Selasa, 30 Desember 2014

Memasuki Pasar Bebas, Warga NU Diimbau Antisipasi Monopoli oleh Tenaga Asing

Jombang, Pondok Pesantren Tegal

Meski sudah terhitung sebulan lebih mulai diberlakukannya kesepakatan sistem pasar bebas atau yang biasa disebut dengan istilah MEA (Masyarakat Ekomomi Asean), namun belum ada perubahan yang mencolok terkait perkembangan jumlah tenaga kerja asing di wilayah Kabupaten Jombang.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Jombang, Heru Widjajanto mengungkapkan, di Jombang saat ini tercatat ada 84 tenaga kerja asing yang tersebar di 14 perusahaan. Dalam catatan Heru, kebanyakan mereka sudah di Jombang sejak tahun 2015 lalu. Namun hingga pada tahun 2016 ini, saat diberlakukannya sistem pasar bebas tersebut, tenaga kerja yang masuk hanya tiga orang. “Pada sektor yang sebelumnya dikhawatirkan banyak pihak tenaga kerja asing, namun semuanya masih berjalan normal,” katanya, Senin (8/2).

Memasuki Pasar Bebas, Warga NU Diimbau Antisipasi Monopoli oleh Tenaga Asing (Sumber Gambar : Nu Online)
Memasuki Pasar Bebas, Warga NU Diimbau Antisipasi Monopoli oleh Tenaga Asing (Sumber Gambar : Nu Online)

Memasuki Pasar Bebas, Warga NU Diimbau Antisipasi Monopoli oleh Tenaga Asing

Sementara itu, Wakil Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang saat dihubungi menyatakan, meskipun keberadaan tenaga asing masih sangat minim di Jombang, namun warga NU hendaknya bisa mengantisipasi terhadap kekhawatiran adanya monopoli objek pemasaran dan kerjasama yang dibangun oleh tenaga asing nanti.

Pondok Pesantren Tegal

Rijal, sapaan akrabnya menginginkan optimalisasi peran Baitul Mal wat Tamwil Nahdlatul Ulama (BMT NU) Jombang di sejumlah kecamatan segera berdiri sebagai penyeimbang laju perkembangan MEA. “Kita memang sedang menguatkan sisi ekonomi warga nahdliyin di semua kecamatan Kabupaten Jombang melalui pendirian BMT-NU di MWC-MWC, dan insya Allah tahun ini sudah banyak BMT NU yang berdiri,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Sekretaris Komisi D DPRD Jombang Miftahul Huda menuturkan bahwa jauh hari sebelumnya, DPRD Jombang telah memastikan kesiapan pemerintah dalam menghadapi imbas diberlakukannya kesepakatan MEA. Program dan penganggaran di masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) telah tersingkronisasi untuk mengantisipasi MEA.

Pondok Pesantren Tegal

“Yang jelas Pemkab siap menghadapi MEA dengan menyiapkan langkah-langkahnya melalui SKPD terkait, termasuk penganggaranya. Misalnya, Dana Desa (DD) untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, penambahan modal terhadap UMKM dengan bunga ringan dan sebagainya,” jelasnya.

Huda menambahkan, sesuai dengan tupoksinya, DPRD akan tetap memantau perkembangan MEA di wilayah Kabupaten Jombang ke depan. “Bila kemudian hari ternyata muncul perubahan situasi, tentu akan ada langkah-langkah yang akan kita rumuskan bersama dengan Pemerintah,” katanya. (Syamsul Arifin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Santri, Jadwal Kajian Pondok Pesantren Tegal

Selasa, 16 Desember 2014

Hasyim Muzadi: Hakim Harus Siap Miskin

?Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi mengatakan, agar prahara hukum yang menimpa Mahkamah Konstitusi (MK) tak terulang kembali.

Hasyim Muzadi: Hakim Harus Siap Miskin (Sumber Gambar : Nu Online)
Hasyim Muzadi: Hakim Harus Siap Miskin (Sumber Gambar : Nu Online)

Hasyim Muzadi: Hakim Harus Siap Miskin

"Semua hakim MK harus siap hidup miskin agar selama menjadi hakim tak mau menerima suap terkait perkara yang sedang dihadapi," kata Hasyim Muzadi saat menjadi tampil sebagai pakar pada uji kelayakan dan kepatuhan calon hakim MK di gedung DPR RI, Jakarta, Senin (3/3/2014).

Karena itulah, sebelum menjadi hakim, mereka harus mamantapkan niat tulusnya menjadi hakim agar di tengah jalan tak mudah tergoda oleh rayuan menerima suap. "Termasuk meminta izin dan meminta kesediaan istrinya untuk hidup miskin. Karena istri bisa menjadi salah satu provokator terjadinya suap," katanya.

Pondok Pesantren Tegal

Hukum di Indonesia, kata Hasyim, sekarang terasa jauh dari keadilan. Padahal tujuan hukum sebenarnya adalah keadilan. "Hukum di Indonesia masih prosedural. Karena. Itu, hukum kerap jauh dari rasa keadilan," jelas pengasuh pondok pesantren Al-Hikam Malang dan Depok ini.

Pondok Pesantren Tegal

Pada kesempatan tersebut, mantan Ketua Umum PBNU juga menekankan pentingnya kejujuran hakim saat berhadapan langsung dengan suap. Calon hakim yang sekarang seorang akademisi, misalnya, sulit melakukan korupsi karena di kampus tak ada yang dikorupsi.

