Jumat, 13 Desember 2013

ICIS Banyak Bantu Diplomasi Luar Negeri RI

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Keberadaan International Conference of Islamic Scholars (ICIS) yang merupakan tempat berkumpulnya para ulama dunia yang dikoordinasikan oleh NU telah banyak membantu diplomasi luar negeri pemerintah Indonesia.

Ketua Umum PBNU yang sekaligus sekjen ICIS KH Hasyim Muzadi baru-baru ini menuturkan bahwa selama ini, pemerintah mengalami kesulitan untuk menghubungi para ulama berpengaruh di berbagai negera.

“Para dubes kesulitan untuk melakukan kontak dengan para ulama secara langsung yang menjadi key person, paling-paling hanya dalam acara seremonial,” tuturnya baru-baru ini.

ICIS Banyak Bantu Diplomasi Luar Negeri RI (Sumber Gambar : Nu Online)
ICIS Banyak Bantu Diplomasi Luar Negeri RI (Sumber Gambar : Nu Online)

ICIS Banyak Bantu Diplomasi Luar Negeri RI

Disinilah peran ulama menjadi penting. Jaringan para ulama ini memudahkan para diplomat karena mereka bisa menjadi mediator untuk mendiskusikan berbagai permasalahan yang menyangkut ummat.

Keberadaan ICIS juga penting menyangkut hubungan dengan dunia Barat. Kiai Hasyim menjelaskan selama ini Indonesia merupakan negera dengan penduduk mayoritas muslim sehingga dipersepsikan para diplomatnya faham tentang Islam, padahal tidak semuanya demikian.

“Di Barat, para dubes tak selalu bisa menjelaskan tentang Islam, sementara negera Barat menganggap mereka sebagai wakil Islam. Disinilah peran ulama untuk mendampinginya,” tandasnya.

Pondok Pesantren Tegal

Ditambahkannya keberadaan ICIS juga mengisi kekosongan upaya diplomasi peope to people atau second track diplomacy. Selama ini keberadaan Organisasi Konferensi Islam (OKI) dalam pengambilan keputusannya lebih banyak diwarnai kepentingan politik masing-masing negera yang mungkin berbeda-beda sementara para ulama tak ada yang lain kecuali untuk ummat.

“Barat hanya bisa menguasai negara sebagai institusi. Para ulama sebagai pemimpin ummat tidak bisa dipengaruhi,” paparnya.

Pondok Pesantren Tegal

Dengan peran strategis yang saat ini belum bisa digantikan oleh fihak lain, Kiai Hasyim mengungkapkan kini banyak fihak yang memberikan apresiasi terhadap keberadaan ICIS dan mencoba mengajak bekerjasama dalam berbagai bidang.

Kiai Hasyim yang juga salah satu presiden World Conference on Religions for Peace (WCRP) menjelaskan ICIS akan menyelenggarakan konferensi internasional yang ke III pada tahun 2008 dengan tema Agama sebagai Resolusi Konflik. Setelah itu, diharapkan kegiatan terus berkembang diberbagai negera dengan bidang-bidang yang digarapnya. (mkf)



Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Ahlussunnah Pondok Pesantren Tegal

Minggu, 01 Desember 2013

PMII NTB dan Lakpesdam Mataram Bahas Pilkada Serentak

Mataram, Pondok Pesantren Tegal. Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Nusa Tenggara Barat (NTB) membahas Pilkada serentak di daerah itu dengan mengundang berragam aktivis pemuda dan mahasiswa.Salah satu yang disoroti adalah sisi penyelenggaraan pilkada yang kadang mengganggu.  

PMII NTB dan Lakpesdam Mataram Bahas Pilkada Serentak (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII NTB dan Lakpesdam Mataram Bahas Pilkada Serentak (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII NTB dan Lakpesdam Mataram Bahas Pilkada Serentak

"PKC PMII NTB bersama Lakpesdam NU Mataram dan Program Peduli menggelar Focus Group Discussion (FGD) mengangkat tema "Inklusi Sosial Sebagai Strategi Menjaga Keberagaman Dan Perdamaian", bertempat di Kedai Jln Pemuda Gomong Kota Mataram, Jumat (5/1) malam kata Ketua PKC PMII NTB Syamsul Rahman.

Syamsul Rahman mengatakan, kegiatan ini menjadi sebuah wadah untuk memelihara keberagaman antar-OKP di NTB.

Kegiatan ini, lanjutnya, untuk menjawab persoalan kita hari ini menjelang Pilkada serentak 2018 yang sering kali membuat keberagaman kita terganggu.

Pondok Pesantren Tegal

Diharapakan kegiatan seperti ini tetap dilaksanakan sebagai wadah silaturrahim antar-OKP serta wadah untuk mendiskusikan persoalan-persoalan yang bisa mengganggu bangsa, terutama kerukunan dan keragaman masyarakat NTB

Pondok Pesantren Tegal

Ketua Lakpesdam NU Kota Mataram, Muhamad Jayadi sekaligus fasilitator FGD antar OKP tersebut memaparkan bahwa aktivis mahasiswa dalam membahas isu kebangsaan sangat mudah untuk bersatu, tetapi dalam ranah politik sangat tidak bisa menyatu.

"Aktivis mahasiswa sering terpecah belah ketika membahas isu politik identitas dan juga sering melontarkan ujaran kebencian dan kata-kata provokatif," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Sekertaris Jenderal Pengurus Besar PB PMII, Sabolah menyampaikan, isu keberagaman sudah tuntas dibahas di semua OKP yang ada di Indonesia ini.

"Kita harus ikut berpartisipasi dalam mengkawal kebijakan pemerintah. Saya melihat pemerintah dan masyarakat mempunyai perbedaan dalam melihat permasalahn kebijakan yang ditetapkan pemerintah.

Menurut aktivis PMII asal NTB ini, setiap OKP baik di pusat sampai daerah memiliki kesamaan dalam merawat keberagaman.

"Banyak sekali isu yang sering dimainkan di tingkat bawah untuk mengkampanyekan bahwa OKP sering dianggap kaki tangan pemangku kebijakan oleh para elit politik yang punya kepentingan," pungkasnya

Sejumlah pimpinan OKP tanpak hadir dalam kegiatan tersebut, Pemuda Ahmadiyah NTB, perwakilan HMI Mataram, Ketua Cabang PMKRI Mataram, Ketua KMHDI NTB dan Mataram, Ketua HIKMABUDHI, Ketua HIMMAH NW Mataram, PW IPNU-IPPNU NTB, Ketua IMM NTB, Duta Damai Mataram serta puluhan kader PMII NTB. (Hadi/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Pahlawan Pondok Pesantren Tegal

Sabtu, 16 November 2013

Drumben GP Ansor Meriahkan Kirab Budaya di Hari Jadi Brebes

Brebes, Pondok Pesantren Tegal - Grup drumben Ansoruna GP Ansor Brebes turut memeriahkan Kirab Budaya pada Hari Jadi Ke-338 Kabupaten Brebes. Penampilan Ansoruna menarik simpati para pengunjung kirab di sepanjang jalan yang mengambil rute dengan awal di gedung dewan, Jalan Jend Sudirman, Jalan Tritura, dan berakhir di alun-alun kabupaten setempat.

“Kami ingin menghibur sekaligus memperkenalkan Ansor di tengah masyarakat,” kata Koordinator drumben Ansoruna Bayu Murohman di sela kegiatan, Selasa (19/1) sore.

