengan tanda "berkurangnya rasa lezat" dalam lidah dan rasa mulai penuh dalam lambung. Saat itu seharusnya kita segera menghentikan aktivitas makan sesuai anjuran rasul (dan demi kesehatan).

Pondok Pesantren Tegal

Akan tetapi, sering kali kita kehilangan kontrol diri dan terus makan sampai kekenyangan. Bahkan malas shalat terawih akibat kekenyangan. Bukankah hakikat puasa adalah berlatih menahan diri (imsak) dan berlatih berbagi sesama? Lalu ke mana makna puasa saat kita berbuka bila berbuka tanpa sunnah rasul? Maka sesungguhnya ada "puasa" di balik nikmatnya berbuka puasa .

Selamat berbuka puasa (sesuai sunnah)

*) Dr Badrul Munir Sp.S, dokter spesialis saraf RS Saiful Anwar/FK Universitas Brawijaya Malang

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Kajian Islam Pondok Pesantren Tegal

Jumat, 06 Oktober 2006

Berkatalah yang Baik atau Diam Saja!

? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Berkatalah yang Baik atau Diam Saja! (Sumber Gambar : Nu Online)
Berkatalah yang Baik atau Diam Saja! (Sumber Gambar : Nu Online)

Berkatalah yang Baik atau Diam Saja!

“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” [HR Bukhari]

Pondok Pesantren Tegal

Nilai penting dari pesan hadits ini tampak dari keterkaitannya dengan aspek keimanan yang disebut di pendahuluan. Lisan merupakan bagian vital yang jika disalahgunakan efeknya bisa lebih mengerikan daripada pedang. Karenanya, Nabi mewanti-wanti soal urgensi menjaga lisan dan menyodorkan dua pilihan saja: berkatalah yang baik atau diam saja.Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal

Pondok Pesantren Tegal Berita, Pahlawan Pondok Pesantren Tegal

Selasa, 22 Agustus 2006

Remaja Masjid Kunjungi Beranda Redaksi

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Ikatan Remaja Masjid (Irmas) Nurul Huda Desa Kediri, Kecamatan Binong, Kabupaten Subang mengunjungi beranda redaksi Pondok Pesantren Tegal, di lantai 5 kantor PBNU Jakarta Pusat, Selasa (18/12).

Remaja Masjid Kunjungi Beranda Redaksi (Sumber Gambar : Nu Online)
Remaja Masjid Kunjungi Beranda Redaksi (Sumber Gambar : Nu Online)

Remaja Masjid Kunjungi Beranda Redaksi

Ketua Irmas Kastaman bercerita tujuan kedatangan mereka. “Sudah sejak lama kami ingin melihat gedung PBNU, lebih dari setahun yang lalu,” ujarnya.

Ia bersama 6 orang teman dan seorang imam masjid sengaja ke Jakarta mengunjungi gedung PBNU, bertemu para pengurus. Selain itu, mereka juga bermaksud pergi menemui H Muammar ZA untuk mengisi acara Muludan yang akan segera digelar.

Pondok Pesantren Tegal

Lalu, ia bercerita kegitan organisasinya. Tiap minggu selalu ada kegiatan marhabanan (pembacaan Barjanzi, kitab biografi Nabi Muhammad SAW) di masjid Nurul Huda. Biasanya dihadiri sekitar 15 orang anaka muda.

Pondok Pesantren Tegal

Selain itu, ada kegiatan bulanan atau lima mingguan yang digelar tiap malam Jumat Kliwon, yaitu mengkhatamkan Al-Quran. Tempatnya berpindah-pindah dari satu rumah anggota Irmas ke rumah lain.

Kastaman menambahkan, Irmas bercita-cita ingin mendorong anak muda di kampungnya belajar menulis, setidaknya bisa menerbitkan buletin. Tujuannya supaya dari kampung tersebut lahir penulis-penulis hebat.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis   : Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Cerita, Pahlawan, News Pondok Pesantren Tegal

Kamis, 08 Juni 2006

Hipsi DIY: Bangga Jika Santri Punya Usaha!

