Minggu, 31 Januari 2016

Pandangan Budaya Terkait Pembangunan Intelektualitas

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Budayawan nasional asal Semarang, Jawa Tengah Prie GS menyampaikan orasi budaya di hadapan instruktur nasional Pendidikan Agama Islam (PAI), akhir pekan lalu di Jakarta. Pria yang juga motivator ini menjelaskan terkait ketepatan (presisi) menyusun kurikulum untuk membangun intelektualitas yang mantap secara budaya.

Di hadapan sekitar 400 instruktur PAI nasional yang terdiri dari unsur guru, kepala sekolah, dan pengawas pendidikan ini, Prie GS memberikan uraian presisi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dari perspektif tokoh dan model tidur seseorang. Dalam kegiatan Sarasehan Nasional bertajuk Potensi Pendidikan Islam menjadi Rujukan Pendidikan Moderat Dunia ini, menurut Prie penting memahami presisi dan ketenangan.

Pandangan Budaya Terkait Pembangunan Intelektualitas (Sumber Gambar : Nu Online)
Pandangan Budaya Terkait Pembangunan Intelektualitas (Sumber Gambar : Nu Online)

Pandangan Budaya Terkait Pembangunan Intelektualitas

Dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat PAI Kemenag ini, dia memaparkan satu per satu model tidur yang selama ini diamatinya, mulai dari tidurnya seorang kepala kantor hingga anak-anak. Menurut Mas Prie, sapaan akrabnya, manusia bisa belajar dari kemurnian tidurnya anak-anak.

Anak-anak, menurutnya, bisa tidur dalam posisi apapun dan dimana pun. Kemurnian ini terkait dengan kehidupan manusia yang terkadang terlalu sibuk dengan kehidupan dunianya sehingga melupakan sisi kemanusiaan pada dirinya.

Pondok Pesantren Tegal

“Setingkat di bawah anak-anak adalah tidurnya seorang tunawisma. Bayangkan, mereka bisa tidur dengan tenang di atas jembatan tipis yang melintang di atas saluran air. Jika gerak dan miring sedikit saja, selesai itu,” ujar Prie menerangkan foto yang ditunjukkannya melalui slide presentasi diikuti riuh tawa ratusan peserta.

Hal ini, imbuhnya, terkait dengan ketepatan dan ketenangan. Sehingga dalam menyusun kurikulum dan materi pelajaran, para pendidik hendaknya tepat dan menyesuaikan diri dengan kondisi yang dihadapi anak-anak, khususnya di zaman modern seperti sekarang. Dia bukan tanpa alasan, karena generasi muda sering dijadikan sasaran agitasi bagi kepentingan kelompok tertentu.

Hal serupa juga dijelaskan oleh Prie dengan memaparkan tokoh nasional dan internasional dari sisi budaya presisi dan ketenangan. Dia secara apik menjelaskan presisi yang dilakukan oleh pebalap MotoGP Valentino Rossi, pebalap Formula 1 Michael Schumacher, Aktor Holywood Tom Cruise, dan penyanyi internasional Maria Carey dalam menjalani profesinya.

Pondok Pesantren Tegal

Prie juga menjelaskan tentang Presisi budaya dan ketenangan dari seorang KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang selama ini dia kagumi. Menurut Prie, Gus Dur mampu melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan orang lain. Anehnya, kata dia, Gus Dur kerap hanya melempar joke atau humor dengan tenang. “Selesai masalah,” celetuk Prie diikuti gerrr peserta. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Halaqoh, Sejarah, RMI NU Pondok Pesantren Tegal

Sabtu, 30 Januari 2016

Sebentar Lagi Arab Saudi Seperti di Indonesia, Gelar Muludan?

Mataram, Pondok Pesantren Tegal 

Putra Mahkota Raja Arab Saudi, Muhammad bin Salman melakukan reformasi besar-besaran di negaranya, ulama-ulama dan khotib yang medok Wahabinya dipecat lebih dari seribu orang. Menteri dan pengaran yang korupsi dan hidup bermewah-mewahan dipecat, di antaranya Walib bin Thalab bin Abdul Aziz, termasuk Jenderal Mith’ab.  

Sebentar Lagi Arab Saudi Seperti di Indonesia, Gelar Muludan? (Sumber Gambar : Nu Online)
Sebentar Lagi Arab Saudi Seperti di Indonesia, Gelar Muludan? (Sumber Gambar : Nu Online)

Sebentar Lagi Arab Saudi Seperti di Indonesia, Gelar Muludan?

