Wakil Rais PWNU Jawa Barat KH Muhammad Aliyuddin bercerita bahwa dulu ketika zaman penjajahan, orang yang paling ditakuti para penjajah adalah para santri. Artinya, santri dari dahulu sampai sekarang tetap konsisten mengerjakan kebaikan dan mencegah kemungkaran, atau dalam bahasa santri, amar maruf nahi munkar.
Orang yang Paling Ditakuti Penjajah itu Santri (Sumber Gambar : Nu Online) |
Orang yang Paling Ditakuti Penjajah itu Santri
Banyak para santri di zaman penjajahan yang menjadi pahlawan, sebut saja misalnya Pangeran Dipenogoro, Jendral Sudirman, Ki Hajar Dewantara, Kiai Hasyim Asyari, atau Raden Ajeng Kartini. Mereka contoh santri yang ditakuti oleh penjajah.Nasihat tersebut disampaikan di hadapan para wisudawan santri Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyyah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (4/6). Saat itu di Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyyah sedang ada kegiatan Wisuda RA, MTs, dan MA Plus Al-Hikam.
Pondok Pesantren Tegal
Kiai Muhammad Aliyuddin juga berpesan kepada pada wisudawan agar mempertahankan aqidah Ahlussunnah wal Jamaah ala Nahdlatul Ulama. “Jangan sampai keluar dari NU. Kebiasaan ubudiah yang ada di pesantren seperti jamaah waqiah, tabarak, tahlilan, dzibaan, semaan, ziarah kubur, dan lain sebagainya harus terus dilakukan ketika sudah ada di rumah,” tuturnya.Pondok Pesantren Tegal
“Jangan lupa untuk terus bersilaturahmi dengan orang tua supaya rezekinya dijembarkan, dan jangan lupa sering-seringlah bersilaturahmi ke guru supaya ilmunya bermanfaat,” tegas Kiai Aliyuddin.Ia juga mengingatkan orang tua santri, alangkah bahagianya jika mempunyai seorang anak yang mencari ilmu di pesantren. Begitu anaknya pergi ke pesantren, katanya, maka setan yang ada di rumah akan dihilangkan, dosa-dosa ibu dan bapaknya akan dihapus. “Oleh karena itu jangan merasa ragu untuk memesantrenkan anaknya,” paparnya.
Sementara Ketua PCNU Sumedang KH Sadulloh yang hadir dalam kegiatan wisuda tersebut menyampaikan, pesantren didirikan salah satu tugasnya untuk membantu pemerintah membentengi NKRI. Oleh karena itu semua santri harus mencintai tanah air Indonesia.
“Jangan lupa jika suatu saat nanti sudah terjun di masyarakat, urus serta memakmurkan masjid dan NU. Karena dengan memakmurkan mesjid maka sama dengan menjaga NU. Ketika NU sudah terjaga maka NKRI akan tetap kokoh,” kata Kiai Sadulloh.
Sa’dulloh juga berpesan agar tidak mudah percaya kepada guru yang baru dikenal, apalagi guru tersebut dikenal di terminal. Carilah guru yang sanad atau silsilah keilmuannya jelas. (Ayi Abdul Kohar/Mahbib)
Dari Nu Online: nu.or.id
Pondok Pesantren Tegal Meme Islam Pondok Pesantren Tegal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar