Senin, 19 Maret 2018

Aspegnu Jalin Kerjasama dengan Garuda Food

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Asosiasi Petani Garam Nusantara (Aspegnu), sebuah asosiasi petani garam Nahdlatul Ulama, akan menandatangani kesepakatan bersama (MoU) dengan PT Garuda Food. Kesepakatan tersebut akan berlangsung di Pati, Jawa Tengah, pada 24 November nanti.

Aspegnu Jalin Kerjasama dengan Garuda Food (Sumber Gambar : Nu Online)
Aspegnu Jalin Kerjasama dengan Garuda Food (Sumber Gambar : Nu Online)

Aspegnu Jalin Kerjasama dengan Garuda Food

Hal tersebut mengemuka pada konferensi pers yang digelar Komite Garam PBNU di gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (22/11). Komite Garam adalah semacam syuriyah dari Aspegnu.

Ketua Komite Garam PBNU Prof. Rokhmin Dakhuri mengatakan, Aspegnu adalah tindak lanjut dari Kongres Garam Rakyat yang digelar di Madura, awal Juli 2012 lalu. Tujuannya adalah mensejahterakan petani garam.

Pondok Pesantren Tegal

Pada kesempatan itu, Dian Astriana, perwakilan dari Garuda Food, mengatakan pihaknya membutuhkan 30 ton garam per hari dan 400 ton per tahun. Kebutuhan itu dipenuhi berbagai suplayer yang telah menjadi langganan Garuda Food.

“Pihak kami siap untuk menerima suplai garam dari petani garam yang tergabung di Aspegnu karena sudah lama bekerjasama dengan NU,” katanya.

Pondok Pesantren Tegal

Pada pertemuan itu, belum menyebutkan harga, dan jumlah garam yang akan diterima PT Garuda Food. Hal itu akan akan ditentukan pada penandatangan MoU nanti.

Konferensi pers yang dipandu anggota Komite Garam PBNU, Ahmad Solechan, tersebut dihadiri belasan wartawan beragam media. Hadir pula pada salah seorang Ketua PBNU KH Mochammad Maksum Machfoedz dan Sekretaris PP Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama, Mustolihin Majid.

Redaktur: Mukafi Niam

Penulis ? : Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Nasional, Lomba Pondok Pesantren Tegal

Gelar Manaqib Kubro, Jamiyah Thariqah Bahas 5 Hal

Brebes, Pondok Pesantren Tegal. Jamiyah Ahlit Thariqah Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyah (JATMAN) Jawa Tengah rencananya menggelar Manaqib Kurbo di Brebes pada 24 Mei mendatang. Panitia membagi 700 peserta dari berbagai kabupaten dan kota di Jateng ke dalam lima komisi pembahasan.

Lima komisi mencakup pembahasan masalah keorganisasian, pengajian Manaqib Kubro, komisi Bahtsul Masail, komisi muslimat thoriqoh, dan mahasiswa thoriqoh. Ketua Panitia H Emastoni Ezam berharap, kegiatan ini bisa menguatkan syiar Islam sekaligus memantapkan tali silaturahmi keluarga besar JATMAN Idaroh Wusto di Jawa Tengah.

Gelar Manaqib Kubro, Jamiyah Thariqah Bahas 5 Hal (Sumber Gambar : Nu Online)
Gelar Manaqib Kubro, Jamiyah Thariqah Bahas 5 Hal (Sumber Gambar : Nu Online)

Gelar Manaqib Kubro, Jamiyah Thariqah Bahas 5 Hal

“Mudah-mudahan kegiatan ini bisa bermanfaat dan barokah untuk masyarakat Brebes,” kata Emaztoni yang juga Sekda Brebes.

Pondok Pesantren Tegal

Bupati Brebes Hj Idza Priyanti menyambut baik kegiatan bernuansa keagamaan ini. Sebagai pemerintah daerah, ia sangat mendukung kegiatan tersebut terlebih warga Brebes yang menurutnya sangat agamis. Bukti dari dukungan itu, Pemkab Brebes telah menyiapkan alokasi dana dari APBD 2014 untuk kegiatan di atas.

