Kamis, 22 Desember 2011

Ini Instruksi PWNU Aceh Kepada Peserta Muskerwil

Banda Aceh, Pondok Pesantren Tegal



Untuk melengkapi struktur organisasi di tingkat kecamatan Ketua Tanfidziyah (Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama) PWNU Aceh Tgk. H. Faisal Ali menginstruksikan kepada seluruh Pengurus Cabang (PC) NU kabupaten/kota se-Aceh untuk segera melengkapi kepengurusan di tingkat kecamatan bahkan sampai ke tingkat ranting.

Ini Instruksi PWNU Aceh Kepada Peserta Muskerwil (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Instruksi PWNU Aceh Kepada Peserta Muskerwil (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Instruksi PWNU Aceh Kepada Peserta Muskerwil

?

“Ke depan semua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama harus memiliki kantor sekretariat yang memadai sehingga koordinasi antara sesama pengurus NU, Badan Otonom, Lembaga dan Lajnah NU bisa dilakukan secara rutin,” tambah Faisal Ali dalam Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) NU Aceh di Aula Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) MPU Aceh, Sabtu(19/03/2016).

?

Hal senada juga diperkuat oleh Sekretaris Tanfidziyah, Tgk. Asnawi M. Amin. Ia berharap ke depan PCNU harus Aktif melaksanakan kegiatan pengkaderan di berbagai tingkat mulai dari IPNU, IPPNU, PMII, Fatayat, dan GP Ansor juga harus aktif mengadakan kajian-kajian keilmuan dalam konteks Ahlussunah wal ? Jamaah (Aswaja). Ia juga mengatakan, warga NU akan datang bisa memiliki Kartanu. ?

Pondok Pesantren Tegal

?

“Setiap warga NU harus ada Kartanu (kartu tanda anngota NU) yang Insya Allah juga sebagai ATM kerjasama PBNU dengan Bank Mandiri,” tutup Asnawi dihadapan peserta Mukerwil yang terdiri dari jajaran Pengurus Wilayah NU Aceh, Pengurus Cabang NU se-Aceh (Ismi Amran/Mukafi Niam)

Pondok Pesantren Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Makam, Warta, Daerah Pondok Pesantren Tegal

Senin, 28 November 2011

Jadi Milik NU, UIJ Didorong Fokus Kembangkan Diri

Jember, Pondok Pesantren Tegal. Universitas Islam Jember (UIJ)? harus fokus mengembangkan diri sebaik mungkin untuk menjadi perguruan tinggi yang bonafide dan dibanggakan Nahdliyin. Dorongan ini mengemuka dari Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember KH. Muhyiddin Abdusshomad.

Jadi Milik NU, UIJ Didorong Fokus Kembangkan Diri (Sumber Gambar : Nu Online)
Jadi Milik NU, UIJ Didorong Fokus Kembangkan Diri (Sumber Gambar : Nu Online)

Jadi Milik NU, UIJ Didorong Fokus Kembangkan Diri

Ia menyampaikannya saat memberikan taushiyah dalam acara halal bihalal Yayasan Pendidikan Nahdlatul Ulama (YPNU) di aula gedung UIJ, Selasa (12/8).

Menurut Kiai Muhyiddin, saat ini UIJ secara de facto maupun de jure sepenuhnya milik NU menyusul terbitnya keputusan Menkumham beberapa waktu lalu yang membenarkan UIJ adalah milik NU Jember.

Pondok Pesantren Tegal

“Sekarang kita tidak lagi diribetkan dengan persoalan internal khususnya soal kepemilikan UIJ. Seharusnya UIJ bisa berkembang lebih cepat. Sekarang UIJ sepenuhnya milik NU Jember. Tidak seperti dulu, yang diklaim milik? elemen-elemen NU. Sekarang Ketua NU Jember otomatis menjadi Ketua YPNU,” ujarnya.

Pondok Pesantren Tegal

Kendati demikian, Kiai Muhyiddin mengaku bersyukur karena UIJ sudah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Ini bisa dilihat dari perhatian dan kepedulian Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU) yang bersedia menjadi posko penerimaan mahasiswa baru belum lama ini.

“Jadi warga NU sudah merasa memiliki UIJ, dan ini sangat positif. Tinggal kita harus bisa mengimbangi mereka dengan pelayanan yang lebih bagus dan fasilitas yang lebih komplet,” jelasnya seraya menegaskan bahwa UIJ merupakan satu-satunya perguruan tinggi yang sangat diharapkan sebagai kawah candradimukanya para kader NU menjadi sarjana yang? mumpuni dan militan ke-NU-annya.

Halal bihalal tersebut dihadiri oleh hampir semua petinggi YPNU dan pengurus NU Jember, mulai dari jajaran syuriyah hingga tanfidziyah dan para kiai. Ketua PCNU Jember KH. Abdullah Syamsul Arifin berhalangan hadir karena masih ada di luar kota. (Aryudi A. Razaq/Mahbib)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Tegal, AlaNu Pondok Pesantren Tegal

Sabtu, 29 Oktober 2011

Yenny Wahid: Indonesia “Surganya” Kaum Muslimin

Jepara, Pondok Pesantren Tegal. Yenny Wahid, putri kedua pasangan Abdurrahman Wahid dan Sinta Nuriyah ini mengaku sudah mengunjungi lebih dari 50 negara. Dari kunjungan ke berbagai negara itu, ia merasa lega tatkala sudah kembali ke tanah air.?

“Kalau saya sudah kembali ke Indonesia nikmatnya sungguh luar biasa,” akunya dalam Maulid dan Tausiyah di Pesantren At-Taqiy, Desa Kalipucang Kulon Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara, Selasa (17/5) malam.?

Di Indonesia, kata alumnus Universitas Harvard, Boston itu, warga bisa sekolah hingga ke jenjang tertinggi. Yenny merasa prihatin dengan apa yang terjadi di Nigeria. Di sana anak-anak kesulitan sekolah. Alih-alih mereka malah diculik oleh Bokoharam dan dijadikan budak seks.?

Yenny Wahid: Indonesia “Surganya” Kaum Muslimin (Sumber Gambar : Nu Online)
Yenny Wahid: Indonesia “Surganya” Kaum Muslimin (Sumber Gambar : Nu Online)

Yenny Wahid: Indonesia “Surganya” Kaum Muslimin

“Ironis pula yang terjadi di Afganistan. Anak-anak yang hendak sekolah harus berhadapan dengan tentara Taliban. Di China kondisinya juga demikian. Ingin sembahyang dilarang oleh Polisi negara tersebut,” kata perempuan bernama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid ini.?

Yenny menegaskan bahwa Indonesia merupakan "surga" bagi kaum muslimin. Selain bisa sekolah sampai S3, seorang ibu bisa leluasa pergi ke pasar naik motor sendiri tanpa harus ditemani seorang lelaki.?

“Di Saudi nyetir saja dilarang. Nyoblos juga tidak boleh. Sehingga hak-hak perempuan sangat didiskriminasi,” tegasnya pada hadirin yang memadati kompleks pesantren asuhan KH Nur Cholis.?

Pondok Pesantren Tegal

Yenny menambahkan kondisi yang sudah baik itu harus terus dijaga. “Mari kita perkuat iman dan Islam kita jangan sampai rapuh,” imbuhnya.?

Sementara itu, Sinta Nuriyah menekankan kepada hadirin akan pentingnya menuntut ilmu. Menurut istri almarhum Gus Dur ini, dengan ilmu pengetahuan seseorang akan bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.?

Sebab itu, ia sangat mengagumi RA Kartini. Karena menurutnya perempuan asli Jepara ini berhasil mengangkat harkat dan derajat kaum wanita. (Syaiful Mustaqim/Zunus)?

Pondok Pesantren Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Quote, Daerah Pondok Pesantren Tegal

Kamis, 20 Oktober 2011

Tidak Tepat, Tasawuf Diterjemahkan Mistisisme

Semarang, Pondok Pesantren Tegal. Tasawuf adalah adab atau moralitas yang mengatur kehidupan manusia dengan manusia, dengan alam dan dengan Tuhan. Jadi tidak tepat jika tasawuf diterjemahkan oleh para pengamat menjadi "mistisisme".

Tidak Tepat, Tasawuf Diterjemahkan Mistisisme (Sumber Gambar : Nu Online)
Tidak Tepat, Tasawuf Diterjemahkan Mistisisme (Sumber Gambar : Nu Online)

Tidak Tepat, Tasawuf Diterjemahkan Mistisisme

“Penerjemahan tasawuf sebagai mistisisme dalam kamus atau kajian-kajian tasawuf adalah kurang tepat,” kata Ketua Umum Mahasiswa Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah (MATAN) H Hamdani Mu’in dalam Café Sufi MATAN Komisariat IAIN Walisongo Semarang yang bertempat di Masjid Al-Fithroh Kampus II IAIN Walisongo Semarang pada Kamis (29/11) lalu. 

“Dalam anggapan masyarakat umum mistisisme itu urusannya dengan dukun atau paranormal,” tambahnya. 