Hal itu dikemukakan Ketua Umum PBNU ketika menceritakan situasi Arab Saudi saat ini kepada peserta Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama di Islamic Center Provinsi Nusa Tenggara Barat, di Kota Mataram pada Kamis malam (23/11). 

Pengeran Muhammad bin Salman, lanjutnya, menyatakan, “Saya akan mengubah Islam di Arab Saudi menjadi Islam washatan, moderat”. Salah satu tandanya, pada Maulid Nabi Muhammad tahun ini, pemerintah menyatakan hari libur, sebagai penghormatan kepada warga Arab Saudi yang memperingatinya.  

Namun, kata Kiai Said, pemerintah Arab Saudi tidak dikabarkan akan mengadakan peringatan Maulid Nabi seperti di Indonesia. Baru menghormati Maulid Nabi dengan menjadikan hari libur. 

Pondok Pesantren Tegal

“Lama-lama mauludan itu, jangan khawatir,” katanya pada ujung pemaparan Laporan Perkembangan Pelaksanaan Keputusan-keputusan Muktamar. 

Di Indonesia, Kedutaan Arab Saudi yang baru, telah bertemu dengan PBNU. Bahkan pada pembukaan Munas dan Konbes di pulau Lombok ini, Duta Besarnya datang. 

Duta Besar Arab Saudi Muhammad Usamah mengungkapkan terima kasih kepada PBNU yang telah mengundang ke acara itu. Kepada Kiai Said, ia akan memberikan kesempatan umroh selepas Munas dan Konbes atas biaya mereka. 

"Mereka ingin menunjukkan terbuka, moderat, terbuka kepada semua kalangan," kata Kiai Said. 

Pada kesempatan itu, Kiai Said mengaku mengajukan permintaan kepada Dubes Arab Saudi itu tentang dua hal. Pertama tidak lagi memberikan buku kepada jamaah haji asal Indonesia yang isinya menjelek-jelekkan Alussunah wal-Jamaah. Kedua, meminta supaya diberikan kebebasan bermazhab dalam melaksanakan ibadah haji.

Pondok Pesantren Tegal

"Sekarang sih diiyakan, wallahu alam benar tidaknya," katanya.   

Munas Alim Ulama dan Konbes NU dibuka Presiden Joko Widodo Kamis siang. Hajatan tingkat nasional itu digelar di lima pondok pesantren dan akan berlangsung hingga 26 November. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal RMI NU, Ahlussunnah, Cerita Pondok Pesantren Tegal

Jumat, 29 Januari 2016

Soal Situasi Politik, GP Ansor Diminta Tidak Kagetan

Pekalongan, Pondok Pesantren Tegal - Dalam merespon dan menyikapi situasi dan kondisi sosiopolitik saat ini, segenap kader Ansor dan Banser diminta untuk tidak kagetan dan gumunan. Pasalnya perubahan mendadak perilaku sosial sudah lazim di tengah hiruk-pikuk politik. GP Ansor sebaiknya mengambil fokus pada khidmah kepada para kiai.

Demikian disampaikan KH Syarifudin (Gus Syarif) dari PP Rijalul Ansor pada pengajian Rijalul Ansor GP Ansor Kabupaten Pekalongan sekaligus Pelantikan GP Ansor Wiradesa masa khidmah 2016-2018 di Masjid Nur Rohman Warulor Wiradesa, Ahad (26/2) malam.

Soal Situasi Politik, GP Ansor Diminta Tidak Kagetan (Sumber Gambar : Nu Online)
Soal Situasi Politik, GP Ansor Diminta Tidak Kagetan (Sumber Gambar : Nu Online)

Soal Situasi Politik, GP Ansor Diminta Tidak Kagetan

Gus Syarif mengatakan, kalau kita mau menggali sejarah, kondisi masyarakat yang penuh fitnah, demonstrasi yang berjilid-jilid, dan maraknya berita hoax sudah terjadi sejak zaman Rasulullah SAW dan zaman sahabat. Untuk itu sebagai kader Ansor hendaknya jangan sampai terprovokasi gerakan-gerakan yang hendak memecah belah NKRI.