Drumben GP Ansor Meriahkan Kirab Budaya di Hari Jadi Brebes (Sumber Gambar : Nu Online)
Drumben GP Ansor Meriahkan Kirab Budaya di Hari Jadi Brebes (Sumber Gambar : Nu Online)

Drumben GP Ansor Meriahkan Kirab Budaya di Hari Jadi Brebes

Sepanjang pementasan, grup ini mempersembahkan lagu-lagu nasional dan shalawatan dalam ritme yang indah dan enak didengar. Tak terkecuali dua mayorete lelaki sesekali menghempaskan tongkat ke angkasa kemudian ditangkap kembali.

Kirab dilepas dari Halaman DPRD Brebes oleh Bupati Brebes Hj Idza Priyanti yang ditandai dengan pemberiaan Pataka Brebes dari Ketua DPRD Brebes yang diwakili anggota Hery Fitriyansah.

Pondok Pesantren Tegal

Pondok Pesantren Tegal

Di alun-alun sembari menyaksikan kirab, masyrakat dipersilakan makan gratis sesuka hati yang disediakan oleh pedagang alun-alun. “Saya menggratiskan kepada masyarakat, karena malam harinya sudah dibeli oleh Bupati,” terang salah seorang pedagang di alun-alun, Gareng.

Selain drumben, kirab budaya juga menampilkan kereta kencana yang ditumpangi Hj Idza Priyanti bersama suami Kompol H Warsidin. Sementara 30 andong ditumpangi Wakil Bupati Narjo beserta istri Srilegiastuti, para Forkompinda, Kepala SKPD, camat dan pejabat instansi vertikal lainnya.

Tampak batik karnaval yang diperagakan oleh para Sinok Sitong Kabupaten Brebes. Terlihat juga barisan kesenian khas daerah dari 17 kecamatan se-Kabupaten Brebes seperti barongsai, singa barong, rebana, dan lain-lain.

Di sepanjang perjalanan, Hj Idza menaburkan beras kuning kepada masyarakat yang tentu saja ada uang recehan. Anak-anak dengan sigap berebut uang tersebut. Siapa saja yang mendapatkan, ia bisa menggunakannya untuk membeli minuman. Bupati Brebes ini menaburkan permen sehingga menambah suasana meriah.

Di panggung kehormatan, tari Rumangsa sebagai pembuka acara dipentaskan. Tarian ini mencerminkan kegembiraan, keceriaan, dan suka cita remaja putri yang menginjak dewasa. Karenanya dalam tarian tersebut para penari sangat energik dalam setiap gerakannya.

Kegembiraan itu tergambarkan pula dalam tarian Rumangsa dengan gerak lincah dan penuh semangat. Terlihat sekelompok remaja putri menari dengan lincah. Tarian Rumangsa juga menggambarkan keragaman budaya yang dimiliki Brebes. (Wasdiun/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Kajian Sunnah, Ahlussunnah Pondok Pesantren Tegal

Senin, 14 Oktober 2013

Gerhana dan Pengembangan Sains dalam Islam

Gerhana merupakan fenomena alam yang rutin terjadi. Tidak seperti gerhana bulan yang sering terjadi, gerhana matahari yang lebih jarang terjadi mendapat perhatian luas dari masyarakat Indonesia. Apalagi ada sejarah kelam ketika terjadi gerhana matahari total di Indonesia pada 1983 di mana para penduduk diperintahkan tinggal dalam rumah oleh penguasa Orde Baru karena kekhawatiran adanya kebutaan pada mata akibat menatap matahari secara langsung. Padahal gerhana matahari total merupakan fenomena langka yang bisa dipelajari dalam berbagai aspek. 

Belajar dari pengalaman masa lalu tersebut, gerhana matahari total yang melewati Indonesia pada 9 Maret 2016 ini disosialisasikan lebih baik kepada masyarakat sebagai sebuah peristiwa alam yang jarang terjadi dan patut sambut dengan baik, sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan, bahkan dipromosikan sebagai salah satu atraksi wisata pada daerah-daerah yang dilintasinya.  

Gerhana dan Pengembangan Sains dalam Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Gerhana dan Pengembangan Sains dalam Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Gerhana dan Pengembangan Sains dalam Islam

Bagi umat Islam, gerhana matahari bukan sekedar fenomena alam, tetapi sebuah bukti akan kebesaran Allah dalam mengatur jagat raya yang tersistem dengan baik. Karena itu, Rasulullah mengajar umat Islam untuk melaksanakan shalat sunnah ketika terjadi gerhana, baik gerhana matahari atau gerhana bulan. Sebelum kedatangan Islam atau menurut kepercayaan suku-suku tertentu, gerhana dimaknai sebagai peristiwa mistik, seperti adanya raksasa yang marah sehingga memakan matahari atau bulan. Karena itu, ada sesuatu yang harus dikorbankan untuk meredaan kemarahan tersebut. Islam, menentang kepercayaan dan mitos tersebut dengan memberikan penjelasan secara rasional.  

Karena gerhana tidak datang setiap saat, maka diperlukan kemampuan untuk memprediksi, kapan hal itu akan datang. Di sinilah peran ilmu pengetahuan sangat penting dalam mendukung pelaksanaan ibadah shalat gerhana. Ini juga menunjukkan bahwa dalam beribadah diperlukan dukungan sains. Sesungguhnya, Al-Qur’an dan hadits secara tegas mengajak umat manusia untuk membaca dan berpikir guna mempelajari alam. Dalam konteks ilmu sosial, perintah kepada manusia untuk menjad khalifah di bumi mensyaratkan kemampuan untuk mengelola kehidupan di seluruh alam. Semuanya akan berjalan dengan baik jika para pemimpin memiliki ilmu pengetahuan yang dibutuhkan. Ilmu pemerintahan, ilmu sosial, ilmu ekonomi, dan lainnya. 

Umat Islam pernah berjaya dalam pengembangan ilmu pengetahuan pada abad pertengahan. Banyak ilmuwan-ilmuwan Muslim yang menjadi penemu berbagai kemajuan yang menjadi dasar ilmu pengetahuan yang berkembang saat ini seperti Aljabar, Avicenna, Albirruni, dan lainnya. Sayangnya, umat Islam saat ini disibukkan dengan “urusan-urusan kecil” seperti pertentangan urusan amaliyah yang sifatnya khilafiyah dan perebutan kekuasaan dengan menggunakan jargon-jargon agama. Kawasan yang dulu menjadi pusat peradaban Islam seperti Irak, Suriah, dan Mesir, kini menghadapi masalah kemanusiaan yang berat. Boro-boro memikirkan pengembangan ilmu pengetahuan, untuk memikirkan keselamatan diri sendiri saja sulit

Di sisi lain, di belahan dunia lain yang hidup dengan damai, ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat. Seluruh komponen masyarakat, baik pemerintah maupun swasta, didorong untuk mengembangkan pengetahuan. Ada kesadaran bersama bahwa kemajuan sebuah bangsa ditentukan oleh pengetahuan yang dimilikinya. Lembaga-lembaga riset didanai secara besar-besaran untuk menghasilkan pengetahuan atau penemuan baru. Dengan demikian negara-negara Muslim, kini semakin tertinggal ketika kapasitas persaingan antarbangsa didasarkan pada kepemilikan ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi yang mampu dilakukannya. 

Pondok Pesantren Tegal

Masyarakat juga semakin mempercayai sains sebagai panduan dalam berperilaku. Jika ada pertentangan antara sains dan agama, maka sains lah yang dimenangkannya. Ini tentu menjadi persoalan serius bagi seluruh agama, bukan hanya Islam. Nilai-nilai dalam kitab suci kini dipertanyakan. 

