Senin, 31 Juli 2017

Direktur Koperasi NU Pamekasan Dorong Kemandirian Nahdliyin

Pamekasan, Pondok Pesantren Tegal - Koperasi NU Mandiri Syariah diluncurkan di halaman Kantor PCNU Pamekasan, Selasa (28/3). Peluncuran ini dihadiri pengurus dan warga nahdliyin dari 13 kecamatan yang ada di Kabupaten Pamekasan.

"Sesuai namanya, koperasi ini hadir dalam rangka mendorong warga nahdliyin mandiri secara ekonomi," ujar Direktur Koperasi NU Mandiri Syariah KH Mudarris (Gus Dar).

Direktur Koperasi NU Pamekasan Dorong Kemandirian Nahdliyin (Sumber Gambar : Nu Online)
Direktur Koperasi NU Pamekasan Dorong Kemandirian Nahdliyin (Sumber Gambar : Nu Online)

Direktur Koperasi NU Pamekasan Dorong Kemandirian Nahdliyin

Ia menambahkan, dengan diresmikannya koperasi milik PCNU Pamekasan pihaknya berharap akan menambah semangat dan kerja sama yang baik dalam menjalankan program NU yang sudah direncanakan.

Pondok Pesantren Tegal

"Semoga diresmikan Koperasi NU Mandiri Syariah ini akan menambah semangat seluruh pengurus PCNU, MWCNU, serta banom-banomnya dalam berorganisasi dengan niat berjuang di jalan Allah," tegas Pengasuh Pesantren Nurul Falah, Batubintang, Batumarmar Pamekasan tersebut.

Kepada para pengurus koperasi, Gus Dar mengajak agar memantapkan niat, berusaha sekuat tenaga untuk membesarkan koperasi NU karena lembaga keuangan tersebut berjalan dengan baik jika pengelolaannya dilakukan dengan baik.

Pondok Pesantren Tegal

"Tentunya didasari dengan SDM yang mumpuni," kata Gus Dar. (Hairul Anam/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Meme Islam, Ulama, Pesantren Pondok Pesantren Tegal

Kisah Pilu Nabi Muhammad dan Yatim Terlantar di Hari Raya Idul Fitri

Di suatu hari raya Rasulullah SAW keluar rumah untuk melaksanakan shalat Idul Fitri. Sementara anak-anak kecil tengah bermain riang gembira di jalanan. Tetapi tampak seorang anak kecil duduk menjauh berseberangan dengan mereka. Dengan pakaian sangat sederhana dan tampak murung, ia menangis tersedu.

Melihat fenomena ini Rasulullah SAW segera menghampiri anak tersebut. “Nak, mengapa kau menangis? Kau tidak bermain bersama mereka?” Rasulullah membuka percakapan.

Kisah Pilu Nabi Muhammad dan Yatim Terlantar di Hari Raya Idul Fitri (Sumber Gambar : Nu Online)
Kisah Pilu Nabi Muhammad dan Yatim Terlantar di Hari Raya Idul Fitri (Sumber Gambar : Nu Online)

Kisah Pilu Nabi Muhammad dan Yatim Terlantar di Hari Raya Idul Fitri

Anak kecil yang tidak mengenali bahwa orang dewasa di hadapannya adalah Rasulullah SAW menjawab, “Paman, ayahku telah wafat. Ia mengikuti Rasulullah SAW dalam menghadapi musuh di sebuah pertempuran. Tetapi ia gugur dalam medan perang tersebut.”

Rasulullah SAW terus mengikuti cerita anak yang murung tersebut. Sambil meraba ke mana ujung cerita, Rasulullah SAW mendengarkan dengan seksama rangkaian peristiwa dan nasib malang yang menimpa anak tersebut.

Pondok Pesantren Tegal

“Ibuku menikah lagi. Ia memakan warisanku, peninggalan ayah. Sedangkan suaminya mengusirku dari rumahku sendiri. Kini aku tak memiliki apapun. Makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal. Aku bukan siapa-siapa. Tetapi hari ini, aku melihat teman-teman sebayaku merayakan hari raya bersama ayah mereka. Dan perasaanku dikuasai oleh nasib kehampaan tanpa ayah. Untuk itulah aku menangis.”

Pondok Pesantren Tegal

Mendengar penuturan ini, batin Rasulullah SAW runtuh. Ternyata ada anak-anak yatim dari sahabat yang gugur membela agama dan Rasulnya di medan perang mengalami nasib malang begini.

Rasulullah SAW segera menguasai diri. Rasul yang duduk berhadapan dengan anak ini segera menggenggam lengannya.

Nak, dengarkan baik-baik. Apakah kau sudi bila aku menjadi ayah, Aisyah menjadi ibumu, Ali sebagai paman, Hasan dan Husein sebagai saudara, dan Fatimah sebagai saudarimu?” tanya Rasulullah.

Mendengar tawaran itu, anak ini mengerti seketika bahwa orang dewasa di hadapannya tidak lain adalah Nabi Muhammad SAW.

“Kenapa tak sudi ya Rasulullah?” jawab anak ini dengan senyum terbuka.

Rasulullah SAW kemudian membawa anak angkatnya pulang ke rumah. Di sana anak ini diberikan pakaian terbaik. Ia dipersilakan makan hingga kenyang. Penampilannya diperhatikan lalu diberikan wangi-wangian.

Setelah beres semuanya, ia pun keluar dari rumah Rasulullah dengan senyum dan wajah bahagia. Melihat perubahan drastis pada anak ini, para sahabatnya bertanya. “Sebelum ini kau menangis. Tetapi kini kau tampak sangat gembira?”

“Benar sahabatku. Tadinya aku lapar, tetapi lihatlah, sekarang tidak lagi. Aku sudah kenyang. Dulunya aku memang tidak berpakaian, tetapi kini lihatlah. Sekarang aku mengenakan pakaian bagus. Dulu memang aku ini yatim, tetapi sekarang aku memiliki keluarga yang sangat perhatian. Rasulullah SAW ayahku, Aisyah ibuku, Hasan dan Husein saudaraku, Ali pamanku, dan Fatimah adalah saudariku. Apakah aku tidak bahagia?”

Mendengar sahabatnya, mereka tampak menginginkan nasib serupa. “Aduh, cobalah ayah kita juga gugur pada peperangan itu sehingga kita juga diangkat sebagai anak oleh Rasulullah SAW.”

***

Waktu terus berjalan. Usia semakin bertambah. Kebahagiaan anak ini pun lenyap ketika selang beberapa tahun setelah itu Rasulullah SAW meninggal dunia. Meratapi kepergian ayah angkat paling mulia ini, ia keluar rumah seraya menaburkan debu di atas kepalanya.

“Celaka, sungguh celaka. Kini aku kembali terasing. Aku bukan siapa-siapa lagi. Aku kini menjadi yatim. Sepi,” katanya terisak.

Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq yang menyaksikan anak ini segera memeluknya. Sayyidina Abu Bakar kemudian mengambil alih pengasuhannya… Wallahu a‘lam.

***

Kisah ini dikutip dari Durratun Nashihin karya Syekh Usman bin Hasan bin Ahmad Syakir Al-Khubawi, tanpa tahun, Surabaya, Syirkah Ahmad bin Saad bin Nabhan wa Auladuh, halaman 264-265. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Daerah, AlaSantri, Quote Pondok Pesantren Tegal

Sekjen PBNU Tolak Pemberlakuan Jam Belajar 5 Hari di Jateng

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Rencana Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberlakukan jam belajar 5 hari sebagaimana tertuang dalam Surat Edaran Nomor 420/006752/2015 mendapat penolakan dari Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini.

Sekjen PBNU Tolak Pemberlakuan Jam Belajar 5 Hari di Jateng (Sumber Gambar : Nu Online)
Sekjen PBNU Tolak Pemberlakuan Jam Belajar 5 Hari di Jateng (Sumber Gambar : Nu Online)

Sekjen PBNU Tolak Pemberlakuan Jam Belajar 5 Hari di Jateng

Dia berpendapat, pengurangan jam belajar dari 6 hari menjadi 5 hari yang berimplikasi pada pemadatan jam belajar dari pagi hingga sore, justru berdampak pada hilangnya jam belajar mereka di lembaga-lembaga diniyah takmiliyah (pendidikan agama).

Selama ini, tambahnya, kebanyakan anak-anak usia sekolah SD hingga SMP, selain bersekolah di lembaga pendidikan formal di pagi hari, pada sorenya mereka juga belajar mengaji, baik di masjid, di musholla, maupun lembaga diniyah lainnya. Menurut Helmy, ini sudah menjadi tradisi yang tak bisa dihilangkan.

Pondok Pesantren Tegal

Alasan lainnya, Helmy meyakini pendidikan diniyah berperan penting dalam membangun akhlak dan budi pekerti siswa, yang sedikit sekali mereka dapatkan dari sekolah umum.

“Jika konsekuensi dari pemadatan jam sekolah ini menghilangkan waktu siswa belajar ilmu agama, sudah pasti akan berdampak langsung pada kualitas output pendidikan yang dihasilkan,” ujarnya di Jakarta, Jumat.

Pondok Pesantren Tegal

Dia mengingatkan, setinggi apapun kepandaian jika tidak dibekali dengan akhlak yang baik, tidak akan melahirkan kader-kader bangsa yang berintegritas.

Penolakan serupa juga telah dilakukan oleh warga NU arus bawah dari berbagai wilayah di Jawa Tengah. Akhir pekan lalu, sedikitnya seribu pelajar dan santri di Lasem, Rembang, Jateng, melakukan aksi protes terbitnya Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah tersebut. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal IMNU, Kyai Pondok Pesantren Tegal

Kamis, 27 Juli 2017

Ekonomi Ditata dari Orientasinya

Oleh KH Abdurrahman Wahid. Sejak kemerdekaan di tahun 1945, orientasi ekonomi kita banyak ditekankan pada kepentingan para pengusaha besar dan modern. Di tahun 1950-an, dilakukan kebijakan Benteng, dengan para pengusaha pribumi atau nasional memperoleh hampir seluruh lisensi, kredit dan pelayanan pemerintah untuk “mengangkat” mereka. Hasilnya adalah lahir perusahaan “Ali-Baba” , yaitu dengan mayoritas pemilikan ada di tangan para pengusaha pribumi (Ali) dan pelaksana perusahaan seperti itu dipimpin oleh keturunan Tionghoa (Baba). Ternyata, kebijakan itu gagal. ‘Si Baba’ atau pengusaha keturunan Tionghoa, karena ketekunan dan kesungguhannya mulai menguasai dunia usaha, baik yang bersifat peredaran/perdagangan barang-barang maupun pembuatan/produksinya, walau adanya pembatasan ruang gerak warga negara keturunan Tionghoa, untuk tidak aktif/memimpin di bidang-bidang selain perdagangan.