Pondok Pesantren Tegal

KH M. Masroni, Sekretaris Umum Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah, dalam Café Sufi yang kali ini bertema “Mereduksi Mistisisme Thariqah” kesempatan itu menjelaskan, thariqah yang merupakan praktik bertasawuf adalah sebuah jalan yang dilalui seseorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Pondok Pesantren Tegal

Thariqah oleh sebagian orang juga disebut prakti mistis. Ini juga tidak benar. “Thariqah itu mengajarkan disiplin dalam berbagai hal, baik dengan sesama manusia maupun dengan Allah,” kata pengasuh Pondok Pesantren Sunan Gunung Djati, Ba’alawi Gunungpati, Semarang itu.

Tariqah juga tidak identik dengan kejumudan. “Bilamana ada orang yang mengatakan thariqah itu menyebabkan kejumudan, maka hal itu tidak benar dan ahistoris. Ini dapat dilihat bahwa para pejuang dan pahlawan bangsa dan negara adalah orang yang mengikuti thariqah dengan cara yang benar,” jelasnya.

Lebih lanjut, Masroni menjelaskan, thariqah itu sudah ada pada zaman Rasulullah. Ini dapat dibuktikan dengan jalan beliau mendekatkan diri pada Tuhan dengan cara menyepi di Gua Hira’, beristighfar ratusan kali setelah salat dan lain sebagainya. “Jadi itu bukan bid’ah, tapi sunnah nabi,” tambahnya.

Meskipun sederhana, diskusi ini berjalan aktif yang ditandai dengan banyaknya peserta yang bertanya kepada narasumber. Menurut Aufal Chima, salah satu panitia, acara tersebut memang didesain berupa diskusi agar peserta lebih aktif dan bisa bertanya langsung ke narasumber. Peserta diskusi terdiri dari mahasiswa berbagai fakultas di IAIN Walisongo Semarang, Unwahas, Udinus dan beberapa kampus yang berada di sekitar Semarang.

“Rencananya acara seperti ini akan kami gelar setiap sebulan sekali agar pemahaman teman-teman tentang tasawwuf tidak hanya dalam angan, tapi juga berpengaruh dalam tindakan,” tutur Abdul Ghofur, Ketua MATAN Komisariat IAIN Walisongo Semarang.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Muhammad Akmaluddin

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Doa Pondok Pesantren Tegal

Jumat, 07 Oktober 2011

Sarasehan Kaum Santri Untuk Kedigdayaan NKRI

Jember, Pondok Pesantren Tegal - Kendati Hari Santri Nasional? (HSN) sudah terlewati hampir, tapi masyarakat untuk memperingati momentum tersebut masih sangat besar. Hal ini misalnya bisa dilihat dari kegiatan yang dilakukan oleh Pengurus Cabang Rabithah Ma’ahid Islamiyyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Kabupaten Jember. Dalam rangka menyemarakkan? HSN, organisasi yang menjadi wadah pesantren-pesantren NU tersebut menggelar Sarasehan Ilmiah Kaum Santri? di aula Universitas Islam Jember (UIJ), Ahad? (20/11). Sarasehan yang mengambil tema “Manifesto Santri Untuk Kedigdayaan NKRI” tersebut dipandu Ketua LTN NU Surabaya Rijal Mumazziq.

Dalam sambutannya, ketua panitia, Khoirus Sholihin mengatakan bahwa kaum santri telah menjadi salah satu komponen penting bagi bangsa Indonesia sejak pra-kemerdekaan hingga kini, sehingga keberadaan santri harus mampu menjawab dan mengatasi segala bentuk permasalahan di berbagai bidang, dengan pendekatan khas NU yang rahmatan lil-alamin dan mengedepankan kebersamaan.

“Peran santri sangat ditunggu bangsa ini. Yaitu peran yang tidak hanya sebatas gerakan dan seruan moral, tapi juga peran di bidang pemberdayaan ekonomi umat dan sebagainya. Terhadap persoalan yang ada, bagaimana santri bisa memberikan solusi dengan mengedepankan kepentingan bangsa, bukan ego pribadi atau ego sektoral,” ujarnya.

Dalam? acara sarasehan tersebut, secara spontanitas juga dibentuk Indonesian Santri Club (ISC). Menurut Ketua PC RMI Jember ? KH Ahmad Junaidi Ghazali, klub santri tersebut akan terus dihidupkan untuk menyikapi kondisi-kondisi bangsa terkini sebagai sumbangsih dalam mengatasi persoalan? yang terjadi.

Sarasehan Kaum Santri Untuk Kedigdayaan NKRI (Sumber Gambar : Nu Online)
Sarasehan Kaum Santri Untuk Kedigdayaan NKRI (Sumber Gambar : Nu Online)

Sarasehan Kaum Santri Untuk Kedigdayaan NKRI

“Indonesian Santri Club (ISC) ini akan menjadi agenda rutin sekaligus sebagai maskot PC RMINU Jember, guna merespon isu-isu aktual baik di lingkup lokal, nasional, hingga global, dengan mengundang tokoh dan pakar di bidangnya masing-masing,” jelasnya.

Sementara itu, Rijal berharap agar sarasehan tersebut dapat menggugah kemandirian santri di bidang pemikiran, ekonomi dan politik kebangsaan, sebagaimana tergambar dalam tiga pilar organisasi embrio NU, yakni Tashwirul Afkar, Nahdlatut Tujjar dan Nahdlatul Wathan.

“Karena dengan kemandirian tersebut, saya yakin bangsa ini akan menjadi bangsa yang kuat, berdaulat, berkeadilan, makmur, digdaya dan bebas dari segala bentuk penjajahan,” cetusnya.

Pondok Pesantren Tegal

Sarasehan tersebut dihadiri oleh perwakilan pondok pesantren, Assosiaisi Para Lora dan Gus (Asparagus)? dan beberapa organisasi kemahasiswaan. ? (aryudi a. razaq/abdullah alawi)



Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal

Pondok Pesantren Tegal Daerah Pondok Pesantren Tegal

Kamis, 08 September 2011

Dua Tim SMA Pesantren Nuris Raih Juara Olimpiade Ekonomi

Jember, Pondok Pesantren Tegal - Dua tim SMA Nurul Islam (Nuris), Antirogo, Jember, Jawa Timur berhasil meraih juara dalam Olimpiade Ekonomi se-Jawa Timur dan Bali, akhir pekan lalu. Olimpiade Ekonomi tersebut dihelat di lima rayon,? yaitu rayon Jember, Madiun, Malang, Surabaya, dan Bali dengan melibatkan 108 tim.

Tim 1 SMA Nuris? beranggotakan? Zulfa Maulida dan Nanang Khoirul Anam. Sementara tim 2 SMA Nuris digawangi Ulfatun Nikmah dan Rizqi Amalya S. Di babak penyisihan, dua tim SMA yang bernaung di bawah Pondok Pesantren Nuris, Antirogo, Jember itu menang, hingga melaju ke babak semi final bersama 15 tim lainnya dari seluruh rayon.

Dua Tim SMA Pesantren Nuris Raih Juara Olimpiade Ekonomi (Sumber Gambar : Nu Online)
Dua Tim SMA Pesantren Nuris Raih Juara Olimpiade Ekonomi (Sumber Gambar : Nu Online)

Dua Tim SMA Pesantren Nuris Raih Juara Olimpiade Ekonomi

“Di babak semifinal persaingan sangat ketat. Seluruh tim harus melewati satu tahapan yang disebut runthink, yang mengharuskan kami berpikir cepat dalam menjawab seluruh pertanyaan,” ujar Nanang Khoirul Anam kepada Pondok Pesantren Tegal di Nuris, Rabu (5/10).

Pondok Pesantren Tegal

Dari? babak? ini, diambil lima besar untuk menuju grand final tahap satu dengan sesi? presentasi. Di babak ini,? dua tim SMA Nuris tersebut berhasil melewatinya dengan baik hingga masuk tiga besar untuk berlaga di grand final tahap dua dengan? sesi cerdas cermat.

Di sesi puncak ini, tim 2 SMA Nuris berhasil keluar sebagai juara pertama. Sedangkan tim 1 SMA Nuris membuntuti di belakangnya,? sebagai juara kedua. Dengan demikian, kedua tim tersebut berhak meraih Piala Gubernur dan Piala Rektor. “Alhamdulillah, kami bisa. Dan kami bangga,” tutur Nanang Khoirul Anam, siswa? kelas XI (IPS) SMA Nuris tersebut.

Pondok Pesantren Tegal

Rasa bangga juga terekam dari mimik pengasuh Pondok Pesantren Nuris, Ra Robith Qashidi. Menurutnya, keberhasilan santri mengukir prestasi di event-event umum dengan tema-tema umum pula di tengah kepungan siswa-siswa hebat dari sekolah umum, sungguh membanggakan.

“Kami berkomitmen untuk mencetak santri-santri yang mumpuni, baik di sisi pendidikan umum maupun agama dengan back ground Aswaja,” ujarnya. (Aryudi A. Razaq/Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Nahdlatul, Kajian Sunnah, Pendidikan Pondok Pesantren Tegal

Minggu, 04 September 2011

Awal November, Peringatan Pengukuhan Wayang sebagai Pusaka Dunia Dimulai

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Yayasan Pesantren Kaliopak, Yogyakarta, akan menggelar peringatan 11 tahun pengukuhan wayang sebagai Adikarya Pusaka Kemanusiaan Dunia oleh Lembaga Kebudayaan PBB (UNESCO). Kegiatan digelar selama sebulan, 1 November – 6 Desember 2014, dipusatkan di Kompleks Pesantren Kaliopak, Piyungan, Yogyakarta.

Rangkaian acara peringatan dilaksanakan oleh Komunitas Rumah Budaya Nusantara Pesantren Kaliopak Piyungan Yogyakarta, atas bantuan dana dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dan dukungan-dukungan lain dari berbagai lembaga, individu dan komunitas budaya yang peduli.

Awal November, Peringatan Pengukuhan Wayang sebagai Pusaka Dunia Dimulai (Sumber Gambar : Nu Online)
Awal November, Peringatan Pengukuhan Wayang sebagai Pusaka Dunia Dimulai (Sumber Gambar : Nu Online)

Awal November, Peringatan Pengukuhan Wayang sebagai Pusaka Dunia Dimulai

Awal November, Sabtu-Ahad (1-2/11) kegiatan dimulai dengan acara peluncuran di gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, bersamaan dengan pelaksanaan Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar NU.

Pondok Pesantren Tegal

Selanjutnya, peringatan Pengukuhan Wayang sebagai Pusaka Dunia akan dipusatkan di Pesantren Kaliopak Yogyakarta, dimulai dengan Diskusi Pendahuluan “Epos Mahabharata, Lakon-Lakon Wayang Jawa dan Cultural Studies” pada 10 November bersama Ki Herman Sinung Janutama (Spiritualis Jawa di Yogyakarta), Dr. St. Sunardi (Dosen IRB, Univ Sanata Dharma Yogyakarta), dan Dr. Holland C. Taylor (Spiritualis dan Ahli Sastra Jerman dari Harvard University USA).

Kegiatan dilanjutkan dengan Seminar Nasional “Wayang dan Krisis Manusia Nusantara, Prof. Dr. Sri Heddy Ahimsa Putra (UGM), Dr. Sindhunata SJ. (Majalah Basis), M. Jadul Maula (Pesantren Kaliopak) pada 17 November. Rais Aam PBNU KH Musthofa Bisri dijadwalkan menyampaikan pidato iftitah dalam seminar ini.

Pondok Pesantren Tegal

Rangkaian kegiatan dilanjutkan hingga 6 Desember berturut-turut mulain Belajar Bersama “Pesantren, Wayang, dan Jatidiri Bangsa”, Pameran Bentuk-bentuk dan Komik Wayang, Lomba Mewarnai dan Dongeng Wayang, Wayang Edukatif, Pentas Seni Tradisi dan Modern, dan Pagelaran Wayang Kulit.

Pagelaran Wayang Kulit diselenggarakan pada 6 Desember sebagai puncak acara, sekaligus penutup kegiatan pameran dan rangkaian event publik lainnya, akan digelar wayang kulit semalam suntuk, dengan lakon “Ilange Pusaka Jamus Kalimasadha”, dalang Ki Gondo Suharno. (A. Khoirul Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Habib Pondok Pesantren Tegal

Jumat, 26 Agustus 2011

Perpisahan SMA NU, Alumni Dihimbau Berpegang Teguh Paham Aswaja

Sumenep, Pondok Pesantren Tegal 

Siswa akhir SMA Nahdatul Ulama Sumenep menggelar perpisahan di Gedung Pendidikan dan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara Kolor Sumenep, Sabtu (19/5) pagi.

Perpisahan SMA NU, Alumni Dihimbau Berpegang Teguh Paham Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)
Perpisahan SMA NU, Alumni Dihimbau Berpegang Teguh Paham Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)

Perpisahan SMA NU, Alumni Dihimbau Berpegang Teguh Paham Aswaja

Sebanyak 46 siswa kelas XII, yang terdiri dari 29 siswa putra dan 17 siswa putri menangis haru saat menyanyikan lagu perpisahan. Sebagai ucapan terima kasih kepada semua guru yang telah membina dan membimbing hingga lulus, para siswa memberibunga kepada para guru sebagai simbol ucapan terima kasih.

Kegiatan tersebut dihadiri sekitar 200 undangan yang terdiri dari wali murid, Pengelola dan guru SMA NU, perwakilan dari UPT Pendidikan Sumenep, tampak juga hadir mantan Bupati Sumenep sekaligus Wakil Rais Syuriyah PCNU Sumenep KH Moh. Ramdlan Siraj.

Pondok Pesantren Tegal

Kepala Sekolah dalam sambutannya menghimbau agar siswa Nahdiyyin tetap berpegang teguh kepada ajaran Ahlussunnah wal jamaah. Pendidikan keaswajaan sangat penting ditanamkan sejak dini kepada para peserta didik agar watak Aswaja yang mencerminkan pluralitas dan menjunjung tinggi syariat beragama mampu diserap dengan baik, sehingga akan terbentuk karakter manusia yang benar-benar tawaddu dan tasammuh.

Pondok Pesantren Tegal

“Sebagai warga dan siswa Nahdiyyin harus mencerminkan sifat dan watak ke-Aswaja-an kita. Momentum perpisahan ini sebagai refleksi dan ajang evaluasi kita agar para peserta didik tidak bertindak preman dan foya-foya dalam mengekspresikan kegembiraan menyambut pelulusan tanggal 26 Mei mendatang,” ungkap Gofur.

Ia juga tidak mengijinkan siswanya corat-coret baju dan mengadakan konvoi. Hal itu, menurutnya, pekerjaan yang tidak mencerminkan watak Nahdiyin. “Ekspresikan rasa kegembiraan itu dengan memperbanyak syukur kepada Allah,” katanya. 

 

Redaktur     : Mukafi Niam

Kontributor: Hendriyanto, M Kamil Akhyari

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Ulama Pondok Pesantren Tegal

Sabtu, 20 Agustus 2011

Gus Mus: Beragama Harusnya Enak, Kok Malah Dipersulit?

Malang, Pondok Pesantren Tegal - Islam di Indonesia saat ini lebih banyak memperlihatkan wajah marah daripada ramah. Mengapa begitu? Hal ini karena esensi dakwah telah menghilang dan luput dari karakter pendakwah Muslim di negeri ini.

Demikian pesan KH Mustofa Bisri (Gus Mus) dalam Silaturahmi dan Tausyiah di Masjid Universitas Negeri Malang, Malang, Jawa Timur, Selasa (23/8/2016).

Gus Mus: Beragama Harusnya Enak, Kok Malah Dipersulit? (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Mus: Beragama Harusnya Enak, Kok Malah Dipersulit? (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Mus: Beragama Harusnya Enak, Kok Malah Dipersulit?

Dalam agenda ini, mustasyar PBNU ini didampingi Rektor Universitas Negeri Malang (UM) Ah. Rofiuddin dan segenap jajaran pimpinan kampus UM, serta guru besar, dosen dan pengurus NU Kota Malang dan Kabupaten Malang.

Dalam ceramahnya, Gus Mus menyampaikan pentingnya ruhuddakwah (semangat mengajak), yang harus dimiliki oleh ustadz, pendakwah, dan segenap umat Muslim negeri ini. "Di antara krisis umat Islam adalah krisis ruhud-dakwah," terangnya. Menurut Gus Mus, hilangnya ruh dakwah akan menjadikan pesan Islam menjadi melenceng dari apa yang diperintahkan Allah.

Pondok Pesantren Tegal

Gus Mus juga mengecam para pendakwah yang bersikap keras dan cenderung main hakim sendiri, tanpa ada ajakan dengan kedamaian dan rahmat. "Semua sedang berjalan menuju Allah. Ada yang mampir, ada yang bergeser. Tapi semua belum sampai ke tujuan. Jika masih di jalan, tapi belum sampai kok disikat," ujar Gus Mus, di hadapan ribuan mahasiswa dan dosen.

Pondok Pesantren Tegal

Lebih lanjut, Gus Mus menjelaskan bahwa Rasulullah Muhammad diutus untuk berdakwah dan mengajarkan cinta, bukan melaknat manusia. "Buitstu daaiyan, saya diutus untuk berdakwah bukan melaknat. Itulah ungkapan Nabi Muhammad," kisah Gus Mus.

Dalam esensi dakwah dengan cinta, Nabi Muhammad senantiasa bersabar dan terus mengajak kepada kebaikan, meski dibalas musuhnya dengan kejam. Namun, kesabaran Nabi Muhammad membuahkan hasil dengan Islam yang berkembang pesat.

"Kalian tahu siapa Khalid bin Walid? Khalid bin Walid itu anaknya Walid al-Mughirah, yang merupakan tokoh yang memusuhi Nabi Muhammad. Kalian mengenal Hindun? Perempuan bernama Hindun, istrinya Abu Sufyan, yang dahulu pernah memakan jantungnya Sayyidina Hamzah, di perang Uhud. Setelah masuknya Islam, Hindun sangat mencintai Nabi Muhammad, sebagai pujaan dan panutan," terang Gus Mus.

Gus Mus mengimbau kepada umat Muslim, khususnya pendakwah agar memahami bab tobat. Ia mengatakan bahwa tobat itu sampai pada akhir hayat, sebelum nyawa dicabut, setiap manusia bisa bertobat.