Pondok Pesantren Tegal

Ada ajaran agama yang sifatnya dogmatis seperti pelaksanaan shalat lima waktu dan berapa rakaat jumlahnya, tetapi ada persoalan-persoalan yang membutuhkan jawaban. Masyarakat yang semakin terdidik membutuhkan argumentasi dan alasan rasional kepada suatu hal dilakukan seperti bentuk pemerintahan apa yang paling baik. Para ulama, jika tidak mampu merumuskan jawaban yang baik, akan ditinggalkan oleh umatnya. Saat umat dan bangsa lain sudah berhasil mencapai bulan dan menargetkan diri mencapai planet Mars, umat Islam masih disibukkan diri dalam metode melihat bulan sebagai kriteria penentuan awal puasa dan Idul Fitri. Ini merupakan salah satu contoh kecilnya.

Pengembangan ilmu pengetahuan telah memberi kemudahan hidup bagi manusia. Tapi ada tantangannya, ketika banyak riset kini dilakukan untuk kepentingan bisnis guna meraih keuntungan. Saat keuntungan komersial menjadi panduan utama, bisa saja mengorbankan hal-hal lain seperti nilai kemanusiaan. Ilmu pengetahuan yang tidak dipandu nilai-nilai moral kemanusiaan, memiliki potensi melenceng dari tujuan awalnya untuk mensejahteraan manusia. 

Sesungguhnya tantangan keberadaan agama terbesar bukanlah misi dari agama lain yang ingin merebut umat, tetapi agama baru berupa “sains” yang bergerak jauh di luar nilai-nilai moral dan kemanusiaan. Tanpa panduan, suatu saat, sains bisa menghancurkan umat manusia sendiri. Menjadi tugas bersama seluruh umat Islam untuk meningkatkan kemampuannya menguasai ilmu pengetahuan dan memasukkan nilai-nilai pengetahuan dengan nilai moral kemanusiaan. (Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Fragmen Pondok Pesantren Tegal

Sabtu, 12 Oktober 2013

Radikalisme Gunakan Dalil Kitab Suci untuk Legalkan Gerakan

Yogyakarta, Pondok Pesantren Tegal

Perdamaian adalah syarat mutlak bagi suatu bangsa untuk hidup makmur dan sejahtera. Dalam hidup bersama yang damai, terbuka kesempatan luas bagi suatu bangsa untuk berkembang membangun diri dan mencapai tujuan bersama. Situasi damai suatu bangsa membutuhkan relasi yang berkeadilan dalam berbagai aspek kehidupan dan mendasarkan diri pada relasi penuh kasih.

Radikalisme Gunakan Dalil Kitab Suci untuk Legalkan Gerakan (Sumber Gambar : Nu Online)
Radikalisme Gunakan Dalil Kitab Suci untuk Legalkan Gerakan (Sumber Gambar : Nu Online)

Radikalisme Gunakan Dalil Kitab Suci untuk Legalkan Gerakan

Pengasuh Pondok Pesantren as-Salafiyah Mlangi, Gus Irwan Masduqi di Yogyakarta, Ahad (31/1/2016) menyatakan, gerakan radikalisme memakai dalil kitab suci sebagai legitimasi gerakan untuk membenarkan ideologi mereka. Masalah tafsir kitab suci juga memberi pengaruh cukup besar terhadap umat dalam memahami Islam.

"Jika perbedaan ini dijadikan sebagai dasar perpecahan bahkan menjadi dasar untuk melakukan kekerasan, tidaklah tepat. Rahmatan lil alamin tidaklah hanya kepada sesama umat muslim saja, melainkan kepada setiap orang, juga terhadap binatang dan tumbuh tumbuhan," ujar Gus Irwan pada acara bertajuk ‘Kenduri Kebangsaan: Islam Pelopor Perdamaian Indonesia-Yogya Istimewa Menolak Radikalisme’.

Ia mengungkapkan, di Yogyakarta saat ini banyak mengalir aliran dana untuk mendukung gerakan ISIS. Dana tersebut didistribusikan untuk mendoktrin paham radikal guna merekrut massa. Irwan juga menuturkan, Suriah beserta konfliknya sebenarnya bukanlah konflik agama, namun akhirnya memakai dalil agama sebagai alatnya. Jihad pada awalnya adalah untuk membela diri dari ancaman. Menolong orang miskin, memerangi kemiskinan, menolong orang lain itu juga termasuk Jihad.?

Di Yogya, lanjutnya, sudah bertebaran spanduk maupun baliho yang menyatakan bahwa Syiah bukan Islam. Setelah hal tersebut ditelisik ternyata sumber dananya berasal dari Arab Saudi yang tujuannya untuk mengadu domba aliran Syiah yang ada di Indonesia.

Pondok Pesantren Tegal

Islam masuk di Indonesia, imbuhnya, tidak melalui perang, melainkan melalui jalur budaya. Hal tersebut berbeda dengan Islam Wahabi yang menghancurkan situs-situs peninggalan peradaban nenek moyang.

"Kalau aliran Wahabi yang masuk di Indonesia maka Borobudur sudah lama hilang. Tapi marilah kita menjadikan Islam yang ada di Jogja ini sebagai Islam yang ramah, santun, menghargai budaya dan bukan Islam yang pemarah," ujar Wakil Sekretaris PP Lakpesdam NU itu. (Gatot Arifianto/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal

Pondok Pesantren Tegal Fragmen Pondok Pesantren Tegal

Selasa, 08 Oktober 2013

Kiai Tolhah Hasan: IPNU Harus Mampu Jawab Tantangan Saat Ini

Malang, Pondok Pesantren Tegal

Menteri Agama era Presiden Abdurahman Wahid, KH Muhammad Tolhah Hasan berpesan, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) harus mampu menjawab segala macam tantangan yang berkembang saat ini. Salah satu caranya adalah dengan mendesain dan melaksanakan program kerja yang menekankan pada kreativitas, inovasi, karya dan memiliki karakter yang kuat.

“Program kerja jangka panjang tidak boleh luput. Sumber daya manusia yang berkualitas sudah sangat banyak, termasuk alumni yang tersebar di berbagai bidang. Ini harus benar-benar dimanfaatkan secara cerdas,” jelasnya saat membuka Rakerwil IPNU Jatim di Aula Pondok Pesantren Teknologi Ma’arif Singosari, Malang, Jawa Timur, Sabtu (30/1).

Kiai Tolhah Hasan: IPNU Harus Mampu Jawab Tantangan Saat Ini (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Tolhah Hasan: IPNU Harus Mampu Jawab Tantangan Saat Ini (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Tolhah Hasan: IPNU Harus Mampu Jawab Tantangan Saat Ini

Salah satu pendiri Universitas Islam Malang (Unisma) ini juga berpesan pada pengurus IPNU, masa depan NU ditentukan oleh komitmen dan militansi dalam berproses di IPNU. Ia kemudian mencontohkan, salah satu kader sukses IPNU yang cukup membanggakan yakni Abdullah Azwar Anas. Menurutnya, mantan Ketua umum Pimpinan Pusat IPNU tersebut telah berhasil membuktikan bahwa menempa diri dengan sebaik-baiknya merupakan sebuah keharusan.

Pondok Pesantren Tegal

“Dia (Azwar Anas, red) menjadi bupati terpilih dua periode bahkan baru-baru ini mendapatkan penghargaan dunia karena berhasil mengembangkan potensi wisata di Banyuwangi. Ke depan kita optimis ada yang seperti itu. Meski mengabdi pada umat bisa dengan apa saja tidak harus terjun di politik,” tegas penulis buku “Islam dalam Perspektif Sosio Kultural” ini.