Demikian pula dengan sistem quota dalam pendidikan, mau tidak mau mempengaruhi ruang gerak warga negara keturunan Tionghoa di bidang perdagangan saja. Mereka dengan segera memanfaatkan kelebihan uang mereka, untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka di luar negeri. Karena tidak terikat dengan sistem beasiswa yang disediakan pemerintah untuk berbagai bidang studi, mereka lalu memanfaatkan pendidikan luar negeri yang memberikan perhatian lebih besar kepada pendidikan berbagai bidang seperti, teknologi, produksi, kimia, komunikasi terapan, kemasan (package), pemasaran, penciptaan jaringan (networking) dan permodalan. Di tahun-tahun terakhir ini, para pengusaha keturunan Tionghoa itu bahkan sudah mencapai tingkatan kesempurnaan (excellence) dalam bidang-bidang tersebut, seperti terbukti dari hasil-hasil yang dicapai anak-anak mereka di luar negeri.

Ekonomi Ditata dari Orientasinya (Sumber Gambar : Nu Online)
Ekonomi Ditata dari Orientasinya (Sumber Gambar : Nu Online)

Ekonomi Ditata dari Orientasinya

Karena itu tidaklah mengherankan, jika lalu dunia usaha (bisnis) mereka kuasai. Para manager/pimpinan usaha ada di tangan mereka, bahkan hal itu terasa pada tingkat usaha di bidang keuangan/finansial. Bahkan Bulog dan Dolog hampir seluruhnya berhutang uang pada mereka. Sehingga praktis merekalah yang menentukan jalannya kebijakan teknis, dalam hal-hal yang menyangkut sembilan macam kebutuhan pokok bangsa. Tidak mengherankan jika lalu ada pihak yang merasa, ekonomi negeri kita dikuasai oleh keturunan Tionghoa. Itu wajar saja. Bahkan lontaran emosional itu akan menjadi sangat berbahaya, jika ditutup- tutupi oleh pemerintah dan media dalam negeri. Namun, harus segera ditemukan sebuah kerangka lain, untuk menghindarkan lontaran-lontaran perasaan yang emosional seperti itu. Janganlah berbagai reaksi itu, lalu berkembang karena dipercaya oleh orang banyak.

Pondok Pesantren Tegal

Kesenjangan kaya-miskin yang terus menjadi besar dalam kenyataan, maka diperlukan sebuah penataan ekonomi bangsa kita. Bagaimanapun juga harus diakui, bahwa apa-apa yang terbaik di negeri kita, dikuasai/dimiliki oleh mereka yang kaya, baik golongan pribumi maupun golongan keturunan Tionghoa. Namun untuk menyelamatkan diri dari kemarahan orang melarat, baik yang merasa miskin ataupun yang memang benar-benar tidak menguasai/memiliki apa-apa, maka elite ekonomi/orang kaya kalangan pribumi selalu meniup-niupkan bahwa perekonomian nasional kita dikuasai/dimiliki para pengusaha golongan keturunan Tionghoa. Karena memang selama ini media nasional dan kekuasaan politik selalu berada di tangan mereka, dengan mudah saja pendapat umum dibentuk dengan menganggap golongan keturunan Tionghoa, yang lazim disebut golongan non-pribumi, sebagai penguasa perekonomian bangsa kita.

Kesan salah itu dapat segera dibetulkan dengan sebuah koreksi total atas jalannya orientasi perekonomian kita sendiri. Koreksi total itu harus dilakukan. Orientasi yang lebih mementingkan pelayanan kepada pengusaha besar dan raksasa, apapun alasannya, termasuk klaim pertolongan kepada pengusaha nasional “pribumi”, haruslah disudahi. Sebenarnya yang harus ditolong adalah pengusaha kecil dan menengah, seperti yang diinginkan oleh Undang-undang Dasar kita, maupun berbagai peraturan yang lain. Dengan demikian tidaklah tepat mempersoalkan “pribumi” dan “non-pribumi”, karena persoalannya bukan terletak di situ, masalahnya adalah kesenjangan antara kaya dan miskin.

Pondok Pesantren Tegal

Jadi, yang harus dibenahi, adalah orientasi yang terlalu melayani kepentingan orang-orang kaya, atas kerugian orang miskin. Kita harus jeli melihat masalah ini dengan kacamata yang jernih. Perubahan orientasi itu terletak pada dua bidang utama, yaitu pertolongan kepada UKM, Usaha Kecil dan Menengah dan upaya mengatasi kemiskinan. Kedua langkah itu harus disertai pengawasan yang ketat, disamping liku-liku birokrasi, yang memang merupakan hambatan tersendiri bagi upaya memberikan kredit murah kepada UKM. Padahal saat ini, apapun upaya yang dilakukan untuk menolong UKM, selalu menghadapi hambatan. Jadi, haruslah dirumuskan kerangka yang tepat untuk tujuan ini. Dan tentu saja, upaya mengatasi kemiskinan menghadapi begitu banyak rintangan dan hambatan, terutama dari lingkungan birokrasi sendiri.

***

Padahal tujuan pemerintah dan kepemimpinan dalam pandangan Islam adalah maslahah ‘âmmah, yang secara sederhana diterjemahkan dengan kata kesejahteraan. Kata kesejahteraan ini, dalam Undang-undang Dasar kita, dinamakan keadilan dan kemakmuran. Sekaligus dalam pembukaan UUD 1945 diterangkan, bahwa tujuan bernegara bagi kita semua diibaratkan menegakkan masyarakat yang adil dan makmur. Ini juga menjadi sasaran dari ketentuan Islam itu, dengan pengungkapan “kebijakan dan tindakan seorang pemimpin atas rakyat yang dipimpinnya, terkait langsung dengan kepentingan rakyat yang dipimpinnya (tasharruful imâm ‘alâr-ra’iyyah manûthun bil- mashlahah).”

Dalam bahasa sekarang, sikap agama seperti itu dirumuskan sebagai titik yang menentukan bagi orientasi kerakyataan. Itulah yang seharusnya menjadi arah kita dalam menyelenggarakan perekonomian nasional. Bukannya mempersoalkan asli dan tidak dengan latar belakang seorang pengusaha. Pandangan picik seperti itu, sudah seharusnya digantikan oleh orientasi perekonomian nasional kita yang lebih sesuai dengan kebutuhan mayoritas bangsa.

Masalahnya sekarang, perekonomian nasional kita terkait sepenuhnya dengan persaingan bebas, keikutsertaan dalam perdagangan internasional yang bebas dan mengutamakan efisiensi rasional. Karenanya orientasi ekonomi rakyat harus difokuskan kepada prinsip “menjaga dan mendorong” UKM. Namun sebelumnya dalam hal ini adalah, keharusan merubah orientasi perekonomian nasional itu sendiri.

*) Diambil dari Abdurrahman Wahid, Islamku Islam Anda Islam Kita: Agama Masyarakat Negara Demokrasi, 2006 (Jakarta: The Wahid Institute). Tulisan ini pernah dimuat di Memorandum, 3 Januari 2003.

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Warta Pondok Pesantren Tegal

Rabu, 26 Juli 2017

Bangun Mushola, Kwarcab Brebes Galang Gerakan Seribu Rupiah

Brebes, Pondok Pesantren Tegal. Kwartir Cabang 11.29 Brebes merencanakan gerakan sewu perak atau seribu rupiah untuk bisa membangun Mushola Kwartir di lingkungan sanggar pramuka setempat. Gerakan sewu perak ini dicetuskan untuk mempercepat proses pembangunan mushola agar kegiatan keagamaan bisa berjalan dengan baik.

Bangun Mushola, Kwarcab Brebes Galang Gerakan Seribu Rupiah (Sumber Gambar : Nu Online)
Bangun Mushola, Kwarcab Brebes Galang Gerakan Seribu Rupiah (Sumber Gambar : Nu Online)

Bangun Mushola, Kwarcab Brebes Galang Gerakan Seribu Rupiah

“Mushola di lingkungan Kwarcab perlu di bangun, mengingat banyak aktivis pramuka kesulitan untuk sholat,” kata Ketua Kwarcab Brebes H Emastoni Ezam pada acara buka puasa bersama di kalangan pengurus Kwarcab dan Pengurus Kwartir Ranting (Kwarran) sekabupaten Brebes di Sanggar Pramuka Jalan pramuka 29 Brebes, Rabu (23/7).

Menurut H Emastoni, gotong royong dalam menyelesaikan persoalan bersama masih merupakan cara efektif. Gerakan penggalangan dana sewu perak akan dilakukan serentak pada Hari Lahir Pramuka pada 14 Agustus 2014 mendatang. “Dengan gerakan sewu perak, mudah-mudahan mushola yang diidam-idamkan bisa terwujud,” tuturnya.

Pondok Pesantren Tegal

“Kami sangat mendukung upaya Kwarcab Brebes membangun Mushola secara gotong royong,” kata Ketua Kwarran Bulakamba H Djayusman.?

Pondok Pesantren Tegal

Sementara KH Nursidik menyampaikan taushiyahnya dalam buka puasa bersama ini. Usai berbuka, mereka melangsungkan sholat maghrib berjamaah di sanggar pramuka. (Wasdiun/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Aswaja, Olahraga, RMI NU Pondok Pesantren Tegal

Selasa, 25 Juli 2017

Ranting dan Tokoh NU Diimbau Aktif Perangi Narkoba

Jember, Online

Peredaran narkoba saat ini begitu massif. Para pengedarnya juga cukup licin. Mereka menggunakan segala cara untuk menyusupkan narkoba di tengah-tengah masyarakat. Karena itu, peran serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk mencegah beredarnya zat yang meracuni anak bangsa itu.

Ranting dan Tokoh NU Diimbau Aktif Perangi Narkoba (Sumber Gambar : Nu Online)
Ranting dan Tokoh NU Diimbau Aktif Perangi Narkoba (Sumber Gambar : Nu Online)

Ranting dan Tokoh NU Diimbau Aktif Perangi Narkoba

“Nah, ranting NU dan tokoh NU di desa juga bisa berperan aktif dalam pencegahan dan pemberantasan narkoba,” kata Wakil Sekretaris PCNU Jember, Moch. Eksan kepada Pondok Pesantren Tegal usai memberikan ceramah dalam acara isra’ mi’raj di Desa Pace, Kecamaan Silo, Jember, Jawa Timur, Ahad (8/5).

Menurut mantan? aktivis? IPNU Kabupaten Jember itu, saat ini pola peredaran narkoba cukup variatif? dan inovatif untuk mengelabui endusan aparat penegak hukum. Dikatakannya,? target para pengedar narkoba juga sudah merambah anak-anak muda pedesaan. Ini karena? tak jarang anak-anak desa ingin selalu beradaptasi dengan budaya kota yang cenderung amburadul. Dan kondisi itulah yang dimanfaatkan oleh para bandar narkoba.

