Kamis, 20 Desember 2012

Kartanu di Jombang Kota Sukses Besar

Jombang, Pondok Pesantren Tegal. Pelaksanaan Kartu Tanda Anggota Nahdlatul Ulama (Kartanu) di Jombang cukup menggembirakan. Bahkan untuk wilayah kota, optimis bisa melampaui target yang ditetapkan.

Kartanu di Jombang Kota Sukses Besar (Sumber Gambar : Nu Online)
Kartanu di Jombang Kota Sukses Besar (Sumber Gambar : Nu Online)

Kartanu di Jombang Kota Sukses Besar

Hal ini seperti hasil dari rapat evaluasi Kartanu PCNU dengan MWC NU se-Jombang, Kamis (28/3), di Aula Kantor PCNU Jombang. Bahkan strategi dan kiat khusus dari MWC NU Jombang dalam menjalankan program ini menginspirasi semua MWC NU untuk mencontoh agar bisa sukses .

Panitia Kartanu sempat dibuat khawatir terhadap upaya sebagian pihak yang ingin menggagalkan program ini. Afandi, sekretaris Panitia tidak habis mengerti dengan beredarnya informasi tersebut di salah satu harian di Jombang. “Ini harus diklarifikasi,” katanya kepada Pondok Pesantren Tegal.

Pondok Pesantren Tegal

Dalam perjalanan Kartanu yang sudah memasuki empat MWC, memang untuk Jombang kota ada peningkatan yang membanggakan.?

Pondok Pesantren Tegal

“Beberapa kali pemotretan diselenggarakan di banyak tempat,” katanya. Dan pesertanya juga lumayan besar.?

Bagi Afandi, hal ini tidak lain lantaran para pimpinan MWC NU Jombang cukup antusias. Ia mencatat, hampir di semua lokasi pemotretan, Ketua MWC NU dan sekretaris melakukan pemantauan.?

“Mereka selalu datang di lokasi pembuatan Kartanu,” kata alumnus Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum ini. Hal ini sangat berbeda dengan MWC NU yang lain.?

Karena itu, seperti dinyatakan sebelumnya bahwa kunci sukses Kartanu adalah pada antusias para pengurus untuk meyakinkan warga.?

“Apalagi khusus di Jombang, ada sejumlah rumah sakit yang bekerjasama untuk memberikan keringanan biaya kepada mereka yang memiliki kartu identitas ini,” terangnya.?

Hingga kini, jumlah warga yang memiliki Kartanu di MWC NU Jombang mencapai sebelas ribu. Dan sosialisasi untuk suksesnya kegiatan masih terus berlangsung.?

Tak heran kalau Ketua PCNU Jombang, KH Isrofil Amar memberikan perhatian khusus dan meminta kepada semua MWC NU se-Jombang yang sudah dan belum untuk mengikuti cara yang sama dari MWC NU Jombang. Kiai Isrofil mengingatkan bahwa PCNU Jombang berkewajiban mensukseskan program ini. Karena NU didirikan para masyayikh dari Jombang.?

“Maka, Kartanu di Jombang harus menjadi contoh bagi Jawa Timur,” katanya. “Dan target kita adalah mencapai angkan 400 hingga 500 ribu,” lanjutnya.

Bagi Afandi, angka tersebut memang cukup besar. “Tapi kalau pengurus bisa bergerak dan meyakinkan warga, kita sebagai panitia optimis angka lima ratus ribu dapat terlampaui,” katanya. Keberadaan panitia hanya menfasilitasi kegiatan Kartanu.?

“Yang menjadi ujung tombak adalah para pengurus, khususnya pimpinan ranting,” pungkasnya.

Redaktur ? ? : Mukafi Niam

Kontributor: Syaifullah

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Humor Islam Pondok Pesantren Tegal

Jumat, 02 November 2012

Kang Said: Umat Islam harus Menyatukan Dua Ukhuwah

Jakarta, NU Onlilne. Umat Islam Indonesia harus menyatukan dua ukhwah, yaitu ukhwah Islamiyah dan ukhwah wathoniyah. Ukhwah Islamiyah artinya sebuah ikatan persaudaraan yang berdasarkan iman dan akidah Islam.

Hal itu ditegaskan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj pada sambutan Pengukuhan Pengurus Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI), sebuah lembaga gabungan 13 ormas Islam, pada Jumat, (1/6) di gedung PBNU, Jakarta.

Kang Said: Umat Islam harus Menyatukan Dua Ukhuwah (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said: Umat Islam harus Menyatukan Dua Ukhuwah (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said: Umat Islam harus Menyatukan Dua Ukhuwah

“Semua umat Islam hendaknya punya spirit persaudaraan. Apa pun madzhabnya, ormasnya, atau tempat kelahirannya,” jelas Kiai Said yang juga Ketua Umum LPOI yang baru dikukuhkan tersebut. 

Pondok Pesantren Tegal

Ukhwah Islamiyah, sambung kiai yang akrab disapa Kang Said ini, akan kokoh, ikhlas, jika tidak dibarengi kepentingan politik dan kekuasaan. Ukhwah yang betul-betul ingin membangun semangat persaudaraan sesama umat Islam. 

“Dan tidak berhenti di situ. Ukhwah Islamiyah tidak cukup. Kalau berhenti, akan eksklusif. Akan tertutup dan jumud. Malah dikhawatirkan radikal. Malah bisa-bisa ekstrem. Malah naudzubillah, jadi teroris,” tambah kiai asal Cirebon ini. 

Pondok Pesantren Tegal

Oleh karena itu, sambung Kang Said, ukhuwah Islamiyah harus paralel dengan ukhwah wathoniyah, yaitu persaudaraan sebangsa setanah air, yang berangkat dari budaya, peradaban, tradisi manusia Nusantara ini. 

“Tidak pandang agamanya apa. Kita satukan dalam bangsa Indonesia,” ujarnya.

Sebaliknya, kalau ukhwah wathoniyah saja, juga tidak cukup. Dampaknya adalah menjadi Islam abangan atau sekuler. Kedua-duanya, yaitu ukhwah Islamiyah dan wathoniyah harus bersatu dan integral. 

Redaktur: Mukafi NIam

Penulis   : Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Meme Islam, Bahtsul Masail Pondok Pesantren Tegal

Senin, 10 September 2012

Pesan-pesan Mesristek Dikti untuk Para Santri

Jember, Pondok Pesantren Tegal



Mesristek Dikti RI, Muhammad Nasir memompa semangat para santriwan dan santriwati Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris), Antirogo, Jember agar terus belajar dengan rajin.?

Pesan-pesan Mesristek Dikti untuk Para Santri (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesan-pesan Mesristek Dikti untuk Para Santri (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesan-pesan Mesristek Dikti untuk Para Santri

Sebab, dengan belajar yang rajin, kelak akan menjadi orang yang bermanfaat. Bermanfaat yang sebesar-besarnya untuk umat dan kemanusiaan adalah capaian yang paling mulia dan besar.?

"Jadi, intinya adalah bermanfaat dalam posisi apa pun dan di tempat mana pun," ucapnya di hadapan ribuan santri di Masjid Baitunnur, Kompleks Nuris, Rabu (27/9) malam.

Menurut Nasir, soal pekerjaan adalah soal nomor sekian. Namun yang pasti, belajar yang rajin adalah suatu keharusan, bukan hanya karena menginginkan satu pekerjaan, tapi juga karena belajar adalah kewajiban bagi umat Islam.?

Pondok Pesantren Tegal

"Saya dulu tak pernah membayangkan akan jadi menteri, tapi karena saya belajar, akhirnya saya ditunjuk oleh Presiden Jokowi untuk jadi menteri," ungkapnya.

Ia mengaku bersyukur bisa berada di tengah-tengah santri. Dikatakannya bahwa dunia santri bagi diirinya tak asing lagi. Bahkan pertemuannya dengan santri Nuris tersebut, diakuinya telah mengingatkan memorinya sekitar 40 tahun yang lalu saat dirinya menimba ilmu di sebuah pesantren.?

"Saya dulu juga santri seperti kalian," ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Nasir juga mengetes ingatan para santri tentang bait-bait kitab Alfiyah. Ia lalu bertanya bunyi awal dan akhir bait kitab Alfiyah. Namun semua santri pada terdiam. Hingga Nasirlah yang yang melafalkan beberapa bait di awal kitab Alfiyah.?

