Jumat, 31 Maret 2017

Inilah Lambang NU Afganistan

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Organisasi Nahdlatul Ulama (NU) yang baru saja didirikan di Afganistan telah merilis sebuah lambang yang mirip dengan organisasi NU di Indonesia. Lambang menggunakan gambar utama bola dan warna dominan hijau.

Inilah Lambang NU Afganistan (Sumber Gambar : Nu Online)
Inilah Lambang NU Afganistan (Sumber Gambar : Nu Online)

Inilah Lambang NU Afganistan

Fokus yang ditunjukkan dalam bola dunia itu adalah peta negara Afganistan. Di bagian atas bola dunia tertulis kalimat “Bismillahirrahmanirrahim”, dan di sisi kanan dan kiri bola dunia tertulis nama NU Afganistan, semuanya dalam bahasa Arab. Lalu tepat di tengah bola dunia terdapat gambar masjid.

Di bawah logo tertulis kalimat “Al-ulama’u warotsatul Ambiya” merujuk pada hadits Nabi Muhammad SAW yang berarti “Ulama adalah pewaris para Nabi”. Di bawah kalimat itu tertulis NUA atau Nahdlatul Uama Afganistan. Berbeda dengan lambang NU di Indonesia dengan sembilan bintang di sekeliling bola dunia, dalam lambang NU Afganistan hanya terdapat lima bintang di sisi bagian atas.

Pondok Pesantren Tegal

Lambang NU Afganistan telah dikirimkan kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta. Pondok Pesantren Tegal belum mendapatkan konfirmasi mengenai makna sebenarnya yang dimaksud dalam lambang tersebut.

Pondok Pesantren Tegal

Lima bintang yang dimaksud sepertinya merujuk pada lima prinsip yang diadopsi dari NU di Indonesia yang dinamakan “NUA? Principals” yakni Attawasoot, Attawazon, Al-Adalah, Attasamoh, dan Al-Musharakah. (A. Khoirul Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal News, Habib, Olahraga Pondok Pesantren Tegal

Senin, 27 Maret 2017

Kemenag Terus Lakukan Penyempurnaan Terjemah Al-Qur’an

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal?



Terjemahan Al-Qur’an Kementerian Agama telah mengalami penyempurnaan sejak pertama kali diterbitkan pada tahun 1967. Pgs Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Muchlis M Hanafi mengatakan, Terjemah Al-Qur’an Kementerian Agama mengalami penyempurnaan pertama kali pada tahun 1989.

Kemenag Terus Lakukan Penyempurnaan Terjemah Al-Qur’an (Sumber Gambar : Nu Online)
Kemenag Terus Lakukan Penyempurnaan Terjemah Al-Qur’an (Sumber Gambar : Nu Online)

Kemenag Terus Lakukan Penyempurnaan Terjemah Al-Qur’an

Sedangkan penyempurnaan terakhir dilakukan pada tahun 2002 dan sampai sekarang masih dipergunakan. “Penyempurnaan terjemah Al-Qur’an merupakan sebuah kebutuhan, untuk merespon perkembangan masyarakat, terutama terkait dengan pemahaman masyarakat,” ujar Muchlis M Hanafi pada Seminar Hasil Penelitian Penggunaan Terjemah Al-Qur’an Kementerian Agama di Masyarakat, Jakarta, Selasa (8/8) sebagaimana dilansir kemenag.go.id.

Alasan perlunya penyempurnaan terjemah Al-Qur’an, lanjut Muchlis, yaitu untuk merespon perkembangan dinamika di masyarakat dan berkembangnya Bahasa. “Jadi kita perlu menyesuaikan dari perkembangan tersebut. Maka dari itu, kita mengundang Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk ikut serta mencermati terjemahan Al-Qur’an dari sisi tata bahasa,” katanya.

“Sejak tahun anggaran 2016, LPMQ telah memulai kegiatan penyempurnaan terjemahan Al-Qur’an Kementerian Agama,” sambungnya.

Muchlis M Hanafi memperkirakan penyempurnaan terjemah ini akan selesai pada tahun 2019. Sebab, proses saat ini belum sampai setengah jalan. Di samping itu, masih ada satu mekanisme lagi yang ? tidak hanya selesai di tingkat tim penyempurna karena harus dilakukan ? uji publik. ? Proses itu akan dilakukan pada Forum Musyawarah Ulama Al-Qur’an yang mengundang ulama dan pakar Al-Qur’an.

Pondok Pesantren Tegal

“Dummi yang sudah disusun oleh tim akan diserahkan kepada para ulama pakar Al-Qur’an dan bila selesai baru disebarkan ke masyarakat. Hal ini perlu hati-hati dalam penerjemah Al-Qur’an,” ucap Muchlis M Hanafi.

Seminar ini dibuka Kepala Badan Litbang dan Diklat Keagamaan Abd Rahman Mas’ud. Seminar ini dihadiri 75 peserta yang berasal dari berbagai unsur baik peneliti LPMQ, unsur masyarakat, perguruan tinggi, serta dari unit-unit Eselon 1 di Kementerian Agama.

Pondok Pesantren Tegal

Sebagai narasumber pada acara tersebut yaitu ? Prof Muljani A Nurhadi, M.Ed, M.S dan Dr. Moch. Syarif Hidayatullah (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Dr.H. Muchlis M. Hanafi dan H. Abdul Aziz Sidqi,M.Ag (LPMQ), ? serta H. Jamaluddin M Marki,Lc, M.Si dari Bimas Islam. (Red: Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Aswaja Pondok Pesantren Tegal

Minggu, 26 Maret 2017

Gerakan Nusantara Mengaji, Targetkan Khatam Quran 300 Ribu Kali

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal



Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) periode 1994-1997, H Abdul Muhaimin Iskandar menggagas gerakan Nusantara Mengaji yang diharapkan mampu mengatasi ancaman radikalisme, terorisme, kesenjangan ekonomi, kesenjangan sosial, memudarnya nilai-nilai keagamaan, menjamurnya pergaulan bebas, maraknya penggunaan narkoba dan maraknya perilaku lesbi, gay, biseksual, transgender (LGBT).

Menurut Cak Imin panggilan akrab H Abdul Muhaimin Iskandar, di Jakarta, Ahad, gerakan Nusantara Mengaji merupakan upaya anak bangsa untuk bermunajat meminta pertolongan kepada Allah agar bangsa ini dijauhkan dari segala bala dan cobaan serta diberi kekuatan untuk mampu mengatasi seberat apapun persoalan yang dihadapi Indonesia.

Gerakan Nusantara Mengaji, Targetkan Khatam Quran 300 Ribu Kali (Sumber Gambar : Nu Online)
Gerakan Nusantara Mengaji, Targetkan Khatam Quran 300 Ribu Kali (Sumber Gambar : Nu Online)

Gerakan Nusantara Mengaji, Targetkan Khatam Quran 300 Ribu Kali

"Gerakan ini pun lepas dari warna-warni bendera partai. Siapa pun Anda, jika ingin menjauhkan bangsa ini dari balahi maka bergabunglah dalam gerakan ini bersama saya dan para hafidz, kiai, santri serta pecinta Al-Quran untuk bersama-sama membaca dan mengkhatamkan 300.000 kali Al-Quran," katanya.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengatakan, rakyat Indonesia tak boleh putus asa dan menyerah melihat kondisi bangsa yang semakin karut-marut. Rakyat Indonesia pun tidak boleh berpangku tangan membiarkan sejarah kelam mencoreng bangsa ini.

"Kita harus terus membenahi bersama-sama segala keruwetan, dan masalah Bangsa ini dengan kerja keras, berikhtiar dan berjibaku mengerahkan segala daya upaya yang kita miliki. Lebih dari itu, sebagai anak bangsa, sudah sepatutnya kita bersama-sama mengangkat kedua belah tangan memanjatkan doa dan permohonan kepada Allah SWT untuk keselamatan, kesejahteraan, dan keberkahan seluruh bangsa Indonesia," tuturnya.

Pondok Pesantren Tegal

Kendati kegiatan Nusantara Mengaji digagas dirinya bukan berarti kegiatan ini menjadi terbatas. Justru ia mengajak seluruh kaum muslimin wal muslimat seantero Nusantara untuk bersama-sama melakukan riyadlah bermunajat kepada Allah dengan cara mengkhatamkan Al-Quran 300.000 kali secara serentak dalam waktu bersamaan sehari-semalam dari mulai Sabang hingga Merauke.

"Saya mengajak seluruh umat Islam di Indonesia untuk turut serta bergabung dan berpartisipasi membaca dan mengkhatamkan Al-Quran 300.000 kali melalui kegiatan Nusantara Mengaji untuk keselamatan dan keberkahan bangsa Indonesia," katanya.

Kegiatan Nusantara Mengaji yang dilakukan serentak ini berada di bawah naungan Majelis Tahfiz dan Khataman Al-Quran (Matan). (Antara/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal

Pondok Pesantren Tegal Budaya, Fragmen Pondok Pesantren Tegal

Kamis, 23 Maret 2017

Pagar Nusa Dikembangkan tanpa Acuhkan Kearifan Lokal

Jember, Pondok Pesantren Tegal - Pagar Nusa ingin mengembangkan pencak silat tanpa mengabaikan kearifan lokal. Sebab, ketika kearifan lokal diacuhkan, maka ia sangat berpotensi menimbulkan ketegangan, bahkan benturan di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

Hal tersebut disampaikan Ketua PW Pagar Nusa Jawa Timur H Faidhul Mannan saat memberikan pengarahan dalam acara Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) di Pondok Pesantren Al-Qodiri, Gebang, Jember, Ahad (10/12).

Pagar Nusa Dikembangkan tanpa Acuhkan Kearifan Lokal (Sumber Gambar : Nu Online)
Pagar Nusa Dikembangkan tanpa Acuhkan Kearifan Lokal (Sumber Gambar : Nu Online)

Pagar Nusa Dikembangkan tanpa Acuhkan Kearifan Lokal

Menurutnya, Pagar Nusa akan mengakomodasi kelompok silat manapun untuk bergabung, membangun kekuatan demi kejayaan NU, bangsa dan negara. "Oleh karena itu, saya mengajak bagi warga (pesilat) NU yang masih berada di mana-mana, mari kembali ke habitat aslinya.  Sekarang NU sudah punya wadah pesilat resmi, yaitu Pagar Nusa," ucapnya.

Pondok Pesantren Tegal

Pria kelahiran Situbondo itu menambahkan bahwa di tubuh Pagar Nusa sendiri cukup beragam aliran silat sesuai dengan budaya daerah, misalnya aliran Cimande, Kuntu, Gasmi, Pamor (Pamekasan), Jokotole, Bawean, dan sebagainya. Aliran-aliran silat tersebut tetap bisa eksis, bahkan dikembangkan dengan catatan platform dan visi misinya harus mengikuti Pagar Nusa.

Pondok Pesantren Tegal

"Kalau di Jember berkembang  aliran Cimande, ya tidak apa-apa. Silakan diakomodasi, dan ciri khas Cimandenya tak akan hilang, namun tetap harus mengikuti garis besar Pagar Nusa," ungkapnya.

Ketua Pencak Silat Pagar Nusa Jember H Fathorrozi menegaskan bahwa kegiatan UKT dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan kapasitas para pesilat secara berjenjang sehingga semakin  lama semakin banyak pesilat yang memenuhi kualifikasi. "Saya punya target, dalam lima tahun kedepan minimal ada 5000 pelatih," tukasnya saat memberikan sambutan.

UKT itu sendiri diikuti oleh 600-an pesilat Pagar Nusa yang datang dari berbagai  kecamatan di Kabupaten Jember. Hadir dalam acara  tersebut, fungsionaris Pimpinan Pusat Pagar Nusa Lora Fadil Muzakki yang  menjadi tuan rumah, Wakil Ketua PCNU Jember H Misbahus Salam. (Aryudi A Razaq/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Kiai, Sholawat Pondok Pesantren Tegal

Selasa, 21 Maret 2017

IPNU-IPPNU Klambu Rekrut Kader NU Lewat Makesta

Grobogan, Pondok Pesantren Tegal. Dalam rangka pengkaderan dan merekrut anggota baru, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) Klambu kabupten Grobogan, Jawa Tengah menggelar Makesta (Masa Kesetiaan Anggota).

Kegiatan yang diikuti 50 peserta ini berlangsung dua hari, Sabtu-Ahad (15-16/2). Kegiatan dipusatkan di MA Nasyrul Ulum desa Terkesi kecamatan Klambu Grobogan. Mereka mendapatkan materi meliputi ke-NUan, keorganisasian terkait IPNU-IPPNU, manajemen, dan kepemimpinan.

IPNU-IPPNU Klambu Rekrut Kader NU Lewat Makesta (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Klambu Rekrut Kader NU Lewat Makesta (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Klambu Rekrut Kader NU Lewat Makesta

Ketua PAC IPNU Klambu Malik mengatakan, makesta diadakan untuk memperbanyak kader-kader berkompeten sekaligus menyiapkan kader berlandaskan Ahlus Sunnah Waljamaah.

Pondok Pesantren Tegal

“Hal ini merupakan bukti komitmen kami bersama anggota untuk selalu semangat dalam memperjuangkan ajaran Ahlus Sunnah wal jama’ah khususnya di bidang kaderisasi,” imbuhnya.

Pondok Pesantren Tegal

Di akhir acara, PAC IPNU dan IPPNU Klambu membentuk Pimpinan Komisariat (PK) untuk diresmikan menjadi pengurus PK MA Nasyrul Ulum. Mereka nantinya diharapkan mampu memegang tongkat estafet pengurus di Nahdlatul Ulama. (Asnawi Lathif/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Jadwal Kajian, Sunnah, Pendidikan Pondok Pesantren Tegal

Senin, 20 Maret 2017

Pelajar NU Jepara Usung Semangat Kebangsaan, Visioner dan Produktif

Jepara, Pondok Pesantren Tegal. Bertempat di pendopo Kabupaten Jepara, Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU Kabupaten Jepara masa khidmat 2016-2018 resmi dilantik oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat IPNU Asep Iran Mujahid, acara pelantikan ini dihadiri oleh perwakilan seluruh kader IPNU-IPPNU baik tingkat anak cabang, komisariat maupun ranting di seluruh wilayah di Jepara pertengahan bulan lalu.

Pelajar NU Jepara Usung Semangat Kebangsaan, Visioner dan Produktif (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU Jepara Usung Semangat Kebangsaan, Visioner dan Produktif (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU Jepara Usung Semangat Kebangsaan, Visioner dan Produktif

Acara yang dimulai sejak pagi hingga lepas dzuhur ini dihadiri pula oleh perwakilan badan otonom NU seperti Anshor dan Fatayat, serta tamu undangan dari jajaran Forkopinda Kabupaten Jepara, unsur TNI maupun Polisi.

Dengan mengusung tema “Mengawal Pelajar NU Jepara Yang Visioner, Produktif Serta Berkarakter Kebangsaan”, pelantikan yang disertai guyuran hujan menjadi tambah gayeng.

“Kader IPNU IPPNU Jepara terbukti menjadi kader yang produktif,” terang Zaenal Muttaqin Ketua PC IPNU Jepara terlantik.

Ia menambahkan, periode kemarin, pengurus PC IPNU IPPNU Jepara meninggalkan karya dalam bentuk buku pedoman kaderisasi, serta buku pedoman tata kelola administrasi. Tak lupa dalam sambutannya ia mengingatkan para kader untuk berpartisipasi dalam pilkada Jepara Februari nanti, karena memilih Bupati adalah bagian dari cinta tanah air.

Pondok Pesantren Tegal

Penuh bangga?

Rais PCNU Jepara, KH. Ubaidillah Umar dalam sambutannya merasa sangat berbangga melihat hadirnya IPNU IPPNUmasa khidmat 2016-2018.

Pondok Pesantren Tegal

“Saya bangga sekali melihat mereka sebagai anak cilikku, dengan melihat mereka berkeyakinan NU insyaallah akan tetap jadi mayoritas di Jepara,” tegas pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Bandungharjo-Donorojo ini.

Sementara ketua umum pimpinan pusat dalam sambutannya mengatakan, pelantikan ini adalah sebagai strategi awal, dengan wilayah kerja yang luas, tugas dan tanggung jawab di PC Jepara tidaklah mudah.?

“Perlu adanya kegiatan-kegiatan, minimal seperti kelompok kajian, atau studi klub untuk internalisasi nilai-nilai keaswajaan. IPNU IPPNU hari ini adalah perwajahan NU di tahun mendatang,” tegas kader asal Jawa Barat ini. ? ?

Acara pelantikan ini kemudian dilanjutkan dengan agenda rapat kerja cabang I untuk merumuskan program dalam watku 2 tahun , yang bertempat di ruang pringgitan di komplek Pendopo Kabupaten Jepara. (Achmad Ulil Albab/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Amalan, Makam Pondok Pesantren Tegal

Jumat, 17 Maret 2017

Menelisik Kesufian Gus Dur

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Perkataan dan tindakan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang sering dianggap kontroversial, sebenarnya bisa dilacak dalam jejak sufisme.

KH Husein Muhammad sebagai seorang sahabat dan juga murid ketua Umum PBNU 1984-1999 mencoba menelisiknya dari sisi tersebut. Ia kemudian menuliskannya dalam buku Sang Zahid; Mengarungi Sufisme Gus Dur, diluncurkan dan dibedah di Wahid Institute, Jakarta, Selasa sore (25/9).

Menelisik Kesufian Gus Dur (Sumber Gambar : Nu Online)
Menelisik Kesufian Gus Dur (Sumber Gambar : Nu Online)

Menelisik Kesufian Gus Dur

Menurut Husein di dalam kitab Ikbarul Ulama bi-Akhbaril Hukama, para ulama menceritakan berita-berita para hukama (filosof atau sufi) bahwa para tokoh besar yang mengubah dunia ternyata sampai pada sebuah puncak pemikirannya menyerukan al-wahdah wujud, Allah.

Pondok Pesantren Tegal

“Saya kira Gus Dur menemukan itu,” ujar pengasuh pesantren Darut Tauhid, Cirebon.Karena itu, seluruh tingkah laku Gus Dur lahir dari wujud itu, dari Tuhan. Inilah yang menggerakkan seluruh pikiran dan tindakannya; kemanusiaan, pluralisme, dan penghargaan seluruh ciptaan Tuhan.

Selain Husein didaulat jadi pembicara adalah KH Luqman Hakim dan Jaya Suprana. Menurut KH Luqman, zahidnya Gus Dur bisa dilihat dalam kehidupannya sehari-hari.

Pondok Pesantren Tegal

“Gus Dur itu tidak menghindari dunia, tetapi tidak mencintai dunia,” ujarnya.

Lebih jauh ia mengatakan, sufi itu tidak menghindari dunia tapi menghindari keduniawiannya, seperti cinta harta, anak atau posisi. Karena kalau sudah cinta dunia akan datang cobaan.

“Gus Dur melakukan pembebasan itu semua,” tegasnya.

Sementara Jaya Suprana menelisik kebeseran Gus Dur dari sisi Kristiani. Dia berpendapat, Gus Dur itu tidak hanya kemauan, tapi kemampuan untuk menghargai dan menghormati kalangan yang berbeda.

“Itulah kekaguman saya yang tak habis-habisnya.”

Bedah buku tersebut dimoderatori puteri bungsu Gus Dur, Inayah Wahid Sementara pembukaan puteri kedua, Anita Wahid. Dalama sambutannya, ia mengatakan bedah buku Sang zahid adalah rangakaian seribu hari Gus Dur yang jatuh pada tanggal 27 September nanti.

Redaktur : Mukafi Niam

Penulis ? ? : Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Syariah, Internasional, IMNU Pondok Pesantren Tegal

Pilkada 2018, PCNU Kudus: Jangan Salah Pilih Pemimpin

Kudus, Pondok Pesantren Tegal - Menyongsong pilkada serentak 2018, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Kudus mengimbau warga NU kompak. Hal itu mengemuka dalam acara silaturrahmi keluarga besar Nahdlatul Ulama Kabupaten Kudus di Hotel @Home, Rabu (13/9).