Pondok Pesantren Tegal

Karena itu, Eksan mengimbau agar para tokoh NU tak bosan-bosannya menginformasikan kepada masyarakat betapa berbahanya narkoba. “Ini bukan hanya tugas aparat penegak hukum, tapi tugas kita semua, termasuk ranting dan kiai langgar,” jelas anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur itu. ?

Eksan sendiri dalam beberapa minggu terakhir berkeliling pulau Madura untuk mengampanyekan “perang” terhadap narkoba di sejumlah komunitas pemuda dan mahasiswa.

Pondok Pesantren Tegal

Di tempat yang sama, Wakil Bupati Jember, KH. Abdul Muqit Arif? juga menyatakan hal senada. Menurutnya, pemberantasan narkoba merupakan tanggung jawab semua lapisan masyarakat, termasuk ranting NU. Mereka harus didorong untuk memerangi narkoba.

Narkoba, katanya, adalah salah satu kejahatan luar biasa yang harus menjadi komitmen semua pihak untuk memeranginya. “Kita sepakat narkoiba adalah kejahatan yang laur biasa, dan harus, wajib kita perangi sampai tuntas,” ucap a’wan Syuriyah PCNU Jember itu. (Aryudi A. Razaq/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Bahtsul Masail, Aswaja Pondok Pesantren Tegal

Minggu, 23 Juli 2017

Fawaid, Santri Kreatif yang Tekuni Usaha Ukiran Sandal

Jepara, Pondok Pesantren Tegal. M Nur Fawaid, setahunan ini baru saja menyelesaikan belajarnya dari pesantren Salaf Modern Nurul Huda Desa Mantingan Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara. Namun sebelum pulang ia memulai menekuni keahlian mengukir sandal.

Tepatnya tahun 2013 lalu, sebelum lebaran ia meminta seniornya di pondok membikinkan sandal ukir. Setelah jadi, diunggahlah sandal itu di akun facebook miliknya. “Eh malah ada yang mesan. Pesannya langsung 10 pasang,” terangnya kepada Pondok Pesantren Tegal, Ahad (16/8).

Fawaid, Santri Kreatif yang Tekuni Usaha Ukiran Sandal (Sumber Gambar : Nu Online)
Fawaid, Santri Kreatif yang Tekuni Usaha Ukiran Sandal (Sumber Gambar : Nu Online)

Fawaid, Santri Kreatif yang Tekuni Usaha Ukiran Sandal

Alhasil, waktu itu rekan sepondoknya diajak kerjasama. Kedua temannya yang membuat sedangkan dia bagian marketing (pemasaran). Tiba-tiba ada kendala. Pesanan yang dipasrahkan teman, tidak tepat waktu. Dari problem ini, lelaki kelahiran Jepara, 29 Maret 1993 ini mencoba membikin sendiri. Sehingga yang mulanya ia terbilang enggan mengukir sandal, lambat laun harus menekuninya.

Pondok Pesantren Tegal

“Karena memproduksinya asyik. Pengerjaannya nggak ribet-ribet amat, juga sebagai sarana untuk mengasah jiwa wirausaha. Akhirnya bisa menjadi ladang penghasilan,” ucap putra dari pasangan Sukandar-Maisyatul Muthoharoh (almh).

Pondok Pesantren Tegal

Hanya dengan modal isi cutter kecil (dibungkus kertas), pensil, pena dan sandal misi sudah bisa dilaksanakan. Lulusan SMP Az-Zahra Mlonggo Jepara dan Kejar Paket C ini dalam sepekan mengerjakan 15 -25 pasang. Motif yang dikerjakannya beragam dari lambang klub bola, wajah, huruf nyeni maupun motif sesuai dengan pesanan.

Untuk waktu pengerjaan, sambung pria yang tinggal di di Jalan Krajan RT 08 RW 02 Desa Jambu Timur kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara ini maksimal dirampungkan dalam dua hari. Jika motifnya sederhana 2 jam selesai. “Harganya kisaran 25-50 ribu. Kalau yang hiasan mulai 75 ribu,” tambahnya.

Santri yang mondok selama 6 tahun ini dalam menekuni usaha tidak sendirian. Saat ini dibantu adiknya, M Faza Ainun Nafi. Sebelumnya pernah dibantu keponakannya, Edi Sujatmiko. Sedangkan untuk guru mengukir sandal, dua teman semasa di pesantren Shofiyul Anam dan M Najih.

Ditanya soal masa depan, ia meyakini usahanya memiliki prospek cerah. Sebab jika dikelola dengan baik hasilnya akan menjanjikan. Apalagi dilihat dari respon orang-orang yang pernah lihat dan memesan mereka antusias.

“Lebih-lebih, yang menekuni usaha ini selain unik, juga masih jarang,” jelasnya.

Hasilnya, meski ia belum menghitung omzet secara rinci. Ia mengaku omzetnya di atas 1 juta per bulan. Fawaid memiliki motto “Bumi itu bulat. Putarlah semaumu. Pilihlah sesukamu. Mana yang tepat untukmu berkarya dan menorehkan sejarah.” Karena itu kepada santri Nusantara, ia berpesan, apa yang ada di depan kita, di situlah tempat kita menorehkan sejarah dan mengais rizki.

“Semut saja diberi rizki. Apalagi manusia. Tugas kita hanyalah ikhtiar. Setelah itu serahkan kepada Sang Maha Kaya, Allah SWT,” tegasnya. (Syaiful Mustaqim/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Amalan, Kajian Sunnah, Lomba Pondok Pesantren Tegal

Sabtu, 22 Juli 2017

Pemberian Your Leader Award Bagi Para Calon Pemimpin

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Penyelenggaraan Global Peace Festival yang diselenggarakan di Jakarta 15-17 Oktober mendatang salah satunya mengagendakan pemberian Young Leader Award bagi para calon pemimpin di masa depan.

Salah satu kriteria yang diberikan adalah mampu menggerakkan komunitasnya dalam puncak kampanye perdamaian yang diselenggarakan di Gelora Bung Korno, Ahad, 17 Oktober mendatang.

Pemberian Your Leader Award Bagi Para Calon Pemimpin (Sumber Gambar : Nu Online)
Pemberian Your Leader Award Bagi Para Calon Pemimpin (Sumber Gambar : Nu Online)

Pemberian Your Leader Award Bagi Para Calon Pemimpin

“Award ini tidak diberikan karena anda telah berprestasi, tetapi sebagai stimulus dalam mengembangkan apa yang sudah dilakukan. Mari kita buktikan bahwa perhatian pemuda Indonesia, pelajar Indonesia terhadap cita-cita perdamaian terwujud,” kata Ketua PBNU Slamet Effendy Yusuf ketika memberikan pengarahan pada para mahasiswa yang terlibat aktif dalam kegiatan ini di Jakarta, Selasa (5/10).

Pondok Pesantren Tegal

Ia menegaskan, upaya menciptakan perdamaian ini merupakan upaya kemanusiaan. Manusia dilahirkan dengan berbagai perbedaan, agama, etnis, kebangsaan dan lainnya, tetapi semuanya harus mendorong perbedaan bukan untuk menciptakan konflik.

Pondok Pesantren Tegal

Bukan hanya melulu wacana saja, kampanye perdamaian ini juga melalui tindakan kongkrit dengan memberikan sumbangan dalam kotak-kotak yang nantinya menjadi tiket untuk masuk dalam Gelora Bung Karno yang nantinya diberikan kepada orang yang akan membutuhkan.

“Kebhinekaan untuk perdamaian dan perdamaian tidak bsa tercipta jika masih terjadi ketidakadilan, ada yang mendominasi dan didominasi. Membangun masyarakat yang baik adalah membantu mereka yang membutuhkan,” katanya. 

Indonesia saat ini masih menghadapi problema kemiskinan yang sangat besar. Ia berharap agar Indonesia menghasilkan para pemimpin muda yang memahami problema kebangsaan, yang mampu menggerakkan lingkungannya untuk memecahkan problem secara kongkrit, tidak sekedar berteriak-teriak saja.

Mantan anggota DPR RI ini mengaku prihatin dengan cara-cara demonstrasi saat ini yang penuh dengan nuansa kekerasan seperti membakar ban, merusak pagar atau bentrok dengan aparat keamanan, padahal demonstrasi seharusnya menunjukkan aspirasi dengan cara-cara yang santun. (mkf)Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Olahraga, Kajian Islam Pondok Pesantren Tegal

Rabu, 19 Juli 2017

Beberapa Kebaikan Sedekah untuk Orang Meninggal Dunia

Way Kanan, Pondok Pesantren Tegal. Bersedekah atas nama orang yang sudah meninggal merupakan perbuatan disyariatkan, baik berupa harta maupun doa. Penegasan tersebut disampaikan Kiai Imam Murtadlo Sayuthi, pengasuh Pesantren Assiddiqiyah 11, Labuhan Jaya, Gunung Labuhan, Way Kanan, Lampung, Kamis (9/6).

"Bersedekah untuk orang yang sudah meninggal dunia itu boleh dan alasannya jelas," kata Kiai Imam menanggapi bolehkah sedekah pohon atas nama orang yang sudah meninggal dunia.

Beberapa Kebaikan Sedekah untuk Orang Meninggal Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)
Beberapa Kebaikan Sedekah untuk Orang Meninggal Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)

Beberapa Kebaikan Sedekah untuk Orang Meninggal Dunia

Hadits Riwayat Baihaqi menjelaskan, tidak ada mayit di dalam kuburan, kecuali seperti orang yang tenggelam dan meminta pertolongan. Mereka menunggu kiriman doa dari ayah, ibu, saudara, dan teman temannya. Bila doa itu sampai kepadanya, maka mereka lebih senang atas doa tersebut daripada dunia seisinya. Dan sesungguhnya Allah memasukkan doa-doa yang dikirimkan oleh orang hidup kepada penduduk kubur itu dikemas sebesar gunung. Serta sesungguhnya, hadiah dari orang hidup kepada orang yang sudah meninggal adalah memohonkan ampun kepadanya.

Lebih lanjut Kiai Imam menjelaskan, keberadaan orang mati dalam kubur itu seperti orang yang tenggelam dan sedang meminta tolong. Orang yang sudah mati itu selalu mengharapkan bantuan dari yang hidup.

"Dan bantuan itu sangat bermanfaat bagi orang yang sudah mati tersebut. Selain itu, bantuan orang hidup kepada orang mati itu sampai. Antara lain demikian," ujarnya.

Gusdurian Lampung menginisiasi "Sedekah Oksigen" berupa pemberian pohon untuk kemandirian pesantren. Pelaksana kegiatan sedekah terbuka yang didukung The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) atau Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia tersebut adalah alumni Pesantren Kilat Bimbingan Belajar Pasca Ujian Nasional (Sanlat BPUN) PC GP Ansor Way Kanan 2016.