“Mudah-mudahan dengan doa para ulama se-Jawa Tengah nantinya Brebes menjadi lebih baik dan kehidupan masyarakatnya bisa tercukupi dengan maksimal, damai dan sejahtera, ” harap Idza. (Wasdiun/Alhafiz K)

Pondok Pesantren Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Tokoh, Pahlawan, Ulama Pondok Pesantren Tegal

Dilantik, Muslimat NU Maros Diminta Perkuat Ranting

Maros, Pondok Pesantren Tegal

Ketua Pimpinan Wilayah Muslimat Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan Majdah Agus Arifin Numang melantik Pengurus Cabang Muslimat NU Kabupaten Maros serta 13 Pimpinan Anak Cabang sekabupaten Maros. Kegiatan tersebut dirangkai dengan deklarasi dan penandatangan Laskar Anti Narkoba di Ruang Pola Kantor Bupati Kabupaten Maros pada Ahad (20/11).

Dilantik, Muslimat NU Maros Diminta Perkuat Ranting (Sumber Gambar : Nu Online)
Dilantik, Muslimat NU Maros Diminta Perkuat Ranting (Sumber Gambar : Nu Online)

Dilantik, Muslimat NU Maros Diminta Perkuat Ranting

Majdah mengatakan, keberadaan pengurus PAC menjadi program utama Pimpinan Wilayah Muslimat untuk membangun jaringan sampai ke pelosok desa.

Karena, kata dia, kekuatan Muslimat berada di kepengurusan Anak Cabang dan Anak Ranting sebagai perpanjangan tangan untuk menyebarkan paham Islam Ahlusunnah wal-Jamaah Annahdliyah.

Pondok Pesantren Tegal

"Selain itu dengan adanya Deklarasi Laskar Anti Narkoba yang merupakan program nasional Muslimat NU sebagai upaya untuk bahu-membahu dalam mereduksi korban penyalahgunaan narkoba, melawan penyebaran narkoba, tentunya dimulai dari keluarga masing-masing," Rektor Universitas Islam Makassar tersebut.

Ketua PC Muslimat NU Maros Mardiah mengucapkan rasa terima kasih atas motivasi Pimpinan Wilayah sehingga pengurus mampu mengembangkan Muslimat sampai ke tingkat ranting.

Pondok Pesantren Tegal

"Kami bertekad bersatu padu bersama seluruh kader untuk memberantas narkoba, mendukung rehablitasi korban penyalahgunaan narkoba, dan akan melakukan gerakan masif sedini mungkin untuk menghindarkan Narkoba dari keluarga," tambahnya.

Bupati Kabupaten Maros yang diwakili Asisten I Pemkab Maros A Arifuffin mengatakan, setiap organisasi akan mendapati permasalahan SDM.

“Oleh karena itu kami berharap kepada NU, Muslimat NU, Ansor, IPNU, IPPNU, dan badan otonom lainnya untuk mengambil peran dan membantu Pemerintah dalam hal mencerdaskan masyarakat Maros,” pintanya.

Pengemban amanah

Sementara Rais Syuriyah Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan Anregurutta KH M. Sanusi Baco dalam tausiahnya menyinggung pentingnya pemimpin amanah.

Menurutnya, manusia adalah satu-satunya makhluk yang berakal yang siap mengemban amanah. Bahkan seluruh langit serta isinya tak mampu memikul amanah yang diberikan oleh Allah Swt.

Oleh karena itu, ia mengimbau kepada seluruh pengurus yang telah dilantik menjalanakn tanggung jawab untuk memajukan Muslimat NU di daerahnya masing-masing.

"Jadi jabatan yang kita terima adalah amanah dari Allah. Terkait masalah keterlibatan Muslimat NU dalam memberantas narkoba, tentunya ini perlu kita apresiasi bersama dan bersama-sama untuk membangun keluarga yang jauh dari bahaya narkoba," tambah Ketua MUI Sulsel tersebut.

Hadir pada kegiatan tersebut Kepala Kementerian Agama Kabupaten Maros Syamsuddin, Ketua Fatayat NU Maros, Ketua GP Ansor Maros, Wakil Sekretaris IPNU Sulsel, Muhammad Faqih, Ketua IPNU Maros Fudail, dan Ketua Lembaga Nahdlatul Ulama Kabupaten Maros. (Andy Muhammad Idris/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Meme Islam, Daerah Pondok Pesantren Tegal

Kamis, 15 Maret 2018

Ketua DPRD Sidoarjo Sampaikan Apresiasi untuk IPNU-IPPNU

Sidoarjo, Pondok Pesantren Tegal. Acara "Pondok Aswaja" yang diadakan oleh IPNU-IPPNU Sidoarjo, Sabtu hingga Ahad (4-5/7) kemarin di Pondok Pesantren Chusnaini desa Klopo Sepoloh Sukodono Sidoarjo Jawa Timur, mendapatkan apresiasi dan respon positif dari Ketua DPRD Sidoarjo H Sulamul Hadi Nurmawan.

Ketua DPRD Sidoarjo Sampaikan Apresiasi untuk IPNU-IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketua DPRD Sidoarjo Sampaikan Apresiasi untuk IPNU-IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketua DPRD Sidoarjo Sampaikan Apresiasi untuk IPNU-IPPNU

Gus Wawan sapaan akrabnya menyatakan bahwa acara itu sangat penting sekali buat perkembangan generasi bangsa. Karena, di dalam Pondok Aswaja para peserta diberikan wawasan atau dibekali khazanah keilmuan dan mendapatkan faham Aswaja. Dimana sekarang sedang tren dikatakan Islam Nusantara.

"Jadi tema yang diangkat oleh IPNU-IPPNU Sidoarjo yakni "Pengamalan Aswaja An-Nahdliyah untuk mewujudkan kesejahteraan di masyarakat" sangat tepat. Karena tema tersebut merujuk dari tema Islam Nusantra yang digagas dalam Muktamar ke-33 NU mendatang," katanya kepada Pondok Pesantren Tegal, Sabtu (4/7).

Pondok Pesantren Tegal

Saat ini, banyak paham-paham yang masuk ke Indonesia. Maka generasi penerus bangsa membutuhkan keimanan, membutuhkan pemahaman agama dan membutuhkan keyakinan yang jelas. Bagaimana menyikapi hidup, bagaimana menyikapi sebagai bangsa dan negara.

Disinggung terkait kepengurusan IPNU-IPPNU Sidoarjo yang menjadi soko guru dari Jawa Timur. Pria yang pernah menjadi Ketua PW IPNU Jawa Timur masa khidmah 2005-2007 itu mengaku bahwa sejarah PW IPNU dari masa kemasa tidak pernah lepas dari peran kader Sidoarjo.

Pondok Pesantren Tegal

Menurut dia, sebelum dirinya menjabat hingga sekarang, kepengurusan IPNU-IPPNU di Jatim tidak pernah lepas dari kader IPNU-IPPNU Sidoarjo. Baik Ketua, Wakil maupun Sekretaris nya berasal dari Sidoarjo.

"Menurut saya, Sidoarjo itu memang pola pendidikan dan kaderisasinya sangat bagus. Sehingga layak untuk menjadi penopang di kepengurusan PW Jatim," tegas Gus Wawan. (Moh Kholidun/Anam)

Foto: Gus Wawan

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Quote Pondok Pesantren Tegal

Minggu, 11 Maret 2018

Menyimak Perempuan Bercelak Tebal

Oleh Abdullah Zuma



Seumur-umur, saya tidak pernah menaiki gedung bertingkat, kata orang mencakar langit. Wasilah seorang teman, saya penah merasakannya. Hingga ke lantai 39 malah. Di lantai tersebut, saya masuk ke salah satu ruangan yang asri dan segar. Di situ terdapat sekelompok orang berkumpul.?

Dan saya kaget, mereka sedang berlatih menulis! Gila, menulis saja, harus di lantai 39, pikir saya.?

Menyimak Perempuan Bercelak Tebal (Sumber Gambar : Nu Online)
Menyimak Perempuan Bercelak Tebal (Sumber Gambar : Nu Online)

Menyimak Perempuan Bercelak Tebal

Lalu, saya duduk di kursi, di samping teman saya yang mengajak. Beberapa kursi kosong karena orang yang berlatih itu duduk lesehan. Di deretan kursi tersebut, sejajar dengan saya ada seorang perempuan berambut panjang bergelombang. Wajahnya bermake-up tebal. Kelopak matanya bercelak tebal hitam dengan alis lurus, sementara ujung ujungnya melengkung bukan ke bawah, tapi ke atas. Alis itu semacam tanduk saja.?

Ia berbaju putih dan bercelana jens hitam ketat. Tubuhnya sintal. Sesekali ia menyimak pembicaraan narasumber. Tapi lebih sering memainkan ponselnya. Entah main game, chating, atau hanya memainkan ponsel saja.?

Pondok Pesantren Tegal

Teman saya mendekatinya. Rupanya dia kenal. Keduanya bercakap akrab. Entah apa yang diobrolkan. Saya kemudian menyimpulkan perempuan itu bukan seorang peserta menulis. Mungkin salah seorang teman dari peserta, atau pembicara, panitia, atau entahlah.