"Sunan Kalijaga ketika masih menjadi Brandal Lokajaya, itu merupakan begal. Kalau pada masa itu Sunan Bonang bersikap keras, maka ya tidak ada Sunan Kalijaga," kisah Gus Mus.

Dalam taushiyahnya, Gus Mus mengimbau agar umat Muslim mengedepankan akhlak dan memudahkan kesulitan.

"Yuriidu bikumul yusra walaa yuriidu bikumul usra. Allah menghendaki kalian gampang, dan tidak menghendaki kalian sulit. Allah itu tidak ingin kita itu sulit, kok kita malah mempersulit," terang Gus Mus.

Gus Mus menambahkan bahwa beragama itu seharusnya menjadi kenikmatan. "Beragama itu harusnya enak, tapi kok sekarang malah dipersulit? Islam itu harusnya rahmatan lil alamin (kasih sayang bagi seluruh alam), tapi kayaknya malah jadi lanatan lil alamiin (laknat bagi seluruh alam)," jelas Gus Mus.

Dalam agenda ini, Gus Mus berpesan kepada mahasiswa dan akademisi untuk teguh mengaji, tekun belajar, dan memberi kontribusi pada NKRI. Ia juga berharap agar kampus UM menjadi universitas yang memberi manfaat pada kehidupan, dan turut berkontribusi pada kebaikan Indonesia. (Munawir Aziz/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Ubudiyah, Kajian Pondok Pesantren Tegal

Senin, 08 Agustus 2011

Tokoh Syiah Minta Rakyat Irak Lukis Pesan Anti-AS

Baghdad, Pondok Pesantren Tegal. Tokoh Syiah Irak Muqtada al-Sadr, Senin (30/4), meminta rakyat Irak untuk melukiskan pesan-pesan anti AS di sekitar Baghdad dengan lukisan dinding sebagai simbol "wajah jelek" pasukan AS di Irak.

Pasukan AS dan Irak secara bertahap sedang membangun dinding-dinding di sekitar Baghdad yang disebut para komandan pasukan AS dan Irak dirancang untuk menghindarkan rakyat Irak dari kekerasan sektarian.

Tokoh Syiah Minta Rakyat Irak Lukis Pesan Anti-AS (Sumber Gambar : Nu Online)
Tokoh Syiah Minta Rakyat Irak Lukis Pesan Anti-AS (Sumber Gambar : Nu Online)

Tokoh Syiah Minta Rakyat Irak Lukis Pesan Anti-AS

Namun, sebagian besar rakyat Irak menganggap barikade-barikade yang dibangun pasukan AS dan Irak itu hanya akan meningkatkan ketegangan antara kaum Sunni dan Syiah.

Pondok Pesantren Tegal

Dewan Baghdad telah meminta para seniman profesional untuk melukis di dinding-dinding dengan dengan lanskap dan pemandangan-pemandangan yang menggambarkan keindahan alam Irak. Namun Sadr sebagai orator olong memiliki pandangan yang lebih dramatis.

Seperti dilaporkan sumber AFP, Sadr meminta agar para seniman itu "menggambar kejelekan dan watak teroris pendudukan pasukan AS, penghasutan, bom-bom mobil, darah dan sejenisnya yang mereka bawa kepada rakyat Irak".

Pondok Pesantren Tegal

"Lukis peradaban Irak dan kejelekan pasukan pendudukan (AS). Lukis wajah cerah (rakyat) Irak dan wajah jelek pasukan pendudukan tersebut," ungkap Sadr.

Sadr juga meminta agar para seniman melukiskan segala penderitaan yang disebabkan oleh pasukan AS dan sekutunya sejak 2003 silam. (dar)Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Bahtsul Masail Pondok Pesantren Tegal

Abu Madyan Al Ghauts, Sufi Agung dari Andalusia

Oleh Idris Sholeh



Abu Madyan Al Ghauts, siapa yang tidak kenal dengan nama ini? Dialah sufi agung dari wilayah Islam paling barat. Nama lengkapnya adalah Abu Madyan Syuaib bin Husein Al Anshari Al Andalusi. Para pengagumnya menyebut dia sebagai sang sufi terbesar sepanjang sejarah, dia dianggap sebagai syaikhul masyayikh (mahaguru) karena keberhasilannya dalam menggabungkan antara syariat dan hakikat. Dia termasuk salah satu wali abdal pada masanya, dan sangat dikenal karena memiliki sifat takwa, wara, dan zuhud. Ia lahir di kota Qunthiyanah Sevilla Andalusia pada tahun 509 H. Pernah menempuh pendidikan di kota Fez Maroko, dan menetap di kota Bejaia.

Abu Madyan Al Ghauts, Sufi Agung dari Andalusia (Sumber Gambar : Nu Online)
Abu Madyan Al Ghauts, Sufi Agung dari Andalusia (Sumber Gambar : Nu Online)

Abu Madyan Al Ghauts, Sufi Agung dari Andalusia

Abu Madyan terlahir menjadi anak yatim dan menjalani kehidupan yang sangat sederhana sehingga telah membentuk kepribadian yang memiliki tekad sangat kuat. Al Tadili meriwayatkan cerita dari Muhammad Al Anshari yang mendengar langsung dari Abu Madyan tentang awal mula kehidupannya. "Aku adalah seorang anak yatim dari Andalusia, saudara-saudaraku mempekerjakanku sebagai penggembala ternak mereka. Setiap kali aku melihat orang shalat atau membaca Al-Quran, aku selalu tertarik dan terpesona, maka aku mendekati dan memperhatikan mereka. Namun, aku seringkali berduka lantaran tidak bisa menghafal Al-Quran dan tidak tahu cara shalat. Seketika itulah muncul keinginan yang sangat kuat dalam diriku untuk meninggalkan gembalaan agar aku bisa belajar Al-Quran dan mempelajari syariah."

Salah satu guru Abu Madyan di kota Fez adalah seorang pakar fikih bernama Abu Hasan Ali bin Ghalib (w 592 H), kepada beliau juga, Abu Madyan belajar ilmu hadits yaitu kitab As-Sunan karya Abu Isa Al Tirmizi. Sedangkan mengenai ilmu tasawuf, beliau berguru kepada Abu Abdullah Al Daqqaq dan Abu Yaza Yalnur bin Maimun. Tentang guru-gurunya, Abu Madyan pernah bercerita "Saya mendengarkan cerita-cerita orang shaleh sejak zaman Uwais Al Qarni hingga sekarang, tidak ada yang menakjubkan bagiku selain tentang sosok Abi Yaza, dan tidak ada kitab yang menakjubkan bagiku selain kitab Ihya Ulumuddin karya Al Ghazali."

Karena kemasyhuran Abu Madyan atas keluasan ilmu dan karamahnya, akhirnya banyak orang-orang yang menimba ilmu kepadanya. Di antara murid-murid beliau adalah : 

Pondok Pesantren Tegal

1. Abdurrazaq Al Jazuli, kuburan beliau terletak di kota Alexandaria Mesir. Seperti dilansir oleh Ibnu Qanfazd dalam kitab Al Wafayat, beliau adalah salah satu guru dari Sidi Abi Muhammad Abdul Aziz Al Mahdawi dan Abi Baqa Abdullah.

2. Jafar bin Sidi Bunnah Al Khazai. Murid Abu Madyan ini pernah yang disebutkan oleh Lisanudin Ibnu Khatib dalam kitab Al Ihathah fi Akhbar Al Gharnathah.

3. Abdussalam bin Masyisy, beliau adalah salah satu guru dari tokoh besar yaitu Abu Hasan Al Syazili.

Pondok Pesantren Tegal

Diakhir hidupnya, beliau difitnah oleh orang-orang yang dengki dan iri atas kemasyhuran namanya, sehingga mereka memprovokasi penguasa Muwahidin pada saat itu yaitu Yakub Al Mansur dengan menyematkan kepadanya sebutan ulama Zindiq. Akhirnya beliau meninggalkan kota Bejaia menuju kota Tlemcen sampai akhir hayatnya pada tahun 594 H.

Salah satu karya beliau yang sangat terkenal adalah qasidah Ma Lazdah Al Isy . Berikut sebagian kutipan dan pesan-pesan yang terkandung didalamnya :

1. ? ? ? ? ? ? *** ? ? ? ?

Tidak ada kenikmatan hidup kecuali berteman dengan orang-orang fakir

Mereka adalah para sultan, para pemimpin dan para penguasa



2. ? ? ? ? *** ? ? ? ? ?

Maka bertemanlah dan bersikap baiklah di dalam majelis-majelis mereka

Dan tinggalkanlah kepentingan pribadimu sekalipun mereka menawarkan kepadamu



3. ? ? ? ? ? *** ? ? ? ? ? ?

Manfaatkanlah waktu, dan hadirlah selalu bersama mereka

Ketahuilah! sesungguhnya keridhaan itu tercurahkan khusus bagi orang yang hadir



4. ? ? ? ? ? *** ? ? ? ? ?

Ikutilah seorang guru dalam segala hal, semoga

Kebaikannya akan memberikan pengaruh kepadamu.