Pondok Pesantren Tegal

Setelah 50 pohon alpukat jenis mentega untuk Pesantren Assiddiqiyah 11 tercapai, sasaran Sedekah Oksigen kedua ialah Pesantren Darul Ulum asuhan Ustadz Bayumi yang berada di Kampung Gisting Jaya, Kecamatan Negara Batin.?

Koordinator kegiatan Riky Ryan Saputra menjelaskan, masyarakat yang berminat berpartisipasi bisa menghubungi Nanang Yudi Saputro, Ketua Ranting Ansor Gisting Jaya di nomor 082186280931.

Sedekah Oksigen ketiga direncanakan di Pesantren Darul Hikmah asuhan Kiai Miftahudin di Kampung Sukadana, Kecamatan Buay Bahuga. "Calon dermawan yang berminat bisa menghubungi Hudi Rahman, anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) di daerah tersebut di nomor 082373736709," kata Riky menginformasikan.

Selanjutnya, Sedekah Oksigen senilai Rp50 ribu untuk satu pohon alpukat bisa disalurkan ke rekening BNI 0426013904 atas nama Anisa Yuliani. Seluruh nama donatur akan dipublikasikan demi keterbukaan melalui media massa dan akun twitter @LPG_9usdurian dan akun Facebook BPUN Way Kanan.

Pondok Pesantren Tegal

"Kami berkomitmen ada 14 pesantren di 14 kecamatan di Way Kanan yang membutuhkan pendampingan ekonomi bisa menerima manfaat dari gerakan sedekah terbuka dan bersama ini," ujar Ketua Alumni Sanlat BPUN PC GP Ansor Way Kanan 2016 ini menambahkan.

HR. Bukhari dan Muslim menyatakan: Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan salat, ia akan dipanggil dari pintu salat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah. (Disisi Saidi Fatah/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Daerah Pondok Pesantren Tegal

Gus Mus Berkisah Pahit Manis Hidup bersama Bu Nyai Fatma

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal - Perjalanan rumah tangga KH A Mustofa Bisri (Gus Mus) bersama Nyai Hajjah Siti Fatma telah berlangsung menjelang setengah abad. Gus Mus resmi menikahi putri Kiai Basyuni ini pada 19 September 1971.

Dalam rentang itu kiai yang kini menjadi Mustasyar PBNU itu merasakan berbagai lika-liku hidup berkeluarga: susah senang dilalui bersama. Hingga akhirnya, Kamis (30/6), pukul 14.30 WIB di RSUD Rembang, Jawa Tengah, Nyai Fatma mendahului Gus Mus pulang ke rahmatullah.

Gus Mus Berkisah Pahit Manis Hidup bersama Bu Nyai Fatma (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Mus Berkisah Pahit Manis Hidup bersama Bu Nyai Fatma (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Mus Berkisah Pahit Manis Hidup bersama Bu Nyai Fatma

“Selera kami sering berbeda. Tapi kami selalu menghargai selera masing-masing,” tutur Gus Mus melalui akun facebook pribadinya, A Mustofa Bisri, pada 3 April 2016 lalu.

Sebelumnya, dua hari setelah hari pernikahan ke-44, Gus Mus juga bercerita terang-terangan perihal kehidupan bersama istrinya tersebut. Berikut kutipan lengkap tulisan pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang ini di dinding facebooknya pada 21 September 2015.

Pondok Pesantren Tegal

Pondok Pesantren Tegal

"Kemarin, 19 September, 44 tahun yang lalu, aku menyatakan "Qabiltu nikãhahã..." ketika Kiai Abdullah Chafizh --Allahu yarham-- mewakili Kiai Basyuni, mengijabkan puterinya, Siti Fatma, menjadi isteriku.

Sejak itu berdua kami mengarungi pahit-manis-gurih-getirnya kehidupan.

Selama itu --hingga kami dikaruniai 7 orang anak, 6 orang menantu, dan 13 orang cucu-- seingatku, belum pernah aku mengucapkan kepada temanhidupku ini: "I love you", "Aku cinta padamu", "Anä bahebbik", "Aku tresno awakmu", atau kata-kata mesra sejenis. Demikian pula sebaliknya; dia sama sekali belum pernah mengucapkan kepadaku kata rayuan semacam itu. Agaknya kami berdua mempunyai anggapan yang sama. Menganggap gerak mata dan gerak tubuh kami jauh lebih fasih mengungkapkan perasaan kami.

Selain itu kami pun jarang sekali berbicara serius tentang diri kami. Seolah-olah memang sudah tidak ada lagi yang perlu dibicarakan secara serius.

Apakah masing-masing kami atau antar kami tidak pernah ada masalah? Tentu saja masalah selalu ada.

Bahkan kami bertengkar, menurut istilah orang Jawa, sampai blenger. Tapi kami menyadari bahwa ‘masalah’ dan pertengkaraan itu merupakan kewajaran dalam hidup bersama dan terlalu sepele untuk diambil hati.

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan kurnia ini. Alhamdulillah ‘alã kulli hãl.."



(Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Ulama Pondok Pesantren Tegal

Selasa, 18 Juli 2017

Ketum Pagar Nusa: Rekrut Pendekar Pagar Nusa dengan Cara Kreatif

Temanggung, Pondok Pesantren Tegal. Sebanyak 323 pendekar berkumpul di SMK Nahdlatul Ulama Kabupaten Temanggung, Sabtu (28/10). Seratus delapan puluh pendekar berasal dari Temanggung, 54 dari Magelang, dan 89 berasal dari Wonosobo. 

Dalam perhelatan akbar se-Eks Karesidenan Kedu tersebut mengambil tajuk Istighosah dan Gemblengan Ilmu Hikmah Pagar Nusa se-Eks Karesidenan Kedu.

Ketum Pagar Nusa: Rekrut Pendekar Pagar Nusa dengan Cara Kreatif (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketum Pagar Nusa: Rekrut Pendekar Pagar Nusa dengan Cara Kreatif (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketum Pagar Nusa: Rekrut Pendekar Pagar Nusa dengan Cara Kreatif

Ketua Umum Pagar Nusa, yang hadir pada kesempatan itu menyampaikan harapannya agar kegiatan-kegiatan Pagar Nusa ke depan bisa berlanjut, berjenjang dan lebih inovatif.

“Mari kita persubur dengan aneka kegiatan di berbagai tingkatan, baik itu Kejurkab maupun Kejurda,” katanya.

Ia meminta pengingkatan kualitas dan kuantitas para pendekar Pagar Nusa.

Pondok Pesantren Tegal

“Melalui rekriutmen anggota baru dengan cara-cara yang kreatif,” tandasnya. 

Ketua PCNU Temaggung KH Muhammad Furqon, menegaskan pendekar Pagar Nusa harus siap menjadi benteng ulama.

Pondok Pesantren Tegal

“Kader penggerak bangsa yang memiliki kompetensi kanuragan, juga cerdas secara intelektual, dan siap berjuang untuk lebih dikenal tak hanya lokal dan interlokal, namun hingga go internasional,” ungkap Gus Furqon, panggilan akrabnya.

Acara semakin padat dan sarat kandungan hikmah, karena selain istighosah, juga ditampilkan Salam Pagar Nusa dan Silat Budaya, Atraksi Pagar Nusa, Prasetya Pagar Nusa dan ditutup dengan Tumpengan Selamatan dan Gemblengan Ilmu hikmah (kanuragan) khusus yang diberikan kepada para pendekar yang hadir itulah acara yang terlaksana malam tersebut.

Pagar Nusa Temanggung yang selama ini didukung LP Maarif mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dalam kurun waktu tak lama banyak pendekar Pagar Nusa bermunculan, termasuk jajaran panitia kegiatan ini juga digawangi salah satu pendekar yang juga sebagai Kepala Madrasah Ibtidaiyah di Temanggung.

“Dengan adanya kegiatan istighosah dan gemblengan ilmu hikmah ini, kami sangat berharap bisa menjadi media untuk lebih menebalkan Ilmu Kanuragan dan tenaga bagi para Pendekar,” ungkap Eko Purwanto, Ketua Panitia.

Ia sangat berharap kegiatan malam itu sebagai awal untuk membumikan Pagar Nusa di eks- Karesidenan Kedu, sehingga mampu menjadi benteng ulama yang berujung menjadi benteng NKRI. (Ja’far/Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Hadits, Warta, Aswaja Pondok Pesantren Tegal

Minggu, 16 Juli 2017

Melepas Tali Pocong/Kafan

Betul kalau orang wafat melepaskan segalanya. Memang bukan ia sendiri yang menanggalkannya. Tetapi pihak keluarga perlu mencopot segala yang melekat pada tubuh jenazah mulai dari pakaian luar-dalam, sepatu, dasi, juga ikatan gesper, bermerk atau tidak, belanja di pasar swalayan atau loakan. Pokoknya dicopot. Pertama, memudahkannya untuk mandi jenazah.

Kedua, moga-moga saja calon ahli kubur ini dilonggarkan dari segala kesulitan. Selain pakaian, perlu juga melepas apa saja yang menggantung, tersemat, atau melingkar seperti kalung, cincin, gelang, atau anting termasuk tali ikat kain kafan.

Melepas Tali Pocong/Kafan (Sumber Gambar : Nu Online)
Melepas Tali Pocong/Kafan (Sumber Gambar : Nu Online)

Melepas Tali Pocong/Kafan

Bolehlah kita amati keterangan Syekh Romli dalam Nihayatul Muhtaj.

Pondok Pesantren Tegal

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Bila mayit sudah diletakkan di kubur, maka dilepaslah segenap ikatan dari tubuhnya berharap nasib baik yang membebaskannya dari kesulitan di alam Barzakh. Karenanya, makruh hukumnya bila mana ada sesuatu yang mengikat bagian tubuh jenazah baik jenazah anak-anak maupun jenazah dewasa.

Pondok Pesantren Tegal

Terus buat apa melepas ikat tali kafan jenazah anak kecil. Dia kan belum punya dosa? Syekh Ali Syibromalisi dalam Hasyiyah atas Nihayah menyebutkan, mencopot segala ikatan dari tubuh memang tidak mesti bertujuan melonggarkannya dari siksaan dosanya. Tetapi juga untuk perlu untuk menambah kesejahteraannya di kubur.

?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Kendati demikian, kita tidak bisa mengatakan bahwa illat melepas tali pengikat jenazah sudah tidak berlaku pada jenazah anak kecil mengingat ia belum punya dosa yang menyusahkannya di alam kubur. Pasalnya, kita bisa berkata bahwa “berharap nasib baik” dimaknai sebagai tambahan kebahagiaan bagi jenazah si kecil, satu tingkat di atas pembebasan dari kesulitan kubur. Karena, illat tiada kebahagiaan yang hilang dari jenazah itu, menempati pembebasannya dari kesulitan.

Artinya, ini juga berlaku untuk orang-orang suci tanpa dosa untuk menambah hiburan-hiburan yang membahagiakan dan meramaikan kuburnya yang sepi.