Pondok Pesantren Tegal

"Waktu saya nyantri, saya disuruh menghafalkan kitab Imrithy dan Alfiyah," jelasnya. (aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Berita, Hikmah, Budaya Pondok Pesantren Tegal

Minggu, 15 Juli 2012

NU Bali: Nahdliyin Konsisten Hormati Nyepi

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Bali menegaskan sikap warga NU yang selalu mengormati peringatan hari raya Nyepi umat Hindu di Bali.

NU Bali: Nahdliyin Konsisten Hormati Nyepi (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Bali: Nahdliyin Konsisten Hormati Nyepi (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Bali: Nahdliyin Konsisten Hormati Nyepi

"Kita terus konsisten bertoleransi. Tapi peringatan Nyepi kali ini, tentu tak seheboh tahun lalu," kata Ketua PWNU Bali Mulyono Setiawan saat dihubungi Pondok Pesantren Tegal, Senin (11/3) petang.

Menurut dia, peringatan Nyepi tahun baru Saka 1935 pada 2012 lalu cukup membuat sibuk tokoh agama karena jatuh pada hari Jumat. Pemerintah dan ormas Islam, termasuk NU, harus bekerja maksimal untuk mencegah kemungkinan konflik antaragama.

Pondok Pesantren Tegal

"Karena dulu berbarengan dengan shalat Jumat umat Islam, maka kita mengimbau agar tidak mengganggu perayaan Nyepi, seperti tidak menggunakan pengeras suara. Tapi sekarang tidak terlalu mengkhawatirkan" tambah pria yang akrab disapa Pak Wawan ini.

Warga NU di Pulau Dewata, sambung Setiawan, selama ini sanggup berhubungan secara haromis dengan penganut Hindu. Kerja sama antara keduanya dalam sejumlah kegiatan juga sempat dilakukan.

Pondok Pesantren Tegal

"Termasuk hubungan baik dengan pemerintah daerah, dari tingkat kabupaten hingga provinsi," papartnya.

 

Penulis: Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Berita, Cerita Pondok Pesantren Tegal

Jumat, 06 Juli 2012

Khofifah: Jangan Biarkan Anak Sibuk dengan Gadgetnya

Makassar, Pondok Pesantren Tegal

Ketua Umum Pimpinan Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa meminta perempuan untuk selalu menjaga dan memperhatikan anak-anaknya di era perkembangan teknologi. Para ibu dilarang membiarkan anak-anak sibuk dengan gadgetnya tetapi lupa dengan ibadah, lupa akan pentingnya belajar dan lain sebagainya.

Internet dinilai sesak dengan konten negatif, seperti penyebarluasan kebencian. Ia juga mendorong para ibu untuk mendidik secara benar tanpa meninggalkan doa. "Seorang ibu jangan melupakan kekuatan doa, didiklah dengan kasih sayang dan jangan lupa doakan anak-anakmu," ujarnya.

Khofifah: Jangan Biarkan Anak Sibuk dengan Gadgetnya (Sumber Gambar : Nu Online)
Khofifah: Jangan Biarkan Anak Sibuk dengan Gadgetnya (Sumber Gambar : Nu Online)

Khofifah: Jangan Biarkan Anak Sibuk dengan Gadgetnya

Hal itu disampaikan Khofifah dalam acara deklarasi Gerakan Sayang Ibu Tercinta (Gesit) yang dirangkaian Peringatan Hari Ibu 2016, Sabtu (24/12), di Balai Prajurit Manunggal Makassar.

Pondok Pesantren Tegal

Tak lupa Khofifah yang juga Menteri Sosial mengajak ibu-ibu di Makassar untuk melakukan gerakan One Day One Care atau sehari berbagi satu. “Gerakan ini muncul untuk peduli satu sama lain, utamanya untuk mengatasi persoalan sosial yang terjadi di masyakat,” tambahnya.

Di hadapan 3000 ibu-ibu dari berbagai organisasi juga mengungkapkan tentang peran perempuan mengatasi penyakit masyarakat, di antaranya perempuan harus menjadi garda terdepan memberantas narkoba.

Pondok Pesantren Tegal

Deklarasi Gesit diselenggarakan Pimpinan Wilayah Muslimat Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan bersama Universitas Islam Makassar, Badan Kerja Sama Organisasi Wanita, Forum Kajian Cinta Al-Quran, Badan Koordinasi Pendidikan Al-Quran dan Keluarga Sakinah serta Yayasan Jantung Sehat.

Wakil Gubernur Sulawesi Selata, Agus Arifin Numang yang didaulat sebagai Ketua Dewan Pembina Gesit Sulsel dalam sambutannya mengungkapkan, peringatan hari ibu merupakan bukti perjuangan kaum perempuan Indonesia dari masa ke masa.

Menurutnya, perempuan adalah bagian dari sejarah terbentuknya bangsa Indonesia. Saat ini tentu perempuan memiliki tantangan yang tak kalah jauh besar, misalnya dengan maraknya kekerasan anak, serta penyebaran narkoba, HIV AIDS, dan kriminalitas lainnya.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Ketua Yayasan Lansia Sayang Bunda Nurhayati Yasin Limpo, Ketua PW Muslimat NU Sulsel Majdah Agus Arifin Numang, dan Ketua Gerakan Ibu Tercinta Neno Warisman. (Andy Muhammad Idris/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Cerita, Ubudiyah, Tokoh Pondok Pesantren Tegal

Sabtu, 30 Juni 2012

Said Agil Munawwar: Santri Harus Matang Ilmu Ushul Fiqh

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Pemahaman agama secara instan adalah sebuah malapetaka. Doktrin agama yang begitu filosofis tidak bisa hanya dipahami secara tekstual, hanya sekedar melongok teks di al-Qur’an ataupun hadits. Jika hanya mengandalkan teks semata, maka yang diperoleh adalah pemahaman agama secara sempit, kaku, dan tidak kontektual.

Said Agil Munawwar: Santri Harus Matang Ilmu Ushul Fiqh (Sumber Gambar : Nu Online)
Said Agil Munawwar: Santri Harus Matang Ilmu Ushul Fiqh (Sumber Gambar : Nu Online)

Said Agil Munawwar: Santri Harus Matang Ilmu Ushul Fiqh

Seharusnya, tidaklah begitu. Tapi, ada logika berfikir dan analisis yang mendalam, serta proses memadupadankan antar-teks dan konteks dalam kerangka metode pengambilan hukum. Demikian diungkapkan KH Said Agil Husein al-Munawwar, Mantan Menteri Agama RI, saat memberikan ceramah di hadapan peserta Program Pengembangan Wawasan Keualamaan (PPWK), yang diselenggarakan PP Lakpesdam NU, 17-20 April di Jakarta. ?

Menurutnya, kemampuan untuk memahami pesan-pesan dalam teks agama secara utuh itu dapat diperoleh dengan bekal ilmu ushul fiqh. Berarti, ilmu ushul fiqh merupakan pra syarat penting dalam pengambilan keputusan hukum. “Apabila ushul fiqh dapat dikuasai dengan baik, maka ilmu-ilmu keislaman ikut di dalamnya,” tandasnya. ? ? ? ?

Pondok Pesantren Tegal

Belajar ushul fiqh berarti mempelajari ulumul quran, ulumul hadits, ilmu kalam, dan mantiq. Tapi sayang, ia mengamati melakangan ini, santri-santri di pesantren tidak banyak yang menekuni secara serius dan mendalam ilmu ushul fiqh ini. Kebanyakan, mereka hanya mendalami kitab-kitab fikih, itu pun juga tidak tuntas. ?

Pondok Pesantren Tegal

Supaya khazanah keilmuan keislaman ini dipahami dengan baik, ia menggalakkan kepada para santri untuk kembali menekuni secara serius dan mendalami? kajian ilmu ushul fiqh di pesantren. “Yang paham betul ushul fiqh itu ya hanya kiai-kiai NU, jadi kalau bukan kita-kita yang mempelajari, lalu siapa lagi yang mewarisi ilmu ini?,” pungkasnya. (Abdullah Ubaid/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Ahlussunnah, Bahtsul Masail Pondok Pesantren Tegal

Selasa, 26 Juni 2012

MTA Laporkan Kiai NU ke Bareskrim Polri

Jombang, Pondok Pesantren Tegal. Kabar mengejutkan datang dari Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) Tambakberas Jombang. Salah satu pengasuhnya, KH Irfan Soleh (Gus Irfan), dikabarkan diperiksa Bareskrim Mabes Polri terkait laporan dari kelompok ? yang menamakan diri MTA yang berpusat di Solo.