Kemudian saya memerhatikan narasumber yang bercerita tulisan Watergate di Amerika. Membahas bagaimana menulis liputan panjang dan detail dan enak dibaca. Peserta berjumlah belasan orang itu tekun menyimak. Sekali dua, muncul pertanyaan. Si narasumber menjelaskan. Diam-diam saya menyimak.

Sewaktu istirahat, seluruh pesarta dan narasumber makan siang. Saya pun ikut. Sesekali ingin mencicipi makanan lantai 39. Ketika sedang menikmati makanan, sengaja saya duduk dekat perempuan bercelak tebal meski tak berani membuka obrolan.?

Pondok Pesantren Tegal

Ia kemudian dihampiri narasumber tadi. Mereka pun bercakap.?

Diam-diam saya menyimak perempuan bercelak tebal dan narasumber. Ternyata yang diobrolin adalah pasangan hidup. Dalam hal ini perempuan bercelak tebal sedang membeberkan ciri-ciri dambaan calon suaminya. Ternyata bukan harta, tahta, atau rupa yang diinginkan, melainkan ras atau warna kulit!

“Gue ingin cowok bule!” ungkapnya.

Narasumber terdiam sebentar. Tapi kemudian bertanya.

“Kenapa ingin bule? Pria lokal juga masih banyak, kayak gue...haha,” godanya.?

“Sama pria lokal, gue nggak nafsu.”

“Ama gue berarti lu nggak nafsu?” tanya narasumber sambil ketawa lagi.?

Perempuan itu tak menanggapinya. Ia malah memperhatikan ponselnya.

“Ya, ya, sudah melakukan upaya apa untuk dapat bule?”

“Ada sih yang udah mau, tapi di negaranya, dia berprofesi sebagai polisi. Gue takut sama polisi, takut disiksa. Males!" tegasnya sambil mengangkat bahu. "Padahal dia sudah mau ikut agama gue,” lanjutnya.

“Terus!”

“Terus ada orang New Zealand. Dia siap menikah, tapi sayang, tidak mau disunat. Dia tidak mau ikut agama gue. Gue nggak mau juga nikah beda agama. Ribet!”

“Hmmm... lesbi aja gimana, hahaha?”

“Wah, itu kan menyimpang dan dilarang sama agama.”

Sampai di situ saya menyimak perempuan bercelak tebal karena si narasumber mengajaknya mengisi perut. Kemudian keduanya makan duduk jauh dari saya. Jadi, tidak tahu cerita selanjutnya.?

Sepanjang perjalanan pulang masih terngiang percakapan perempuan bercelak tebal dengan narasumber. Saya sempat menanyakan asal daerah perempuan bercelak tebal itu kepada teman. Teman saya menyebut satu daerah di Sumatera. Saya mengangguk-angguk. ?

Kemudian, saya dan teman pun terpisah jalan. Tapi perempuan bercelak tebal masih terus bergelayut dalam ingatan. Ketika mendekati kontrakan saya, tak sadar kaki menendang botol air mineral. Saat itu, tiba-tiba ingat istilah “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah”.





Penulis lahir di Sukabumi, pernah nyantri di Pondok Pesantren Assalafiyah Nurul Hikmah Parungkuda?

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Amalan, Syariah Pondok Pesantren Tegal

Sabtu, 10 Maret 2018

Sebar Wawasan Keindonesiaan, IPNU Tasikmalaya Terbitkan Buletin Jumat

Tasikmalaya, Pondok Pesantren Tegal - Pimpinan Cabang  (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Tasikmlaya menerbitkan Buletin Jumat  Santri Nusantara,  Jumat (22/01).

Menurut Pimpinan Redaksi Buletin Santri Nusantara Husni Mubarok, buletin tersebut dibuat untuk mengembangkan kreativitas dan wawasan pelajar NU dan masyarakat umum. “Buletin ini juga bertujuan untuk lebih membumikan dan menjembatani  terciptanya pelajar NU dan masyarakat  yang berwawasan keislaman dan keindonesiaan,” ujarnya.