Sementara perihal roh jenazah yang bergentayangan mengganggu orang-orang hidup untuk meminta dilepaskan tali kafannya? Wallahu a’lam. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Habib, Internasional, Kajian Pondok Pesantren Tegal

LDNU: Anti-Perbedaan Bukan Ciri Dakwah NU

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Lembaga Dawah Nahdlatul Ulama (LDNU) menegaskan, ciri penting dakwah NU adalah berpijak pada prinsip rahmatan lil ’alamin (cinta kasih pada semua). Sikap anti-perbedaan dianggap keluar dari semangat ini.

LDNU: Anti-Perbedaan Bukan Ciri Dakwah NU (Sumber Gambar : Nu Online)
LDNU: Anti-Perbedaan Bukan Ciri Dakwah NU (Sumber Gambar : Nu Online)

LDNU: Anti-Perbedaan Bukan Ciri Dakwah NU

Demikian disampaikan Sekretaris Pengurus Pusat LDNU H Nurul Yakin Ishaq di Jakarta, Jumat (9/2). Menurut dia, bagi NU perbedaan merupakan keniscayaan di negeri ini sehingga tak seyogianya diusik begitu saja.

Yakin menjelaskan, tugas syiar agama harus sejalan dengan semangat membina umat, dan mengutamakan akhlak terpuji (akhlaqul karimah). Jangan sampai dakwah justru kontraproduktif dengan misi merekatkan kerukunan masyararakat.

Pondok Pesantren Tegal

”Artinya dakwah harus dilaksanakan dengan sejuk dan harmoni dan karena itu menghargai perbedaan-perbedaan yang ada,” ujarnya.

Soal cara, Yakin menambahkan, LDNU berpegang pada model dakwah yang lembut tanpa kekerasan. Cara kekerasan dinilai justru sebagai kendala bagi proses pencerahan dan penyadaran.

Pondok Pesantren Tegal

”Karena prinsipnya, kami berkeyakinan mengatasi kemungkaran harus dengan tidak menimbulkan kemungkaran yang baru,” tandasnya.

?

Penulis: Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Nahdlatul Ulama, Ahlussunnah, Syariah Pondok Pesantren Tegal

Sabtu, 15 Juli 2017

Pelajar NU Kencong Lakukan Penghijauan

Jember, Pondok Pesantren Tegal. Untuk menjaga keseimbangan lingkungan, PC IPNU-IPPNU Kencong, Jember, Jawa Timur? melakukan penghijauan dengan menamam pohon dan sayuran di tanah pekarangan kantor NU Cabang Kencong dan sekitarnya, Ahad (22/1).

Penghijauan yang melibatkan Corp Brigade Pembangunan (CBP) dan Korp Pelajar Putri (KPP) tersebut dimaksudkan untuk memanfaatkan tanah mati agar berguna, baik untuk peningkatan oksigen muapun untuk kebutuhan sayuran masyarakat.

“Kami ingin memanfaatkan tanah yang kurang berfungsi agar bisa berguna untuk kebutuhan hidup manusia,” tukas Ketua IPNU Cabang Kencong, Moh. Mansyur kepada Pondok Pesantren Tegal

Pelajar NU Kencong Lakukan Penghijauan (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU Kencong Lakukan Penghijauan (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU Kencong Lakukan Penghijauan

Menurut Mansyur, pihaknya akan berusaha melakukan penghijauan di masa-masa mendatang, khususnya di tanah pekarangan milik lembaga? yang kurang berfungsi.

Seharusnya, katanya, penghijauan tidak diabaikan dalam pembangunan sebuah gedung. Idealnya, memang harus ada kavling tanah yang khusus dibuat penghijauan dalam sebuah area bangunan. Tujuannya adalah menjaga keseimbangan oksigen di samping untuk keindahan juga.

Pondok Pesantren Tegal

“Sekarang, bangunan-bangunan di kota sudah kurang memperhatikan keseimbangan lingkungan, sehingga cuacanya panas,” tegasnya.

Mansyur menambahkan, masyarakat perlu disadarkan betapa pentingnya pepohonan. Timbulnya tanah longsor dan banjir, salah satu penyebabnya adalah kian berkurangnya jumlah pohon, sehingga air hujan menggelontor begitu saja karena tidak ada pohon yang menyerap.

“Sangat dibutuhkan ketegasan aparat terhadap pembalakan hutan, juga perlu terus ditumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menghindari penebangan pohon. Lebih-lebih yang tumbuh di tebing sungai. Sebab jika tidak, kita tinggal menunggu banjir melanda. Dan kebetulan Kencong termasuk langganan banjir, yang kerap merusak tanah? pertanian,” jelasnya. (Aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi)

Pondok Pesantren Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Anti Hoax, Kyai Pondok Pesantren Tegal

Jumat, 14 Juli 2017

Khofifah Besuk Kinara, Balita Selamat Pembunuhan Satu Keluarga di Medan

Medan, Pondok Pesantren Tegal. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa membawakan mainan masak-masakan dan diecast pesawat berwarna putih untuk Balita Kinara (4) korban selamat pembunuhan sekeluarga di Medan, Sabtu (15/4).?

Khofifah Besuk Kinara, Balita Selamat Pembunuhan Satu Keluarga di Medan (Sumber Gambar : Nu Online)
Khofifah Besuk Kinara, Balita Selamat Pembunuhan Satu Keluarga di Medan (Sumber Gambar : Nu Online)

Khofifah Besuk Kinara, Balita Selamat Pembunuhan Satu Keluarga di Medan

Khofifah menjenguk Kinara sekembalinya dari Aceh Tenggara mengunjungi korban longsor dan banjir bandang. Kirana dirawat di RSUP H Adam Malik Medan setelah menjalani operasi pembekuan darah di bagian kepala.?

"Dua mainan itu adalah permintaan khusus Kinara jadi sebisa mungkin dipenuhi, terutama diecast pesawat berwarna putih," ungkap Khofifah.?

Khofifah juga membawakan tas sekolah, tempat makan dan minum, buku cerita anak, susu, dan pampers. Seluruh bingkisan itu sengaja dibawa Khofifah guna menghibur Kinara.?

Melihat bingkisan tersebut, Kinara langsung meresponnya lalu bangun dan ikut bermain. Balita perempuan tersebut terlihat begitu gembira.?

Pondok Pesantren Tegal

Menurut Khofifah, Balita Kinara dipastikan mengalami trauma mendalam setelah menyaksikan pembunuhan kejam yang dilakukan oleh Andi Lala yang masih memiliki hubungan saudara.?

"Kami akan lakukan assesmen terlebih dahulu, setelah itu dilakukan pendampingan oleh tim psikososial," ujarnya.

Pondok Pesantren Tegal

Lama pendampingan, lanjut dia, minimal dilakukan selama tiga bulan kedepan. Setelah itu, akan dilakukan secara berkala sesuai keadaan psikologi Kinara.?

Menurut Khofifah, hal terpenting saat ini adalah memastikan Kinara memperoleh perlindungan, pengasuhan, dan pemenuhan kebutuhan utamanya dari keluarga inti. Dengan demikian kesejahteraan Kinara dapat lebih terjamin.?

"Saya harap keluarga yang ditunjuk menjadi wali bisa memberikan perlindungan dan pengasuham yang baik kepada Kinara," tuturnya.?

Sebelumnya, kejahatan menimpa dan menewaskan satu keluarga di Medan, Ahad (9/4/2017) lalu. Para korban adalah pasangan suami istri Riyanto (40) dan Sri Ariyani (35), serta dua anak, Naya (13), dan Gilang (8). Mereka warga Jalan Kayu Putih, Gang Benteng, Mabar, Medan Deli. Sumarni (60), mertua Riyanto, juga meninggal. Mereka warga Jalan Kayu Putih, Gang Benteng, Mabar, Medan Deli.?

"Semoga seluruh korban diterima Allah SWT dan Kirana bisa melanjutkan hidup lebih baik dan mampu melupakan kejadian ini," tutup Khofifah. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Quote Pondok Pesantren Tegal

Nadzoman Urutan Juz ala Mbah Djablawi

Klaten, Pondok Pesantren Tegal. KH Ahmad Djablawi dari Pesantren Al-Manshur Popongan Tagalgondo Klaten Jawa tengah dikenal sebagai salah satu ulama Al-Quran di daerah Solo Raya. Kepergiannya menyisakan duka bagi para santri dan warga Nahdliyin daerah tersebut.

Nadzoman Urutan Juz ala Mbah Djablawi (Sumber Gambar : Nu Online)
Nadzoman Urutan Juz ala Mbah Djablawi (Sumber Gambar : Nu Online)

Nadzoman Urutan Juz ala Mbah Djablawi

Semasa hidupnya, selain mengajar mengajar para santri di pondok, Mbah Djablawi begitu sapaan para santri kepadanya, juga piawai membuat syair dalam bahasa Arab. Salah satunya syair yang berisi urutan juz-juz di dalam Al-Quran.

"Selain nadzoman urutan juz, Mbah Djablawi juga pernah membuat nadzoman urutan nama-nama surah," jelas Darmaji, santri senior Pesantren Popongan, Senin (9/2).

Pondok Pesantren Tegal

Syair nadzom juz yang terdiri dari 11 Bait tersebut, dapat dibaca di buku "Doa dan Dzikir"? cetakan Pondok Pesantren Al-Manshur Popongan: Solo, 1419 H). Berikut isi nadzomannya:

Pondok Pesantren Tegal

? ? ? ? # ? ? ? ?

Hai pencari urutan juz-juz, simaklah nadzamku ini dengan irama kidung

? ? ? # ? ? ? ?

(1) Fatihah-nya al-Quran, (2) Sayaqulu, lalu (3) Tilka, setelahnya (4) Lan Tanalu

? ? ? ? # ? ? ? ?

(5) Walmuhshonatu lalu (6) La Yuhibbu, (7) Idza Sami’u, itulah urutannya

? ? ? ? ? # ? ? ? ?

Yang ke delapan (8) Law Annana, (9) Qola al Mala, (10) Wa’lamu, (11)Ya’tadziruuna, susunannya

? ? ? ? ? # ? ? ? ?

(12) Wa Ma Min Dabbatin, (13) Ubarri-u Nafsii, (14) Rubama, (15) Subhana,Mahasuci Engkau Tuhan manusia

? ? ? ? ? # ? ? ? ? ?

(16) Qola Alam Aqul Laka, (17) Iqtaroba, (18) Qod Aflakha, (19) Qola Alladziina

? ? ? ? ? # ? ? ? ?

(20) Fama Kana Jawaba Qoumihi, (21) Wala Tujaadiluu, (22) Wa Man Yaqnut,saling berurut

? ? ? ? ? ? # ? ? ? ?

(23) Wama Liya La A’budul Ladzi, (24) Faman Adzlamu Ilaihi Yuroddu, (25)Fa’laman

? ? ? ? ? ? # ? ? ? ?