Pondok Pesantren Tegal

Menurutnya, menjadi kader Ansor harus diniatkan untuk berkhidmah dan mencari berkah dari para alim ulama. Ini membutuhkan perjuangan, penderitaan, dan kondisi yang tidak menyenangkan sebagaimana dialami Nabi Muhammad SAW dan para sahabat. Inilah makna? jihad yang sebenarnya. Karenanya menjadi kader Ansor harus mampu membawa kebaikan dan kemaslahatan untuk lingkungannya.

Sementara itu Ketua GP Ansor Pekalongan M Azmi Fahmi menyatakan, GP Ansor tengah menggenjot program kaderisasi dengan target di tahun 2017 ini merekrut sedikitnya 2000 kader baru.

Pondok Pesantren Tegal

"Bagi Ansor dan Banser kaderisasi menjadi tuntutan dan kebutuhan organisasi sekaligus untuk mencari dan menggembleng kader terbaik, mengingat tantangan organisasi berupa perubahan situasi kondisi masyarakat termasuk munculnya paham yang tidak sejalan dengan NKRI. Bagi Ansor menurut arahan para kiai, NKRI adalah final dan harga mati dan NKRI sudah sesuai dengan syariah Islam," terangnya.

Untuk itu selain kaderisasi, dalam rangka implementasi visi dan misi organisasi, Ansor dan Banser melakukan upaya penataan dan penertiban organisasi, pemberdayaan potensi kader serta program menuju kemandirian ekonomi kader dan organisasi.

Baru pekan lalu telah diluncurkan PT Sorban Nusantara Tourism, sebuah biro perjalanan haji plus dan umroh yang cukup mendapatkan sambutan antuasias dari kader Ansor dan nahdliyin pada umumnya. (Alim Musthofa/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal News Pondok Pesantren Tegal

Kamis, 28 Januari 2016

Pusat Bisnis Mahasiswa STAINU Jakarta Adakan Pelatihan Wirausaha

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Pusat Bisnis Mahasiswa atau Business Centre STAINU Jakarta memiliki agenda pelatihan untuk memaksimalkan peran mahasiswa dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat. Salah satunya dengan pelatihan kerajinan tangan dan stimulan kewirausahaan.

Pusat Bisnis Mahasiswa STAINU Jakarta Adakan Pelatihan Wirausaha (Sumber Gambar : Nu Online)
Pusat Bisnis Mahasiswa STAINU Jakarta Adakan Pelatihan Wirausaha (Sumber Gambar : Nu Online)

Pusat Bisnis Mahasiswa STAINU Jakarta Adakan Pelatihan Wirausaha

Kegiatan tersebut berlangsung, Sabtu-Ahad (11-12/4) dengan beberapa jenis pelatihan kerajinan tangan serta diisi dengan motivasi dari direktur PT Natuna Energi Indo Pratama A Hamid Husen, SE, MA. 

Selain itu beberapa pelatihan kerajinan seperti pembuatan boneka dari daur ulang sampah, gantungan kunci dari manik-manik serta bros dari kain perca.

Pondok Pesantren Tegal

Pelatihan tersebut dimentori oleh Friyadi Maulana dan Eka Susanti yang merupakan wirausahawan muda alumni STAINU Jakarta. Kegiatan ini berlangsung di Pesantren Ekonomi Darul Uchwah Kedoya Selatan Jakarta Barat.

Menurut Pembina Bussiness Center STAINU Jakarta, Aris Adi Leksono MMPd, kegiatan ini bisa dimaksimalkan untuk pengembangan wirausahawan NU khususnya mahasiswa STAINU Jakarta. 

Pondok Pesantren Tegal

“Pengembangan wirausaha ini juga bisa dilakukan di sekolah-sekolah yang masih minim akan kegiatan ekstra tentang kerajinan tangan,” ujarnya melalui rilis yang diterima Pondok Pesantren Tegal, Ahad (12/4). (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Aswaja, Lomba, News Pondok Pesantren Tegal

Senin, 25 Januari 2016

PBNU Anggap Ormas Lebih Berhak Dukungan Pemerintah daripada Parpol

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Ketua PBNU H Slamet Effendy Yusuf berpendapat organisasi masyarakat seperti NU dan Muhammadiyah yang telah memberikan kontribusi kongkret kepada masyarakat lebih berhak mendapatkan dukungan daripada partai politik melalui sekolah, pesantren, rumah sakit, rumah yatim dan layanan sosial lainnya.