Rakerwil kali ini mengangkat tema “Meningkatkan Sinergitas Menuju Tata Kelola Organisasi Berintegritas”. Ketua PW IPNU Jatim Haikal Atiq Zamzami mengatakan, IPNU tengah menghadapi tantangan yang cukup berat, yakni problem radikalisasi dan narkoba yang menimpa generasi muda. Apalagi dewasa ini? kedua masalah tersebut telah banyak menyasar pelajar, santri dan mahasiswa. Maka, menurutnya, gerakan yang sinergis, inovatif, dan mampu cepat berdaptasi dengan perubahan adalah hal yang tak bisa ditawar. (Lukman Hakim El Baqeer/Mahbib)

Pondok Pesantren Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Kyai, Amalan Pondok Pesantren Tegal

Senin, 07 Oktober 2013

Pascasarjana STAINU Jakarta Adakan Anjangsana Islam Nusantara di 13 Kota

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal?

Khazanah Islam Nusantara berupaya terus digali oleh STAINU Jakarta melalui kegiatan Anjangsana Islam Nusantara.

Kegiatan tersebut akan berlangsung selama 6 hari pada Senin-Sabtu (23-28/1) di 13 kota/kabupaten yang tersebar di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Pascasarjana STAINU Jakarta Adakan Anjangsana Islam Nusantara di 13 Kota (Sumber Gambar : Nu Online)
Pascasarjana STAINU Jakarta Adakan Anjangsana Islam Nusantara di 13 Kota (Sumber Gambar : Nu Online)

Pascasarjana STAINU Jakarta Adakan Anjangsana Islam Nusantara di 13 Kota

Ketua Pelaksana kegiatan Muhammad Ulinnuha menjelaskan, Anjangsana ini mempunyai peran penting untuk menggali kekayaan pemikiran, ritus, artefak, tradisi maupun karya manuskrip Islam.

Lewat Anjangsana ini, khazanah bisa digali dari ulama-ulama yang sudah meninggal dan keturunan-keturunan yang masih hidup.?

Pondok Pesantren Tegal

Selain itu, kegiatan yang diikuti oleh para akademisi Islam Nusantara STAINU Jakarta itu memiliki tujuan untuk mengokohkan sanad keilmuan sekaligus memperluas wawasan kebangsaan di tengah merebaknya aksi radikalisme.

Ke-13 kota/kabupaten yang menjadi tujuan Anjangsana ini adalah Jakarta, Purwakarta, Cirebon, Pekalongan, Kaliwungu Kendal, Semarang, Demak, Rembang, Sarang, Surabaya, Mojokerto, Jombang, dan Yogyakarta.?

Sebelum berangkat pada Senin (23/1), Tim Anjangsana terlebih dahulu mengunjungi Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di Ciganjur Jakarta Selatan. Kemudian Senin tim meluncur ke Kabupaten Purwakarta berziarah ke makam Syeh KH Muhammad Yusuf (guru Syekh Nawawi Banten) sekaligus menemui Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal

Pondok Pesantren Tegal Cerita, RMI NU Pondok Pesantren Tegal

Minggu, 06 Oktober 2013

IPNU-IPPNU NTB Berikan Sembako untuk Yatim dan Lansia

Mataram, Pondok Pesantren Tegal

Pimpinan Wilayah IPNU-IPPNU NTB membagikan paket sembako kepada anak yatim dan lansia di Kelurahan Jempong Kota Mataram Jumat (01/07) sore.?

IPNU-IPPNU NTB Berikan Sembako untuk Yatim dan Lansia (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU NTB Berikan Sembako untuk Yatim dan Lansia (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU NTB Berikan Sembako untuk Yatim dan Lansia

Yatim dan lansia yang dapat sembako serta uang ini merupakan warga Kota Mataram yang berada di lingkungan Sekretariat PW IPNU NTB di Jalan P No 44 Perumahan Elit Kota Mataram.

"Kami berbagi kepada yatim dan lansia ini agar dirasakan ada manfaat dengan keberadaan sekretariat kami," kata Syamsul Hadi, Ketua PW IPNU NTB di sela-sela acara kepada Pondok Pesantren Tegal.

Sebelumnya di beberapa titik, lanjut Hadi, banom milik NU ini telah menyantuni anak yatim saat safari, dengan tujuan syiar IPNU-IPPNU di masyarakat umum. Namun warga sekitar tidak kalah penting untuk diperhatikan.

Pondok Pesantren Tegal

Sementara Bq. Maisarah, ketua IPPNU NTB menyebutkan indahnya berbagi.



Pondok Pesantren Tegal



"Ayyadul ulya khoirum min yadussufla, tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah," katanya.

Jika hari ini hanya puluhan orang yang menerima santunan, harapan utama berikutnya tentunya mudah-mudahan bisa berbagi kepada orang yang lebih banyak.?

"IPNU-IPPNU NTB salah satu tempat kami belajar, yaitu belajar berjuang dan bertakwa. IPNU-IPPNU salah satunya mengajarkan kami untuk bisa menjadi insan yang bermanfaat untuk orang lain," katanya (Muslim/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Berita, Pesantren Pondok Pesantren Tegal

Senin, 16 September 2013

Soal Aksi Penyerangan di Sukoharjo, GP Ansor Minta Warga Percaya Proses Hukum

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal - Lembaga Bantuan Hukum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (LBH PP GP Ansor) mengimbau masyarakat untuk tetap tenang atas aksi penyerangan oleh sekelompok orang pada 19 Agustus 2017 terhadap warga Desa Siwal, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo yang sedang memperingati hari kemerdekaan ke-72 RI.

“LBH Ansor meminta dan mengimbau warga korban penyerangan, segenap anggota Ansor dan Banser untuk menahan diri, tidak melakukan aksi balasan atau aksi main hakim sendiri dan mempercayakan proses penyelidikan dan penyidikan kepada pihak kepolisian,” kata Direktur Advokasi dan Litigasi LBH PP GP Ansor Achmad Budi Prayoga dalam rilisnya, Senin (28/8) siang.

Soal Aksi Penyerangan di Sukoharjo, GP Ansor Minta Warga Percaya Proses Hukum (Sumber Gambar : Nu Online)
Soal Aksi Penyerangan di Sukoharjo, GP Ansor Minta Warga Percaya Proses Hukum (Sumber Gambar : Nu Online)

Soal Aksi Penyerangan di Sukoharjo, GP Ansor Minta Warga Percaya Proses Hukum

Menurut Budi Prayoga, aksi penyerangan oleh sekitar 30 orang ini merupakan masalah hukum yang tengah ditangani oleh oleh aparat hokum yang berwenang.

Pondok Pesantren Tegal

Sebagaimana diketahui, aksi penyerangan terjadi pada 19 Agustus 2017, saat masyarakat sedang? bergembira memperingati hari kemerdekaan ke-72 Indonesia yang diadakan oleh warga Desa Siwal, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.

Pondok Pesantren Tegal

Berdasarkan hasil investigasi oleh tim litigasi LBH GP Ansor, penyerangan dilakukan oleh sekelompok orang bertopeng dengan jumlah sekira 30 orang. Pelaku membawa senjata tajam. Aksi penyerangan ini menyebabkan jatuhnya korban masyarakat umum serta seorang anak balita yang mengalami luka-luka. (Alhafiz K)Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Tokoh Pondok Pesantren Tegal

Jumat, 13 September 2013

Pilpres 2014: PNI-NU vs PSI-Masyumi?