Lalu (26) Kha Mim, (27) Qola Fama, (28) Qod Sami’a, (29) Tabaroka, (30)‘Amma Annaba’, maka dengarlah

? ? ? ? # ? ? ? ?

Duhai Tuhan kami, dengan kedudukan Al-Quran, catatlah kami dalam golongan pemelihara Al-Quran

? ? ? ? ? # ? ? ? ?

Mudahkanlah bagi kami mudarosah kami, dan jagalah amal kami serta kuatkanlah hapalan kami

(Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Santri Pondok Pesantren Tegal

Kamis, 13 Juli 2017

Badan Sertifikasi Halal Perlu Miliki Standarisasi Bersama

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Nahdlatul Ulama mendirikan Badan Halal Nahdlatul Ulama (BHNU) sebagai upaya membantu para pengusaha NU mendapatkan sertifikasi halal. Hlaini bukan untuk menyaingi MUI yang sertifikasi halalnya sudah cukup mapan di Indonesia.

Anggota Dewan Tahkik atau dewan pengawas BHNU KH Arwani Faishal menjelaskan, pemerintah perlu membuat regulasi yang bisa digunakan sebagai standar bersama yang mengakomodasi semuanya, namun sayangnya RUU Jaminan Produk Halal (JPH) yang ada saat ini tidak menggambarkan adanya pemisahan antara regulator dan operator lembaga sertifikasi halal. 

Badan Sertifikasi Halal Perlu Miliki Standarisasi Bersama (Sumber Gambar : Nu Online)
Badan Sertifikasi Halal Perlu Miliki Standarisasi Bersama (Sumber Gambar : Nu Online)

Badan Sertifikasi Halal Perlu Miliki Standarisasi Bersama

Kiai Arwani yang merupakan ahli fikih lintas mazhab ini menjelaskan, untuk babi dan bangkai, terdapat sudah terdapat kesepakatan bahwa kedua benda tersebut haram, tetapi terdapat perbedaan pandangan terhadap beberapa hal seperti kepiting, ada yang mengharamkan dan ada yang menghalalkan, semuanya memiliki dalil yang kuat.

Pondok Pesantren Tegal

Selanjutnya dikalangan Sunni, terdapat empat mazhab utama yang menjadi rujukan, yaitu Maliki, Syafii, Hanafi dan Hambali dan masing-masing mazhab memiliki perbedaan hukum atas suatu benda dianggap najis atau suci sehingga kesepakatan bersama ini sangat penting.

“Kalau semua ormas memiliki badan sertifikat halal, NU hanya untuk NU, sertifikat Muhammadiyah hanya untuk Muhammadiyah, ribet kalau sampai akhirnya perusahaan harus mendapat sertifikasi halal dari berbagai pihak,” jelasnya.

Pondok Pesantren Tegal

Ia menjelaskan terdapat dua aspek dalam sertifikasi halal, pertama sisi thoharoh, atau kesucian dari barang yang disertifikasi, kedua aspek mafsadah, atau atau kebahayaan dari barang tersebut, misalnya mengandung bahan kimi atau tidak. Persoalan terkait dengan bahaya ini sudah menjadi kewenangan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM). Idealnya, lembaga sertifikasi halal memverifikasi produk yang sudah ada izin POM-nya. Sayangnya, hal ini susah diterapkan untuk industri kecil karena mereka kesulitan untuk mendaftarkan produknya di LP POM sementara mereka butuh sertifikasi halal untuk peningkatan pasar.

Selanjutnya, dikatakannya, auditor halal tidak cukup hanya dilakukan oleh ahli kimia, tetapi juga harus didukung oleh para ahli fikih. Pengetahuan fikih yang sekedarnya saya tidak memadai untuk memutuskan, misalnya sampai tingkat berapa, sebuah zat bisa dianggap berbahaya dan diputuskan menjadi haram, sehingga tidak boleh asal-asalan. (mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Kiai Pondok Pesantren Tegal

Rabu, 12 Juli 2017

NU Medan Siap Jadi Tuan Rumah Muktamar Ke-33

Medan,Pondok Pesantren Tegal. Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Medan Achmad Firdausi Hutasuhut SH,Msi menyatakan dengan tegas dan mendukung Sumatera Utara sebagai tuan rumah pelaksanaan Muktamar NU ke-33 yang akan dilaksanakan tahun 2015.

NU Medan Siap Jadi Tuan Rumah Muktamar Ke-33 (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Medan Siap Jadi Tuan Rumah Muktamar Ke-33 (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Medan Siap Jadi Tuan Rumah Muktamar Ke-33

"Medan sebagai ibu kota provinsi Sumut siap menjadi tempat pelaksanaan Muktamar ke 33," ujar Firdaus kepada wartawan di Medan, Selasa (18/11).

Dijelaskannya bahwa keberadaan NU bukan hanya di pulau jawa saja sehingga perlu memperhatikan keberadaan warga NU di luar pulau Jawa, khsususnya di Sumatera. Sehingga sangat pantas dan wajar kalau pelaksanaan Muktamar itu dilaksanakan di Sumut.

Pondok Pesantren Tegal

"Medan sebagai kota multikultur sangat tepat menjadi tuan rumah pelaksanaan Muktamar apalagi infrastruktur sangat mendukung seperti adanya bandara, pelabuhan dan asrama haji yang sangat memadai untuk menunjang suksesnya pelaksanaan Muktamar ke depan," kata Firdausi.

Pondok Pesantren Tegal

Ditambahkan Firdausi, pertemuan dengan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj Ahad (16/11) di Kantor PWNU Sumut, ada 19 cabang NU mendukung pelaksanaan Muktamar NU di Sumut.

Intinya, kata Firdausi, cabang-cabang NU di Sumut menghendaki agar provinsi tersebut menjadi tuan rumah Muktamar ke 32 Tahun 2015.

Pada Musyawarah Nasional (Munas) alim ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama Jakarta awal November 2014, selain Medan, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat juga menyatakan siap jadi tuan rumah Muktamar NU 2015. (raja/abdullah alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Pahlawan, Hikmah Pondok Pesantren Tegal

Minggu, 09 Juli 2017

Halal Bihalal Nahdliyin Gudo Ajang Perkuat Persatuan

Jombang, Pondok Pesantren Tegal. Sejumlah warga nahdliyin Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang menggelar halal bihalal di halaman YPI Abdul Aziz Al-Maruf Gudo, Kamis (14/7/2016) kemarin. Mereka di antaranya Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU), Fatayat NU, Muslimat NU beserta badan otonom (banom) NU yang lain.

Acara tersebut dihadiri perwakilan dari PCNU, Ketua PC GP Ansor Jombang, Camat Gudo dan Kepala Desa Gudo. Puluhan orang tampak memadati lokasi agenda hingga rampung.

Halal Bihalal Nahdliyin Gudo Ajang Perkuat Persatuan (Sumber Gambar : Nu Online)
Halal Bihalal Nahdliyin Gudo Ajang Perkuat Persatuan (Sumber Gambar : Nu Online)

Halal Bihalal Nahdliyin Gudo Ajang Perkuat Persatuan

Termasuk rangkaian kegiatan halal bihalal yaitu mauidzah hasanah oleh Mbah Husein Ilyas asal Kabupaten Mojokerto yang kemudian dilanjutkan pelantikan Pengurus Ranting (PR) NU dan PAC GP Ansor Gudo. Acara tampak meriah dengan iringan pembacaan shalawat oleh Laskar Jaa Muniro dan Syeikhermania Jombang.

Ahmad Ridho Ahsan, Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Gudo yang juga ikut andil dalam kegiatan mengatakan, bahwa kegiatan tersebut merupakan rutinitas warga nahdlyin Gudo setiap tahunnya, meski terkadang ada perubahan konsep pada rangkaian acara.

"Acara ini merupakan program tahunan di MWCNU Gudo," ujarnya.

Pondok Pesantren Tegal

Dikatakan juga, kegiatan bertujuan menyambung shilaturrahim dan meningkatkan rasa kekompakan serta kesatuan Jamiyah NU Gudo mulai MWCNU hingga IPNU-IPPNU.

Sementara itu, di waktu yang sama Ketua PAC GP Ansor, Agus Efendi menambahkan, selain untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama masyarakat nahdliyin, kegiatan tersebut menjadi ajang pertukaran sejumlah ide dalam menggenjot soal kaderisasi NU, baik dari sisi pola kaderisasi yang dianggap efektif, penguatan kaderisasi yang tepat juga menarik pada sejumlah kalangan. "Ke depan, kita akan prioritaskan soal kaderisasi," katanya. (Syamsul Arifin/Fathoni)

Pondok Pesantren Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal News, Hadits, Olahraga Pondok Pesantren Tegal

Anak Perlu Dikenalkan Perawatan dan Kesehatan Gigi Sejak Dini

Sidoarjo, Pondok Pesantren Tegal. Merawat kesehatan gigi anak sejak dini sangat penting karena anak-anak dalam masa tumbuh kembang. Kesehatan gigi sangat erat hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan anak baik fisik maupun psikis. Tak hanya itu saja, memberikan edukasi pada anak untuk menyikat gigi minimal dua kali sehari yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur sangatlah penting. Disamping itu, anak-anak juga perlu dikasih tahu makanan dan minumam apa saja yang dapat merusak gigi. Pernyataan ini disampaikan dokter gigi Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Hajar Sidoarjo, drg. Dini Safitri kepada Pondok Pesantren Tegal, Selasa (20/9).

?

Anak Perlu Dikenalkan Perawatan dan Kesehatan Gigi Sejak Dini (Sumber Gambar : Nu Online)
Anak Perlu Dikenalkan Perawatan dan Kesehatan Gigi Sejak Dini (Sumber Gambar : Nu Online)

Anak Perlu Dikenalkan Perawatan dan Kesehatan Gigi Sejak Dini

Menurutnya, kerusakan gigi merupakan masalah yang paling umum terjadi pada anak-anak dibandingkan penyakit gigi dan mulut lainnya. Walaupun gigi susu hanya bersifat sementara, namun kebersihan dan kesehatannya harus diperhatikan. Kehilangan dini gigi susu pada anak akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan wajah, tulang rahang dan oklusi gigi geligi, yang bararti kehilangan keseimbangan struktur, efisiensi pengunyahan dan keharmonisan wajah. Pada umunya, kehilangan gigi pada anak terjadi karena gigi berlubang yang tidak dirawat atau dapat juga karena trauma.

?

Pondok Pesantren Tegal

"Mempertahankan gigi susu agar selalu sehat tidaklah mudah, oleh karenanya perlu peran aktif orang tua. Peran orang tua sangat diperlukan dalam membimbing, memberikan perhatian, mengingatkan dan menyediakan fasilitas kepada anak agar dapat memelihara kebersihan gigi dan mulut. Pengetahuan orang tua merupakan modal penting dalam membentuk perilaku yang mendukung perawatan gigi dan mulut pada anak. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan membawa anaknya berkunjung ke dokter gigi. Diharapkan dengan membiasakan anak melakukan pemeriksaan gigi secara rutin akan mengatasi rasa cemas dan ketakutan anak terhadap perawatan gigi dan mulut," papar Dini panjang lebar.