Ketua PCNU Kudus KH Abdul Hadi mengapresiasi adanya silaturrahmi dan penyatuan visi misi ini. Ia juga mendorong warga NU untuk memilih calon kepala daerah yang mempunyai visi yang sama dengan NU.

Pilkada 2018, PCNU Kudus: Jangan Salah Pilih Pemimpin (Sumber Gambar : Nu Online)
Pilkada 2018, PCNU Kudus: Jangan Salah Pilih Pemimpin (Sumber Gambar : Nu Online)

Pilkada 2018, PCNU Kudus: Jangan Salah Pilih Pemimpin

"Ini penting agar warga NU nantinya tidak salah pilih kepala daerah. Tujuannya yaitu mewujudkan kesejahteraan bersama bagi masyarakat," katanya.

Dalam kesempatan itu Kiai Abdul Hadi juga meminta warga NU selektif dalam memilih. Menurutnya, calon kepala daerah yang ideal selain paham sistem tatanegara harus berlatar belakang santri dan paham agama. Dengan pemimpin yang seperti itu, ia yakin kebijakan yang dibuat tidak akan bertentangan dengan kepentingan rakyat, utamanya warga NU.

Pondok Pesantren Tegal

"Jika pemimpin kita, baik itu unsur eksekutif, legislatif dan yudikatif, berasal dari kalangan sendiri (santri), pasti akan bisa memahami kebijakan yang membuat rakyat sejahtera," katanya.

Pondok Pesantren Tegal

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kudus H Ilwani mengatakan, pilkada serentak 2018 nantinya harus benar-benar dimenangkan oleh rakyat. Maksudnya, kepala daerah terpilih adalah orang yang betul dekat dan memahami kebutuhan rakyat.

"Selama ini banyak kebijakan eksekutif di daerah justru tidak banyak mengakomodir kepentingan rakyat," katanya.

Ia mencontohkan salah satu kebijakan yang tidak pro rakyat ialah tidak adanya upaya untuk mengangkat kesejahteraan guru, utamanya guru diniyah, yang notabenenya masih sangat terbatas. Belum lagi berbagai kebijakan pendidikan yang beberapa waktu lalu sempat meresahkan dan bikin geger publik.

"Kalau pemimpin kita berasal dari kalangan santri mestinya itu tidak akan terjadi. Dia tidak akan tega membuat kebijakan yang mencekik mereka yang mencerdaskan generasi anak-cucu kita," katanya.

Acara itu dihadiri oleh ratusan kader NU Kabupaten Kudus yang berasal pengurus cabang hingga ranting NU dari seluruh banom yang ada. (M Farid/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Tegal, Olahraga, Ubudiyah Pondok Pesantren Tegal

Rabu, 15 Maret 2017

GP Ansor Canangkan Nusantara Bebas Narkoba

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal - Pimpinan Pusat GP Ansor (PP GP Ansor) ke depan menggalang gerakan nasional antinarkoba. Mereka melihat peredaran narkoba sedemikian rupa maraknya di Indonesia. Pihak GP Ansor berupaya sedapat mungkin menanggulangi penyalahgunaan narkoba khususnya di kalangan pemuda.

Gagasan ini disepakati dalam Rapat Kerja (Raker) GP Ansor di The Media Hotel, Jakarta, Sabtu  (23/4). Raker yang dihadiri seluruh pengurus PP GP Ansor, Ketua Wilayah GP Ansor, dan tamu undangan berjalan penuh khidmah.

GP Ansor Canangkan Nusantara Bebas Narkoba (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Canangkan Nusantara Bebas Narkoba (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Canangkan Nusantara Bebas Narkoba

Agenda Raker berisi pemaparan program kerja setiap bidang masing-masing. Ketua bidang Sosial, Budaya, dan Lingkungan Hidup Idy Muzayyad menjelaskan bahwa salah satu program utamanya adalah mencegah penyalahgunaan narkoba.

Pondok Pesantren Tegal

“Narkoba ini sangat berbahaya dan sudah menjangkiti para generasi muda secara luas. Untuk itu kami ingin Ansor bergerak cepat menanggulangi dan membantu para korban untuk kembali hidup sehat”, ujarnya.

Wasekjen GP Ansor Mohamad Fadlilah mempertegas komitmen Ansor dalam  menghadang narkoba. “Kami berkoordinasi dengan BNN untuk melakukan tes urine para pengurus GP Ansor. Memang sengaja kami tidak menginformasikan kepada para pengurus lainnya sehingga banyak yang kaget. Kami juga akan menularkan ini ke daerah-daerah,” tutur Fadil.

Ketua Umum GP Ansor H Yaqut Cholil Qaumas (Gus Tutut) dan Sekjen GP Ansor Adung Abdul Rahman juga terlihat mengikuti tes urine. “Ini menjadi contoh para pengurus Ansor, baik di pusat maupun daerah,” kata Gus Tutut.

Pondok Pesantren Tegal

Tes urine ini diikuti oleh banyak pengurus lainnnya secara bergiliran.