Penulis adalah wakil ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU), kepala Pondok Pesantren Luhur Al Tsaqafah Ciganjur Jakarta.

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal IMNU, Kajian Sunnah Pondok Pesantren Tegal

Selasa, 26 Juli 2011

PMII Jabar Minta Kadernya Siaga Bencana

Bandung, Pondok Pesantren Tegal - Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Barat mengeluarkan instruksi untuk kader-kadernya agar siaga bencana di daerahnya masing-masing. Siaga bencana ini sejalan dengan maraknya bencana yang terjadi di beberapa daerah seperti Bandung, Garut, Sumedang, Subang, Karawang, Sukabumi, Cianjur dan beberapa daerah lain di Jawa Barat.

"Dalam beberapa hari terakhir memang sudah terjadi sejumlah bencana baik banjir maupun longsor di beberapa daerah di Jawa Barat," ujar Sekretaris PMII Jawa Barat Ayi Sofwanul Umam (Obay), Selasa (15/11).

PMII Jabar Minta Kadernya Siaga Bencana (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Jabar Minta Kadernya Siaga Bencana (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Jabar Minta Kadernya Siaga Bencana

Berdasarkan hasil observasinya, Obay ini menyebutkan ihwal kemungkinan bencana akan terus terjadi sampai beberapa bulan ke depan.

"Saya mendapatkan informasi bahwa Jawa Barat ini masuk dalam kategori daerah rawan bencana sampai Mei 2017 mendatang," jelasnya.

Pondok Pesantren Tegal

Berdasarkan hal tersebut, lanjut dia, kader-kader PMII harus menjadikan Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII sebagai spirit untuk melakukan kontribusi nyata terhadap masyarakat ketika berbicara konteks hablum minan nas (hubungan sesama manusia, red) dan hablum minal alam (hubungan dengan alam, red).

Pondok Pesantren Tegal

"Bahwa tugas aktivis PMII itu sejauh mana memberikan manfaat terhadap sosial masyarakat sekecil apapun," tegasnya.

Menyikapi hal tersebut, pihaknya berharap agar kader-kader PMII di Jawa Barat senantiasa memberikan terobosan konstruktif untuk masyarakat.

"Dua hal PR besar yang harus dikerjakan oleh kader PMII, yakni menumbuhkan kesadaran terhadap sosial untuk mempertajam analisa dan pendampingan terhadap masrayakat," pungkas Mantan Ketua PMII Cianjur tersebut. (Ade Mahmudin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Pertandingan Pondok Pesantren Tegal

Jumat, 22 Juli 2011

Dari Perang Diponegoro hingga Resolusi Jihad

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Sebagai rangkaian peringatan hari lahir atau harlah ke-28, Pimpinan Pusat Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa mengkaji dua buku sekaligus, Selasa (21/1) besok di aula utama kantor PBNU Jakarta. Buku pertama tentang Pangeran Diponegoro bertajuk “Kuasa Ramalan” dan buku kedua bertajuk “Lasykar Ulama-Santri dan Resolusi Jihad”.

Dari Perang Diponegoro hingga Resolusi Jihad (Sumber Gambar : Nu Online)
Dari Perang Diponegoro hingga Resolusi Jihad (Sumber Gambar : Nu Online)

Dari Perang Diponegoro hingga Resolusi Jihad

Buku Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa (1785-1855) ditulis oleh peneliti kebudayaan Jawa dari Amerika Serikat, Dr Peter Carey. Ia adalah seorang yang paling serius dan banyak sekali karyanya tentang Pangeran Diponegoro.

Buku Kuasa Ramalan itu cukup tebal, lebih dari seribu halaman yang dibegi ke dalam tiga jilid. Menurut Ketua Panitia Harlah, M. Roghib, Peter Carey berkenan hadir dan mempresentasikan di acara bedah buku besok.

Pondok Pesantren Tegal

Buku kedua “Lasykar Ulama-Santri dan Resolusi Jihad” karya Zainul Milal Bizawie sebenarnya baru akan diluncurkan awal Februari besok. “Penulinya sudah berkenan buku itu dibedah besok,” kata Roghib.

Sebagai pembahas, sejarawan NU Agus Sunyoto dihadirkan dari Malang, Jawa Timur. Kajian dan bedah buku akan dipandu langsung oleh penulis muda NU paling popular, Ahmad Baso. Bedah buku dimulai pukul 13.00 WIB.

Pondok Pesantren Tegal

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pencak Silat Pagar Nusa H Aizuddin Abdurrahman mengatakan, dua buku yang akan dibedah itu memiliki kesamaan momentum dan pelaku. Ada semangat yang ingin digali dari dua buku itu.

“Perlawanan Pangeran Diponegoro itu merupakan awal kebangkitan Nusantara. Lalu Resolusi Jihad menunjukkan posisi ulama dan santri di garda depan menegakkan Indonesia,” katanya.

Peringatan harlah ke-28 Pagar Nusa telah dimulai pada 3 Januari 2014 lalu, tepat di hari lahir Pagar Nusa, di kantor pusat Pagar Nusa, lantai 7 gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164. Sejumlah pengurus menggelar tumpengan dan syukuran kecil-kecilan sambil menyiapkan serangkaian kegiatan.

Kegiatan harlah akan dilanjutkan dengan halaqah tentang Pagar Nusa sebagai pengawal ulama dan partisipasinya di bidang pertahanan keamanan pada 29 Januari 2014 di gedung PBNU, lalu disusul acara Silaturrahim Nasional (Silatnas) Majelis Pendekar Pencak Silat NU Pagar Nusa sampai 30 Januari siang di tempat yang sama.

Acara puncak peringatan Harlah ke-28 Pagar Nusa akan diadakan di Pondok pesantren Walisongo Cibinong, Bogor pada 30 Januari malam.

Sebagai bagiaan dari acara harlah ke-28, pada 7-16 Februari diselenggarakan pelatihan pelatih pencak silat di Pusdiklat Rengasdengklok Karawang, Jawa Barat. Pelatihan ini dimaksudkan untuk memelihara kontinuitas sekaligus regenerasi bagi para pelatih pencak silat. (A. Khoirul Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Pemurnian Aqidah, Bahtsul Masail Pondok Pesantren Tegal

Kamis, 07 Juli 2011

Ke Iran Temui Sejumlah Tokoh Berpengaruh

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Dr KH Hasyim Muzadi kembali bertolak ke Iran, Rabu (28/2) kemarin. Ia ke Iran untuk menemui sejumlah tokoh berpengaruh di negara tersebut untuk meredakan konflik di sejumlah negara di kawasan Timur Tengah, terutama di Irak.

Hasyim mengatakan, kepergiannya ke Iran kali ini masih terkait dengan akan diselenggarakannya konferensi internasional oleh pemerintah Indonesia untuk mencari solusi konflik Timur Tengah. ”Saya ke Iran untuk menemui tokoh-tokoh berpengaruh di sana,” ungkapnya di Jakarta, beberapa saat sebelum keberangkatannya ke Iran.

Sejumlah nama yang akan ditemui Hasyim, di antaranya, penasehat Presiden Iran Ayatullah Ali Attasykhiri dan mantan Presiden Iran Ali Akbar Hashemi Rafsanjani. Mereka adalah tokoh yang punya pengaruh besar, baik di Iran maupun sejumlah negara di Timur Tengah lainnya.

Ke Iran Temui Sejumlah Tokoh Berpengaruh (Sumber Gambar : Nu Online)
Ke Iran Temui Sejumlah Tokoh Berpengaruh (Sumber Gambar : Nu Online)

Ke Iran Temui Sejumlah Tokoh Berpengaruh

Saat ini, Hasyim yang juga Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP) ini sedang sibuk mempersiapkan konferensi internasional. Sebab, dialah orang pertama yang mencetuskan gagasan tersebut kepada pemerintah. Hasyim berharap, selain Ayatullah Ali Attasykhiri dan Ali Akbar Hashemi Rafsanjani, beberapa tokoh berpengaruh lainnya juga bersedia hadir dalam konferensi itu, seperti Presiden Palestina Mahmud Abbas dan tokoh Hamas Chalid Messal.

Perlu diketahui, beberapa waktu lalu, pangasuh Pondok Pesantren Al-Hikam Malang, Jawa Timur itu telah menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait dengan gagasannya. Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, pemerintah Indonesia merespon positif gagasan tersebut. ”Dulu saya katakan kepada Presiden, masa kita diam saja melihat konflik di Timur Tengah,” ungkap mantan Ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Timur.

Hasyim kembali menegaskan, untuk meredakan konflik Timur Tengah peran ulama atau tokoh agama sangat dibutuhkan. Karena itu, Hasyim akan mengoptimalkan peran organisasi ulama se-Dunia, International Conference of Islamic Scholars (ICIS), di mana ia Sekretaris Jenderalnya. ”Ulama memegang peran penting dalam meredakan konflik di Timur Tengah,” katanya.

Pondok Pesantren Tegal

Hasyim mencontohkan konflik yang terjadi di Irak dan Palestina. Menurutnya, di kedua negara tersebut, ulama dan tokoh agama memegang peran utama. Karena itu, dalam kasus konflik di Irak dan Pelestima, yang harus dipertemukan lebih dahulu adalah para pemimpinnya. “Pemimpin ini tidak harus yang ada di Irak atau Palestina saja, tapi bisa dari luar,” ungkapnya.