Pemilihan umum presiden dan wakil presiden atau Pilpres 2014 memang menyedot perhatian seluruh lapisan masyarakat, tidak terkecuali warga nahdliyin. Dalam sistem demokrasi yang mengandalkan “suara terbanyak” setiap organisasi massa memang menjadi pusat perhatian.

Menariknya, pemilu kali ini hanya diikuti oleh dua calon dan otomatis hanya berlangsug satu putaran sehingga persaingannya lebih terasa. Berbagai warna partai politik yang berebut perhatian massa pada pemilu legislatif April lalu dan ingin kembali berkontestasi dalam Pilpres mau tidak mau harus menggabungkan diri atau berkoalisi ke dalam dua kutub persaiangan.

Menariknya lagi, hasil koalisi politik yang terbentuk sangat mirip dengan era politik tahun 1950-an, antara PNI-NU melawan PSI-Masyumi. PNI yang berubah nama menjadi PDIP dan NU yang mendelegasikan hak politiknya ke PKB mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, sementara PSI yang bermetamorfosis menjadi Gerindra dan Masyumi yang menjelma ke dalam barisan partai Islam mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Pengelompokan ini tentu mengenyampingkan partai-partai politik “warisan orde baru” yang ikut bergabung ke dalam dua kutub itu.

Entah disengaja atau kebetulan, namun hasil koalisi yang terbentuk itu sudah cukup menjelaskan bahwa politik aliran atau politik berbasis ideologi itu masih ada di Indonesia, dan formatnya masih sama dengan yang dulu. Di ingkungan NU, menyebrangnya beberapa aktivis NU ke kubu yang lain setelah penetapan calon juga mengingatkan bahwa pada saat NU menyatakan keluar dari Masyumi, sebagian aktivis NU masih betah dan ingin tetap bertahan di Masyumi.

Pilpres 2014: PNI-NU vs PSI-Masyumi? (Sumber Gambar : Nu Online)
Pilpres 2014: PNI-NU vs PSI-Masyumi? (Sumber Gambar : Nu Online)

Pilpres 2014: PNI-NU vs PSI-Masyumi?

Terlepas dari kepentingan dan persaingan politik antara dua kutub koalisi, baik dulu maupun sekarang, koalisi itu masih memperlihatkan bahwa berbagai kekuatan politik yang berkumpul dalam kedua kutub itu mempunyai basis massa yang sama. Yang satu beranggotakan kalangan tradisionalis dan berorientasi nasional, sementara kutub lainnya diisi oleh kalangan modernis dan berorientasi transnasional. Dengan bahasa lain, satu kutub berorientasi populis sementara kutub lain lebih elitis.

Kecenderungan itu tidak hanya menyangkut soal pandangan politik dan paham ekonomi, tetapi juga sampai pada masalah sikap dan pemahaman agama. Secara sepintas mungkin tampak aneh kenapa komunitas muslim nahdliyin lebih enjoy bersahabat dengan masyarakat yang dulu disebut marhaen, dari pada bekerjasama dengan kelompok muslim lain yang modernis. Namun jika dilihat lebih jeli, cara beragama kedua kelompok ini ternyata sama. Klasifikasi yang dipopulerkan Clifford Geertz antara santri dan abangan itu tidak tepat karena terminologi abangan yang kemudian diidentikkan dengan kaum marhaen yang lekat dengan berbagai tradisi keagamaan itu juga ada pada diri santri dan komunitas pesantren sebagai basis nahdliyin. Jadi koalisi itu terbentuk atas persamaan karakter dan jati diri.

Pondok Pesantren Tegal

Namun apakah benar Pilpres 2014 menjadi sebuah pertarungan ideologi? Jawaban pastinya tentu menunggu hasil Pilpres 9 Juli 2014. Apakah masyarakat memilih berdasarkan ideologi, atau apakah ideologi sudah tidak menjadi penentu arah perjalanan negeri ini? Kita lihat saja nanti. (A. Khoirul Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Internasional, Doa Pondok Pesantren Tegal

Pondok Pesantren Tegal

Sabtu, 31 Agustus 2013

Gus Tutut: Jangan Ragu Turunkan Poster Khilafah

Rembang, Pondok Pesantren Tegal - Ketua Umum GP Ansor H Yaqut Cholil Qoumas (Gus Tutut) mengajak segenap anggota Ansor untuk berkontribusi nyata sebesar apapun itu untuk Indonesia. Ia mengimbau mereka untuk melepaskan segala atribut yang mengarah pada propaganda maker terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Jangan ragu menurunkan poster yang menjadi teror dan menentang NKRI di wilayah masing-masing,” kata Gus Tutut mengimbau sedikitnya ratusan Banser yang tengah mengadakan apel di halaman Makodam IV Diponegoro, Semarang, Kamis (28/4).

Gus Tutut: Jangan Ragu Turunkan Poster Khilafah (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Tutut: Jangan Ragu Turunkan Poster Khilafah (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Tutut: Jangan Ragu Turunkan Poster Khilafah

Gus Tutut juga berpesan kepada GP Ansor Jateng untuk kerja nyata dalam menaggulangi radikalisme dan terorisme. Ia mengingatkan pasukannya untuk terlibat aktif dalam upaya menjaga NKRI dari ancaman radikalisme dan terorisme.

Di hadapan anggotanya, ia menceritakan kisah seekor semut kecil yang membawa setetes air untuk memadamkan api yang sedang membakar tubuh Nabi Ibarahim.

Pondok Pesantren Tegal

"Sumbangsih semut kecil ini ditertawakan oleh seekor burung. Itu menunjunkkan keberpihakan semut kepada Nabi Ibrahim. Artinya sekecil apapun kontribusi kita kepada Indonesia, itu menunjukkan keberpihakan kita kepada bangsa dan negara ini,” kata Gus Tutut.

Apel ini diikuti 700 anggota Banser dan 300 anggota TNI serta Polri se-Jateng. Mereka menyatakan sepakat untuk menangkal aksi radikalisme dan terorisme, serta semua hal yang mengancam NKRI. Mereka menggelar Kemah Bakti Kebangsaan dan Apel Kesetiaan NKRI yang berlangsung Kamis-Sabtu (28-30/4).

Pondok Pesantren Tegal

Sebagai wujud sepakat untuk menangkal dan memerangi aksi radikalisme dan terorisme, apel ini juga diwarnai dengan penandatanganan oleh berbagai pihak termasuk Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). (Ahmad Asmui/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Humor Islam, Kajian, Kajian Sunnah Pondok Pesantren Tegal

Jumat, 30 Agustus 2013

IPNU Oku Timur Berpartisipasi dalam Bersih Desa

OKU Timur, Pondok Pesantren Tegal

Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ogan Komering Ulu Timur (OKUT), Sumatera Selatan turut berpartisipasi dalam acara bersih desa. Kegiatan menyambut tahun baru hijriah ini, berlangsung di Desa Karang Binangun II, Kecamatan Belitang Madang Raya, Ahad (1/10).

Kegiatan bertema Kenduri Cinta Nusantara juga dihadiri warga dari luar Desa Karang Biangun II.

IPNU Oku Timur Berpartisipasi dalam Bersih Desa (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU Oku Timur Berpartisipasi dalam Bersih Desa (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU Oku Timur Berpartisipasi dalam Bersih Desa

Doa Bersama Lintas Agama mewarnai kegiatan di mana setiap pemuka agama diberi kesempatan berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.

"Tujuan acara ini untuk saling menghormati dan menjaga toleransi antaragama di desa ini selain melestarikan budaya Indonesia," ujar Kepala Desa Karang Binangun II, Doni Mardinata didampingi Ketua PC IPNU OKU Timur Muhammad Muklis.