Idy mempertegas bahwa GP Ansor harus bergerak cepat dan tepat. “Ansor telah membentuk Badan Ansor Antinarkoba (Baanar) yang akan berperan aktif melakukan pencegahan, pemberantasan, dan pendampingan korban narkoba. Ansor juga akan bekerja sama dengan pihak manapun yang mempunyai misi sama. Intinya Nusantara bebas penyalahgunaan narkoba,” tegas Idy. (Ogie/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Berita, Doa Pondok Pesantren Tegal

Senin, 13 Maret 2017

Jangan Jadikan NU Batu Loncatan untuk Raih Jabatan

Sumedang, Pondok Pesantren Tegal. Dewan harian Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sumedang pada Ahad (25/9) berkumpul di sekretariat PCNU setempat, Sumedang, Jawa Barat. Salah satu agendanya yaitu untuk menyamakan persepsi membangun NU di Sumedang saat ini dan saat yang akan datang.

Salah satu awan PCNU Sumedang yang sekaligus menjabat sekretaris daerah (sekda) Kabupaten Sumedang H Zaenal Alimin menyampaikan bahwa menyamakan persepsi dalam sebuah organisasi itu sangat penting untuk kemajuan Nahdlatul Ulama.

Jangan Jadikan NU Batu Loncatan untuk Raih Jabatan (Sumber Gambar : Nu Online)
Jangan Jadikan NU Batu Loncatan untuk Raih Jabatan (Sumber Gambar : Nu Online)

Jangan Jadikan NU Batu Loncatan untuk Raih Jabatan

Zaenal Alimin juga mengingatkan untuk tidak berambisi untuk mengejar jabatan. Tapi, lanjutnya, niatlah untuk kemaslahatan umat. Menurutnya, banyak sekarang yang ingin menjadi pengurus NU, setelah menjadi pengurus NU justru banyak juga yang berambisi ingin menjadi pejabat. NU seolah-olah dijadikan batu loncatan untuk mengejar jabatan yang diinginkannya. Inilah yang harus diluruskan dan persepsi mengurus NU antarsesama pengurus harus sama.

Pondok Pesantren Tegal

Tapi ini semua bukan berarti pengurus NU tidak boleh menjadi pejabat. Justru harus ada warga NU yang menjadi pejabat. Apalagi posisi jabatan itu sebagai pemutus kebijakan yang menyangkut kemaslahatan umat.

“Mencalonkan diri sendiri untuk untuk menduduki sebuah jabatan tertentu itu kurang baik, tapi ketika ada peluang banyak warga NU yang mendukung menduduki sebuah jabatan tertentu ya kenapa tidak. Ambil saja kesempatan itu, yang penting jangan berambisi,” ucap Zaenal.

Pondok Pesantren Tegal

Sementara Ketua PCNU Kabupaten Sumedang H Sadulloh mengatakan pengurus itu fungsinya untuk mengurusi orang lain, bukan diurusi oleh orang lain. Artinya ketika seseorang menjadi pengurus NU, maka orang tersebut harus siap mengurusi warga nahdliyin. “Jangan malah sebaliknya. Sudah menjadi pengurus NU, tapi dia malah diurusi oleh Nahdliyin,” tuturnya. (Ayi Abdul Kohar/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Nusantara, Khutbah Pondok Pesantren Tegal

Minggu, 12 Maret 2017

Sejak Ada Liga Santri, Jumlah Pendaftar Pesantren Meningkat

Bandung, Pondok Pesantren Tegal



Semenjak Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggulirkan kompetisi Liga Santri Nusantara (LSN) di jagad persepakbolaan pondok pesantren, kini sudah mulai menampakkan berbagai dampak positif termasuk peningkatan pendaftar yang nyantri di pesantren yang memiliki tim sepak bola. 

Fenomena tersebut disampaikan oleh pengurus pondok pesantren Manbaul Hikmah Kendal Rifqil Muslim. Ia mengungkapkan bahwa ada beberapa santri saat wawancara pendaftaran masuk pesantren, ketika ditanya tentang motivasi menyantri, ternyata mereka menjawab salah satunya karena ada Liga Santri Nusantara.

Sejak Ada Liga Santri, Jumlah Pendaftar Pesantren Meningkat (Sumber Gambar : Nu Online)
Sejak Ada Liga Santri, Jumlah Pendaftar Pesantren Meningkat (Sumber Gambar : Nu Online)

Sejak Ada Liga Santri, Jumlah Pendaftar Pesantren Meningkat

“Tidak apa-apa, yang penting kan tujuannya untuk ngaji,” tegas Rifqi yang juga sebagai official tim Manbaul Hikmah yang sudah berdiri sejak tahun 1983 didirikan oleh Ustad Suyuthi.

Hal senada juga diungkapkan pengajar pondok pesantren Nurul Fauzi Karim yang mengakui bahwa ada banyak santri baru yang mendaftar sebab termotivasi adanya Liga Santri Nusantara. Apalagi sejak tim mereka lolos ke babak 8 besar pada pagelaran LSN tahun lalu di Yogyakarta.