Sebelumnya Mendagri Cahyo Kumolo mengusulkan dukungan pembiayaan sebesar 1 trilyun rupiah kepada partai politik untuk mengurangi kemungkinan penyalahgunaan kekuasaaan saat para politisi menjabat.

PBNU Anggap Ormas Lebih Berhak Dukungan Pemerintah daripada Parpol (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Anggap Ormas Lebih Berhak Dukungan Pemerintah daripada Parpol (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Anggap Ormas Lebih Berhak Dukungan Pemerintah daripada Parpol

“Jadi kalau parpol menurut idenya mendagri akan diberikan bantuan cukup besar, saya kira dalam waktu yang bersamaan, ormas keagamaan yang langsung membina bangsa, seperti NU dan Muhammadiyah di lingkungan Islam, demikian juga temen-temen dari agama lain, itu juga diberi bantuan langsung dari alokasi APBN,” katanya di gedung PBNU, Selasa (10/3).?

Pondok Pesantren Tegal

Dengan demikian, pembangunan ini berjalan secara serempak pada sektor-sektor yang dibiayai dan digarap oleh pemerintah maupun sektor yang digarap oleh swasta.?

“NU melalui pesantren dan madrasah, Muhammadiyah melalui sekolahnya, begitu juga Persis, juga ormas Islam yang lain bisa menjangkau kalangan yang selama ini terabaikan dari program pemerintah. Jadi menjadi kekuatan yang menjamah sebagian besar porsi yang seharusnya menjadi porsi pemerintah.”

Pondok Pesantren Tegal

Ia menjelaskan, ormas seperti NU juga mendapat bantuan dari pemerintah, tetapi ibarat kata, kebutuhannya seribu, tetapi bantuan yang diberikan hanya beberapa sen.?

“Kita membantu aktifitas pendidikan, keagamaan, termasuk aktifitas penyadaran kesadaran kewarganegaraan yang dilakukan oleh ormas seperti NU dan Muhammadiyah luar biasa akibatnya.”

Ia mencontohkan andaikan tidak ada NU dan Muhammadiyah, kemudian ada bahaya internasionalisme Islam, negara tidak akan bisa berbuat banyak. “Ini saatnya negara berterima kasih pada mereka, termasuk memberikan anggaran yang signifikan sebagai bagian anggaran negara untuk pembinaan masyarakat.” (mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Santri, Jadwal Kajian Pondok Pesantren Tegal

Rabu, 20 Januari 2016

Tingkatkan Standar, Asrama Haji Medan Setara Hotel Bintang Tiga

Medan, Pondok Pesantren Tegal. Ada yang berbeda di kompleks Unit Pelaksana Teknis (UPT) Asrama Haji Embarkasi Medan. Di salah satu sudut kompleks, saat ini telah berdiri gedung revitaslisasi asrama haji. Gedung yang diberi nama Madinah Al-Munawwarah ini baru saja diresmikan oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Jumat (13/05) siang seperti dikutip dari laman kemenag.go.id.

Tingkatkan Standar, Asrama Haji Medan Setara Hotel Bintang Tiga (Sumber Gambar : Nu Online)
Tingkatkan Standar, Asrama Haji Medan Setara Hotel Bintang Tiga (Sumber Gambar : Nu Online)

Tingkatkan Standar, Asrama Haji Medan Setara Hotel Bintang Tiga

Kepala UPT Asrama Haji Medan Sutrisno mengatakan gedung Madinah Al-Munawwarah setara bintang tiga. Gedung seluas 10.120 meter persegi ini dilengkapi dengan beragam fasilitas yang akan membuat nyaman para pengguna.

“Tahun 2014, asrama haji Medan mendapat kucuran dana SBSN untuk pembangunan gedung revitalisasi senilai 74 miliar dan pembangunannya sampai Februari 2015,” terang Sutrisno dalam laporannya saat peresmian Gedung Revitalisasi UPT Asrama Haji Embarkasi Medan, Jumat (13/05).

Gedung megah lima lantai ini dilengkapi 4 lift dan memiliki beragam fasilitas. Lantai 1, terdiri dari: kamar VIP (1), Superior (1), Standard (46), serta ruang fitness dan restorasi. Lantai 2, terdiri dari: kamar VVIP (1), VIP (2), Superior (1), standard plus (3), standard (46).

Pondok Pesantren Tegal

Lantai 3, terdiri dari: VIP (3), Superior (1), standard plus (3), standard (47). Lantai 4, terdiri dari: kamar standard (31), dan aula berkapasitas 500 orang. “Lantai 5 digunakan untuk aula dengan kapasitas 200 orang,” terang Sutrisno.