Permasalahan di Irak, lanjutnya, memang sangat rumit. Selain ada campur tangan dan provokasi pihak asing, rakyat Irak sendiri sulit untuk disatukan. Karena itu, untuk meredakan konflik di Irak, Hasyim lebih menekankan pada persatuan rakyat Irak terlebih dahulu. ”Soal konflik antara Syiah dan Sunni di Irak tidak dapat lepas dari pengaruh negara seperti Iran, Syria, Lebanon, Saudi Arabia, Mesir dan Pakistan. Ulama di negara-negara tersebut harus bisa dipertemukan,” katanya.

Terkait dengan konflik Timur Tengah juga, Hasyim selaku Sekjen ICIS, beberapa waktu lalu melakukan pertemuan dengan Presiden Organisasi Konferensi Islam Dr Abdullah Ahmad Badawi yang juga Perdana Menteri Malaysia. Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan kerjasama antara kedua belah pihak untuk meredakan konflik Timur Tengah.

Sebelumnya, Hasyim berkunjung ke sejumlah negara di Timur Tengah, meliputi Syria, Lebanon dan Iran. Dalam kunjungan tersebut, Hasyim bertemu dengan Syekh Muhammad Rosyid Kabbany (Mufti dan Menteri Agama Republik Lebanon), Syekh Amir Qobalany (Wakil Imam Syiah di Lebanon), dan Dr Ahmad Husan (Rektor Universitas Internasional Lebanon). Hasyim juga juga bertemu dengan Komandan Markas Biro Politik Hamas Cholid Meshaal. (rif/amh)

Pondok Pesantren Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Habib, News Pondok Pesantren Tegal

Radat, Tarian Dzikir dari Jombang

Jombang, Pondok Pesantren Tegal

Radat adalah zikir yang dilakukan dengan melakukan gerakan dan variasi tertentu secara bersama-sama. Sehingga dalam satu event ada anggota 7, 12, 70, sampai 180 orang. Karena dilakukan secara bersama-sama maka diperlukan keseragaman, baik gerak maupun pakaian.

Pada masa lalu, radat biasa dilakukan di mushala atau mesjid setelah malam menjelang. Dilakukan untuk menghidupkan malam dengan berzikir di kampung-kampung.

Radat, Tarian Dzikir dari Jombang (Sumber Gambar : Nu Online)
Radat, Tarian Dzikir dari Jombang (Sumber Gambar : Nu Online)

Radat, Tarian Dzikir dari Jombang

Kiai Abdurrahman (70 tahun), penduduk desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, Jawa Timur melestarikan tari ini di kampungnya. Ia menamakan Zikir Saman untuk kelompok radatnya.

Pondok Pesantren Tegal

Dulu ia belajar radat dari seorang santri dari Pesantren Darul Ulum, Jombang. Kemudian ia menggabungkannya dengan Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah yang didapat dari gurunya, KH Adlan Ali di daerah Cukir, Jombang.

Pondok Pesantren Tegal

Dalam menyambut Ekspedisi Islam Nusantara di Pendopo Bupati Kabupaten Jombang Senin, (19/4), ia memulai dengan membaca tawasul. Kemudian, membaca kalimat-kalimat tarekat dan gerakan-gerakan ritmis sufistik. (Syakdillah/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Nahdlatul, Internasional, Anti Hoax Pondok Pesantren Tegal

Kamis, 28 April 2011

LKKNU Dukung Swasembada Daging

Bogor, NU-Online. Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) Kabupaten Bogor mengadakan pelatihan Penggemukan Kambing, Selasa (24/4) kemarin di “ Tawakal Farm” Desa Cimande Hilir Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor.

"LKKNU Kab.Bogor berusaha menerapkan ajaran Rasulluh, bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia,” demikian dikatakan Dr Ade Heryati Helmi, Ketua PC LKKNU Kabupaten Bogor. "Melalui program penggemukan Kambing ini kami berusaha memberikan manfaat dalam lingkungan Keluarga dan Masyarakat," imbuhnya saat ditemui Pondok Pesantren Tegal.

LKKNU Dukung Swasembada Daging (Sumber Gambar : Nu Online)
LKKNU Dukung Swasembada Daging (Sumber Gambar : Nu Online)

LKKNU Dukung Swasembada Daging

"Sebagai respon terhadap program pemerintah swasembada daging yang dilaksanakan oleh LKKNU Kab.Bogor, saya berharap warga NU tidak hanya ngaji kitab, tapi juga Ngaji Peternakan, supaya tercipta warga-warga NU yang punya kwalitas bidang agama, ekonomi dan peningkatan kwalitas gizi masyarakat,” kata Kang Doni, sapaan akrab Ketua PCNU Kabupaten Bogor. Program ini diharapkan juga menciptakan para Muzakki-muzakki, ( orang yang berkewajiban mengeluarkan Zakat, Red )Tambah Kang Doni saat dihubungi Pondok Pesantren Tegal via Telephon.

Pondok Pesantren Tegal

Ditempat yang sama, wakil ketua LKKNU, Subarkah mengatakan, pelatihan ini bertujuan peningkatan ekonomi ummat khususnya warga Nahdliyin, “Kebutuhan daging qurban, aqiqah, dan konsumsi warung-warung sate di kabupaten Bogor, kian meningkat, dengan diadakannya pelatihan ini tentunya untuk menjawab tantangan yang cukup menjanjikan,” tegas, Kang Barkah, yang juga sebagai salah satu Hakim di Pengadilan Agama Bogor.

Pelatihan yang diikuti oleh 40 orang peserta dan 5 pembimbing ini diikuti oleh peserta dari berbagai wilayah kabupaten Bogor, diantaranya Kecamatan Jonggol, Tanjungsari,  Megamendung, Caringin, Cogombong, Ciseeng, Parungpanjang dan Ciawi, “Pesertanya cukup fariatif, mulai dari Mahasiswa, Santri, Kyai, dan Juga Praktisi Peternak Kambing, dan ini adalah Gelombang Pertama, berikutnya akan menyusul Gelombang ke II, karena beberapa calon peserta sempat kita tolak karena keterbatasan beberapa hal” kata Akhsan Ustadhi, sekretaris PCNU kabupaten Bogor kerpada Pondok Pesantren Tegal.

Pondok Pesantren Tegal

Salah satu Peserta KH Apang Sumarna dari Kecamatan Tanjungsari mengatakan “Apa yang saya dapat hari ini merupakan ilmu yang sangat bermanfaat dan akan saya praktekkan langsung sesampainya dirumah nanti” katanya dengan bangga, sementara itu Wendy Wicaksono,dari kalangan mahasiswa salah satu peserta berasal dari STANU Jakarta yang berkampus di Kemang Bogor, mengatakan  ilmu ini adalah ilmu yang tidak ia dapat dari Kampus, dan ia akan bersemangat mengikuti pelatihan tahap II, 

"Tawakal Farm” adalah salah satu tempat penggemukan Kambing yang dimiliki H Bunyamin, yang saat ini mempunyai 2800 ekor yang sedang dalam proses penggemukan, yang notabene H Bunyamin adalah salah satu Pengurus LKKNU Kabupaten Bogor. Saya senang tempat saya dijadikan tempat Pelatihan untuk warga Nahdliyin, dan akan selalu terbuka untuk memberikan ilmunya kepada semua. Saya berharap ilmu yang saya berikan bermanfaat untuk umat," tambahnya.

Redaktur     : A. Khoirul Anam

Kontributor : Akhsan Ustadhi

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Tegal, AlaSantri Pondok Pesantren Tegal

Senin, 04 April 2011

Kemana Arah Pergerakan Kita?

Oleh Iwan Adi Kusuma

Desa adalah awal mula sekaligus tujuan. Modal utama dalam membangun peradaban Indonesia. Desa mempunyai fungsi dan peranan yang sangat besar dan strategis bagi dasar pembangunan nasional Indonesia. Baik di bidang politik, ekonomi, sosial-budaya maupun di bidang pertahanan dan keamanan nasional. Dengan demikian, daerah perdesaan tidak hanya merupakan sumber kekuatan ekonomi terutama pangan dan energi, melainkan juga merupakan dasar bagi ketahanan nasional bangsa dan negara.

Kemana Arah Pergerakan Kita? (Sumber Gambar : Nu Online)
Kemana Arah Pergerakan Kita? (Sumber Gambar : Nu Online)

Kemana Arah Pergerakan Kita?

Di sinilah eksistensi pesantren lahir dan berkembang sebagai sebuah institusi pendidikan yang khas nusantara. Menjaga dan melestarikan nilai-nilai kemanusiaan, kebangsaan dan keislaman. Tanpa menafikan kearifan lokal, bahkan berjalan beriringan saling memperkokoh.

Oleh karenanya, menjadi kewajiban bagi Nahdlatul Ulama untuk tetap menjaga nilai-nilai tersebut. Kultur intelektualitas pesantren itulah yang menjadi modal dasar bagi kader-kader PMII. Menjadi nilai-nilai dasar pergerakan dengan metodologi yang dinamis. Yakni penjagaan terhadap nilai-nilai lama yang baik, pararel dengan penemuan nilai-nilai baru yang lebih baik.