"?Kalau sudah berada di MK, rayuan untuk menerima suap sangat besar. Seperti yang menimpa Akil Mochtar. Karena itulah, kejujuran menjadi kunci utama untuk tegaknya hukum yang berkeadilan di Indonesia," katanya.

Hasyim Muzadi lebih menekankan kejujuran karena dalam pandangannya mencari orang pintar dan ahli hukum sangat mudah. Yang sulitnya, katanya, adalah mencari orang yang jujur. "Orang pintar banyak. Yang sulit orang jujur. Sayangnya, orang jujur banyak yang tak pintar-pintar," terangnya. (Ahmad Millah/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Pondok Pesantren, Habib, Quote Pondok Pesantren Tegal

Minggu, 07 Desember 2014

Kembangkan Pengetahuan Aswaja Lewat TTS

Solo, Pondok Pesantren Tegal. Berawal dari hobi mengisi TTS (Teka Teki Silang), Kang Zubad berpikir mengapa begitu jarang TTS yang mengasah pengetahuan tentang agama. Dari hal itulah, santri asal Subang tersebut kemudian memiliki ide untuk membuat TaksiNU (Teka Teka Silang NU).

“Isinya kebanyakan tentang sejarah NU,” terang alumni Pesantren Al Hikam Malang ini, saat ditemui di kediamannya di daerah Laweyan Solo, Ahad, (25/8).

Kembangkan Pengetahuan Aswaja Lewat TTS (Sumber Gambar : Nu Online)
Kembangkan Pengetahuan Aswaja Lewat TTS (Sumber Gambar : Nu Online)

Kembangkan Pengetahuan Aswaja Lewat TTS

Menurutnya orang juga bisa belajar Aswaja dan NU melalui permainan, “Jadi memahaminya tidak mesti lewat buku yang serius,” Pengetahuan seperti nama para tokoh NU, singkatan, pesantren, dan hal yang berkaitan dengan keaswajaan dikemas dalam bentuk permainan TTS.

Pondok Pesantren Tegal

Rencananya buku edukasi Aswaja ini akan dibuat sebanyak 9 jilid. “Saat ini baru dalam bentuk PDF, belum kami bukukan,” ungkapnya.

Pondok Pesantren Tegal

Pria yang hobi menulis ini mengaku belum tertarik untuk mengkomersilkannya. “Ya, baru sekedar untuk iseng memenuhi hobi pribadi. Pernah juga ada yang memesan, belum lama ini salah satunya dari IPNU Kab. Malang,” katanya.

Melalui TTS ini, Zubad mengatakan warga Nahdliyyin pada khususnya bisa bermain sekaligus belajar tentang ke-NU-an, “diharapkan mereka bisa memahami apa itu NU beserta pernak-perniknya secara sederhana,” pungkasnya.

Redaktur ? ? : Mukafi Niam

Kontributor: Ajie Najmuddin



Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Meme Islam, Fragmen, Ulama Pondok Pesantren Tegal

Jumat, 05 Desember 2014

Gusdurian Jakarta Putar Film “Jalan Dakwah Pesantren”

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Awal pekan pada November ini, Gusdurian Jakarta kembali menyelenggarakan kegiatan Forum Jumat Pertama. Kegiatan ini digelar di Aula Griya Gus Dur, Jalan Taman Amir Hamzah, Matraman, Jakarta Pusat, Jumat (4/11) malam.

Gusdurian Jakarta Putar Film “Jalan Dakwah Pesantren” (Sumber Gambar : Nu Online)
Gusdurian Jakarta Putar Film “Jalan Dakwah Pesantren” (Sumber Gambar : Nu Online)

Gusdurian Jakarta Putar Film “Jalan Dakwah Pesantren”

Hadir sebagai pembicara Ahmad Ginanjar Sya’ban (Direktur Pusat Studi Islam Nusantara STAINU Jakarta), Najib Burhani (intelektual Muhammadiyah), Yuda Kurniawan (sutradara film), dan Hamzah Sahal (periset film).

Sebagai pembuka acara, para peserta disuguhkan sebuah tayangan film dokumenter berdurasi sekitar 37 menit, yang berjudul “Jalan Dakwah Pesantren”. Dalam film tersebut, dikisahkan sejarah panjang lembaga pendidikan berciri khas keagamaan yang lekat dengan lokalitas dan beragam tradisi serta budaya di Indonesia bernama pondok pesantren.

“Film ini perlu untuk terus disebarkan, bahkan perlu untuk diterjemahkan ke berbagai bahasa. Bahwa ada lembaga pendidikan yang tidak hanya ajarkan karakter, akan tetapi juga warisan ilmu pengetahuan,” tutur Ginanjar Sya’ban.

Sementara itu, Yuda Kurniawan, mengungkapkan film garapannya ini akan diputar di 28 titik. Sebelumnya, film yang diproduksi Kementerian Agama RI, Rekam Docs, dan 1926 ini telah diputar dan menjadi bahan diskusi keliling Pulau Jawa di puluhan pondok pesantren, kampus, dan kantong-kantong pergerakan.

Pondok Pesantren Tegal

“Harapannya kita bisa diskusikan bersama, bagaimana soal dunia pesantren, lewat pemutaran film ini,” kata dia.

Salah satu peserta forum, Wawan, mengapresiasi pemutaran film ini. Menurutnya, dunia pesantren yang terkesan tradisonal, bisa dikenalkan kepada dunia melalui sebuah wajah teknologi modern, yakni film. (Ajie Najmuddin/Mahbib)

Pondok Pesantren Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal IMNU, Hadits Pondok Pesantren Tegal