?

Pondok Pesantren Tegal

Untuk memotivasi perawatan gigi, sambung Dini, anak perlu diajak berkunjung ke dokter gigi. Pada kunjungan pertama itu sebaiknya hanya untuk memperkenalkan pada anak bagaimana rasanya memeriksakan gigi dan memperlihatkan bahwa hal tersebut adalah pengalaman yang menyenangkan.

?

"Orang tua perlu memeriksakan gigi anak ke dokter gigi sejak dini, yaitu mulai usia 2 tahun. Jangan hanya membawa anak ke dokter gigi karena ada keluhan. Anak sebaiknya dibawa kedokter gigi rutin 6 bulan sekali untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan gigi serta merawatnya jika diperlukan. Orang tua juga harus dapat aktif memeriksa gigi dan mulut anak seperti melihat adanya gigi yang berlubang atau gigi yang goyang. Usahakan anak menyukai sayuran dan buah-buahan yang dapat mendukung pertumbuhan tulang dan gigi anak," sarannya.

Dokter yang bertugas di Rumah Sakit NU ini menjelaskan, biasanya dokter gigi akan berusaha mengakrabkan diri dengan anak sebelum memeriksa gigi. Hal tersebut penting untuk menjalin ikatan dengan anak, agar anak dapat bekerjasama selama perawatan. Setelah anak mulai mengenal dokter gigi, perawatan ringan yang tidak menimbulkan rasa sakit akan diberikan agar timbul rasa percaya pada dokter gigi.

?

"Idelanya perawatan yang meliputi pencabutan atau preparasi dengan bor tidak dimulai pada kunjungan pertama. Sayangnya anak sering dibawa pertama kali ke dokter gigi dalam keadaan sakit. Sehingga prosedur pendahuluan yaitu memperkenalkan anak ke dokter gigi tidak mungkin dilakukan. Bagi orang dewasa bila ia merasa kurang senang pada suatu dokter gigi ia akan pergi ke dokter gigi lain, tetapi tidak demikian halnya dengan pasien anak. Sekali ia mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan, akan sulit baginya untuk membangun kepercayaan terhadap dokter gigi," jelasnya.

?

Lebih lanjut Dini mengemukakan, keberhasilan suatu perawatan di bidang kesehatan gigi anak ditentukan oleh banyak hal, antara lain bimbingan orang tua terhadap anak dipengaruhi motivasi orang tua dalam menjaga kesehatan gigi, serta kerjasama orang tua dan dokter gigi juga sangatlah penting dalam keberhasilan pengenalan dan perawatan gigi anak sejak dini.

?

Peran orang tua selanjutnya yakni membersihkan gigi anak sedini mungkin, bahkan ketika masih berusia beberapa bulan saat gigi belum muncul. Cara membersihkannya dengan menggunakan kasa yang dililitkan pada jari telunjuk, gunakan untuk mengelap dan memijat gusi bayi dua kali sehari. Hal itu perlu dilakukan untuk menjaga kebersihan mulut dan mebiasakan anak dengan perawatan mulut.

?

"Setelah gigi susu pertama muncul, gunakan sikat gigi halus dan air biasa untuk menyikat gigi. Jangan menggunakan pasta gigi sampai anak bisa belajar untuk berkumur dan meludahkan busanya. Setelah itu gunakan sedikit saja dan harus tetap awasi penggunaannya. Aktivitas menyikat gigi anak sampai usia 7 atau 8 tahun harus dimonitor orang tua, sampai anak mengetahui cara menikat gigi yang benar," pungkasnya. (Moh Kholidun/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Kajian Pondok Pesantren Tegal

Rabu, 05 Juli 2017

Demi Kemanusiaan, Banser Jaga Keamanan Natal dan Tahun Baru

Madiun, Pondok Pesantren Tegal 

Anggota Gerakan Pemuda Ansor dan Banser di wilayah Kabupaten Madiun diterjunkan ke wilayah-wilayah dianggap rawan konflik sejak Ahad (24/12). Ketua GP Ansor madiun Khotamul Anam mengatakan, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, wilayah Madiun selalu kondusif bagi umat Kristen dalam merayakan Natal dan tahun baru. 

Demi Kemanusiaan, Banser Jaga Keamanan Natal dan Tahun Baru (Sumber Gambar : Nu Online)
Demi Kemanusiaan, Banser Jaga Keamanan Natal dan Tahun Baru (Sumber Gambar : Nu Online)

Demi Kemanusiaan, Banser Jaga Keamanan Natal dan Tahun Baru

“Kita tidak inggin kejadian yang di luar praduga itu muncul di permukaan,” katanya. 

Karena itulah, GP Ansor Madiun mengimbau anggotanya di wilayah kecamatan masing-masing untuk waspada di setiap titik-titik keramaiaan. Tiap titik keramaian di 15 kecamatan itu harus ada anggota Banser.  

“Kita sudah imbau kepada seluruh jajaran di wilayah kecamatan masing- masing agar stand by menjaga keamanan dan memastikan kondusivitas yang nyaman untuk Hari Natal ini,” jelasnya.  

Menurut dia, menjaga keamanan bukan hanya tanggung jawab Kepolisian dan TNI, tapi Banser sebagai garda depan Nahdlatul Ulama harus lebih sigap dan tanggap terhadap situasi yang berkembang di wilayahnya masing-masing. 

Pondok Pesantren Tegal

“Tidah hanya waktu, tenaga dan materi kita korbankan, tapi juga nyawa yang sewaktu-waktu harus kita siapkan di medan. Niatkan ini sabagai pengorbanan atas nama Kemanusiaan. Maka seyoganya kita sebagai kader yang memiliki jiwa sosial tinggi, harus terjun dan mengamankan NKRI,” pungkasnya.

Hal serupa dilakukan GP Ansor Tangerang. Menurut Ketua GP Ansor Kabupaten Tangeran, Khoirun Huda, menerjunkan pasukan pengamanan pada Natal dan Tahun Baru sebagai upaya cipta kondisi bagi masyarakat.

“Ini merupakan program rutin Banser Kabupaten Tangerang,” katanya dalam upacara Gelar Pasukan sekaligus Penutupan Diklat Terpadu Dasar (DTD) Banser yang diselenggarakan di pondok pesantren Miftahul Jannah, Cikupa 22 sampai 24 Desember 2017.

Huda Menyampaikan bahwa ini bentuk komitmen Banser sebagai garda terdepan dan benteng NKRI. 

Pondok Pesantren Tegal

"Setiap tahun kami menyiapkan puluhan bahkan ratusan personel Banser untuk membantu aparat kepolisian dalam menciptakan keamanan menjelang Natal dan tahun baru," ucapnya. 

Disinggung tentang maraknya hujatan terhadap Banser yang sering menjaga gereja,  Huda menjelaskan, hal itu dilakukan oleh orang-orang atau kelompok yang tidak paham terhadap visi misi dan tugas Banser.

"Mereka pasti tidak paham tentang visi misi, tugas dan tanggung jawab Banser. Hal yang kami lakukan ini pada hakikatnya adalah dalam menjaga negara, menjaga Indonesia," tegasnya. 

Huda menyampaikan, pada Natal tahun ini, Banser menjaga keamanan di gereja ST. Gregorius, ST. Odelia Citra Raya,  GKI Panongan dan GKJ Pasar Kemis. (Hend Sulaksono/Abdullah Alawi) 

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Pesantren, Pahlawan, Sholawat Pondok Pesantren Tegal

Selasa, 04 Juli 2017

Muslimat NU Minta RUU Anti Pornografi Dibahas

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) meminta pemerintah dan DPR segera melanjutkan pembahasan Rancangan Undang Undang Anti-Pornografi yang telah setahun tertunda.

"Pemerintah semestinya segera menunjuk `leading sector` untuk membahas RUU ini. Karena DPR telah menyelesaikan drafnya," kata Ketua Umum Pucuk Pimpinan Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa di Jakarta, Kamis (29/3) kemarin.

Muslimat NU Minta RUU Anti Pornografi Dibahas (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat NU Minta RUU Anti Pornografi Dibahas (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat NU Minta RUU Anti Pornografi Dibahas

Terlepas dari pro dan kontra menyangkut isi draf RUU itu, kata Khofifah, secara substansi UU Anti-Pornografi sangat diperlukan negara ini jika tidak menginginkan kerusakan moral generasi muda.

"Persoalan isi kan bisa dibahas bersama. Jangan sampai penolakan pada sebagian isi draf RUU lantas membatalkan secara keseluruhan pembuatan UU itu," katanya.

Di negara maju sekalipun, kata Khofifah, tetap ada aturan mengenai anti-pornografi. Misalnya di Amerika Serikat dan Singapura.

Pondok Pesantren Tegal

Pada bagian lain Khofifah juga menyoroti revisi UU Kesehatan yang menurutnya juga harus dicermati dan dikawal sungguh-sungguh.

Lebih-lebih, tambah Khofifah, saat ini ada suatu gerakan yang apabila dibiarkan akan berbahaya, yakni gerakan yang berupaya melegalkan praktik aborsi.

Pondok Pesantren Tegal

"Mereka antara lain mengembangkan opini bahwa aborsi merupakan salah satu cara menekan kelahiran sebagaimana alat kontrasepsi lainnya. Ini berbahaya sekali," katanya.

Ada juga, tambah Khofifah, upaya yang secara halus menggiring remaja agar tidak takut melakukan perzinaan yakni melalui seminar-seminar tentang pengaturan menstruasi sehingga bisa menghindarkan kehamilan yang tak dikehendaki.

"Kalau sasarannya kalangan yang sudah berkeluarga tidak jadi masalah. Persoalannya yang jadi sasaran seminar ini adalah kalangan remaja. Ini sama saja dengan secara halus mendorong remaja kita agar tak takut berzina," katanya. (ant/rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Nahdlatul, AlaSantri, Tokoh Pondok Pesantren Tegal

Mengatur Sifat Amarah dalam Diri Manusia

Pringsewu, Pondok Pesantren Tegal

Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu dihadapkan dengan berbagai macam permasalahan. Hal ini sebagai konsekuensi interaksi dengan lingkungan yang kadangkala mengikis kesabaran dan akhirnya melahirkan sifat amarah dalam diri manusia.

"Sifat marah adalah sifat dasar manusia. Tidak ada manusia yang tidak mempunyai sifat marah. Manusia yang tidak punya marah itu malaikat yang berwujud manusia. Namun manusia yang kerjannya marah terus itu Iblis yang berwujud manusia," kata Ustadz Ahmad Syaifuddin saat mengisi materi pada Ngaji Ahad Pagi (Jihad Pagi), di Aula Gedung PCNU Pringsewu, Lampung, Ahad (28/2).