Saat ditemui di kantor yayasan kemarin, Pengasuh ribath Al-Hamidiyah Bahrul Ulum yang juga ketua yayasan PPBU ini membenarkan kabar tersebut. ’’Iya, saya memang dimintai keterangan Bareskrim Polri,’’ ucapnya. Namun itu sudah berlangsung sebulan lalu. “Saya dimintai keterangan pada Selasa 23 April 2013,” bebernya.

MTA Laporkan Kiai NU ke Bareskrim Polri (Sumber Gambar : Nu Online)
MTA Laporkan Kiai NU ke Bareskrim Polri (Sumber Gambar : Nu Online)

MTA Laporkan Kiai NU ke Bareskrim Polri

Ia mengaku diperiksa selama hampir sembilan jam. “Saya masuk pukul 08.00 pagi dan baru keluar pukul 16.30,’ jelasnya.

Pondok Pesantren Tegal

Seingatnya, ada 27 pertanyaan yang diajukan penyidik kala itu. “Saya juga diminta menandatangani BAP (berita acara pemeriksaan),” ungkapnya. Namun dari 27 pertanyaan yang diajukan, yang dia tandatangani di BAP hanya belasan. “Di BAP sekitar 12 pertanyaan saja, karena sepertinya diringkas,” jelasnya.

Pondok Pesantren Tegal

Begitu datang, ia ditanya terkait perasaannya mendapat panggilan Bareskrim Polri. “Ya kaget, karena belum pernah,” ucapnya mengulangi jawabannya.

Selanjutnya, ia ditanya langkah yang dilakukan pasca menerima panggilan tersebut. “Saya jawab setelah terima panggilan saya ke Polres Jombang untuk konsultasi, hasilnya, saya diminta memenuhi panggilan itu. Makanya saya datang,” bebernya.

Pertanyaan penyidik selanjutnya mulai masuk dalam materi pemeriksaan. Mula-mula, dia diminta menyaksikan rekaman video. “Video itu berisi ceramah KH Marzuki Mustamar (Ketua PCNU Kota Malang) pada acara haflah akhirussanah dan Harlah Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas ke 186 pada 2011 silam,” terangnya.

Ia lantas dikonfirmasi terkait poin ceramah Kiai Marzuki yang menerangkan tentang Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) yang berpusat di Solo. Pada ceramahnya, Kiai Marzuki mengulas beberapa pandangan MTA yang tak sesuai dengan NU.

Misalnya pandangan MTA bahwa anjing tidak najis karena tak ada teks Al-Qur’an yang menyebutkannya. Kemudian tentang tahlilan dan ziarah kubur yang diharam-haramkan MTA dalam setiap pengajiannya. Sampai-sampai ada statemen bahwa zina lebih baik dibanding tahlilan.?

“Poin-poin ceramah Kiai Marzuki yang seperti itu dianggap mencemarkan nama baik MTA. Makanya mereka lantas melapor ke Bareskrim Polri,” bebernya.

Kiai Marzuki dilaporkan dengan tudingan berlapis yakni penyebar fitnah, pencemaran nama baik, institusi dan pribadi. Lalu menyebabkan perasaan tidak nyaman. Juga pelanggaran undang undang IT dengan ancaman 6 tahun penjara.

“Pelapornya atas nama Drs Medi selaku sekretaris MTA,” kata Gus Irfan. Ia sendiri mengaku tak kenal dengan Medi.

Ia pun sempat ditanya penyidik apakah setuju dengan isi ceramah Kiai Marzuki. “Saya jawab, untuk penguatan jamiyah NU, saya setuju. Karena memang ceramahnya di Tambakberas yang merupakan tempat pendiri NU. Hadirin yang mendengarkan juga dari para santri, alumni dan undangan yang seluruhnya NU,” tegasnya.

Ia lantas dicecar terkait perannya dalam materi ceramah itu. “Saya ditanya apakah menyiapkan teks ceramahnya dan mengarahkan isi ceramah Kiai Marzuki itu. Tentu saya jawab tidak. Tidak ada kultur seperti itu di pesantren. Ilmu kiai justru mampet kalau bicaranya diarahkan dan dibatasi. Saya tegaskan bahwa kiai yang diundang ceramah di Tambakberas itu pilihan. Dan kita mengakui keilmuan Kiai Marzuki. Kita yakin beliau tak akan bicara tanpa pijakan,” paparnya.

Ia juga mengaku diminta menjelaskan perannya memfasilitasi pidato Kiai Marzuki. “Saya tegaskan kita ini memang yang mengundang. Namun untuk isinya, itu kita serahkan sepenuhnya pada beliau,” tutur kiai 52 tahun yang dikaruniai empat orang anak ini.

Gus Irfan mengaku tidak gentar dengan pemeriksaan itu. Termasuk seandainya ikut dijerat dengan tuduhan memfasilitasi pidato yang dianggap merugikan pihak lain tersebut. “Kalau saya ikut dituduh, ya nanti kita hadapi secara hukum. Yang jelas jangan sampai kejadian semacam ini memupus semangat warga NU untuk menggelar pengajian-pengajian. Karena ruhnya NU ya ada dalam pengajian-pengajian itu,” tegasnya. ?

Foto: Gus Irfan ketika berada di kediamannya.

?

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Muslimin Abdilla

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Nusantara, Budaya, IMNU Pondok Pesantren Tegal

Kamis, 07 Juni 2012

Tiga Falsafah dari Kata Telur

Solo,  Pondok Pesantren Tegal. Keraton Surakarta membagikan seribu telur asin sebagai rangkaian acara Gerebeg Mulud 2014, belum lama ini (8/1). Pembagian telur tersebut dilakukan di depan bunderan Gladag. Para penggguna jalan pun banyak yang antusias

Tiga Falsafah dari Kata Telur (Sumber Gambar : Nu Online)
Tiga Falsafah dari Kata Telur (Sumber Gambar : Nu Online)

Tiga Falsafah dari Kata Telur

“Dulu biasanya kita nyebar udik-udik atau uang receh. Sekarang kita ganti dengan telur asin yang bermanfaat, menyesuaikan perkembangan zaman,” kata Wakil Pengageng Pariwisata, Satryo Hadinagoro.

Sementara itu, Wakil Pengageng Sasana Wilapa, KP Winarno Kusumo mengatakan pembagian tersebut memiliki arti agar manusia mengikhlaskan amal perbuatannya untuk mencapai kebahagiaan hakiki.

Pondok Pesantren Tegal

“Orang kalau sudah ngamal berarti dia sudah bersih dari segala kepentingan duniawi. Semua ditujukan untuk mendapat kebahagiaan di akhirat,” tutur Winarno.

Tigan (telur) sendiri berasal dari kata tiga. Artinya selama hidup kita melalui tiga tahap, yaitu lahir, lakon (hidup), layon (mati). Kehidupan kita harus kita manfaatkan untuk bekal sebelum mati,” imbuhnya. (Ajie Najmuddin/Mahbib)

Pondok Pesantren Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Kyai, Bahtsul Masail, Pahlawan Pondok Pesantren Tegal

Senin, 28 Mei 2012

Soal Awal Puasa, Tarekat Naqsyabandiyah Gersempal: Ikuti NU dan Pemerintah!

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Tarekat Naqsyabandiyah Mudzhariyah atau dikenal dengan Naqsyabandiyah Gersempal, melalui organisasinya Silaturahim Ikhwan Akhawat dan Simpatisan Thariqat An-Naqsyabandiyah (Sitqon) mengimbau kepada umat Islam Indonesia, khususnya jamaah tarekat Naqsyabandiyah Mudzhariyah, untuk menentukan 1 Ramadhan 1436 H sesuai dengan hasil keputusan pemerintah dan NU.

Soal Awal Puasa, Tarekat Naqsyabandiyah Gersempal: Ikuti NU dan Pemerintah! (Sumber Gambar : Nu Online)
Soal Awal Puasa, Tarekat Naqsyabandiyah Gersempal: Ikuti NU dan Pemerintah! (Sumber Gambar : Nu Online)

Soal Awal Puasa, Tarekat Naqsyabandiyah Gersempal: Ikuti NU dan Pemerintah!

Dedi Haryono yang mengatasnamakan Pengurus Sitqon Pusat mengatakan bahwa pihaknya menyerukan jamaah tarekat Naqsyabandiyah Mudzhariyah untuk mengawali dan mengakhiri puasa Ramadhan berdasarkan ruyatul hilal. Imbauan ini Dedi kutip dari Humas Sitqon H M Sahibudin, sebagaimana siaran pers yang diterima Pondok Pesantren Tegal, Selasa (16/6).

Sementara Wakil Ketua II Sitqon KH Abd. Ghafur Mughist mengatakan, dari hasil perhitungan tim hisabnya, Selasa hari ini, hilal atau bulan sabit tidak tampak karena ijtima terjadi pukul 21.00 WIB.