Acara juga dimeriahkan dengan pertunjukan wayang kulit. Ki Dalam Dekleng Tito Wirawan, malam itu membawakan lakon Gatotkaca Winisuda. Cerita berkisah tentang pengkangkatan Gatotkaca sebagai Raja Pringgandani. (Kukuh Prihandoko/Kendi Setiawan)

Pondok Pesantren Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal

Pondok Pesantren Tegal PonPes, Cerita Pondok Pesantren Tegal

Kamis, 29 Agustus 2013

IPNU Jatim Bentuk Instruktur Visioner

Surabaya, Pondok Pesantren Tegal. Kaderisasi merupakan roh organisasi, apalagi IPNU yang merupakan garda terdepan kaderisasi Nahdlatul Ulama (NU) sebagaimana pernyataan KH Hasyim Muzadi “IPNU-IPPNU merupakan organisasi kader, bukan organisasi massa. Maka kegiatan yang dilakukan harus 60% berorientasi pada kaderisasi”.

IPNU Jatim sadar betul akan pentingnya kaderisasi dalam IPNU, maka agar dapat melakukan kaderisasi dengan baik, dibutuhkan tim instruktur visioner yang diharapkan mampu untuk mengawal kaderisasi IPNU ke depan menjadi lebih baik, instruktur yang mampu memetakan dan menentukan arah kaderisasi yang berbasis kebutuhan, bukan keinginan. Dengan demikian IPNU Jawa Timur membuat pelatihan yang disebut latin (latihan instruktur) Jawa Timur. Demikian release yang dikirimkan ke Pondok Pesantren Tegal.

IPNU Jatim Bentuk Instruktur Visioner (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU Jatim Bentuk Instruktur Visioner (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU Jatim Bentuk Instruktur Visioner

Latin ini merupakan Latin pada zona II, yang terdiri dari 3 korda, yaitu metropolis, Madura dan pantura. Kegiatan ini berlangsung selama 4 hari, mulai tanggal 11 sampai 14 Juli 2017 di SMK Wachid Hasjim Maduran Lamongan Jatim. Latihan ini mendatangkan pemateri nasional, untuk materi ideologi disampaikan oleh Kiai Ma’ruf Khozin. selain itu, hadir penulis buku kaderisasi IPNU, Samanhudi, dan mantan ketua PP IPNU sekaligus instruktur nasional Muchit Efendi.

Dalam latihan instruktur ini, peserta bukan hanya diajari teori, namun juga praktik, bandingannya adalah 40% teori, dan 60% praktik. Hal ini diharapkan para peserta setelah mengikuti pelatihan ini akan mendapatkan keterampilan langsung bagimana mengelola pelatihan mulai dari prapelaksanaan dan pascapelatihan. Selain itu, para peserta juga dibekali, materi keinstrukturan, falsafat dan prinsip pelatihan, metode dan media pelatihan, psikologi pelatihan dan juga metodologi evaluasi pelatihan.

Menurut Sekretaris Kaderisasi IPNU Jatim, Kegiatan ini diharapkan mampu menjadi penggerak perubahan dan eksistensi para pelajar, khususnya pelajar NU. sesuai dengan tema yang diangkat yaitu Membentuk instruktur visioner, demi eksistensi kader. “Mereka, setelah ini akan kita kontrol, bahkan kita mewajibkan kepada para peserta pascapelatihan untuk melakukan pancadharma Instrukur,” ungkap Mufarrihul Hazin. Red: Mukafi Niam

Pondok Pesantren Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal

Pondok Pesantren Tegal Kiai Pondok Pesantren Tegal

Minggu, 04 Agustus 2013

Menakertrans Hadiri Pelantikan PC IPNU-IPPNU Gresik

Gresik, Pondok Pesantren Tegal. Mengambil tema "Sinergitas Kader Dalam Rangka Membangun Karakter Palajar NU di Era Globalisasi", acara pelantikan dan seminar pendidikan PC IPNU-IPPNU Kab Gresik berlangsung meriah di Pesantren Al Ikhlas Mulyorejo, Gresik, kemarin (26/5).

Menakertrans Hadiri Pelantikan PC IPNU-IPPNU Gresik (Sumber Gambar : Nu Online)
Menakertrans Hadiri Pelantikan PC IPNU-IPPNU Gresik (Sumber Gambar : Nu Online)

Menakertrans Hadiri Pelantikan PC IPNU-IPPNU Gresik

Berlangsung sehari penuh, acara juga diisi Bedah Film Sang Kiai yang lagi hangat di tengah masyarakat, terutama Nahdliyin. Dibuka dengan penampilan paduan suara, drumband, dan band reliji SMK Al Ikhlas Gresik, acara dihadiri oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar, anggota DPR RI dari PKB, Andi Muawiyah Ramli dan Jazilul Fawaid, ketua tanfidh PKB Jatim, Abdul Halim Iskandar, ketua DPRD Kab Gresik, Zulfan Hasyim, tokoh-tokoh dari PCNU Gresik, perwakilan banom-banom dari lingkungan PCNU Gresik, dan pengurus beserta anggota IPNU-IPPNU se-kab Gresik.

Dalam mengisi seminar pendidikan, Muhaimin Iskandar yang juga ketua umum DPP PKB menyampaikan bahwa umat Islam Indonesia telah menunjukkan kekuatannya pada dunia.

Pondok Pesantren Tegal

"Umat Islam Indonesia telah melalui sejarah pahit. Sehingga umat Islam Indoensia saat ini paling solid, kompak, dan stabil diantara umat Islam yang lain," tuturnya

Pondok Pesantren Tegal

Ia menambahkan, NU yang lahir dari gerakan pemikiran (Taswirul Afkar), berlanjut pada gerakan ekonomi (Nahdlatut Tujjar), sampai kemudian melahirkan Nahdlatul Ulama pada tahun 1926, telah memberikan sumbangsih besar diakuinya umat Islam Indonesia di mata dunia. Oleh karena itu, sebagai pewaris bangsa ini, ia berharap IPNU dan IPPNU mampu menjadi organisasi kader yang maksimal untuk melanjutkan perjuangan para pendahulunya.

"Melalui NU, kekuatan Islam Indonesia diakui dunia," tegasnya

Ia pun mengingatkan, bahwa pelajar NU harus mengingat 4 sejarah penting andil NU dalam sejarah Indonesia. Pertama, Munas Alim Ulama pada tahun 1938 di Banjarmasin yang membahas hubungan Islam dan negara (Darussalam). Kedua, peran NU melalui KH Wahid Hasyim di BPUPKI dalam menentukan konsep negara. Ketiga, peran NU dalam memposisikan Pancasila sebagai asas tunggal. Keempat, peran NU melalui Gus Dur dalam menyuarakan demokrasi pasca lengsernya orde baru.

M Muslih selaku ketua PC IPNU Kab Gresik terlantik menyampaikan banyak terima kasihnya kepada segenap pihak yang telah membantu terselenggaranya acara tersebut.

"Terutama kepada pihak Pesantren Al Ikhlas yang telah antusias dan menyediakan fasilitas mewah untuk terselenggaranya acara ini," tuturnya

Ia melanjutkan, sebagai basis pelajar, sinergitas IPNU-IPPNU dengan Maarif akan menjadi prioritas pertama bagi IPNU dan IPPNU yang dipimpinnya. Hal tersebut terkait dengan wacana pelajar NU dalam menghadapi tantangan global dan aswaja. Disamping itu, ekonomi mandiri dalam menghidupi organisasi juga akan menjadi hal yang prioritaskan ke depannya.