Pondok Pesantren Tegal

Bagi PMII hal itu seharusnya dibaca menjadi, penjagaan atas tradisi humaniora yang telah diwariskan oleh pesantren di lokalitas masing-masing, serta kemutlakan mengambil tradisi sains dan teknologi yang kini berkembang pesat.

Pondok Pesantren Tegal

Ada ungkapan lama yang mengatakan, ‘deso mowo coro, negoro mowo toto.’ Maknanya negara memiliki tatanan atau peraturan dan desa memiliki adat atau aturan tak tertulis. Tatanan negara dan adat desa tidak boleh bertentangan, tetapi keduanya harus saling mendukung karena memiliki tujuan yang sama, yaitu tatanan kehidupan yang damai dan menyejahterakan semuanya. Ungkapan itu sejatinya menjadi dogma bagi “negara-negara” di nusantara. Sementara eksistensi Indonesia merupakan pelanjut belaka dari sejarah panjang nusantara itu sendiri.

Kelanjutan menarik dari apa yang penulis dapatkan dalam forum diskusi bulanan di PBNU adalah, sejak dahulu di nusantara tidak mengenal kosa kata ‘miskin’ atau kata-kata sepadan lainnya. Semisal fakir, melarat, ngemis, pengemis, dan sebagainya. Kesemuanya merupakan kata-kata serapan dari bahasa asing (Arab). Sementara istilah ‘pengemis’ dalam kamus bahasa Indonesia tidak dikenal kata dasarnya, karena memang tumbuh dari akar sebuah peristiwa.

Bermula dari Paku Buwono X (Surakarta Hadiningrat) yang dikenal sangat welas asih dan dermawan. Ia suka membagi-bagikan sedekah untuk kaum tak berpunya. Tiap hari Kamis sang raja itu keluar dari istana untuk melihat-lihat kondisi rakyatnya. Kebiasaanya, berjalan kaki dari gerbang istana menuju Masjid Agung melalui alun-alun lor (alun-alun utara). Saat berjalan kaki dengan diiringi para pengawal kerajaan, Paku Buwono X senantiasa dielu-elukan oleh rakyatnya yang berjejer rapi di tepi kanan-kiri sepanjang jalur perjalanan.

Pada waktu itulah sang raja bersedekah dengan langsung memberikan uang kepada rakyatnya, tanpa ada satupun rakyat yang berjejer di sana terlewatkan. Rutinitas tersebut? terus berlangsung setiap hari Kamis (Kemis-bahasa Jawa). Sejak saat itu itulah dikenal istilah atau sebutan ‘ngemis’ bagi orang-orang yang ikut berkumpul di sepanjang jalan dari istana ke Masjid Agung, sambil mengharapkan barakah (sedekah) di hari Kamis. Dari istilah ‘ngemis’ ini selanjutnya dikenal pula istilah ‘pengemis’ bagi orang yang melakukan aktifitas ‘ngemis.’

Apa artinya? Bangsa-bangsa Nusantara, para pendahulu kita benar-benar merasa berkecukupan. Sadar dengan berlimpahnya kekayaan alam yang ada disekitarnya namun tidak pernah rakus mengeksploitasinya. Mereka selalu menjaga keseimbangan hubungan antarsesama dan juga terhadap alam. Bila keseimbangan itu timpang oleh keserakahan manusia maka alam akan marah. Dan muncullah berbagai malapetaka. Begitulah kepercayaan yang mereka yakini. Namun justru sistem kehidupan itulah yang membuat mereka selalu berkecukupan. Tidak pernah merasa kekurangan, yang bisa disebut dengan kata-kata ‘miskin’, ‘melarat’, ‘fakir’ dan sebagainya.

Kenyataan lain yang patut diperhatikan, para penentu kebijakan di dunia sangat sadar bahwa kini mereka tengah dihadapkan pada krisis energi dan pangan. Tidak terkecuali Indonesia yang sangat kaya sumber daya alamnya akibat keserakahan dan salah urus. Konfik yang terjadi di Irak, Iran, Libya, Kuwait, Mesir, Suriah, Yaman, Sudan dan Ukraina, semuanya sebagai negara penghasil energi. Kenyataan itu membawa pada kesimpulan konflik atau perang di dunia, mayoritas berlatar belakang energi.

Konflik di waktu mendatang dari aspek latar belakang dan lokasinya jelas akan mengalami perubahan. Hal ini dipicu karena energi fosil diprediksi pada 2043 akan habis. Dan hanya bisa digantikan dengan energi alternatif (energi baru terbarukan), yang bisa hidup sepanjang tahun hanya di wilayah Ekuator, yaitu Amerika Latin, Afrika Tengah dan Asia Tenggara termasuk di dalamnya Indonesia.

Energi adalah pijakan berbagai aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat. Ketersediaan energi juga salah satu tantangan besar bagi pengembangan tahapan-tahapan industrialisasi. Padahal krisis energi di Indonesia sudah mulai menunjukkan gejalanya. Kalau tidak ada penemuan cadangan baru, dengan kebutuhan energi yang terus meningkat, dan pasokan yang terus menurun, maka sekitar 11-12 tahun lagi selesailah, Indonesia akan kehabisan minyak dan gas, menjadi net importir.

Saat ini kondisi ketahanan energi nasional telah berada dalam kondisi yang cukup mengkhawatirkan. Salah satu indikasinya adalah mengacu pada ketersediaan stok BBM nasional yang kini baru mencapai hingga kurun waktu 20-25 hari saja. Minimnya ketersediaan BBM di dalam negeri terjadi sebagai akibat dari ketergantungan impor minyak mentah maupun BBM yang tidak lagi sebanding dengan tingkat konsumsi nasional.

Hal itu mendorong pemerintah mulai berpikir ulang, jika sebelumnya ketahanan energi selalu erat kaitannya dengan SDA berbentuk minyak dan gas, belakangan terus berkembang ke seluruh sumber daya fosil lainnya seperti batubara. Bahkan, dalam satu dekade terakhir, geliat energi non fosil yang dikenal sebagai energi baru terbarukan (EBT) juga mendapat perhatian cukup serius. Seperti hidro power, panas bumi, hidrogen, biofuel, biodiesel, biomassa, matahari, uranium dan sebagainya. Kenyataannya berbagai bauran energi ini mayoritas sangat mudah di dapatkan di wilayah pinggiran.

Sementara pertambahan populasi penduduk dunia semakin cepat. Paska 2011 untuk menambah 1 milyar hanya butuh enam tahun. Padahal sebelumnya, diperlukan puluhan bahkan ratusan tahun. Kenyataan ini mengingatkan kita pada teori Maltus yang mengatakan pertambahan penduduk meningkat seperti deret ukur. Sedangkan ketersediaan pangan meningkat ibarat deret hitung. Apabila garis pertambahan penduduk dengan garis ketersediaan pangan bersinggungan di suatu titik, maka disitulah terjadinya titik kritis. Padahal populasi ideal penduduk dunia sekitar 3-4 milyar untuk dapat hidup dengan layak. Realitanya saat ini sekitar 15 juta bayi meninggal setiap tahunnya karena kemiskinan, kelaparan dan kesehatan buruk. Artinya penduduk dunia sudah sangat melebihi kapasitasnya. Maka bila populasi penduduk tidak bisa diimbangi dengan ketersediaan pangan, jelas akan memicu krisis. Apalagi pangan yang awalnya hanya untuk makan, ke depan akan dibagi dua, untuk makan dan energi.

Terlihat jelaslah bahwa wilayah perdesaan tetap menjadi tumpuan dan harapan bagi krisis yang akan dihadapi oleh negara ini. Dan menjadi jelas pula arah langkah pergerakan kita untuk mengantisipasi krisis di masa depan bukan?

Iwan Adi Kusuma, Mahasiswa Pasca Sarjana STAINU, Koordinator Forum Komunikasi PMII



Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Berita Pondok Pesantren Tegal

Jumat, 01 April 2011

Sambut Harlah, Ansor Pringsewu Gelar Lomba Futsal

Pringsewu, Pondok Pesantren Tegal

Menyambut Hari Lahir (harlah) ke-83 GP Ansor yang jatuh pada 24 April 2017 mendatang, Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Pringsewu akan menggelar kegiatan lomba baris berbaris bagi anggota Banser dan Liga Futsal bagi anggota Ansor yang akan diselenggarakan pada hari Ahad,16 April 2017 di Lapangan Futsal Sukoharjo.



Sambut Harlah, Ansor Pringsewu Gelar Lomba Futsal (Sumber Gambar : Nu Online)
Sambut Harlah, Ansor Pringsewu Gelar Lomba Futsal (Sumber Gambar : Nu Online)

Sambut Harlah, Ansor Pringsewu Gelar Lomba Futsal



Selain menggelar lomba, beberapa agenda kegiatan juga akan digelar diantaranya; Apel Akbar Ansor-Banser pada 23 April 2017, Pembacaan shalawat serta pengajian sebagai puncak acara peringatan harlah ke-83 Ansor pada 24 April 2017 yang dipusatkan di Gedung PCNU Kabupaten Pringsewu.