Pondok Pesantren Tegal

“Alhamdulillah ada hikmahnya, ternyata ada santri baru masuk ke pesantren karena termotivasi ada tim sepak bola di pesantren Nurul Fauzi. Tidak cuma mengaji, tapi  juga prestasi,” ungkapnya kepada Pondok Pesantren Tegal, Kamis (26/10), di barak penginapan di Pusdikif, kota Bandung.

“Adanya LSN anak-anak termotivasi untuk masuk pesantren. Kebetulan tagline Liga Santri ada Ayo Mondok,” tutur Karim yang juga pengajar pondok pesantren Nurul Fauzi Tasikmalaya yang sudah berdiri pada 2012.

Pondok Pesantren Tegal

Di pihak lain, pesantren Birrul Walidain Lombok Barat juga merasakan hal yang sama. Wakil Ketua Yasasan Abdul Basir mengungkapkan bahwa semenjak ada LSN, pesantrennya mendirikan Sekolah Sepak Bola (SSB) bersanam Bintang Muda, sehingga masyarakat banyak mendaftarkan anaknya untuk ikut SSB tersebut.

Hingga hari ini Basir merasakan lewat SSB inilah pesantren Birrul Walidain mulai bertambah santri dan semakin dikenal masyarakat sekitar. Bahkan sejak lolos ke putaran final 32 besar di kota Bandung, pesantren yang berdiri pada 2007 dengan jumlah santri 300 itu semakin diperhitungkan oleh Bupati dan Gubernur. (M. Zidni Nafi’/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal News, PonPes Pondok Pesantren Tegal

Senin, 06 Maret 2017

Ansor Ponorogo Rekrut Anggota dari Mafia Shalawat

Ponorogo, Pondok Pesantren Tegal. Ada pemandangan berbeda pada acara Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) yang digelar Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Ponorogo di kantor LPI Assalam Kalimangu Sooko Ponorogo, 12-16 Maret 2014.

Forum kaderisasi angkatan I tahun 2014 ini diikuti puluhan anggota Paguyuban Mafia Shalawat Ponorogo. Mafia Shalawat adalah paguyuban pecinta shalawat Nabi Muhammad SAW yang diasuh oleh Drs. KH. Muhammad Ali Shodiqin atau akrab disapa Gus Ali Gondrong.

Ansor Ponorogo Rekrut Anggota dari Mafia Shalawat (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor Ponorogo Rekrut Anggota dari Mafia Shalawat (Sumber Gambar : Nu Online)

Ansor Ponorogo Rekrut Anggota dari Mafia Shalawat

Saat ini Gus Ali Gondrong mengasuh Pondok Pesantren Roudlatul Ni’mah Kota Semarang. Para anggota Mafia Shalawat kebanyakan bukan dari dari kalangan NU kultural yang selama ini dirasa sulit untuk ditarik ke dalam NU struktural. Bahkan tidak sedikit anggotanya berasal dari komunitas jalanan.

Pondok Pesantren Tegal

“Para anggota Paguyuban Mafia Shalawat sengaja kami rekrut menjadi peserta Diklatsar Banser kali ini karena paguyuban ini merupakan bagian dari gerakan kultural yang disiapkan pengurus PCNU didukung GP Ansor dan Banser. Jadi nafasnya sama persis dengan NU dan memang menjadi semacam preview sebelum para anggotanya masuk ke dalam gerakan struktural NU,” kata Idam Mustofa, Ketua PC GP Ansor Ponorogo.

Lebih lanjut pria berkacamata yang menjabat Sekretaris Badan Musyawarah Paguyuban Mafia Shalawat ini mengatakan, tidak hanya Diklatsar Banser yang diikuti anggota Mafia Shalawat, tapi bagi anggota yang masih seusia IPNU-IPPNU akan diikutkan Makesta. Demikian juga para anggota wanita yang seusia Fatayat NU, akan diikutkan pelatihan dasar di lingkungan Fatayat NU.

Pondok Pesantren Tegal

“Kami bertekad untuk menjaring sebanyak-banyak anggota Mafia Shalawat dari kalangan kultural NU dalam rangka penguatan struktural NU,” imbuh H Sugeng Hariono, Ketua Bamus Paguyuban Mafia Shalawat Ponorogo.

Sebanyak 125 peserta Diklatsar Banser mendapat materi Aswaja, ke-NU-an, ke-Ansor-an/ke-Banser-an, keindonesiaan, pengantar dasar organisasi, bela negara, kamtibmas, PBB/TUB dan halang rintang. Semua peserta dinyatakan lulus dan mendapat penggemblengan spiritual berupa ijazah amalan ilmu “Segoro Macan” dari Gus Ali Gondrong  pada Ahad (16/3) setelah shalat subuh berjamaah di Masjid Desa Sooko. (Afidatul Laila Rosida/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Meme Islam, Anti Hoax Pondok Pesantren Tegal

Dua Gol Ulul Bawa Kesebelasan Walisongo Lolos ke Babak 16 Besar

Sragen, Pondok Pesantren Tegal - Striker Kesebelasan Pesantren Walisongo Ulul kembali menjadi penyelamat bagi timnya setelah berhasil memborong dua gol dalam laga pamungkas Grup A Seri Nasional Liga Nasional Santri (LSN) 2017 melawan Pondok Pesantren Nurul Fauzi Tasikmalaya yang dihelat di Stadion Brigif Bandung, Rabu (25/10).