Di akhir sambutan, ia menegaskan bahwa IPNU-IPPNU sebagai organisasi kader NU bersikap konsekuen terhadap jati diri NU sebagai organisasi sosio-keagamaan. Hal tersebut dipertegaskannya mengingat masa-masa Pilgub dan pemilu yang semakin dekat.

"IPNU-IPPNU tidak kemana-mana, dan IPNU-IPPNU ada dimana-mana," tegasnya yang disambut tepuk tangan hadirin

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Ahmad Faiz 

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Budaya Pondok Pesantren Tegal

Rabu, 26 Juni 2013

JQH-NU Ada di Garda Depan Pengembangan Ilmu Al-Quran di Bali

Denpasar, Pondok Pesantren Tegal. Jam`iyyatul Qurra`wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQH-NU) akan selalu berada di garda depan pengembangan ilmu Al-Qur’an di kawasan minoritas Muslim Bali.

Ketua Umum Pimpinan Pusat JQH-NU, Dr. KH. Muhaimin Zen, M.Ag, saat memberikan pengarahan pada acara pelantikan Pengurus Wilayah JQH NU Propinsi Bali masa khidmat 2008-2012 menegaskan bahwa tujuan didirikannya JQH-NU adalah untuk memelihara kesucian dan keagungan Al-Quran, serta meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran Al-Quran.

JQH-NU Ada di Garda Depan Pengembangan Ilmu Al-Quran di Bali (Sumber Gambar : Nu Online)
JQH-NU Ada di Garda Depan Pengembangan Ilmu Al-Quran di Bali (Sumber Gambar : Nu Online)

JQH-NU Ada di Garda Depan Pengembangan Ilmu Al-Quran di Bali

Lebih lanjut Kiai Muhaimin Zen mengingatkan bahwa JQH didirikan untuk merekatkan persatuan para qari dan hafidz Al-Quran di lingkungan Ahlussunnah wal Jamaah. Musabaqah Tilawatil Qur`an (MTQ) Nasional yang pertama kali dilaksanakan oleh JQH adalah rangkaian dari tujuan itu.

Pondok Pesantren Tegal

Pelantikan diselenggarakan di Gedung Serba Guna IKMS (Ikatan Keluarga Minang Saiyo) Masjid Minang Al-Muhajirin Saribuana, Denpasar Bali, Jum`at (4/4) lalu, sebagai wujud terbentuknya Perhimpunan Qari` Qariah dan Hafzh-Hafizhah di propinsi seribu pura ini

Pondok Pesantren Tegal

Pelantikan Pengurus Wilayah JQH NU Propinsi Bali masa khidmat 2008-2012 tampak meriah penuh semangat di awali dengan mars dan parade Qiraah Sab`ah oleh Ustadz H. Saiful Munir S.Ag. (Qori` Internasional), Ustadzah Hj.Khodijah Sholihah, M.Ag (Dosen PTIQ Jakarta) bersama Qari` dan Qari`ah Pulau Dewata.

Sedang baiat pengurus dipimpin Drs.KH M. Sholeh Qosim, MSi dari pengurus pusat JQH. Hadir PWNU Bali KH. Nor Hadi (Rais Syuriah), H.Didik Kurniawan S.Ag (Sekretaris), H. Mahfudz Haris (Bendahara). H.M. Nadlah, M.Ag (Mapenda), Drs. HM. Ishaq, MH (Pengadilan Agama) dan ratusan warga Nahdliyin Bali.

Ketua Wilayah JQH NU Propinsi Bali Hj. Yunisia Ishaq, SQ,MH memohon dukungan dan bimbingan untuk mengemban amanah Jam`iyah, khususnya Bali yang bisa dikatakan masih muallaf dalam hal ini.

Sebagai lanjutan pelantikan pada Sabtu (5/4) diadakan Diklat Qira`ah dan Keorganisasian oleh Pengurus Pusat. KH Nor Hadi, pengasuh PP Tahfizhul Qur`an Kediri Tabanan dalam taushiyah penutupan mengharapkan para peserta selalu garda terdepan dalam pengembangan ilmu Al-Quran di Bali yang masyarakat Islamnya minoritas. (nam)Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Hikmah Pondok Pesantren Tegal

Jumat, 14 Juni 2013

Wabup Jombang: Saya Belajar Organisasi dari IPPNU

Jombang, Pondok Pesantren Tegal. Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Jombang Hj Munjidah Wahab mengajak kepada kader-kader Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) setempat siap berada di berbagai sektor penting, baik di elemen masyarakat ataupun di pemerintahan.

Wabup Jombang: Saya Belajar Organisasi dari IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Wabup Jombang: Saya Belajar Organisasi dari IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Wabup Jombang: Saya Belajar Organisasi dari IPPNU

Menurut Munjidah, kader IPNU-IPPNU adalah selain kader NU, juga sebagai kader bangsa, mereka hendaknya belajar dengan baik dan memaksimalkan waktunya untuk mengabdi kepada NU dan bangsa.

Mantan ketua IPPNU tahun 1966 itu mengungkapkan bahwa dirinya bisa menjadi Wakil Bupati Jombang karena banyak belajar dari organisasi ke-NU-an hingga sekarang ini. Pengalaman-pengalaman berorganisasi tersebut menjadi salah satu modal mendasar dirinya untuk memimpin kota Jombang.

Pondok Pesantren Tegal

“Saya tahu betul keberadaan IPPNU. Saya mengenal awal organisasi itu adalah IPPNU. Jadi modal awal saya bisa seperti sekarang ini dari IPPNU,” ungkapnya saat memberikan arahannya di Konferensi Cabang (Konfercab) IPNU-IPPNU Cabang Jombang, Kamis (31/12).

Di sisi lain ia menuturkan bahwa perjuangan tidak boleh dilandasi pamrih dan mencari kedudukan atau jabatan, melainkan keikhlasan dan ketekunan. “Semuanya karena ketekunan kita, karena istiqomah kita, jadi berjuang itu tidak untuk pamrih untuk mencari jabatan, kedudukan, harus jadi ketua dan lain sebagainya. Tidak. Saya tidak mengira sama sekali akan jadi Wakil Bupati Jombang, dan sebelumnya tidak ada arah ke sana,” pungkasnya. (Syamsul Arifin/Mahbib)

Pondok Pesantren Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Pondok Pesantren Pondok Pesantren Tegal

Rabu, 15 Mei 2013

KH Agoes Ali Masyhuri: Penting Berpikir Positif dan Berprasangka Baik kepada Allah

Probolinggo, Pondok Pesantren Tegal. Tidak ada orang baik tanpa masa lalu dan tidak ada orang jahat tanpa masa depan. Setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk memperbaiki dirinya. Oleh karena itu, belajarlah untuk selalu berpikir positif dan selalu berprasangka yang baik kepada Allah SWT.

Hal tersebut disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Sholawat Sidoarjo KH Agoes Ali Masyhuri ketika memberikan tausiyah dalam kegiatan halal bihalal yang digelar Pemkab Probolinggo antara Bupati dan Wakil Bupati Probolinggo bersama ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN) di auditorium Kantor Bupati Probolinggo, Senin (3/7) siang.

KH Agoes Ali Masyhuri: Penting Berpikir Positif dan Berprasangka Baik kepada Allah (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Agoes Ali Masyhuri: Penting Berpikir Positif dan Berprasangka Baik kepada Allah (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Agoes Ali Masyhuri: Penting Berpikir Positif dan Berprasangka Baik kepada Allah

“Usahakan bergaul dengan orang-orang terbaik dan pilihan. Sikap mental dan kepribadian seseorang dipengaruhi kuat oleh pergaulan. Jangan percaya ada orang sukses tanpa dukungan sahabat-sahabatnya. Link network orang-orang terbaik dan pilihan,” katanya.