Pondok Pesantren Tegal

“Adapun pada hari Rabu waktu maghrib, hilal kira-kira 10 derajat. Alhasil, kemungkinan hari Rabu malam Kamis bulan Syaban sudah genap 30 hari sehingga awal puasa kemungkinan jatuh pada hari Kamis tanggal 18 Juni 2015. Tetapi keputusan akhir diimbau tetap mengikuti hasil keputusan pemerintah dan NU,” ujarnya.

Pondok Pesantren Tegal

Dalam situs resminya, www.naqsyabandiyah-gersempal.org, tarekat Naqsyabandiyah Mudzhariyah juga memuat pernyataan lengkap Sitqon tentang penetapan permulaan Ramadhan itu.

Dalam situs tersebut,? disampaikan, “Mengimbau kepada seluruh ikhwan akhawat di seluruh Indonesia untuk mengikuti keputusan pemerintah dan Nahdatul Ulama.” (Mahbib Khoiron)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Nahdlatul Ulama Pondok Pesantren Tegal

Minggu, 20 Mei 2012

Jika RUU KPK Disetujui, Koruptor Bernyanyi, Rakyat Menangis

Way Kanan, Pondok Pesantren Tegal. Wakil Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung, Widyo Kuncoro menilai, Revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (RUU KPK) tidak sejalan dengan asa masyarakat yang menginginkan bangsa Indonesia bebas dari korupsi.

"Dalam sejumlah survei, KPK masih dipercaya dan menjadi tumpuan masyarakat dalam pemberantasan korupsi dibanding lembaga? lain. Survei M Qodari juga menyatakan kepercayaan masyarakat terhadap kejaksaan dan kepolisian sangat rendah. Masyarakat masih lebih mempercayai KPK sebagai ujung tombak pemberantasan korupsi. Jadi wajar jika rakyat harus bersatu menolak RUU KPK karena melemahkan lembaga anti rasuah itu," ujarnya di Blambangan Umpu, Jumat (9/10).

Jika RUU KPK Disetujui, Koruptor Bernyanyi, Rakyat Menangis (Sumber Gambar : Nu Online)
Jika RUU KPK Disetujui, Koruptor Bernyanyi, Rakyat Menangis (Sumber Gambar : Nu Online)

Jika RUU KPK Disetujui, Koruptor Bernyanyi, Rakyat Menangis

Menurut dia, pembatasan usia KPK 12 tahun tidak bisa dipahami sebagai upaya mempercepat pemberantasan korupsi dalam tempo sesingkat-singkatnya. "Sebagai rakyat, kami jelas tidak merasa tidak diwakili dengan Dewan Perwakilan Rakyat yang menghendaki RUU KPK. Kami sebagai rakyat menginginkan KPK diperkuat," paparnya.

Pondok Pesantren Tegal

Widyo menegaskan, dalam RUU KPK banyak hal-hal yang membuat masyarakat pesimistis tentang kelanjutan pemberantasan korupsi. "Kami sangat tidak setuju termasuk hak dalam melakukan penyadapan dan penyitaan yang harus mendapat persetujuan pengadilan dulu. Dengan hal semacam itu, koruptor nantinya pasti akan bermain dicelah-celah aturan-aturan itu dengan segala macam cara mereka," tuturnya lagi.

Pondok Pesantren Tegal

Terkait dengan persoalan pembatasan penanganan perkara dengan kerugian negara Rp50 miliar dari sebelumnya Rp1 miliar, Widyo menegaskan korupsi jelas ukurannya, tidak hanya sekedar jumlah.

Untuk diketahui, sejak tahun 2004 hingga semester I tahun 2015, KPK berhasil menghelat penyelidikan 705 perkara, penyidikan 427 perkara, penuntutan 350 perkara, inkrah (berkekuatan hukum tetap) 297 perkara, dan eksekusi 313 perkara.

Inisiator revisi UU KPK tercatat 45 anggota DPR, dengan rincian 15 orang dari Fraksi PDIP, 11 orang dari Nasional Demokrat, sembilan orang dari Golkar, lima orang dari Partai Persatuan Pembangunan, tiga orang dari Hanura, dan dua orang dari Partai Kebangkitan Bangsa.

"Jika revisi ini disetujui, koruptor bernyanyi dan rakyat menangis," demikian Widyo Kuncoro. (Syuhud Tsaqafi/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Jadwal Kajian Pondok Pesantren Tegal

Kamis, 10 Mei 2012

Aktivitas Gunung Berapi Kaitannya dengan Transit Bulan

Pada hari Ahad, 2 Februari 2014 sekira pukul 14.30 WIB lalu, diinformasikan kepada warga sekitar Gunung Kelud agar mengosongkan rumahnya dalam radius ± 5 Km, yang dinyatakan status waspada oleh Pusdalops Tagana Kabupaten Kediri.

Rabu, 12 Februari 2014, status Gunung Kelud naik dari waspada ke siaga level 3. Kamis, 13 Februari 2014, status Gunung Kelud ditetapkan naik dari level siaga menjadi awas level 4.

Aktivitas Gunung Berapi Kaitannya dengan Transit Bulan (Sumber Gambar : Nu Online)
Aktivitas Gunung Berapi Kaitannya dengan Transit Bulan (Sumber Gambar : Nu Online)

Aktivitas Gunung Berapi Kaitannya dengan Transit Bulan

Kamis, 13 Februari 2014, pukul 22.15 WIB semalam, terdengar gemuruh Gunung Kelud dari sekitar Kediri Malang dan Blitar. Setelah beberapa jam dinyatakan awas dengan level 4, Gunung kelud meletus pada pukul 22:50 WIB.

Aktifitas gempa tektonik maupun gempa vulkanik biasanya beriringan dengan saat konjungsi maupun purnama bulan. Adapun purnama bulan pada bulan Robi’ul Akhir ini bertepatan dengan tanggal 15 Pebruari 2014 pukul 05:55:46 itu berarti gunung Kelud meletus 32 jam 5 menit 46 detik sebelum saat purnama.

Pondok Pesantren Tegal

Gunung Kelud meletus beberapa saat (9 menit) setelah bulan transit di atas langit. Saat transit bulan adalah saat dimana posisi bulan berada pada posisi paling vertikal pada hari tersebut.

Pondok Pesantren Tegal

Pada hari tersebut, Kamis, 13 Pebruari 2014 Bulan transit di atas langit Malang dan sekitarnya pada pukul 22:41 WIB, sembilan menit kemudian yakni pukul 22:50 WIB gunung Kelud meletus.

Posisi bulan saat transit pukul 22:41 WIB berada di azimut 00° 11’ Altitude 68° 50’ dihitung dari lokasi Gunung Kelud yang mana koordinatnya 112° 18’ 28” bujur timur, 7° 55’ 48” lintang selatan.

Adakah korelasinya antara aktivitas gunung meletus dengan fase-fase bulan maupun Transit bulan? Secara ilmiah saat ini belum ditemukan korelasinya akan tetapi bisa jadi aktivitas vulkanik yang meningkat pada level tertentu sebelum meletus, dengan adanya gaya gravitasi bulan yang lebih dominan saat transit yang tentunya sedikit banyak akan menarik magma gunung berapi sehingga memicu gunung berapi yang kondisinya sudah di ujung tanduk untuk meletus.

Jawaban selebihnya, Wallohu a’lam.



Ibnu Zahid Abdo el-Moeid, Dewan Pakar Lajnah Falakiyah NU Gresik

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Pahlawan, Berita Pondok Pesantren Tegal

Rabu, 09 Mei 2012

Budaya Tepat Waktu Harus Dimulai dari Pendidikan

Bandar Lampung, Pondok Pesantren Tegal. Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki kebiasaan tidak tepat waktu. Dampaknya pada etos kerja dan produktivitas masyarakat sangat jelas. Jika dibiarkan, sikap tersebut menjadi bagian dari budaya nasional.

Menurut Ketua Pimpinan Wilayah Lembaga Pendidikan Maarif NU, Drs. Suyoto MR, M.Ag, untuk menekan, bahkan menghilangkan budaya tidak baik tersebut, harus dimulai dari dunia pendidikan.

Budaya Tepat Waktu Harus Dimulai dari Pendidikan (Sumber Gambar : Nu Online)
Budaya Tepat Waktu Harus Dimulai dari Pendidikan (Sumber Gambar : Nu Online)

Budaya Tepat Waktu Harus Dimulai dari Pendidikan

“Budaya tepat waktu wajib dipupuk, terutama pada siswa didik yang nantinya diharapkan akan terbawa sampai dewasa atau dunia kerja yang profesional,” ujarnya di Bandar Lampung kepada Pondok Pesantren Tegal, Rabu (17/10) .    