Partai hidup mati untuk kesebelasan Walisongo dan Nurul Fauzi ini berjalan ketat. Meski memperoleh beberapa peluang, kedua tim urung mencetak gol hingga babak pertama berakhir. Skor kacamata masih menghiasi papan skor.

Dua Gol Ulul Bawa Kesebelasan Walisongo Lolos ke Babak 16 Besar (Sumber Gambar : Nu Online)
Dua Gol Ulul Bawa Kesebelasan Walisongo Lolos ke Babak 16 Besar (Sumber Gambar : Nu Online)

Dua Gol Ulul Bawa Kesebelasan Walisongo Lolos ke Babak 16 Besar

Di babak kedua, kesebelasan Walisongo yang merupakan runner-up LSN 2016 semakin agresif dalam melancarkan serangan. Hasilnya, Ulul yang juga mencetak dua gol pada pertandingan sebelumnya, mampu memecah kebuntuan di menit 50. Gol yang ia cetak, mampu membangkitkan timnya.

Pondok Pesantren Tegal

Menjelang bubaran, Ulul menggenapkan kemenangan Walisongo menjadi 2-0 melalui gol yang ia cetak di menit ke-60.

Hasil kemenangan ini, cukup bagi tim asal Sragen tersebut untuk melenggang ke babak 16 besar. Di laga selanjutnya, kesebelasan Walisongo akan menghadapi Juara Grup E Mambaul Ma’arif Denanyar, Kamis (26/10).

Pondok Pesantren Tegal

Kepada Pondok Pesantren Tegal, Manajer Walisongo Mustawa mengistirahatkan sejumlah pemain inti di laga melawan kesebelasan Nurul Fauzi. “Para pemain sengaja kita istirahatkan agar lebih siap untuk laga di babak enam belas besar,” terang Mustawa. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Cerita, Kiai Pondok Pesantren Tegal

Jumat, 03 Maret 2017

Napak Tilas Perjuangan Kiai As’ad Diikuti 10.000 Orang

Jember,Pondok Pesantren Tegal



Napak Tilas untuk mengenang sejarah perjuangan Kiai As’ad Syamsul Arifin dalam mengusir penjajah di Dusun Curah Damar, Desa Garahan, Kecamatan Silo, Jember, Jawa Timur, dimulai Selasa (14/11). Lebih dari 10.000 orang ambil bagian dalam napak tilas kali ini. Dengan mengambil start di halaman Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Sumberwringin, Kecamatan Sukowono, Jember, mereka berjalan kaki menuju arah selatan melewati jalan yang pernah dilalui Kiai As’ad saat berjuang mengusir penjajah.

Napak Tilas Perjuangan Kiai As’ad Diikuti 10.000 Orang (Sumber Gambar : Nu Online)
Napak Tilas Perjuangan Kiai As’ad Diikuti 10.000 Orang (Sumber Gambar : Nu Online)

Napak Tilas Perjuangan Kiai As’ad Diikuti 10.000 Orang

Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf? yang didapuk melepas napak tilas. Dalam sambutannya, ia mengungkapkan bahwa Kiai As’ad merupakan sosok ulama sekaligus pejuang yang selama hidupnya telah mendarmabaktikan tenaga dan pikirannya untuk bangsa dan negara tercinta, Indonesia.

Namun yang terpenting dari momentum napak tilas tersebut, katanya, adalah harapan munculnya semangat yang tinggi dari masyarakat untuk meneladani kegigihan Kiai As’ad dalam berjuang untuk membebaskan Indonesia dari cengkeraman penjajah. “Semangat itulah yang harus kita teladani saat ini. Semangat? untuk berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara,” ucapnya.

Pondok Pesantren Tegal

Dalam pelepasan tersebut, hadir antara lain Wakil Bupati Jember, KH Abdul Muqit Arief, Rais Syuriyah PCNU Jember, KH Muhyiddin Abdusshomad, pejabat Kemensos RI dan sejumlah ulama.

Sejurus kemudian, Gus Ipul –sapaan akrabnya— melepas peserta napak tilas tersebut. Dengan memekik Allahu Akbar, mereka pun memulai perjalanan sejauh 45 kilometer dengan durasi waktu 2 hari tersebut. Napak tilas itu dipimpin langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Asembagus, Situbondo, Kiai Azaim Ibrahimy yang tak lain adalah cucu Kiai As’ad. Dengan menggunakan tongkat, Kiai Azaim pun melangkahkan kakinya didampingi sejumlah tokoh masyarakat dan alumni pesantren yang diasuhnya serta peserta napak tilas di belakangnya.

Pondok Pesantren Tegal

Mereka akan singgah di beberapa titik yang sudah disiapkan hingga keesokan harinya sampai di Dusun Curah Damar. Yang menarik, di salah satu titik itu peserta napak tilas juga disambut umat nonmuslim. (aryudi a. razaq/abdullah alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Lomba, Sholawat, AlaNu Pondok Pesantren Tegal