Mengatur Sifat Amarah dalam Diri Manusia (Sumber Gambar : Nu Online)
Mengatur Sifat Amarah dalam Diri Manusia (Sumber Gambar : Nu Online)

Mengatur Sifat Amarah dalam Diri Manusia

Ustadz Syaiful, demikian ia disapa, menerangkan dengan merujuk hadits Nabi nomor 16 pada kitab Arbain Nawawi bahwa Nabi Muhammad SAW berpesan kepada umatnya agar senantiasa menahan amarah dalam menghadapi setiap persoalan.

"Marah boleh. Yang tidak diperbolehkan adalah marah-marah. Karena marah-marah itu seperti bara api yang membakar manusia," tegasnya.

Menurut Imam Al-Ghazali, kemarahan merupakan pembuka segala keburukan dan dapat menghilangkan kebaikan. Lalu bagaimana menghilangkan kemarahan yang sering muncul di tengah problematika kehidupan?

"Jika rasa marah datang menghampiri maka duduklah, jika belum hilang berebahlah, jika belum hilang berwudhulah, jika belum hilang shalatlah, jika belum hilang bacalah Al-Quran. Insyaallah rasa marah yang membuncah akan sirna," katanya.

Pondok Pesantren Tegal

Ustadz Syaiful menekankan, manusia adalah makhluk yang banyak dosa dan tidak memiliki kekuasaan apa-apa. "Orang yang suka marah-marah itu merasa banyak wewenang, banyak kekuasaan. Mereka merasa bisa apa-apa dan punya apa-apa. Padahal tidak,"  terangnya.

Ia juga mengingatkan jamaah agar senantiasa menanamkan sifat sabar dan selalu menebar kebaikan kepada sesama. "Tebarkan kebaikan dan peganglah prinsip bahwa kebaikan apa pun yang dilakukan jangan ada terbersit keinginan untuk mendapat pamrih dan dipuji oleh orang lain," pungkasnya. (Muhammad Faizin/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal

Pondok Pesantren Tegal Pendidikan, Nahdlatul Ulama, Sejarah Pondok Pesantren Tegal

Kelakar Sekjen PBNU saat Ajak Ahok Baca Syahadat

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Sebagaimana ketika menyambut tamu-tamu lain yang bersilaturrahim ke PBNU, suasana gayeng dan penuh ger-geran khas NU selalu tercipta. Demikian pula saat pasangan calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat bersilaturrahim ke PBNU pada Selasa (9/10) malam.?

Suasana santai, akrab, dan penuh humor spontan tercipta. Salah satu kelakar dan guyon khas NU yang terlontar malam itu adalah saat Ketum PBNU Kiai Said Aqil Siroj. "Pak Ahok ini ternyata hafal Al-Fatihah," ujar Kiai Said.

Kelakar Sekjen PBNU saat Ajak Ahok Baca Syahadat (Sumber Gambar : Nu Online)
Kelakar Sekjen PBNU saat Ajak Ahok Baca Syahadat (Sumber Gambar : Nu Online)

Kelakar Sekjen PBNU saat Ajak Ahok Baca Syahadat

Mendengar ucapan Kiai Said itu, Sekjen PBNU HA Helmy Faishal Zaini melontarkan komentar. "Pak Ahok, kalau Al-Fatihah kepanjangan. Bagaimana kalau yang pendek saja, dua kalimat Syahadat," ujar pria kelahiran Cirebon itu yang kemudian disambut dengan derai tawa dari yang hadir malam itu.

Tradisi gayeng seperti itu semata-mata ditujukan untuk membangun suasana kekeluargaan dan keakraban kepada tamu-tamu PBNU. "Sebagai tuan rumah yang baik, tugas kita adalah melayani tamu dengan sebaik-baiknya," ujar Kiai Said.

Dalam silaturrahim singkat itu PBNU menyampaikan pesan agar pasangan yang bertarung di Pilkada DKI sama-sama menjaga komitmen untuk membangun Jakarta lebih baik dan bermartabat. Selain itu kampanye yang menjurus pada gerakan memecah belah harus dihindari.?

Pondok Pesantren Tegal

"Kita ingin pilkada yang damai dan santun dengan tetap menjunjung tinggi akal sehat," ujar Kiai Said. (Fariz Alniezar/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal

Pondok Pesantren Tegal Makam, Tokoh Pondok Pesantren Tegal

Senin, 03 Juli 2017

Kidung Cinta Kiai Budi di Haflah Akhirusanah Pesantren Darussalam Purwokerto

Purwokerto, Pondok Pesantren Tegal. Haflah Akhirussanah merupakan agenda tahunan yang selalu digelar oleh setiap Pondok Pesantren. Dimana berbagai macam kegiatan selalu digelar guna memeriahkan perhelatan agung tahunan tersebut. Dari mulai lomba-lomba, bakti sosial, hingga pertunjikan hiburan.?

Pondok Pesantren Darussalam Dukuwaluh Purwokerto asuhan KH Khariri Shofa, Rais Syuriah PCNU Kabupaten Banyumas, mengelar acara haflah akhirrusanah sekaligus peringatan ulang tahun ke 11 tahun.?

Kidung Cinta Kiai Budi di Haflah Akhirusanah Pesantren Darussalam Purwokerto (Sumber Gambar : Nu Online)
Kidung Cinta Kiai Budi di Haflah Akhirusanah Pesantren Darussalam Purwokerto (Sumber Gambar : Nu Online)

Kidung Cinta Kiai Budi di Haflah Akhirusanah Pesantren Darussalam Purwokerto

Dengan mengambil tema mengeratkan nilai-nilai kebudayaan dalam bingkai kebinekaan, para santri Pesantren Darussalam diharapkan selalu menjaga tradisi dan budaya Islam Ahlussunnah wal jamaah.?

Serangkaian kegiatan digelar, dari mulai lomba voli antar pondok, festival hadrah, tahlil akbar dan ziarah kubur yang dimulai sejak Sabtu (16/7) pagi itu berjalan dengan meriah.?

Pada puncaknya, Ahad (17/7) malam. Sebanyak 77 santri putra dan putri mengikuti Khotmil Juzz Amma bil ghoib wal mana yang kemudian dirangkai dengan pengajian akbar oleh KH Amin Budi Harjono atau yang lebih dikenal dengan Kiai Budi.

Kiai sufi yang selalu tampil khas dengan udeng-udengnya di kepala itu selalu menebar benih-benih cinta di setiap petuah-petuah yang ia sampaikan. Sambari sesekali mendendangkan melodi cinta yang ditemani oleh para penari sufi.?

Pondok Pesantren Tegal

Kiai Budi berpesan agar tetap menjaga perdamaian Indonesia dan melestarikan ajaran nasionalisme yang telah ditanamkan oleh para pejuang bangsa. Menurutnya bangsa yang kuat adalah yang tidak melupakan akar sejarah.

"Kita harus bangga menjadi warga Indonesia, karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi nilai persaudaraan, kemanusiaan, dan perdamaian. Setiap Idul Fitri atau lebaran di Indonesia punya tradisi Halal bihalal, yang artinya momen memaafkan secara nasional, sebuah tradisi yang tidak dimiliki oleh bansa lain, bahkan negara Islam pun tak memilikinya," paparnya.?

Kiai Budi juga mempersilakan para tamu undangan, antara lain Camat Kembaran, Kapolsek, Dandim serta para kiai lainya untuk naik ke atas panggung dan memberikan tanggapan terkait persoalan bangsa yang terjadi hari-hari ini.

Pondok Pesantren Tegal

Dipenghujung acara ia mengajak semua hadirin dan tamu undangan untuk berdiri bersama mendendangkan sholawat cinta, dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan diiringi musik rebana serta musik beatbox dari Sihe Baldatana, sang beatboxer dari Pondok Pesantren Darussalam Purwokerto. (Kifayatul Ahyar/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Sholawat Pondok Pesantren Tegal

Minggu, 02 Juli 2017

Gusdurian: Tindak Tegas Pelaku Kekerasan di Yogyakarta

Jakarta, Pondok Pesantren Tegal. Kekerasan dengan dalih agama kembali terjadi. Kali ini menimpa? salah seorang aktivis Forum Lintas Iman, Aminuddin Azis, di Gunung Kidul, DI Yogyakarta, Jumat (2/05). Menurut sejumlah sumber, aksi kekerasan dilakukan oleh segerombolan orang dari? FJI (Front Jihad Islam).? Kekerasan ini ditengarai akibat pernyataan korban di sebuah media massa.

Koordinator Jaringan Gudurian Indonesia Alissa Wahid dalam rilis yang diterima Pondok Pesantren Tegal, Ahad (4/5), menuntut aparat kepolisian bertindak tegas dan menangkap pelaku. Ia juga mendesak para penegak hukum, khususnya di DIY, untuk melindungi kebebasan berpendapat dan beragama sesuai amanat Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.

Gusdurian: Tindak Tegas Pelaku Kekerasan di Yogyakarta (Sumber Gambar : Nu Online)
Gusdurian: Tindak Tegas Pelaku Kekerasan di Yogyakarta (Sumber Gambar : Nu Online)

Gusdurian: Tindak Tegas Pelaku Kekerasan di Yogyakarta

Menurut Alissa, kasus yang menimpa Aminuddin Azis ini mengikuti peristiwa-peristiwa kekerasan atas nama agama yang sebelumnya terjadi di wilayah DI Yogyakarta, seperti perusakan kantor Yayasan LkiS, ancaman terhadap Rausyan Fikr, ancaman penutupan Gereja dan lain-lain.

Pondok Pesantren Tegal

"Selama ini berbagai kasus kekerasan atas nama agama tidak pernah diusut secara tuntas. Para pelaku tetap dibiarkan berkeliaran tanpa hukuman," kata putri sulung KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur)? ini.

Hal tersebut, lanjut Alissa, menunjukkan bahwa penegak hukum di Indonesia, khususnya di DIY, gagap dan tidak mampu menjamin kebebasan berpendapat dan kebebasan beragama yang sebenarnya dijamin oleh konstitusi.

Pondok Pesantren Tegal

Jaringan Gusdurian juga meminta aparat hukum untuk tidak takut terhadap siapapun dan kelompok manapun yang melanggar hukum dengan dalih agama.? Para pecinta dan penerus perjuangan Gus Dur diseluruh Indonesia didorong untuk terus berjuang mewujudkan keadilan hukum dan melawan semua bentuk diskriminasi serta penindasan.

Komunitas yang berdiri pascawafatnya Gus Dur ini menyerukan kepada masyarakat luas untuk terus memantau dan mengawal penegakan hukum terhadap kasus-kasus kekerasan atas nama agama.? (Red: Mahbib Khoiron)

Dari Nu Online: nu.or.id

Pondok Pesantren Tegal Hadits, Nasional, Sejarah Pondok Pesantren Tegal