Pondok Pesantren Tegal

Untuk menekan budaya tidak tepat waktu, Maarif NU Lampung menerapkan program bel otomatis di madrasah-madrasah di bawah naungan Maarif Lampung.

Pondok Pesantren Tegal

Program tersebut dilaksanakan atas kerjasama Maarif Lampung dengan Teknindo, sebuah perusahaan pemegang hak cipta dan paten Bel Otomatis Sekolah/Madrasah di Indonesia. Teknindo adalah perusahaan yang dipimpin Juliana Pengestu, lulusan Maarif kelahiran1980, di Banyumas, Jawa Tengah.

Selain itu, menurut Suyoto, program ini merupakan tindak lajut dari rekomendasi Munas-Konbes NU di Cirebon 14-19 September lalu di bidang pendidikan, tentang pendidikan  karakter.

“Dengan pemasangan bel otomatis, diharapkan mutu pendidikan madrasah lebih maju.”  

Penerapan bel tepat waktu dimulai dari jam belajar di madrasah, bel masuk, ganti pelajaran, istirahat dan pulang dibuat otomatis sehingga kedisiplinan murid atau santri, guru dan staf madrasah berjalan dengan baik.

 

Penulis: Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Makam, Pemurnian Aqidah, Aswaja Pondok Pesantren Tegal

Minggu, 15 April 2012

Makkah Cerah Setelah Diguyur Hujan, Lailatul Qadar?

Makkah, Pondok Pesantren Tegal. Jumat, 24 Ramadhan 1434 H Makkah diguyur hujan deras. Setelah shalat Jumat, panas yang begitu menyengat tiba-tiba di atas Kabah dan area Masjidil Haram dipayungi mega mendung.

Beberapa menit kemudian debu bertaburan menyelimuti hawa panas Makkah. Pandangan mata hanya tembus 10 meteran karena hamburannya debu.

Makkah Cerah Setelah Diguyur Hujan, Lailatul Qadar? (Sumber Gambar : Nu Online)
Makkah Cerah Setelah Diguyur Hujan, Lailatul Qadar? (Sumber Gambar : Nu Online)

Makkah Cerah Setelah Diguyur Hujan, Lailatul Qadar?

Subhanallah beberapa menit kemudian hujan turun deras sekali. Hujan barokah membasahi bumi Mekah, bumi yang terkenal cuacanya panas.

Pondok Pesantren Tegal

Para jamaah di Masjidil Haram riang gembira menyambut hujan. Ssirene -sirene polisi dibunyikan ikut menyampaikan kegembiraan turun hujan.

Pondok Pesantren Tegal

Hujan kemudian reda tapi mendung masih menyelimuti Makkah dan sekitarnya. Selang 30 menit Kabah dan sekitarnya diselimuti mendung gelap. Angin kencang bertubi tubi lagi, bersamaan hujan deras mengguyur lagi.

Sekitar satu jam lebih Kabah di guyur hujan lagi. Sirene dibunyikan lagi. Sementara di area pelataran Kabah jamaah berebut di bawah talang emas kabah air mengalir deras. Kiswah kain penutup ka bah yg terlihat kusam berdebu sekarang tampak hitam gelap gagah dengan warna emas tulisannya.

Namun hujan berhenti menjelang adzan ashar (sekitar pukul 7 malam WIB). Saat berita ini diturunkan, cuaca di Makkah terang dan cukup sejuk. Pertanda Lailatul Qadar kah? Ini adalah malam ganjil, 25 Ramadhan. Wallahu alam bisshowab.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Thobib

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Kyai, Kajian Islam, Pemurnian Aqidah Pondok Pesantren Tegal

Minggu, 25 Maret 2012

Pemerintah Sebaiknya Segera Akui Kemerdekaan Kosovo

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj menyatakan sebaiknya pemerintah Indonesia segera mengakui kemerdekaan Kosovo dari Serbia agar masyarakat muslim di sana bisa hidup damai dan dapat membangun negerinya.

Kosovo diperintah oleh misi PBB sejak pertengahan 1999, ketika bom-bom Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menghalau pasukan Serbia yang setia pada almarhum Presiden Slobodan Milosevic yang melakukan penumpasan brutal terhadap etnik Albania yang mayoritas Muslim di Kosovo.

Sebelumnya, Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi juga menyatakan simpatinya atas kemerdekaan Kosovo yang dinilainya dapat mengatasi krisis kemanusiaan yang sudah terjadi selama satu dekade. PBNU juga akan mengundang para ulama Kosovo untuk mengikuti forum ICIS III Juli mendatang.

Pemerintah Sebaiknya Segera Akui Kemerdekaan Kosovo (Sumber Gambar : Nu Online)
Pemerintah Sebaiknya Segera Akui Kemerdekaan Kosovo (Sumber Gambar : Nu Online)

Pemerintah Sebaiknya Segera Akui Kemerdekaan Kosovo

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Senin (18/2) menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia masih menunggu pembahasan di Dewan Keamanan (DK) PBB untuk menentukan sikap atas kemerdekaan Kosovo.

"Kami masih terus memantau situasi yang berkembang, tidak hanya pemerintah pusat di Eropa namun juga sebagai anggota tidak tetap DK PBB," kata Presiden, merujuk pada deklarasi kemerdekaan Kosovo, yang ditanggapi dengan sikap pro dan kontra oleh dunia internasional.

Pondok Pesantren Tegal

Sementara itu Menlu Hassan Wirajuda pernyataan tidak perlu tergesa-gesa ini jangan diartikan bahwa Pemerintah Indonesia menutup peluang untuk mengakui kemerdekaan Kosovo, karena pemerintah akan melihat Kosovo berdasarkan pengalaman dari lepasnya negara-negara bagian Yugoslavia lain seperti Slovenia, Bosnia, Kroasia, dan Montenegro.

"Kita melihat apakah pernyataan kemerdekaan itu akan menyelesaikan masalah, khususnya mengenai ketegangan atau konflik yang diharapkan tidak terjadi. Sejak awal kita mendorong penyelesaian kasus Kosovo dilakukan secara dialog dan negosiasi. Kita tidak inginkan ada konflik lain," katanya.

Pakar politik dan peneliti dari LIPI, Dr Hermawan Sulistio, di Jakarta, Rabu, menyatakanbahwa Kosovo adalah isu ’ethno nationalism’, bukan agama. Agama dipakai hanya sebagai instrumen perjuangan, bukan tujuan.

Bagi Hermawasan Sulistio, Kosovo sudah ’de facto’. "Cepat atau lambat, kita harus akui," tambahnya. Karena itu, lanjutnya, Indonesia sebaiknya ambil momentum sebelum ’telat’.

"Percayalah, (sikap kita) tidak akan berpengaruh terhadap (keutuhan) NKRI, sejauh kita bisa adil untuk Papua dan provinsi lainnya di Nusantara," kata Hermawan Sulistio meyakinkan. (mkf)

Pondok Pesantren Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Sunnah, Pondok Pesantren, Kajian Pondok Pesantren Tegal

Minggu, 12 Februari 2012

Akihiro Shugo: Bisnis Kuliner Halal di Jepang Terus Meningkat

Tokyo, Pondok Pesantren Tegal

Tantangan puasa 17 jam di tengah teriknya musim panas tahun ini tidak menyurutkan semangat umat Muslim Indonesia di Jepang untuk terus mengenalkan Islam pada masyarakat sekitar. Bertempat di Balai Indonesia, Sabtu (18/6) Keluarga Masyarakat Muslim Indonesia (KMII) kembali menyelenggarakan acara Pertukaran Kebudayaan Islam dengan mengangkat tema Halal untuk Semua.





Akihiro Shugo: Bisnis Kuliner Halal di Jepang Terus Meningkat (Sumber Gambar : Nu Online)
Akihiro Shugo: Bisnis Kuliner Halal di Jepang Terus Meningkat (Sumber Gambar : Nu Online)

Akihiro Shugo: Bisnis Kuliner Halal di Jepang Terus Meningkat

Industri halal yang semakin semarak di Negeri Sakura ini kian menarik perhatian masyarakat Jepang baik para penggiat bisnis kuliner maupun pariwisata.? Acara kali ini bertujuan untuk menjelaskan pengertian halal secara universal dan meluruskan beberapa pandangan masyarakat Jepang mengenai halal, bahwa halal bukan makanan yang hanya dapat dikonsumsi oleh Muslim tetapi juga makanan yang baik (thayyib) untuk dikonsumsi masyarakat umum tanpa memandang perbedaan agama dan budaya.