Yogyakarta, Pondok Pesantren Tegal. Meskipun berat, namun harus tetap melaksanakan tanggung jawab yang telah ditangguhkan di atas pundaknya. Demikian gambaran perasaan H Buchori Al-Zahrowi, tatkala pengusaha-pengusaha NU Yogyakarta mendaulatnya sebagai ketua Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) cabang Yogyakarta, Sabtu (1/6) sore, di gedung PWNU DIY, Jl MT Haryono, 41-42.

Ditemui Pondok Pesantren Tegal usai memimpin rapat perdana pembentukan kepengurusan HIPSI Yogya, bapak yang akrab disapa H Buchori AZ ini pun menuturkan perihal empat harapannya untuk HIPSI Yogya ke depan.

Hipsi DIY: Bangga Jika Santri Punya Usaha! (Sumber Gambar : Nu Online)
Hipsi DIY: Bangga Jika Santri Punya Usaha! (Sumber Gambar : Nu Online)

Hipsi DIY: Bangga Jika Santri Punya Usaha!

Pertama, tumbuhnya mindset enterpreneur. Kedua, meningkatnya ghirah wirausaha santri. Ketiga, bertambahnya link, dan keempat, memiliki data base pengusaha santri,” tuturnya.

Pondok Pesantren Tegal

Bendahara GP Ansor DIY ini pun menambahkan, bahwa selain pelantikan dan musyawarah kerja, hal yang pertama akan dilakukan oleh HIPSI Yogya adalah road show ke pondok-pondok dan kampus-kampus yang ada di Yogya. 

“Setelah ini kita akan road show ke pondok dan kampus, agar kita juga punya data base santri yang berwirausaha,” tandasnya.

Pondok Pesantren Tegal

Mengenai lembaga yang menjadi sasaran dari HIPSI Yogya, H. Buchori AZ telah memetakan bahwa sebagian besar sasarannya adalah wilayah pesantren. Mengingat bahwa HIPSI sendiri merupakan ‘anak’ yang lahir dari ‘rahim’ RMI (Rabithah Ma’ahid Islamiyyah). Namun tidak menutup kemungkinan juga akan menggandeng lembaga usaha di luar pesantren.

“Jika diprosentasekan, ya mungkin pesantren 60% lah, yang 40% luar pesantren,” papar pemilik usaha bakery ‘Aflah’ tersebut.

Ia pun berpesan kepada generasi muda, bahwa sekarang sudah bukan saatnya motivasi lagi, melainkan waktunya bertindak. Mengingat bahwa hal yang paling penting dalam berwirausaha adalah tindakan, bukan teori. 

“Kita akan bangga jika memiliki santri yang punya usaha,” pungkasnya sore itu.

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Dwi Khoirotun Nisa’

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Tegal, Warta Pondok Pesantren Tegal

Jumat, 26 Mei 2006

Agus Sunyoto Sampaikan Tantangan Pesantren di Pertemuan Pesantren Rakyat

Malang, Pondok Pesantren Tegal. Untuk menguatkan kelembagaannya, Pesantren Rakyat Malang menggelar pertemuan nasionalnya yang kedua di Rumah Singgah Pascasarjana UIN Malang selama tiga hari, yakni Jum’at-Ahad (18-19/9). Kegiatan yang didukung penuh oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) UIN Maliki Malang ini diikuti oleh perwakilan Pesantren Rakyat yang telah berdiri di berbagai daerah di Indonesia.?

Rektor UIN Maliki Malang H Mudjia Rahardjo berkesempatan membuka kegiatan yang fokus pada pemberdayaan masyarakat ini. Tak hanya itu, berbagai tokoh menjadi pembicara untuk memotivasi para ‘Kiai Rakyat’ guna menguatkan kelembagaan Pesantren Rakyat.

Agus Sunyoto Sampaikan Tantangan Pesantren di Pertemuan Pesantren Rakyat (Sumber Gambar : Nu Online)
Agus Sunyoto Sampaikan Tantangan Pesantren di Pertemuan Pesantren Rakyat (Sumber Gambar : Nu Online)

Agus Sunyoto Sampaikan Tantangan Pesantren di Pertemuan Pesantren Rakyat

Pada kesempatan ini, Ketua PP Lesbumi Nahdlatul Ulama, KH. Agus Sunyoto juga memberikan pengetahuan tentang prospek pesantren alternatif di Indonesia berkenaan dengan tantangan dan harapannya.?