Pada musim haji tahun lalu, menurut Sutrisno, gedung ini belum bisa digunakan untuk jamaah karena belum dialiri listrik. Gedung mulai teraliri lsitrik pada awal Februari 2016 dan pertama kali digunakan pada 30 Maret 2016 untuk kegiatan Rapat Evaluasi Peningkatan Asrama Haji sekaligus milad pertama UPT Asrama Haji Embarkasi Indonesia.

Pondok Pesantren Tegal

“Keberadaan asrama haji ini tidak hanya untuk kepentingan jamaah haji sebelum masa maupun saat operasional, tetapi juga di luar musim haji kegiatan pelestarian haji mabrur, syiar dakwah Islam, pengembangan budaya Islam, dan segala bentuk kegiatan keagamaan selalu bergema di asrama haji ini,” kata Sutrisno.

Sutrisno berharap ke depan Asrama Haji bisa menjadi pusat pengembangan Islam di Sumut. Peresmian Gedung Madinah Al Munawwarah juga diharapkan dapat mensosialisasikan keberadaan asrama haji embarkasi Medan sebagai UPT Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah. “Mengubah stigma masyarakat bahwa asrama haji ala kadarnya menjadi pelayanan yang standar dengan hotel bintang 3,” tuturnya.

“Peresmian ini juga untuk mensosialisasikan bahwa tempat penginapan bagi jamaah haji tahun ini menggunakan standar pelayanan setara hotel bintang 3,” tambahnya.

“Bambu lebih indah bila dianyam * Bambu dianyam oleh Pak Lurah. Asrama Haji indah, bersih dan nyaman * Tempatnya nyaman harganya murah.” Red Mukafi Niam?

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Warta Pondok Pesantren Tegal

Rabu, 13 Januari 2016

IPNU-IPPNU UINSA Matangkan Aswaja dengan Safari Ilmiah

Surabaya, Pondok Pesantren Tegal. Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) UIN Sunan Ampel Surabaya mengadakan Safari Ilmiah. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari Dauroh Aswaja yang merupakan fase pengkaderan I setelah Lakmud (Latihan Kader Muda).

Acara yang diselenggarakan di Museum Nahdlatul Ulama Surabaya, Sabtu (9/5), ini dikemas dalam suasana santai namun tetap serius. Sekitar 70 peserta antusias mengikuti acara hingga selesai.

IPNU-IPPNU UINSA Matangkan Aswaja dengan Safari Ilmiah (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU UINSA Matangkan Aswaja dengan Safari Ilmiah (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU UINSA Matangkan Aswaja dengan Safari Ilmiah

Safari Ilmiah bertema “Memantapkan dan Menyamakan Pemahaman Tentang Aswaja” tersebut mempunyai misi agar penerus estafet kepemimipinan di tubuh PK PT IPNU-IPPNU UINSA bisa benar-benar matang dalam memahami Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Pondok Pesantren Tegal

Ketua Steering Committee (SC) Safari Ilmiah Deni Saputra mengatakan, tidak jarang kita temui kelompok-kelompok yang mengklaim dirinya sebagai Ahlus Sunnah wal Jama’ah, namun sejatinya tidak ada Ahlus Sunnah wal Jama’ah dalam diri kelompok-kelompok tersebut.

“Klaim-klaim yang demikian berpotensi membahayakan. Maka pemahaman tentang Aswaja harus kita tuntaskan,” paparnya.

Pondok Pesantren Tegal

Hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut adalah M. Najih Romdloni, S.Th.I dari PC IPNU Kota Surabaya dan Robbah MA, perwakilan dari Pengurus Harian PK PT IPNU UINSA.   

Ketua PK PT IPNU UINSA M Taufikurrozikin mengatakan bahwa Safari Ilmiah merupakan media pengkaderan dan juga pengakraban antarkader. Apalagi dilaksanakan di Museum yang merupakan tempat berkumpulnya saksi bisu dinamika Nahdlatul Ulama.

“Untuk mengenal NU, selain akrab dengan yang bisa bernafas, kita pun juga harus akrab dengan hal yang tak bernafas. Ya dengan barang-barang ini,” ucapnya sembari menunjuk koleksi Museum. (Puguh Apriyanto/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Berita, AlaNu, Nasional Pondok Pesantren Tegal