Pemilik Restoran Halal Ramen Ouka, Wachi Masyrik menceritakan awal mula mereka terjun ke dunia halal. “Sekitar 10 tahun lalu, teman saya (seorang Muslim) datang berkunjung ke Jepang, namun ia tidak bisa menikmati makanan tradisional Jepang. Dari situ saya tersadar, saya pun mulai mempelajari Islam enam tahun ke belakang ini dan kemudian berhasil membuka restoran halal,” ujar Wachi.

Mengenai kondisi industri halal sekarang ini, CEO Halal Media Japan, Akihiro Shugo mengungkapkan, setiap bulan sekitar 20 restoran dan toko mendaftarkan diri di situs Halal Media Japan.

Pondok Pesantren Tegal

Restoran halal diprediksi akan semakin berkembang di seluruh Jepang. Beberapa pemilik restoran sempat mengutarakan kekhawatiran mereka ketika mereka memutuskan untuk tidak menjual sake (minuman berlakohol) dan daging babi.

“Banyak yang takut omset penjualannya berkurang, namun pada kenyataannya tidak begitu berubah,” ujar Akihiro Shugo.

Lembaga pemberi sertifikat halal di Jepang juga sudah mulai bermunculan, namun masih terdapat perbedaan standar dalam penetapan halal di antara lembaga-lembaga tersebut. "Masih terus diperlukan diskusi antarlembaga halal, untuk menyamakan kriteria," ujar Said Akhtar, CEO lembaga sertifikasi halal di Jepang, Nippon Asia Halal Association (NAHA).

“Makanan halal merupakan makanan yang baik untuk semua kalangan, dari segi gizi, kebersihan dan khasiat untuk kesehatan. Saya harap banyak orang Jepang yang semakin mengerti tentang halal dan sama-sama memajukan industri halal di Jepang,” ujar pakar halal dan ketua Asosiasi Muslim Jepang yang juga pernah menjabat sebagai peneliti di Pusat Penelitian Syariah di Universitas Takushoku menutup diskusi panel.

Pondok Pesantren Tegal

Acara pertukaran budaya kali ini juga dimeriahkan oleh Muslim Fashion Corner, di mana masyarakat Jepang dapat mencoba mengenakan hijab, gamis, kopiah dan pakaian khas berbagai negara Muslim.

“Ternyata (mengenakan) hijab tidak panas, saya malah merasa tenang dana terjaga dengan mengenakan hijab,” ujar seorang perempuan Jepang yang mencoba mengenakan hijab untuk pertama kalinya.

Selain itu peserta juga dihibur dengan tarian tradisional yang dibawakan oleh para siswi Sekolah Republik Indonesia Tokyo. Acara kemudian dilanjutkan dengan buka puasa bersama yang disponsori oleh perusahaan makanan dari berbagai komunitas Muslim, seperti komunitas Muslim Indonesia, Turki, Syiria, dan Pakistan yang menetap di Jepang. (Tsamara Tsani/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Humor Islam Pondok Pesantren Tegal

Senin, 30 Januari 2012

ASBIHU Buka Paket Umrah Murah di Bulan April Ini

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Masyarakat yang berniat menjalankan ibadah umrah pada bulan April ini bisa menarik nafas lega. Pasalnya ASBIHU Tour and Travel memiliki program khusus “Umrah Murah Bersama ASBIHU”.?

Wakil Sekretaris Jenderal ASBIHU NU, Nashir Maqsudi mengungkapkan, paket biaya murah yang disediakan ASBIHU dimaksudkan untuk memfasilitasi masyarakat yang memiliki keterbatasan biaya, namun sekaligus memiliki keinginan yang kuat untuk menjalankan ibadah umrah.

ASBIHU Buka Paket Umrah Murah di Bulan April Ini (Sumber Gambar : Nu Online)
ASBIHU Buka Paket Umrah Murah di Bulan April Ini (Sumber Gambar : Nu Online)

ASBIHU Buka Paket Umrah Murah di Bulan April Ini

“ASBIHU ingin memberikan keringanan biaya perjalanan umrah di bulan April ini. Jadi masyarakat bisa melaksanakan ibadah umrah dengan nyaman, tetapi dengan biaya yang sangat terjangkau,” kata Nashir di Jakarta, Selasa (4/4).

Pemberangkatan “Umrah Murah Bersama ASBIHU” dijadwalkan pada akhir April 2017. ? Tersedia dua paket yang dapat dipilih oleh calon jamaah. Paket pertama dengan biaya Rp18.750.000 untuk umrah 9 hari. Dan paket kedua dengan biaya Rp21.000.000 untuk umrah 12 hari.?

Harga tersebut terhitung jauh lebih murah dibandingkan biaya umrah reguler. Walaupun dengan biaya lebih murah, kenyamanan bagi jamaah sama dengan ketika jamaah mengambil paket regular.?

Pondok Pesantren Tegal

Masyarakat yang berminat melakukan ibadah umrah dengan harga promo di atas dapat mendaftarkan secara langsung ke kantor PT Al Anshar Asbihutama Sejahtera, di Jalan Basuki Rahmat No 12 Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur. Dapat pula menghubungi Hj Silvia Wulan Sari di nomor kontak 0812-9919-465. (Kendi Setiawan/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal

Pondok Pesantren Tegal Humor Islam, Santri Pondok Pesantren Tegal

Jumat, 27 Januari 2012

NU Temanggung Ajak Warga Pilih Lembaga Pendidikan Milik NU

Temanggung, Pondok Pesantren Tegal

Rais Syuriyah PCNU Temanggung Jawa Tengah KH Yacub Mubarak, mengimbau warga NU khususnya di daerah Temanggung agar tidak ragu dengan keberadaan lembaga-lembaga dan institusi pendididikan yang dikelola NU dalam hal mendidik dan menitipkan putra-putranya di lembaga dan institusi pendidikan tersebut.?

Hal itu dikemukakan lantaran akhir-akhir ini menurut penilaian KH Yacub Mubarak ada kecendrungan para orang tua yang sebenarnya masih warga NU tapi mulai kian sedikit yang memondokkan putra-putrinya di pesantren atau menyekolahkan di sekolah atau madrasah yang bernaung di LP Ma’arif.

NU Temanggung Ajak Warga Pilih Lembaga Pendidikan Milik NU (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Temanggung Ajak Warga Pilih Lembaga Pendidikan Milik NU (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Temanggung Ajak Warga Pilih Lembaga Pendidikan Milik NU

Padahal, kata Kiai Yacub, PCNU Temanggung sudah banyak memiliki lembaga pendidikan baik yang formal seperti MI, MTs, MA, SMK bahkan sampai perguruan tinggi, maupun yang nonformal seperti pondok pesantren. Meskipun begitu, ia mengakui lembaga-lembaga pendidikakan NU masih perlu banyak pembenahan. Maka, supaya lembaga-lembaga pendidikan tersebut kian mendapatkan kepercayaan masyarakat, ia meminta kepada jajaran dan pihak yang menangani dan mengelola lembaga pendidikan NU tersebut supaya lebih serius dan sungguh-sungguh dalam usaha meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran di dalamnya.

Menurut pengasuh pondok pesantren Nida Al-Quran ini, bahwa potensi paham radikalisme dalam beragama juga tak kecuali merambah sampai ke daerah-daerah. Maka perlu mengantisipasi potensi pemahaman yang destruktif tersebut diantaranya melalui jalur pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai Ahlussunah wal Jamaah an Nahdhiyah. ?

"Bila orang tua menyekolahkan anak-anaknya di sekolah NU atau pondok pesantren maka mereka akan lebih terjaga dan aman dari bahaya paham radikalisme yang hingga kini menjadi masalah bersama," ? kata Kiai yang juga ketua MUI Temanggung itu kepada Pondok Pesantren Tegal ditemui di rumahnya, Besaran Parakan, Kamis (18/2). ? ?

Pondok Pesantren Tegal

Tidak cuma itu, tambah Kai Yacub, pendidikan khas NU dalam memosisikan siswa dan santri tidak hanya memperhatikan sisi talim atau aspek kognitifnya belaka, melainkan juga sangat ditekankan ranah tadib dan tarbiyahnya sehingga peserta didik akan terbiasakan bersikap ramah, santun, toleran, fleksibel, dan religius. Dengan begitu murid atau santri tidak mudah tertarik pada paham agama yang mengutamakan kekerasan dan sarkasme yang acap menggunakan dalih jihad dan amar maruf nahi mungkar.?