Pondok Pesantren Tegal



Hal tersebut disampaikan M. Sofyan, ketua GP Ansor Kabupaten Pringsewu saat menghadiri kegiatan rutinan PAC Ansor Kecamatan Ambarawa di Mushola Darus Saadah desa Kresnomulyo, Jumat malam (14/04).



Pondok Pesantren Tegal



Di depan para kadernya, Sofyan meminta dan mengharapkan agar seluruh anggota Ansor dan Banser di tingkat Ranting dan Anak Cabang untuk bisa ikut ambil bagian serta mensukseskan kegiatan tersebut.





Selain itu, dirinya juga mengharapkan agar kegiatan-kegiatan rutinan Ansor dengan berbagai bentuk kegiatan terus dijalankan dalam rangka mensyiarkan akidah Ahlussunnah wal Jamaah an Nahdliyah dan menjaga eksistensi organisasi.





Terkait maraknya informasi-informasi palsu di media sosial dan munculnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok radikal, Sofyan meminta kepada seluruh kadernya untuk tetap siaga satu komando dan tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang mereka gunakan memecah belah persatuan.





"Kalau ada informasi-informasi hoax yang mendiskreditkan NU dan masih bisa kita klarifikasi, ya kita klarifikasi. Tetapi kalau dengan klarifikasi tidak bisa, kita datangi dan kita ajak diskusi baik-baik sambil ngopi bareng. Namun kalau masih tidak bisa juga, maka apa boleh buat, kita lawan!", tegasnya. (Henudin/Mukafi Niam).



Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Aswaja, Pesantren Pondok Pesantren Tegal

Jumat, 11 Maret 2011

Ini Cara Kreatif SMA Maarif 1 Pamekasan Asah Mental Siswa

Pamekasan, Pondok Pesantren Tegal - Pengasahan mental siswa menjadi salah satu karakter pendidikan SMA Maarif 1 Pamekasan, Desa Terrak, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan. Cara yang dipakai selalu kreatif sehingga membuat enjoy para siswa.

Terbaru, Pembina Pramuka SMA Maarif 1 Pamekasan Fadoli membawa anak-anak Pramuka SMA Maarif 1 Pamekasan ke? Bukit? Brukoh, Desa Bajang, Kecamatan Pakong, Pamekasan, Ahad (16/7).

Ini Cara Kreatif SMA Maarif 1 Pamekasan Asah Mental Siswa (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Cara Kreatif SMA Maarif 1 Pamekasan Asah Mental Siswa (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Cara Kreatif SMA Maarif 1 Pamekasan Asah Mental Siswa

"Selalu ada yang beda dengan anak Pramuka SMA Maarif 1 Pamekasan. Untuk melatih keberanian berbicara di hadapan orang banyak, Kakak Fadoli membawa anak-anak Pramuka SMA Maarif 1 Pamekasan ke Bukit Brukoh," kata Abusiri selaku guru senior SMA Maarif 1 Pamekasan.

Pondok Pesantren Tegal

Selanjutnya, siswa-siswi diminta berpidato di hadapan orang banyak. Padahal, mereka tidak mengenalnya.

Pondok Pesantren Tegal

"Selain dilatih keberanian berbicara di hadapan orang banyak, juga agar mereka bisa mengenal lingkungan daerah lain," kata Abusiri.

Dari kunjungan ke Bukit Brukoh yang kini menjadi salah satu destinasi wisata andalan Kabupaten Pamekasan, siswa-siswi SMA Maarif 1 Pamekasan diharapkan dapat memetik inspirasi, yaitu berhasrat menyulap lingkungan sekolah SMA Maarif 1 Pamekasan menjadi sekolah yang sejuk dan menyenangkan. (Hairul Anam/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Nahdlatul, Bahtsul Masail, Olahraga Pondok Pesantren Tegal

Selasa, 01 Maret 2011

Agenda NU: Makmur Masjid, Makmur Bumi Allah

Pamekasan, Pondok Pesantren Tegal. Kehadiran Nahdlatul Ulama memiliki dua agenda yang sejati, yaitu memakmurkan masjid dan  memakmurkan bumi Allah.

Agenda NU: Makmur Masjid, Makmur Bumi Allah (Sumber Gambar : Nu Online)
Agenda NU: Makmur Masjid, Makmur Bumi Allah (Sumber Gambar : Nu Online)

Agenda NU: Makmur Masjid, Makmur Bumi Allah

Menurut Rais Syuriyah PBNU KH Masdar F Mas’udi, hal itu sesuai dengan penegasan Allah dalam Al-Quran. Hanya dua penegasan terkait memakmurkan. Pertama, perintah memakmurkan masjid.

“Bahwa sesungguhnya hanya orang-orang yang beriman yang mau memakmurkan masjid,” ungkapnya pada Rapimda PP LTMU di Pamekasan, Madura, Ahad, (27/01) lalu.

Pondok Pesantren Tegal

Kedua, ayat yang memerintah memakmurkan bumi. Dan bumi itu adalah lambang Nahdlatul Ulama. “Dua agenda kehadiran Nahdlatul Ulama adalah memakmurkan bumi bertolak dari memakmurkan masjid,” tambah Kiai kelahiran Purwokerto, Jawa Tengah, 1954.

Pondok Pesantren Tegal

Lebih jauh, Kiai Masdar menjelaskan, masjid yang pertama (masjid secara fisik) disebut masjid mikro, yang kedua disebut masjid makro (bumi Allah). Pengelolaan masjid mikro adalah tolok ukur pengelolaan masjid makro.

“Masjid itu adalah potret dari kehidupan berbangsa, bernegara dan berbumi ini,” tambahnya.

Kiai penulis buku Syarah Konstitusi: UUD 1945 dalam Perspektif Islam ini menjelaskan, jika disiplin di masjid, misalnya datang tepat waktu shalat, rapi dalam barisan, akan disiplin dalam kehidupan di masyarakat. Jika mau membersihkan masjid, mau juga membersihkan bumi Allah.

“Kalau infaq di masjid itu berjalan dengan baik, berarti pendanaan keumatan juga akan berjalan dengan baik.”

Ia berharap semua pengurus NU lebih memperhatikan masjid. Tidak semua pengurus NU di semua level ada bidang keta’miran masjid. Padahal di situlah umat bertemu dan berkumpul.

“Karena itulah manfaat dari ilmu yang mengalir dari mata air pesantren tidak “sumerambah” tidak menyebar sebagaimana mestinya.

Redaktur: Mukafi Niam

Penulis   : Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Meme Islam Pondok Pesantren Tegal

Minggu, 30 Januari 2011

Teladan Kita Bukan Maradona, Tapi...

Jepara, Pondok Pesantren Tegal. Pelawak sekaligus dai HM Syakirun turut menyemarakkan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW dan khitanan massal yang diselenggarakan pengurus masjid MI Hasyim Asyari Bangsri Jepara, Jawa Tengah, Jumat (17/1) malam.

Dalam pengajian yang berlangsung di Jalan Raya depan Terminal Bangsri Kirun, panggilan akrabnya mengajak jamaah untuk meneladani Nabi Muhammad SAW. “Teladan kita bukanlah Maradona, Rhoma Irama, Jokowi, Sule dan Tukul Arwana melainkan Muhammad SAW,” tegasnya kepada ribuan jamaah yang hadir.   

Teladan Kita Bukan Maradona, Tapi... (Sumber Gambar : Nu Online)
Teladan Kita Bukan Maradona, Tapi... (Sumber Gambar : Nu Online)

Teladan Kita Bukan Maradona, Tapi...

Meneladani Nabi kata lelaki asal Madiun Jawa Timur itu dengan mengikuti empat sifat wajibNya; sidiq, amanah, tabligh dan fathanah. “Dengan kejujuran para santri yang kini sedang menuntut ilmu kelak yang akan memimpin bangsa kita Indonesia,” katanya.

Pondok Pesantren Tegal

Kirun pun menyontohkan tokoh semacam Gus Ipul Wagub Jatim, Ki Entus Susmono Bupati Tegal bisa mewarnai bangsa, sebutnya dengan modal sidiq, kejujuran.

Pondok Pesantren Tegal

Dalam ceramahnya ia juga menceritakan tentang dirinya yang kini banyak mengaji. Hal itu dilakukannya dalam rangka gandul sarung kiai. Golek selamet dunia dan akhirat. “Saya nyedak Ulama agar tidak katut pelawak yang nyedot sabu-sabu,” tambahnya.

Disamping itu, imbuhnya untuk menggapai berkah. “Pedagang untung karena dagangannya laku. Petani panen hasil tandurannya. Bupati lan polisi digaji karena bekerja untuk negara. Lha aku dibayar goro-goro lambeku,” guraunya sembari disambut tawa jamaah.

Agar lambe, (mulutnya, red) berkah itulah ia semakin dekat dengan kiai. “Dengan ilmu hidup menjadi berkah, dengan agama akan terarah dan dengan budaya hidup menjadi indah,” pungkasnya. (Syaiful Mustaqim/Abdullah Alawi)

 

 

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Nahdlatul Ulama, AlaSantri Pondok Pesantren Tegal