Menurut Gus Ali, kisah orang-orang sukses pasti ada wanita hebat dibaliknya (siapa ibu yang melahirkan dan siapa istri yang mendampinginya). “Bersama kesulitan pasti ada kemudahan. Di balik peristiwa pasti ada hikmah. Orang yang tidak mampu berpikir positif pasti ada sesuatu yang hilang dalam dirinya,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut Gus Ali mengajak ribuan ASN untuk membaca Surat Luqman yang artinya dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia karena sombong. Sesungguhnya Allah tidak senang orang yang sombong.

Pondok Pesantren Tegal

“Ada juga tafsir Ibnu Katsir yang berbunyi, jangan palingkan wajahmu. Hargai lawan bicaramu. Ciptakan suasana akrab penuh kekeluargaan. Jangan percaya orang sukses jadi pemimpin kalau komunikasinya jelek,” terangnya.

Gus Ali menerangkan bahwa prinsip dakwah adalah merangkul bukan memukul, mengobati bukan menyakiti dan mencari kawan bukan mencari lawan. Untuk berpikir positif maka kita harus senantiasa berprasangka baik kepada Allah SWT.

“Mari berfikir positif, aku bisa, aku bahagia, aku sukses, aku cerdas dan aku kaya. Insya Allah menjadi kenyataan, modalnya berpikir positif dan berbaik sangka kepada Allah SWT. Mudah-mudahan kita semua bisa sukses dengan segala kelebihan masing-masing, melengkapi bukan menjatuhkan,” pungkasnya.

Sementara Bupati Probolinggo Hj Puput Tantriana Sari menerangkan bahwa selama 10 hari lamanya para ASN menikmati libur cuti lebaran dan disibukkan dengan silaturahim dengan keluarga. Oleh karena itu, hendaknya disempatkan minimal setahun sekali untuk bersilaturahim.

Pondok Pesantren Tegal

“Bekerja dan berkoordinasi dengan teman kerja satu kantor, lintas kantor dan lintas instansi tentunya kita tidak akan pernah luput dari kesalahan dan kekurangan. Kegiatan ini bertujuan untuk menjalin tali silaturahim dengan semua yang mendukung dan mensupport sehingga menjadi karyawan dan karyawati serta pelayaan rakyat yang lebih baik,” terangnya.

Tantri mengharapkan agar momentum ini menjadi cambukan semangat untuk menjadi yang jauh lebih baik dan amanah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. “Terlebih selama selama bulan suci Ramadhan kita ditempa akhlak sehingga menjadi pelayan rakyat yang lebih baik,” pungkasnya.

Kegiatan halal bihalal ini dihadiri oleh Wakil Bupati Probolinggo H Timbul Prihanjoko, Mustasyar PCNU Kabupaten Probolinggo H Hasan Aminuddin dan jajaran Forkopimda Kabupaten Probolinggo, tokoh agama dan tokoh masyarakat di Kabupaten Probolinggo. (Syamsul Akbar/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal RMI NU Pondok Pesantren Tegal

Minggu, 21 April 2013

Pusat Studi Pesantren Jatim Buka Sayembara Artikel Pesantren se-Jatim

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal - Pusat Studi Pesantren (PSP) Jawa Timur mengadakan sayembara penulisan artikel pesantren? se-Jawa Timur. Sayembara ini dibuka untuk seluruh Pesantren di Jawa Timur mulai 25 September-30 Oktober 2016. Orientasi utama dari sayembara ini adalah menyorot ciri khas dari masing-masing pesantren di seluruh Jawa Timur.

Ketua panitia sayembara Fathul H Panatapraja mengatakan, acara ini sangat penting sebagai langkah publikasi menyebarluaskan gagasan inovasi dari setiap pesantren yang dibahas dalam artikel tersebut sehingga dapat menjadi inspirasi bagi pesantren-pesantren lain.

Pusat Studi Pesantren Jatim Buka Sayembara Artikel Pesantren se-Jatim (Sumber Gambar : Nu Online)
Pusat Studi Pesantren Jatim Buka Sayembara Artikel Pesantren se-Jatim (Sumber Gambar : Nu Online)

Pusat Studi Pesantren Jatim Buka Sayembara Artikel Pesantren se-Jatim

Pihak panitia akan memilih 20 artikel terbaik dan membukukannya serta menyebarkannya ke pesantren-pesantren di Jawa Timur. Fathul menambahkan bahwa informasi bisa dilihat melalui www.suarapesantren.net atau di email: pspjawatimur@gmail.com.

Direktur PSP Jawa Timur Ahsani Fatchur Rahman menyatakan bahwa PSP Jawa Timur merasa perlu mengadakan sayembara ini adalah semata-mata untuk turut serta memperjuangkan eksistensi dan masa depan pesantren.

Pondok Pesantren Tegal

Sementara Achmad Ubaidillah selaku Direktur Pusat Studi Pesantren sangat mendukung agenda sayembara penulisan artikel pesantren yang diselenggarakan oleh PSP Jawa Timur. “Saya sangat bangga dan mensupport agenda PSP Jawa Timur sebagai bentuk manifestasi gerakan kembali ke pesantren, pesantren harus terus kita sorot dan kita kembangkan,” ujar cicit KH Tubagus Falak Pagentongan.

Pondok Pesantren Tegal

Langkah yang sedang dilakukan PSP Jawa Timur ini akan menjadi usaha riil dari para pemuda dan santri nahdliyin yang sedang berjuang dalam wadah Pusat Studi Pesantren. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Internasional, Santri Pondok Pesantren Tegal

Rabu, 20 Februari 2013

PMII Miris Situasi Nasional

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia merasa miris dengan situasi nasional dewasa ini. Terutama perilaku pemimpin negeri ini mulai eksekutif, legislatif hingga yudikatif; masih jauh dari harapan masyarakat.

PMII Miris Situasi Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Miris Situasi Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Miris Situasi Nasional

Menurut Ketua Umum Pengurus Besar PMII, Addin Jauharudin hal itu disebabkan banyak pengelola negeri ini yang tidak memiliki kapasitas, integritas, dan bahkan moralitas.

Hal itu, sambung Addin, menyebabkan masyarakat acuh terhadap partai politik, acuh terhadap hukum, “Menyebabkan konflik sosial masyarakat dan rebutan sumber daya alam.”

Pondok Pesantren Tegal

Hal itu dikatakan Addin pada pidato peringatan Hari Lahir ke-53 PMII bertema "Harmoni untuk Keutuhan NKRI" bertempat di Graha Mahbub Djunaidi Jl. Salemba Tengah No 57 A, Jakarta Pusat, pada Rabu, (17/4).

Pondok Pesantren Tegal

Addin kemudian mengimbau supaya PMII dari Sabang sampai Merauke harus merespon situasi masyarakat setempat. Harus bergerak, berkontribusi untuk bangsa Indonesia.

Ia juga mengingatkan supaya organisasi yang didirikan 17 April 1960 tersebut, jangan mengabaikan dunia akademik. Anggota PMII harus bisa menyelesaikan jenjang S1, S2, dan S3. Mengedepankan kembali kekuatan pemikiran. Dan jangan meninggalkan dunia tulis-menulis.

“Kita harus kembali ke kampus,” katanya.

Kemudian, sambung Addin, PMII harus menyumbangkan ide-ide pemikiran untuk mempertahankan keutuhan Republik Indenesia.

?

Penulis: Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Kyai Pondok Pesantren Tegal