Selanjutnya Kia kharismtik dari kota "bambu runcing" ini mengajak putra-putri dan warga NU khususnya di daerah Temanggung agar ikut berkiprah dan mengaktualisasikan diri di NU sesuai tingkat usia dan kecenderungan minatnya. Tidak usah mendirikan kelompok sendiri-sendiri sekedar demi popularitas. Karena pada dasarnya di NU melalui berbagai banom-dan lembaganya sudah bisa menampung berbagai tigkat umur warganya serta mewadahi dari segala macam bidang minat yang dimiliki. (M. Haromain/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal

Pondok Pesantren Tegal Pemurnian Aqidah, Pendidikan Pondok Pesantren Tegal

Rabu, 11 Januari 2012

Ma’had Aly sebagai Lembaga Kaderisasi Mutafaqqih Fiddin

Oleh Suwendi



Tantangan keulamaan atau kekiaian dewasa ini semakin kompleks. Bukan hanya pada ? penguasaan khazanah keislaman yang mendalam (tafaqquh fiddin), melainkan juga kader ulama harus mampu merespons perubahan sosial akibat kecanggihan teknologi, perkembangan ilmu pengetahuan, dan arus globalisasi yang demikian deras. Ruang lingkup keulamaan menjadi tak berbatas. Tidak hanya pada wilayah keagamaan, kader ulama juga harus mampu masuk ke dalam diskursus dan ruang gerakan sosial budaya, sosial politik, sosial ekonomi, dan politik kebangsaan.?

Ma’had Aly sebagai Lembaga Kaderisasi Mutafaqqih Fiddin (Sumber Gambar : Nu Online)
Ma’had Aly sebagai Lembaga Kaderisasi Mutafaqqih Fiddin (Sumber Gambar : Nu Online)

Ma’had Aly sebagai Lembaga Kaderisasi Mutafaqqih Fiddin

Semua itu adalah realitas kehidupan yang sehari-hari mempengaruhi kehidupan keagamaan. Ulama kontemporer niscaya menguasai segala hal yang berorientasi pada kemaslahatan umat manusia (tafaqquh fi mashalihil khalqi).



Dalam konteks kaderisasi ulama melalui lembaga pendidikan tinggi, di tahun 2016 yang lalu, tepatnya pada hari Senin, tanggal 30 Mei 2016, Kementerian Agama telah menerbitkan Izin Pendirian Ma’had Aly kepada 13 Pondok Pesantren di seluruh Indonesia dan melaunchingnya di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur yang dikukuhkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 3002 Tahun 2016.?

Ke-13 Ma’had Aly itu adalah sebagai berikut. Pertama, Ma’had Aly Saidusshiddiqiyyah, Pondok Pesantren As-Shiddiqiyah Kebon Jeruk (DKI Jakarta)dengan program takhasus (spesialisasi) “Sejarah dan Peradaban Islam” (Tarikh Islami wa Tsaqafatuhu); Kedua, Ma’had Aly Syekh Ibrahim Al Jambi, Pondok Pesantren Al Asad Kota Jambi (Jambi), dengan program takhasus “Fiqh dan Ushul Fiqh” (Fiqh wa Ushuluhu); Ketiga, Ma’had Aly Sumatera Thawalib Parabek, Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek, Agam (Sumatera Barat), dengan program takhasus “Fiqh dan Ushul Fiqh” (Fiqh wa Ushuluhu); Keempat, Ma’had Aly MUDI Mesjid Raya, Pondok PesantrenMahadul Ulum Ad Diniyyah Al Islamiyah (MUDI) Mesjid Raya, Bireun (Aceh), dengan program takhasus “Fiqh dan Ushul Fiqh” (Fiqh wa Ushuluhu); Kelima, Ma’had Aly Asadiyah, Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang (Sulsel), dengan program takhasus “Tafsir dan Ilmu Tafsir” (Tafsir wa Ulumuhu); Keenam, Ma’had Aly Rasyidiyah Khalidiyah, Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai (Kalsel), dengan program takhasus “Aqidah dan Filsafat Islam” (Aqidah wa Falsafatuhu); Ketujuh, Ma’had Aly salafiyah Syafi’iyah, Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Situbondo (Jatim), dengan program takhasus “Fiqh dan Ushul Fiqh” (Fiqh wa Ushuluhu); Kedelapan, Ma’had Aly Hasyim Al-Asyary, Pondok PesantrenTebuireng Jombang (Jatim), dengan program takhasus “Hadits dan Ilmu Hadits” (Hadits wa Ulumuhu); Kesembian, Ma’had Aly At-Tarmasi, Pondok Pesantren Tremas (Jatim), dengan program takhasus “Fiqh dan Ushul Fiqh” (Fiqh wa Ushuluhu); Kesepuluh, Ma’had Aly Pesantren Maslakul Huda fi Ushul al-Fiqh, Pondok Pesantren Maslakul Huda Kajen Pati (Jateng), dengan program takhasus “Fiqh dan Ushul Fiqh” (Fiqh wa Ushuluhu); Kesebelas, Ma’had Aly PP Iqna ath-Thalibin, Pondok Pesantren Al Anwar Sarang Rembang (Jateng),dengan program takhasus “Tasawwuf dan Tarekat” (Tashawwuf wa Thariqatuhu); Kedua belas, Ma’had Aly Al Hikamussalafiyah, Pondok Pesantren Madrasah Hikamussalafiyah (MHS)Cirebon (Jabar), dengan program takhasus “Fiqh dan Ushul Fiqh” (Fiqh wa Ushuluhu); dan ketiga belas, Ma’had Aly Miftahul Huda, Pondok PesantrenManonjaya Ciamis (Jabar), dengan program takhasus “Aqidah dan FIlsafat Islam” (Aqidah wa Falsafatuhu).

Pondok Pesantren Tegal

Eksistensi Ma’had Aly sesunggunya memiliki landasan hukum yang sangat kuat. Setidaknya ada 2 (dua) Undang-Undang yang dapat dijadikan dasar hukum.?

Pertama, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang di pasal 15 disebutkan bahwa di antara jenis pendidikan yang ada di negara kita adalah jenis pendidikan keagamaan. Undang-Undang ini kemudian diturunkan ke dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, yang di dalam pasal 9 disebutkan bahwa Pendidikan Keagamaan di antaranya terdiri atas Pendidikan Keagamaan Islam. Atas dasar regulasi itu, diterbitkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Islam, yang di pasal 23 disebutkan bahwa Ma’had Aly merupakan bentuk dari pendidikan diniyah formal jenjang pendidikan tinggi.?

Pondok Pesantren Tegal

Kedua, Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, yang di dalam pasal 30 ayat (2) disebutkan bahwa “Pendidikan tinggi keagamaan berbentuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi dan dapat berbentuk Ma’had Aly”. Atas dasar kedua Undang-Undang tersebut, Kementerian Agama menerbitkan Peraturan Menteri Agama Nomor 71 Tahun 2015 tentang Ma’had Aly.?

Dengan melihat posisi regulasi di atas, Ma’had Aly memiliki legalitas yang sangat kuat dan sekaligus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional. Pada sisi yang lain, regulasi-regulasi itu memperjelas kesungguhan komitmen Pemerintah untuk mewujudkan Ma’had Aly setara dan semartabat dengan lembaga perguruan tinggi lainnya seperti UIN, IAIN, dan STAIN serta lembaga pendidikan tinggi umum lainnya, baik dalam pengakuan, status, lulusan, maupun perhatian Pemerintah terhadap keberlangsungan dan pengembangannya. ? ?

Sebagaimana dicantumkan dalam PMA 71 Tahun 2015, tujuan didirikannya Ma’had Aly adalah menciptakan lulusan yang ahli dalam bidang ilmu agama Islam (mutafaqqih fiddin) dan mengembangkan ilmu agama Islam berbasis kitab kuning. Dengan demikian, Ma’had Aly adalah wujud pelembagaan sistemik dan formal atas tradisi intelektual pesantren tingkat tinggi sehingga keberadaannya melekat pada pendidikan pesantren.?