Dalam materinya, kiai yang juga pengasuh Pesantren Global di Jalan Anggodo, Dusun Lowoksuruh, Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang ini menuturkan, Pesantren Rakyat yang dikembangkan santri-santri lulusan pesantren ini tujuan utamanya adalah untuk membina, mendidik, membimbing masyarakat agar dapat menjadi muslim yang mengerti, memahami, melaksanakan nilai-nilai lslam dalam kehidupannya sehari-hari.?

Kurikulum pendidikan, lanjut Agus Sunyoto, disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, dengan menekankan pada pendidikan akidah, akhlak, ibadah, dan pengetahuan terapan sehari-hari. Uniknya, menurut Agus, kegiatan Pesantren Rakyat ini tidak harus melulu dilakukan di pesantren, tetapi bisa di tempat-tempat di mana komunitas orang lslam berkumpul seperti tempat cangkruan, warung kopi, mushola, sawah, pabrik, arena bermain, hingga poskamling. Pesertanya pun juga bisa lebih bermacam-macam, bisa anak-anak, remaja, dewasa, bahkan orang tua.?

Pondok Pesantren Tegal

”Metode pembelajaran harus fleksibel sesuai situasi, kondisi dan kebutuhan, mulai role playing, ceramah, mendongeng, main peraga wayang, dan apresiasi film misalnya,” ujarnya.

Pondok Pesantren Tegal

?

Pesantren Rakyat yang ada di desa pinggir hutan di Ponorogo, Agus Sunyoto mencontohkan, penduduknya memiliki masalah keterbelakangan mental. Dengan pendekatan yang sesuai, penduduk diajari menanam singkong, ubi, jahe, laos, dan kunyit dengan memanfaatkan area hutan. Penduduk juga diajari mengolah hasil tanamannya sekaligus cara menjualnya, termasuk menghitung uang. Pembinaan dilakukan dalam acara tahlil, slametan, sholawatan.

”Lepas dari penilaian positif dan negatif yang pasti Pesantren Rakyat sudah berkembang di 120 lokasi dengan ciri khusus; semua kegiatan pendidikan dilaksanakan secara sukarela dan gratis,” pungkasnya.

Untuk diketahui, Jaringan Pesantren Rakyat ini telah berdiri di berbagai kota di Indonesia, dengan salah satu inisiatornya adalah Kiai Abdullah Sam, Pengasuh Pesantren Rakyat Al-Amin Sumberpucung Malang. Pesantren Rakyat fokus pada praktik pribumisasi, dakwah di berbagai segi kehidupan, bukan hanya yang terkait dengan pendidikan agama, namun juga dalam peningkatan ekonomi masyarakat sekitar yang melahirkan Panca Rukun Pesantren Rakyat, yakni, Jagong Maton, Lumbung Perak, Celengan, Ngaji Ngluruk, dan Al Fatehahan. (Muhammad Faishol/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal AlaSantri, PonPes Pondok Pesantren Tegal

Jumat, 10 Maret 2006

Rasulullah Ajarkan Antikekerasan

Jombang, Pondok Pesantren Tegal

Nabi Muhammad mengajarkan kepada umat manusia tentang kedamaian di bumi. Karena, Islam adalah agama rahmatan lil alamin atau rahmat bagi seluruh kehidupan.

“Dalam konteks berperang pun, jika cermat membahas sejarah Islam, Nabi sebenarnya hanya sekali berposisi menyerang saat Fathu Makkah (pembebasan kota Makkah), yang lainnya Nabi justru diserang,” kata dosen pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya KH Darmawan saat berceramah di Jombang, Jawa Timur, Sabtu (16/1).

Rasulullah Ajarkan Antikekerasan (Sumber Gambar : Nu Online)
Rasulullah Ajarkan Antikekerasan (Sumber Gambar : Nu Online)

Rasulullah Ajarkan Antikekerasan

Meski menyerang, ketika Fathu Makkah, tidak ada satu kekerasan pun yang terjadi. Sehingga korban jiwa pun tidak ada. “Ini bukti nyata yang tidak terbantahkan bahwa Nabi mengajarkan anti kekerasan,” imbuh semifinalis program Dai TPI ini.