Sebar Wawasan Keindonesiaan, IPNU Tasikmalaya Terbitkan Buletin Jumat (Sumber Gambar : Nu Online)
Sebar Wawasan Keindonesiaan, IPNU Tasikmalaya Terbitkan Buletin Jumat (Sumber Gambar : Nu Online)

Sebar Wawasan Keindonesiaan, IPNU Tasikmalaya Terbitkan Buletin Jumat

Wakil Ketua IPNU Kabupaten Tasikmalaya ini menambahkan, upaya ini juga sebagai bentuk perlawanan atas beredarnya buletin yang diterbitkan suatu ormas tertentu yang selama ini menentang NKRI, Pancasila, dan UUD 1945.

Pondok Pesantren Tegal

“Materi dari buletin ini bertema tentang keislaman dan keindonesiaan dan kami menerima tulisan dari kader IPNU dan masyarakat secara umum dengan cara dikirim ke email pcipnukab.tasikmalaya@gmail.com,” imbuhnya.

Untuk distribusi, buletin ini akan disebarkan ke Pimpinan Anak Cabang dan Pimpinan Komisariat  IPNU di Kabupaten Tasikmalaya. Selain itu juga akan disebar ke masjid- masjid di Kabupaten Tasikmalaya terutama di Masjid Agung di Kawasan Kompleks Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya yang selama ini menjadi tempat beredarnya buletin yang kerap kampanye anti-NKRI, Pancasila dan UUD 1945.

Pondok Pesantren Tegal

“Buletin ini juga akan terus terbit setiap hari Jumat dan menunggu tulisan dari rekan-rekan semua,” pungkasnya. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Sejarah, Lomba, Ulama Pondok Pesantren Tegal

Sabtu, 03 Maret 2018

NU Sumberwetan Terbitkan Buletin Sumber Pena NU

Probolinggo, Pondok Pesantren Tegal



Dalam rangka sebagai media komunikasi, informasi dan dakwah bil qolam lil ummah, Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Kelurahan Sumberwetan Kecamatan Kedopok Kota Probolinggo menerbitkan buletin Sumber Pena NU. Buletin ini disebarluaskan kepada seluruh Nahdliyin di Kota Probolinggo.

NU Sumberwetan Terbitkan Buletin Sumber Pena NU (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Sumberwetan Terbitkan Buletin Sumber Pena NU (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Sumberwetan Terbitkan Buletin Sumber Pena NU

“Buletin Sumber Pena NU singkatan dari Suara Umum Media Berita Pendidikan Agama Nahdlatul Ulama. Buletin ini merupakan sebuah insprirasi yang datang begitu saja tanpa ada undangan dan permintaan dari pihak lain,” kata Ketua PRNU Kelurahan Sumberwetan Hamdan Amrullah, Selasa (10/1).

Menurut Hamdan, buletin ini diterbitkan atas dorongan banyaknya buletin-buletin yang beredar di berbagai masjid dan majelis yang isinya justru memprovokasi dan mendiskriminalisasi keutuhan NKRI, ke-NU-an dan ke-Aswaja-an.

“Menyikapi hal tersebut, kita patut mengklarifikasi dan menjawab yang sebenarnya lewat media buletin juga. Dalam artian membuat tandingan argumen yang sudah jelas dan benar menurut referensi dalil-dalil kitab mu’tabaroh dan fakta sejarah,” jelasnya.

Buletin Sumber Pena NU jelas Hamdan juga diperkuat dan didukung penuh oleh para pengurus Ranting NU Kelurahan Sumberwetan yang dievaluasi setiap lailatul ijtima’ yang diikuti para pengurus ranting NU dan beberapa alumnus berbagi pesantren.

Pondok Pesantren Tegal

“Isi buletin ini meliputi ke-NU-an, ke-Aswaja-an dan konsultasi fiqh yang diisi dan dikaji oleh para pengurus Ranting NU sendiri dan dibahas sebelum diterbitkan. Durasi edarnya setiap bulan dan terdiri 4 halaman sederhana. Buletin ini diedarkan diberbagi masjid se-Kota Probolinggo,” terangnya.

Hamdan menegaskan bahwa pencetaan buletin Sumber Pena NU dilakukan setiap bulan dari 3-4 ribu exemplar. Harapannya penerbitan buletin ini bisa memberikan manfaat kepada seluruh Nahdliyin yang ada di Kota Probolinggo.

Pondok Pesantren Tegal

“Semoga dari MWCNU dan PCNU juga bisa membuat buletin yang lebih bagus atau setidaknya memberikan semangat, penguatan manajemen, dukungan pemikiran, materi, terlebih dukungan pendanaan,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Warta, Halaqoh, Kyai Pondok Pesantren Tegal