Dalam sejarahnya, Ma’had Aly memang didirikan dan dikembangkan dari dan oleh masyarakat pesantren dan berada di lingkungan pesantren, sehingga Ma’had Aly ke depan tidak ada yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau berstatus negeri. Meski demikian, tujuan yang hendak dicapai dari Ma’had Aly tidak semata-mata untuk kepentingan pesantren, tetapi untuk kepentingan umat dan bangsa. Selain untuk keberlangsungan pesantren sendiri dengan tumpuan pada tradisi intelektual tingkat tinggi, Ma’had Aly juga dimaksudkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan keislaman dan transformasi sosial dalam kehidupan bangsa yang terus berubah. Oleh karena itu, keberadaan Ma’had Aly sebetulnya bukan lagi kepentingan masyarakat pesantren an sich, melainkan kebutuhan bangsa Indonesia, terutama dalam menyempurnakan sistem pendidikan nasional yang dicita-citakan, dan kebutuhan dunia Islam.?

Secara epistemologi keilmuan, mengutip pernyataan Ulil Abshar Abdalla, setidaknya ada 3 pola kajian akademik yang berkembang pada pendidikan tinggi, yakni ilmu umum-murni, ilmu keislaman-murni, dan ilmu yang mengkorelasikan sekaligus menginterkoneksikan antara ilmu-umum murni dengan ilmu-keislaman murni. Ilmu keislaman-murni dalam tradisi pendidikan Islam di Indonesia itu dikembangkan oleh pondok pesantren utamanya dengan literatur kitab kuning. Adapun ilmu umum-murni itu lebih banyak dikembangkan pada lembaga perguruan tinggi umum, semisal UI, IPB, ITB, dan lain. Sedangkan ilmu yang mengkorelasikan sekaligus menginterkoneksikan antara ilmu umum-murni dengan ilmu keislaman-murni itulah yang dilakukan oleh UIN, IAIN, dan STAIN.?

Dalam kontek epistemologi keilmuan itu, Mahad Aly sebagai perguruan tinggi keagamaan Islam adalah lembaga yang paling otoritatif mengawal dan mengembangkan ilmu-keislaman murni itu. Kajian kitab kuning tingkat tinggi harus menjadi bahan kajian pada Ma’had Aly. Kitab semisal Jam’ul Jawami’ fi Ushulil Fiqh karya Imam as-Subki (bidang Ushul Fiqh), Fathul Wahhab bi Syarhi Manhaji ath-Thullab karya Imam Zakariya al-Anshari (bidang fiqh), al-Hikam karya Muhammad Ibnu ‘Atho’illah as-Sakandary (dalam bidang tasawwuf), Tafsir Marah Labib karya Syaikh Nawawi al-Jawi (bidang tafsir), Ihya’ Ulumiddin karya Imam Ghazali (bidang tasawwuf), Tahafutul Fasalasifah karya Imam Ghazali dan Tahafutut Tahafut karya Ibnu Rusyd (dalam bidang falsafah), dan lain-lain merupakan kitab yang menjadi referensi wajib untuk diajarkan. Kitab-kitab semacam itu merupakan kitab yang selama ini kita banggakan, namun tidak banyak membaca dan mengkajinya.

Sebagai bentuk dari pendidikan tinggi keagamaan, Ma’had Aly merupakan salah satu wujud dari PTKI ((Perguruan Tinggi Keagamaan Islam) yang menyelenggarakan pendidikan akademik dalam bidang penguasaan ilmu agama Islam (tafaqquh fiddin) berbasis kitab kuning yang diselenggarakan oleh pondok pesantren. Sebagai pendidikan akademik, Ma’had Aly menyelenggarakan program pendidikan dari Strata Satu (S1) hingga Strata Tiga (S3). Untuk membangun keunggulan dengan integritas akademik yang tinggi, satu Ma’had Aly hanya diberikan izin penyelenggaraan untuk satu Program Studi. Posisi program studi pada Ma’had Aly tidak semata-mata program studi, tetapi ia akan dikembangkan menjadi pusat kajian keilmuan keislaman dan kepesantrenan secara sekaligus. Untuk itu, perlu didorong agar Ma’had Aly benar-benar menjadi pusat-pusat unggulan ini. ? Dengan posisi ini, Ma’had Aly akan tetap ditempatkan sebagai lembaga khusus yang ada pada pesantren sebagai lembaga kaderisasi ulama.?

Posisi Ma’had Aly sebagai lembaga pendidikan tinggi keagamaan (keislaman) menjadi sangat signifikan dan strategis bagi masa depan bangsa Indonesia dan dunia Islam. Disadari benar bahwa kehadiran Ma’had Aly ini merupakan bagian implementasi dari skenario besar untuk menjadikan pendidikan Islam di Indonesia, khususnya pesantren, sebagai destinasi pendidikan dunia. Sebab, dalam konteks pendidikan Islam secara global, harapan masyarakat dunia terhadap pendidikan Islam masa kini dan masa depan itu berada di pundak Indonesia. Pondok pesantren memiliki konvidensi dan kekuatan yang luar biasa untuk menjadi corong kepada masyarakat dunia. Sebab, pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang khas (genuin) Indonesia yang mampu menghasilkan intelektual muslim yang berkarakter rahmatanlil’alamin.?

Penulis adalah alumni Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon dan Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat. Terlibat aktif sebagai salah seorang konseptor Peraturan Menteri Agama tentang Ma’had Aly

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal RMI NU, Humor Islam Pondok Pesantren Tegal

Jumat, 06 Januari 2012

Kisah Hubungan Aceh-Turki dalam Khutbah Jihad

Tangerang Selatan, Pondok Pesantren Tegal

Indonesia mempunyai sejarah yang besar, termasuk tentang hubungan antara Turki dan Aceh pada zaman dulu. Moch. Syarif Hidayatullah menyampaikan hal ini dalam forum diskusi kajian Turats Ulama Nusantara yang diadakan Islam Nusantara Center di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (19/8).

Kisah Hubungan Aceh-Turki dalam Khutbah Jihad (Sumber Gambar : Nu Online)
Kisah Hubungan Aceh-Turki dalam Khutbah Jihad (Sumber Gambar : Nu Online)

Kisah Hubungan Aceh-Turki dalam Khutbah Jihad

Dalam pemaparannya, dosen UIN Syarif Hidayatullah ini mengatakan bahwa hubungan itu dilihat dari naskah khutbah jihad yang pernah digelorakan oleh masyarakat Aceh pada abad ke-19 saat melakukan perang melawan penjajah.

Menurutnya, pada abad itu hampir seluruh wilayah belahan dunia yang mayoritas beragama Islam sedang dijajah.

Pondok Pesantren Tegal

“Abad ke-19 ini adalah abad terpenting untuk perjuangan-perjuangan umat Islam melawan penjajah, termasuk wilayah nusantara,” ujar Syarif.

Pondok Pesantren Tegal

Pada masa itu, masjid, surau, pesantren, dan mushala, katanya, menjadi tempat paling efektif untuk mengadakan perlawanan, tidak terkecuali yang terjadi di Aceh.

“Pada perang Aceh melawan Belanda, dalam perang pertama menang. Tetapi ketika Snouck Hurgronje masuk dalam penasihat perang, Aceh kalah,” tambahnya.



Khutbah Jihad


Pada masa kekalahan saat itu, ulama Aceh mengobarkan semangat berjuang melalui khutbah jihad. Menurutnya, khutbah Jumat memang menggunakan bahasa Arab. Namun, usai shalat Jumat, khutbah serupa disampaikan secara jelas dalam bahasa Aceh.

Dalam khutbah itu, katanya, pemimpin-pemipin dari Turki Usmani disebut. Selain itu, dalam naskah yang ditemukan juga terdapat doa untuk menghancurkan Belanda. “Namun, keadaan pada abad ke-19, Turki posisinya sudah lemah,” ujar alumnus Pondok Pesantren Darussunnah itu.

Berbeda halnya ketika nama Sultan Turki Usmani disebut dalam khutbah dan diketahui oleh orang-orang Portugis pada abad ke-16. Menurutnya, saat itu Turki Usmani masih menjadi negara Islam yang super power dan ditakuti sampai akhrinya Portugis tidak berani.

Hubungan antara Turki dan Aceh tidak berhenti sampai di situ. Di Turki, terkenal kisah orang Aceh dengan lada sejupa.

Menurutnya, kisah lada itu berawal ketika lada yang dibawa oleh orang Aceh dalam ukuran besar yang dimuat di kapal selama 8 bulan dan mengarungi laut lepas, dihantam badai dan segala macamnya, hingga yang tersisa tinggal segenggam. Akhirnya, Turki tersentuh dan dikirimlah meriam untuk membantu Aceh. Hingga akhirnya meriam itu dijuluki sebagai meriam lada sejupa.

“Jika kita ke Turki, hal yang pertama yang diketahui dari Indonesia itu Aceh,” pungkasnya. (M. Ilhamul Qolbi/Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Cerita, Pendidikan Pondok Pesantren Tegal