Pondok Pesantren Tegal

Menurutnya, aksi teror yang belakangan marak dilakukan dengan mengatasnamakan agama Islam adalah sesuatu yang menyimpang. “Jika ISIS mengaku Islam, kenapa mereka membunuh orang-orang tidak berdosa lewat aksi teror di Jakarta kemarin. Itu jelas sangat jauh dari ajaran Islam, bahkan sesat,” ujar Wawan, sapaan akrabnya.

Untuk itu, pintanya, generasi muda Islam tidak boleh mudah terjebak dengan ideologi eksklusif dan cenderung radikal. “Terutama bagi generasi muda di Jombang yang sudah terkenal sebagai kota santri, karena itu semua tidak sesuai dengan ajaran Nabi yang kita peringati kelahirannya ini,” pungkasnya.

Pondok Pesantren Tegal

Wawan berceramah dalam rangkaian acara khitanan massal yang diselenggarakan SMAN 1 Jombang secara gratis. Acara dimulai dengan shalat Dhuha, shalat hajat, dan istighotsah yang dipimpin KH Nur Slamet dari Pondok Pesantren Babussalam Kalibening Mojoagung.

“Khitan massal gratis ini sudah keenam kalinya sejak tahun 2008 lalu dan tahun ini mengkhitan 35 peserta,” kata ketua panitia Icha Amalia Fernanda. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Fragmen, Kiai Pondok Pesantren Tegal

Kamis, 19 Januari 2006

Pekan Rajabiyah NU Pragaan Bertabur Lomba

Sumenep, Pondok Pesantren Tegal

Pengurus MWCNU Pragaan, Kabupaten Sumenep Madura, Jawa Timur menjadwalkan kegiatan pekan Rajabiyah dan Harlah ke-93 NU selama sepuluh hari, yakni dari 15 sampai 25 April 2016 pembukaan yang bakal berlangsung pada 15 April 2016, akan diisi dengan istighotsah dan tahlil bersama.

Pekan Rajabiyah NU Pragaan Bertabur Lomba (Sumber Gambar : Nu Online)
Pekan Rajabiyah NU Pragaan Bertabur Lomba (Sumber Gambar : Nu Online)

Pekan Rajabiyah NU Pragaan Bertabur Lomba

Ketua panitia Moh Qudsi menegaskan, acara tersebut dipastikan bertaburan lomba. Kemah santri menjadi salah satu kegiatan andalan yang berlangsung dari tanggal 16 sampai 19 April 2016.

Lomba-lomba dimaksud meliputi olimpiade Aswaja, cerdas-cermat Aswaja, puisi, pidato, tata boga, tata busana, mewarnai logo NU, debat publik tema Aswaja, pelatihan dakwah, tartilul quran, dan merancang busana.

"Acara puncaknya akan dihadiri oleh pengasuh Pesantren Kepang, Bangkalan Madura, KH Abdul Adzim," ungkap Qudsi yang kini mengemban amanah Ketua PAC GP Ansor Pragaan.

Sementara itu, Ketua MWCNU Pragaan KH Ahmad Junaidi Muarif menyatakan, ragam lomba yang telah dirancang dan disosialisasikan oleh panitia, tujuannya ialah guna menumbuhkan semangat kompetisi bagi warga nahdliyin.

Pondok Pesantren Tegal

"Lebih dari itu, acara ini dalam rangka mengenang dan mengamalkan teladan para ulama dan pendiri NU yang telah berjasa banyak bagi negeri ini," tandasnya.

Pondok Pesantren Tegal

Terpisah, Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Sumenep M Muhri Zaen, mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya, MWCNU Pragaan tampak terus istiqomah dalam men-syiarkan segala nilai-nilai ke-NU-an. Sehingga, pihaknya tidak heran ketiga MWCNU Pragaan menjadi contoh bagi MWCNU se-Kabupaten Sumenep. (Hairul Anam/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Aswaja, Nasional Pondok Pesantren Tegal